Jurnal SHRK 12.2011 - Hari Ke 1
Jurnal SHRK 12.2011 - Hari ke-1
"Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah." - Galatia 6:9
Betapa pentingnya untuk Finish Strong! Betapa pentingnya untuk
tidak menjadi lemah, apalagi menjelang garis akhir dan memasuki masa
yang baru. Karena tuaian hanya dapat dilakukan saat kita tetap kuat.
Dalam perjalanan iman kita, visi yang kita dapatkan akan melalui sebuah
tahap dimana visi tersebut akan kelihatan mati, akan kelihatan mustahil
untuk terwujud karena keadaan yang terjadi saat ini. Namun saat kita
memilih untuk tidak menjadi lemah dan tetap kuat di dalam Tuhan, pada
saatnya apa yang kelihatan sudah mati pasti akan dihidupkan kembali.
Dan untuk mencapai garis akhir dengan kuat, setiap orang percaya harus
menyadari sebuah muslihat yang bahkan menyebabkan Lucifer, yang awalnya
adalah seorang malaikat yang demikian indah dan ajaib berubah menjadi
iblis yang demikian mengerikan.
Simaklah kisah di Kitab Bilangan pasal 25. Dikisahkan bahwa bangsa
Israel jatuh dalam perzinahan dengan perempuan-perempuan Moab dan
berpasangan dengan Baal-Peor di Sitim. Karena dosa besar itu, murka
Tuhan bangkit dan mengakibatkan dua puluh empat ribu nyawa melayang. Ada
pun "tersangka" utama yang akhirnya dihukum ialah Zimri bin Salu -
pemimpin salah satu puak orang Simeon dan Kozbi binti Zur - putri
seorang kepala puak di Midian. Ada pun arti nama-nama tersebut: Baal - master atau tuan; Peor - gap atau celah; Zimri - make music atau sanjungan; Salu - value atau nilai yang berbobot dan Kozby - palsu, penipuan dan penyesatan.
Zimri bin Salu adalah gambaran orang percaya yang memulai dengan baik.
Gambaran orang percaya yang menyanjung / menyembah Tuhan dengan suatu
nilai yang berbobot. Namun di tengah perjalanan imannya, ia disesatkan
oleh hatinya sendiri dan pada akhirnya penyembahan yang dilakukan
menjadi menyimpang dan menimbulkan celah untuk jatuh dan menjadi lemah.
Orang percaya tidak boleh membiarkan hayatnya yang kudus menjadi bocor
dan jatuh dalam penyesatan sehingga melemahkan kehidupannya. Bukankah
yang Tuhan kehendaki adalah kita semua menuai pada waktunya?
Apa yang Tuhan kehendaki di detik-detik terakhir adalah bahwa
anak-anak-Nya tetap setia dan kuat, tidak menjadi kecewa dan lemah dalam
pertandingan iman ini dengan tidak jemu-jemu melakukan apa yang menjadi
bagian dan tanggung jawabnya masing-masing. Tuhan menyertai kita semua
BUKAN untuk meniadakan pertandingan yang sedang berlangsung atau
menggantikan diri kita sehingga kita berhenti bertanding. Namun
penyertaan-Nya untuk menguatkan kita sekalipun dalam kelemahan kita
tidak undur dari persekutuan dalam kematian-Nya sehingga kita memperoleh
bagian dalam kebangkitan-Nya.
Komentar
Posting Komentar