KESATUAN HATI DALAM KELUARGA
KESATUAN HATI DALAM KELUARGA
PERFECT SHALOM
Sahabat Joshua Ivan Sudrajat atas Permintaan Pembaca Blog Mengenai Pentingnya Kesatuan Hati Dalam Keluarga
Sahabat Joshua Ivan Sudrajat Keluarga adalah institusi pertama yang diciptakan oleh Tuhan, dan Firman Tuhan katakan, dengan kesepakatan maka keluarga memiliki kuasa yang luar biasa karena di tengah-tengah kesatuan keluarga itu, Yesus pasti hadir di tengah-tengah mereka.
Sahabat Joshua Ivan Sudrajat Kesatuan hati sangat dibutuhkan dalam keluarga, sehingga di dalam keluarga, antara ayah, ibu, dan anak-anak, ada sebuah kerja sama (teamwork) yang harmonis, dinamis, saling membantu, dan saling mendukung satu sama lain.
APA ITU KESATUAN HATI ?
Kesatuan tidak sama dengan satu. Desain Kesatuan mengandung arti “bersatunya bermacam-macam perbedaan, karakter, sifat, temperamen, kebiasaan, dan lainnya dalam satu kesatuan yang utuh dan harmoni. Ayah, ibu, dan anak adalah pribadi yang berbeda dengan karakter, temperamen, sifat, hobi, dan kesukaan yang berbeda-beda. Namun, perbedaan itu bukan alasan untuk tidak bisa bersatu. Satu prinsip yang harus kita pelajari adalah perbedaan itu indah. Namun, hal ini tergantung bagaimana kita memandang perbedaan itu.
PENTINGNYA KESATUAN HATI
…. Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu (Kej. 2:24)
Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun![1] … Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya. (Mzm. 133:1-3)
… “Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan setiap kota atau rumah tangga yang terpecah-pecah tidak dapat bertahan. (Mat 12:25)
MEMBANGUN KESATUAN HATI
Berpusat pada Kristus
Keluarga yang berpusatkan Kristus adalah keluarga yang setiap anggota keluarganya secara aktif, kreatif, proaktif, dan positif berfokus pada Kristus.
Keluarga yang berpusatkan Kristus akan sungguh-sungguh menjadikan Tuhan sebagai Tuhan. Tuhan menjadi pemandu jalan kehidupan keluarga.
Keluarga yang berpusatkan Kristus akan sanggup mengatasi setiap tantangan, kesulitan, dan pergumulan karena melihat hal itu sebagai ujian iman untuk semakin berakar, bertumbuh, dan berbuah dalam Kristus (Kol. 2:6-7).
Keluarga yang berpusatkan Kristus adalah tempat pertama dan terutama bagi pendidikan moral dan kerohanian anak (band. Ul. 6: 4–9).
Keluarga yang berpusatkan Kristus adalah keluarga yang menjadikan firman Tuhan sebagai dasar dalam berpikir dan bertindak.
Komunikasi yang Bermakna
Komunikasi adalah proses “sharing” diri secara verbal maupun nonverbal yang dilakukan dengan baik, sehingga pasangan dapat menerima dan mengerti apa yang Anda “sharing-kan” kepadanya. Dalam komunikasi, dimensi rohani dalam komunikasi menjadi dasar dimensi lainnya. Kesatuan aspek rohani ini sangat penting. Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. … Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya? (2 Kor. 6:14-15)
Aspek lain yang perlu diperhatikan dalam komunikasi keluarga yang bermakna, yaitu: (1) Aspek jiwa, yaitu pikiran[2], perasaan[3], dan kemauan[4]; (2) Fisik, kebutuhan fisiologis (sandang, pangan, papan, dan seks). Pertahankan dan tumbuhkembangkan hubungan positif. Hindari hal-hal yang menganggu (berdiam diri, curiga, marah, sakit hati, salah pengertian, takut, perasaan bersalah, dll.); (3) Perbedaan psikofisiologis, perbedaan fisik dan psikis saling memengaruhi dalam komunikasi; (4) Pola komunikasi. Suami cenderung berkomunikasi dengan tujuan memecahkan suatu masalah serasional mungkin, berbeda dengan istri yang lebih mengutamakan hati. Suami pada umumnya lebih bersifat nonverbal, beda dengan istri.
Keterbukaan
Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu. (Kej. 2:25) Kata “telanjang” menunjuk pada keterbukaan dalam hubungan, misal keuangan. Keterbukaan menunjukkan kepercayaan dan kedewasaan dalam suatu hubungan. Hubungan suami-Istri dan orangtua-anak harus terbuka.
Keterbukaan penting untuk menghadapi masalah-masalah pribadi antar anggota keluarga. Keterbukaan adalah luapan hati nurani yang murni dan merupakan langkah menuju pemulihan jiwa yang terluka dalam keluarga yang mengalami masalah. Namun sebaliknya, salah satu bentuk hati nurani yang tidak murni adalah kesombongan dan keangkuhan. Inilah yang menjadi penghalang terbesar bagi seseorang untuk dapat terbuka dan berani meminta maaf kepada pasangan. Pengampunan yang disertai hati nurani yang murni dan penuh keterbukaan akan mendatangkan kesatuan suami-isteri yang kokoh dalam keluarga. Keterbukaan tidak hanya terbatas diterapkan dalam hal meminta maaf, tetapi juga meliputi segala keadaan dalam kehidupan rumah tangga.
[1]Dari kata Ibrani yakhad, kesatuan, together in unity! (KJV, NAS);
[2]Bagaimana keduanya menyatukan pikiran: pendapat, pemahaman, persepsi, rencana (planning), pendidikan, dsb.
