Jurnal SHRK Oktober 2012 - Hari Ke-2 Vol. 2
Jurnal SHRK Oktober 2012 - Hari Ke-2 Vol. 2
"Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia
mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari
itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu,
sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam. Siapakah yang dapat
tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri,
apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam
dan seperti sabun tukang penatu." - Maleakhi 3:1-2
Perjanjian Lama adalah firman dan janji Allah, Perjanjian Baru adalah
penggenapan dari apa yang difirmankan dan dijanjikan sedangkan Kitab
Maleakhi adalah jembatan yang berisi kunci-kunci menuju penggenapan
segalanya itu. Dari kunci-kunci yang ada, di antara tercantum pada dua
ayat pertama pasal ke-3 kitab tersebut:
1. Bahwa kitalah utusan-utusan seperti Yohanes Pembaptis yang
mempersiapkan jalan bagi-Nya untuk kedatangan-Nya yang terakhir. Adakah
kita siap menjadi utusan-utusan-Nya di manapun Ia kehendaki kita diutus?
2. Lawatan, gelombang pertobatan dan kegerakan Roh-Nya akan terjadi secara mendadak dan tiba-tiba kapanpun Ia kehendaki. "Angkatlah
kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai
pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan!" - Mazmur
24:9. Bukankah Daud telah menubuatkannya? Siapkah kita?
3. Untuk kali yang ke-3 pada pagi hari tadi, Ev. Iin berjumpa dengan
Malaikat Perjanjian yang rupanya penuh dengan pelangi dan berputar-putar
seperti tiang awan dan tiang api. Perjumpaan dengan Malaikat Perjanjian
menandakan bahwa penggenapan akan semua janji-Nya akan terjadi dalam
waktu yang tidak lama lagi, bahkan pada tahun yang sama.
4. Segala janji yang digenapi bukan berkenaan dengan apa yang Dia
kehendaki, melainkan berkenaan dengan apa yang kita kehendaki, apa yang
kita rindukan selama ini.
5. Tanpa terus melekat dengan Roh-Nya, tidak ada seorangpun yang tahan
menghadapi kedahsyatan Hari Tuhan. Kepada umat-Nya, Ia terus menguji,
mendidik dan menempa bagaikan api pemurni logam dan sabun pencuci sampai
Ia mendapati bahwa kita semua dapat dipercaya dan layak menerima
warisan hak kesulungan yang telah disediakan. Lama atau cepatnya proses
ini bergantung kepada sikap hati kita, jika berhasil kita terus naik
tingkat, dan jika gagal kita akan terus mengulang dari awal lagi.
Jika Anda dengan begitu mudah
membeli sebuah tas mewah di Paris, maka Anda tidak layak menjadi ahli
waris kerajaan bisnis ini. Begitu pula, jika Anda tidak bisa berbahagia
dengan segelas Coca Cola dan sepotong burger McDonald untuk makan
siangmu, Anda pun masih belum layak menjadi kaya. - Warren Buffet, salah
satu orang terkaya di Amerika Serikat, yang masih belum memiliki ahli
waris yang layak.
Komentar
Posting Komentar