Protokoler Berkat: Limpah-Nya Jehovah Jireh
Protokoler Berkat: Limpah-Nya Jehovah Jireh
"Tetapi perempuan itu menjawab: 'Benar,
Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang
dijatuhkan anak-anak.'" - Markus 7:28
"Karena katanya dalam hatinya: 'Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.'" - Matius 9:21
Tuhan awalnya tidak menyediakan
apapun bagi perempuan Siro-Fenesia maupun perempuan yang menderita sakit
pendarahan. Namun bukan berarti tidak ada sesuatu yang baik yang
tersedia bagi mereka. Buktinya mereka mengalami mujizat sesuai
dengan yang mereka harapkan karena iman mereka masing-masing. Kepada
perempuan Siro-Fenesia, Tuhan seakan-akan berkata, "Maaf, jatahmu tidak
ada!" Sedangkan terhadap perempuan yang sakit pendarahan, Yesus
kelihatan terlalu sibuk, fully booked dan tak terjangkau. Padahal
perempuan Siro-Fenesia datang dari tempat yang jauh untuk anaknya yang
sedang menderita. Dan perempuan itu telah menderita 12 tahun sakit
pendarahan. Kedua telah menderita dan mengalami penantian sangat
panjang, yang mungkin keadaannya sama seperti Anda dan saya dalam
berbagai aspek kehidupan, entah itu keuangan, keluarga, kesehatan, dan
sebagainya.
Karena penderitaan yang lama dan pengharapan akan mujizat yang tak
kunjung nyata, sering kali kita berpikir bahwa Tuhan tidak peduli dengan
kita, padahal Dia sangat peduli lebih daripada yang dapat kita
bayangkan. Dan sering kali kita jatuh dalam kekecewaan bahkan tidak
jarang kita menyalahkan dan mencurigai kehendak-Nya yang tulus dan
sempurna. Ini bisa berbahaya. Lalu kita berpikir lain-lainnya, seperti
baca Alkitab lebih banyak, berdoa lebih sering dan menambah kegiatan
berpuasa, namun hasilnya tetap tidak ada dan kita semakin kecewa. Ada
pula yang menambah usaha dengan bersikap lebih baik, lebih manis, lebih
ramah, tapi itu semua hanya untuk penampilan di muka bukan karena
ketulusan yang dari dalam. Usaha-usaha tersebut semakin menunjukkan
bahwa kita bukan memakai iman melainkan tetap mengandalkan kekuatan
lahiriah kita sendiri.
Saya hendak menegaskan kepada siapapun yang membaca tulisan ini bahwa
dari Tuhan bagi kita selalu ada yang terbaik, yang mungkin tidak bisa
kita mengerti sekarang. Karena protokoler-Nya bukan menuntut pengertian
kita melainkan kepercayaan dan ketaatan kita. Bukan tidak ada, namun
selalu ada bahkan yang terbaik, yang jauh lebih baik daripada yang bisa
kita bayangkan. Namun jangan andalkan kekuatan dan pengertian kita
sendiri. Sekalipun kita berpuasa 40 hari, namun jika motivasinya datang
dari kekuatan kita, itu tidak akan membawa hasil. Bahkan ketika mujizat
terjadi, itu karena kita memaksakan kehendak kita kepada-Nya. Cara seperti itu malah lebih buruk lagi, karena mujizat-Nya kita terima namun perkenanan-Nya tidak ada. Percuma dan celaka!
Yesus adalah Tuhan yang bersahabat. Dia tidak melihat kekuatan kita dan
tidak menuntut kelemahan kita. Yang dikehendaki-Nya adalah kerelaan,
ketaatan dan kesetiaan kita. Hal ini sering disalahpahami banyak
anak-anak-Nya. Kekuatan hanya dari pada-Nya, kelemahan hanya Dia yang
mampu menanggung-Nya. Jika Dia tidak menghitung, maka kita pun jangan
pernah melihat keduanya, karena jika kita teruskan akhirnya kita menjadi
sombong dan rendah diri.
Bagi keduanya, mujizat telah terjadi bahkan sebelum Yesus bersabda.
Ketika perempuan Siro-Fenesia mengaku bahwa dirinya anjing yang boleh
mendapat remah-remah, itulah mujizatnya. Ketika perempuan yang sakit
pendarahan itu memiliki pengertian sederhana bahwa menjamah jubah dapat
memperoleh kesembuhan, itulah mujizatnya. Namun titik pengertian seperti
itu hanya dapat dicapai ketika tidak ada lagi yang hendak kita mau coba
lakukan dengan kekuatan kita sendiri selain rela percaya kepada
kebaikan-Nya yang sempurna.
Mengandalkan Tuhan sepenuhnya itu
berarti kita menerima keadaan kita sekarang dengan penuh ucapan syukur,
namun sekaligus masih memiliki harapan yang besar ketika mujizat-Nya
datang pada saat yang dikehendaki-Nya. Mujizat-Nya selalu masih ada.
Komentar
Posting Komentar