[3] Hal ini menyangkut penerimaan, penghargaan, kenikmatan, cara mengungkapkan perasaan, dan ketakutan-ketakutan tentang pernikahan.
[4] Setiap individu berbeda gaya dalam mengungkapkan kemauan/kebutuhan, mencari pola tepat untuk mengungkapkan kemauan, berusaha memahami kemauan pasangan, dan menghindari egoisme dan berusaha memenuhi kebutuhan pasangan.
BAGAIMANA CARA MENJAGA KESATUAN HATI DALAM KELUARGA
Menyadari bahwa ikatan suami istri adalah ikatan kuat yang dimeteraikan langsung oleh Tuhan sendiri
Sahabat Joshua Ivan Sudrajat Tuhan Yesus menyatakan kembali bahwa suami dan istri adalah satu daging dan apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia, khususnya oleh suami dan istri tersebut. "Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." (Matius 19:5-6a) Keputusan apa pun dalam keluarga, harus ada kesepakatan. Caranya adalah dengan membangun sebuah mezbah keluarga. Sharingkan: Apakah kita sudah membangun sebuah mezbah keluarga?
Menyadari peranan masing-masing dalam keluarga (Efesus 5:22-25)
Firman Tuhan pertama-tama mengingatkan agar istri menghormati dan tunduk kepada suami dalam segala sesuatu. Istri berperan sebagai penolong bagi suaminya.
Suami sebagai pemimpin (kepala) memiliki tanggung jawab untuk memberikan perlindungan bagi istri dan keluarganya, serta menguduskan mereka di hadapan Allah.
Demikian juga anak-anak mendapatkan sebuah perintah penting untuk taat dan hormat kepada orang tua.
Cara untuk mencapai ini adalah dengan memiliki komunikasi yang baik di antara anggota keluarga. Sharingkan: Apakah setiap kita sudah melakukan peranan tersebut sesuai Firman Tuhan?
DAMPAK KESATUAN HATI
Meringankan beban
Paulus menganggap Timotius dapat diandalkan dan teruji dalam membimbing orang lain. Paulus menulis, “… Karena tak ada seorang pun padaku, yang sehati dan sepikir dengan aku dan begitu bersungguh-sungguh memerhatikan kepentinganmu” (Filipi 2:19,20).
Jika kita hidup sehati dan sepikir merupakan tanda kesatuan. Hal yang sama terjadi dan dialami oleh Rasul Paulus ketika ia harus memikul beban seberat apaun dalam pelayanan karena ada kesatuan antara Paulus dengan anak rohaninya Timotius maka beban seberat apapun dalam pelayanan dapat mereka tanggung.
Melakukan perkara-perkara besar
Jikalau kita bersatu dalam keluarga, kita dapat berkata seperti Yosua, Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN! Yosua 24:15d. Kesatuan itu selalu dapat mengerjakan hal-hal diluar jangkauan pikiran kita (Kej. 6:8, 7:1, 8:18-20).
Jika ada orang-orang yang mau sehati dalam keluarga untuk melayani Tuhan, mereka akan dapat melakukan hal-hal yang hebat. Berapa banyak orang yang membuat bahtera yang besar itu? Ini dapat dibuat oleh sebuah keluarga Nuh yang memiliki kesatuan. Kalau tidak memiliki kesatuan, jangan berharap kita akan mencapai Kepenuhan Allah di tahun 2024 ini.
Mendatangkan berkat
Alkitab berkata bahwa berkat Tuhan akan diperintahkan kepada mereka yang hidup bersama dengan rukun (Maz.133). sebagai contoh Kisah seorang janda yang ditinggal mati oleh suaminya-2 Raja-Raja 4:1-7. Dia beserta anak-anaknya hidup sangat kesulitan sehingga harus menjual segala barang miliknya. Saat mengadukan masalahnya kepada Nabi Elisa, janda itu berkata bahwa hanya ada sebuah buli-buli berisi minyak. Elisa kemudian menyuruh untuk meminta bejana milik orang lain, dan menuangkan minyak yang ada kepada bejana-bejana yang sudah terkumpul.
Janda itu menyuruh anaknya untuk meminta bejana dari tetangga-tetangga. Setelah anaknya pulang, ia menutup pintu, dan menyuruh anaknya membantunya. Sang ibu akan terus menuangkan minyak, sementara anak-anaknya memindahkan bejana yang sudah penuh dan menggantinya dengan yang masih kosong. Setelah semua bejana terisi penuh, maka minyak itu berhenti mengalir.
Dengan menjual minyak yang ada di beberapa bejana, keluarga itu dapat membayar hutang, dan dapat hidup dengan baik. Sungguh itu semua berkat Tuhan Allah. pernah kita berpikir bagaimana kalau anak-anaknya tidak mau meminta bejana tetangga? Bagaimana kalau anaknya malas membantu ibunya? Tidak mau memindahkan bejana yang sudah terisi minyak? tentu minyak yang didapatkan hanya sedikit saja.
Bersatu adalah kata kunci keberhasilan dalam setiap aspek kehidupan kita. Pemazmur katakan, alangkah indahnya kalau kita bersatu dan hidup di dalam kerukunan, karena ke tengah-tengah kerukunan itulah Allah memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya (Mazmur 133).
Mari kita belajar melalui kisah keluarga sederhana ini, dimana ibu dan anak-anak bisa bersatu untuk terus berusaha dan bekerja. Bersatu hati dan percaya bahwa Tuhan Allah akan memberkati mereka. Kesatuan keluarga adalah kunci berkat Allah dampak kesatuan yang lain: dapat meringankan beban & dengan kesatuan kita mampu melakukan perkara-perkara besar.Amin.
Jatiwangi 18 Juli 2024
Only By HIS GRACE
Joshua Ivan Sudrajat
Komentar
Posting Komentar