Hari Tuhan - Maleakhi 4 Vol. 1
Hari Tuhan - Maleakhi 4 Vol. 1
"Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua
orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti
jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN semesta
alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka." - Maleakhi 4:1
"Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar; sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan." - Mazmur 1:5-6
"Entahkah orang membangun di
atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering
atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu." - 1 Korintus 3:12-13
Hari Tuhan pasti datang, bahkan saat-saat inilah hari itu telah datang
dan terus menuju puncaknya. Pada saat itu akan banyak yang tidak tahan
menghadapinya, semua kefasikan dalam bentuk apapun akan terbakar seperti
jerami. Jadi untuk dapat bertahan dan menang pada Hari Tuhan janganlah
menjadi orang fasik. Ketika kita melihat sesuatu hal dan mulai menilai
dengan pengertian sendiri, kita sudah hampir satu langkah menuju fasik.
Namun ketika penilaian tersebut kita ucapkan dengan cemoohan dari
pengertian sendiri, maka kita telah menjadi fasik. Tengoklah mereka yang
tidak mengerti tentang Roh Kudus dan berbagai karunia roh, juga tidak
mau mengerti, tapi suka menilai, menghakimi dan mencemooh bahkan tidak
ragu untuk memberi cap "sesat" kepada sesuatu yang belum tentu sesat.
Itulah fasik.
Fasik juga berarti bagi mereka yang mengetahui Firman, mengerti Firman,
bahkan gemar mendengar Firman dan kotbah, namun tidak bersedia melakukan
seperti yang Tuhan kehendaki atau lambat melakukannya. Seperti kata
pepatah late obedience is disobedience, ketaatan yang dilakukan
terlambat sama dengan ketidaktaatan. Kesalahannya akan lebih berat lagi
jika setelah ketahuan bersalah namun mencari alasan atas kesalahan
tersebut, alih-alih mengakui kesalahan dan bertobat. Namun kita tahu
berapa banyak kita juga berbuat demikian, akankah kita bertahan pada
Hari Tuhan?
Orang fasik seperti jerami yang kosong tak berisi. Orang benar seperti
bulir gandum yang padat berisi. Dari kekosongan semacam itu, tidak
mungkin ada sifat memberi, melainkan menuntut ini dan itu dan tidak
pernah merasa cukup. Fokus orang fasik adalah dirinya sendiri dan alasan
(excuse) mereka adalah egonya. Sedangkan fokus orang benar
adalah Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya dan alasan mereka adalah
kehendak Bapa yang sempurna. Orang fasik dan orang benar sesungguhnya
memiliki sumber yang sama, namun fasik tidak mempercayai Sumber dari
segala sumber, sedangkan orang percaya dengan bebas keluar masuk dari
Sumber tersebut.
Mereka yang terus berusaha membangun kerajaannya sendiri bahkan di dalam
Gereja akan terhilang seperti jerami sedangkan mereka yang membaktikan
dirinya membangun Kerajaan Allah di mana pun dan kapan pun maka akan
didapati setia. Kefasikan maupun kebenaran ada pada pekerjaan dan
perbuatan masing-masing orang, ada yang terlihat jelas, ada yang amat
halus terselubung, namun api Tuhanlah yang menyingkapkannya. Jika kita
masih menemui orang fasik pada saat ini, itu bukan karena Hari Tuhan
belum tiba, namun itu karena Hari Tuhan belum mencapai puncaknya. Sebab
Ia akan menghabisi kefasikan hingga ke akar-akarnya. Tidak ada yang
terselubung, semuanya akan begitu transparan pada waktunya.
Komentar
Posting Komentar