MENAIKKAN SCENT DAN AROMAS
MENAIKKAN SCENTS DAN AROMAS
EV IIN TJIPTO PURNOMO
YOUTUBE :: https://youtu.be/NhS5WF0WGIE?si=cnLEBhnDtioiwcVh
Tentu, berikut adalah ringkasan (resume) khotbah Ev. Iin Tjipto berjudul "Scent & Aromas Bau & Wangi wangian" dari tautan yang Anda berikan.
Khotbah ini berfokus pada pentingnya "bau" atau aroma rohani yang keluar dari kehidupan orang percaya, yang dapat menyenangkan atau menjijikkan hati Tuhan.
1. Perintah untuk Menaikkan Wangi-wangian
Bukan Hobi, Tapi Perintah: Menaikkan wangi-wangian atau dupa (seperti dalam Keluaran 30:34) adalah perintah Tuhan, bukan sekadar sukacita atau hobi manusia [07:05].
Bagian dari Korban: Wangi-wangian adalah bagian dari korban persembahan yang disebut "bau yang menyenangkan bagi Tuhan" (sweet aroma to the Lord) (Imamat 2:2, 8:9) [08:41].
Hubungan dengan Memori:
Bau memiliki hubungan erat dengan memori. Bau penyembahan yang harum mengingatkan Tuhan akan perjanjian-Nya, seperti kurban Nuh yang menahan bencana [09:14].
2. Aroma (Bau) yang Disukai Tuhan
A. Bau Mur (Scent of Myrrh)
Bau Kemenangan di Padang Gurun: Mur adalah aroma yang muncul ketika seseorang melewati kesengsaraan, kemiskinan, atau penderitaan (padang gurun) tanpa mengeluh, tetapi dengan ucapan syukur dan klaim kemenangan rohani (Kidung Agung 3:6) [12:24].
Contoh: Menghadapi kemiskinan dengan bersyukur, menghadapi perlakuan tidak adil dengan mengampuni dan menyatakan itu adalah "jalan raja-raja," atau menghadapi kesulitan dengan klaim profetik [13:26]. Ini adalah aroma pahlawan yang keluar sebagai pemenang.
B. Bau Mempelai (The Bride's Scent)
Terdiri dari tiga elemen (Kidung Agung 4:11):
Bau Madu (Honey): Manis dan kuat. Melambangkan mempelai yang menghadapi tantangan hidup (sakit, kecelakaan, kehilangan) dengan ketenangan, kekuatan, dan bukan bersifat cengeng atau manja [18:47].
Bau Susu (Milk): Kemurnian. Melambangkan hati yang murni, bebas dari iri hati, amarah, sakit hati, dan kekecewaan [23:37].
Bau Aras Libanon (Cedar): Aroma yang mengusir semua serangga atau roh-roh jahat. Melambangkan kehidupan yang teguh dan berani menolak kebohongan iblis (misalnya, iblis yang berbisik "kamu tidak dicintai") [24:44].
C. Bau Delima (Pomegranate)
Bau Keintiman: Delima adalah aroma perjanjian dan keintiman pribadi dengan Tuhan. Pohon delima melambangkan pertemuan dengan pribadi Tuhan (Kidung Agung 7:13, 8:5), bukan sekadar berkat atau kesembuhan-Nya [27:34]. Pertemuan pribadi ini diyakini mampu menyelesaikan semua persoalan hidup (luka, dosa, stres).
D. Bau Narwastu (Nard)
Bau Menyelesaikan Destini: Aroma yang dikeluarkan oleh Maria ketika menuangkan minyak narwastu untuk mempersiapkan Yesus mati. Ini adalah aroma bagi mereka yang bertekad untuk menyelesaikan takdir ilahi mereka sampai tuntas [33:14].
E. Bau Musa (Scent of Moses)
Bau Pendamai: Bau yang menenangkan hati Tuhan dan membatalkan murka-Nya. Musa mampu melunakkan hati Tuhan agar tidak membinasakan bangsa Israel (Keluaran 32:9-14). Para imam dan pemimpin didorong untuk mengeluarkan bau ini [38:08].
3. Aroma (Bau) yang Dibenci Tuhan
Tuhan tidak senang dengan dua bau utama yang ditemukan dalam gereja:
A. Bau Tidak Sungguh-Sungguh (Scent of Insincerity)
Kejijikan: Tuhan tidak menyukai persembahan yang tidak sungguh-sungguh (Malaki 1:10). Artinya adalah melakukan sesuatu dengan sia-sia, menipu, kosong/tidak berbobot, atau palsu [50:31].
Contoh: Menyanyi pujian dengan lirik "aku hanya butuh Engkau" tetapi dalam hati memikirkan uang, atau pelayanan yang dilakukan tanpa pengertian atau berbobot.
B. Bau Luka (Scent of Wounds)
Luka Membusuk: Luka yang membusuk dan bernanah oleh karena kebodohan (Mazmur 38:6). Luka adalah hal yang normal, tetapi ketika dicampur dengan amarah, iri, dan pemberontakan, itu akan menjadi belatung [53:47].
Reaksi yang Benar: Seseorang harus bertobat dan meminta pemimpin yang paling tegas untuk mencabut "belatung" tersebut, bukan mencari pemimpin yang hanya mengelus-elus atau memanjakan. Luka yang membusuk juga disebabkan oleh sifat bebal (tidak mau bertobat dan selalu beralasan ketika ditegur) [01:02:26].
Peringatan Mendesak (Urgensi)
"Terlalu Lambat": Tuhan telah menyatakan bahwa umat-Nya "terlalu lambat" dan tidak mempraktikkan iman dan urgensi yang seharusnya, padahal dunia sedang dalam ancaman [41:45].
Goncangan: Tuhan mempertanyakan apakah Dia harus mengguncang dunia (melalui tsunami atau kerusuhan) agar gereja bangkit dan menjadi ilahi. Pembicara sedang "menawar" dengan Tuhan agar bencana tersebut tidak terjadi, tetapi memperingatkan jemaat untuk segera "on position" (mengambil posisi) sebagai tentara-tentara Kristus [44:04].



Komentar
Posting Komentar