KESAKSIAN TAHUN PEMBEBASAN HUTANG 2005
KESAKSIAN TAHUN PEMBEBASAN HUTANG 2005
EV NANY SUSANTY SH
Tahun 2005 adalah Tahun yang tidak pernah terlupakan oleh saya seumur hidup. Saat itu belum ada Bahtera seperti sekarang ini
Bulan Mei 2005 Tuhan melawat Sion, Tuhan katakan: Aku akan melawat Kotamu, Bentuk Panitia dan adakan Persiapan yang sungguh, karena Pembebasan Hutang akan Terjadi
Tanggal 24 Mei 2005 adalah Hari Libur. Kami merencanakan Kebaktian di mulai Jam 08 pagi.
Tetapi Malam sebelumnya waktu itu Enam Hamba Tuhan sudah tiba di Sion, pada waktu jam 24.00 halaman Gedung Gratia sudah penuh orang
Pak Yusak Tjipto mengajak kami semua ke Gedung Gratia untuk Berdoa di sana Persiapan semuanya sudah ok. Orang-orang luar kota sudah datang dan menginap di Gedung Gratia
Lalu Jam 2 pagi saya di telepon : "Gratia sudah penuh apakah pintu gedung sudah boleh dibuka ? Saya menjadi bimbang dan mulai ada rasa ketakutan.
Saya sudah mengumumkan bahwa saudara yang bertugas jam 5 pagi sudah harus datang. Tetapi sekarang jam 2 pagi sudah penuh.
Ketika jam 3 pagi saya datang ke Gratia, Gedung Gratia sudah penuh sesak. Saya berusaha masuk menerobos melalui pintu belakang.
Saudara-saudaraku yang pelayanan belum datang, panitia belum datang karena ibadah seharusnya mulai jam 8 pagi
Panitia datang jam 3.30, pintu masih tertutup. Waktu itu saya tidak bisa fokus kepada Tuhan sepenuhnya iblis tidak tinggal diam.
Saya berpikir apa yang harus dilakukan ? Saya bingung melihat keadaan seperti itu, kemudian saya turun dan saya menyuruh pintu gedung dibuka.
Saat itu ada orang yang mendorong pintu sedemikian rupa sampai pintu itu pecah dan tepat di depan saya
Padahal ketebalan kaca pintu itu 12 mn, lebih dari 1 cm pintu kaca itu pecah, pecahan kaca itu yang tebal dan tajam itu melukai kaki saya sampai jari kaki saya patah beberapa bagian. Saya berusaha mundur dan darah mengalir cukup banyak.
Orang-orang tidak peduli, mereka menyerbu masuk gedung Gratia. Kemudian petugas kesehatan bagian P3K datang dan memberikan pertolongan pertama lalu kaki saya dibalut dan diikat.
Kemudian saya masuk ke kamar doa dan menangis: Tuhan ampuni saya, Ketajaman Tuhan sudah berikan tetapi saya lengah.
Karena gedung sudah begitu penuh sesak ibadah dimulai 06.30, Pujian mulai di naikkan. Saya tidak jadi bertemu dengan Tuhan
Tuhan berkata : Nak Aku mau ketemu engkau ? Saya menangis tetapi tetap tidak bertemu dengan Tuhan.
Saya merasa seperti mempelai yang bercacat cela sehingga tidak layak bertemu dengan Sang Raja
Disamping itu saya harus berkotbah tetapi tidak ada yang dapat saya sampaikan kepada Jemaat
Jam 11.30 ibadah sudah selesai, darah berhenti mengalir selama acara berlangsung itu luar biasa
Saya bertanya Apa yang harus saya lakukan dengan kaki saya ? Kemudian Pak Yusak berkata Kamu harus Tanya Tuhan, apa yang harus dilakukan
Banyak orang yang memberikan masukan : cepat bawa ke Rumah Sakit Saya berkata Tolong diam dulu beri saya waktu untuk bertemu dengan Tuhan. Tolong jangan berikan masukan terlebih dahulu, saya tidak mau salah lagi.
Kemudian Tuhan memberikan Petunjuk Nya : Karena Kamu sudah bertobat maka sekarang kamu pergi ke RS Pertamina, tetapi sesudah itu kamu berangkat ke Rumah Sakit di Bandung
Lalu saya duduk di Kursi, saya digotong oleh empat orang
Sesampainya di Rumah Sakit Dokter Jaga berkata kepada Pak Yusak : Pak Jarinya sudah putus mau diapakan
Bagaimana bisa di jahit karena dari jam 3.30 sampai jam 11.30 ini sudah busuk pak Pak Yusak berkata : Jahit saja Tetap Percaya Firman Tuhan jahit saja.
Kalau sampai terjadi apa-apa itu tanggung jawab saya, jahit saja. Pak Yusak tanda tangan dan setelah itu kami berangkat ke Bandung
Sampai di Rumah Sakit Bandung dokter disana membuka jahitan nya, ternyata didalamnya masih banyak pecahan kaca dokter itu berkata percuma saja tulang sudah remuk tidak bisa nyambung.
Tetapi saya tetap berpegang teguh pada Firman Tuhan, saya tidak mau salah lagi. Saya katakan : Gak apa-apa dokter, lakukan saja yang terbaik
Tuhan memberikan kekuatan sekalipun seolah-olah tidak mendukung Saya harus kembali ke Cirebon tetapi dokter tidak mengijinkan
Kemudian Pak Yusak datang dan kami sepakat besok pulang ke Cirebon.
Keesokan harinya kami menyelesaikan semua urusan administrasi Saya menunggu sambil duduk di kamar. Kemudian saya jalan di kamar mandi
Saya merasa sudah sembuh dan harus pulang. Orang-orang disekitar saya merasa heran Ibu Sudah Sehat Ibu mau Pulang ?
Saya mengucap syukur kepada Tuhan karena Dia berjanji Jari Saya akan menyambung kembali. Dan benar demikian sampai sekarang saya tidak kehilangan Jari Kaki saya, jari kaki saya tetap utuh, tidak terlihat jari itu pernah cedera dan tidak ada bekasnya sama sekali.
Amin
Komentar
Posting Komentar