Pembunuh Raksasa
Pembunuh Raksasa
By : Steven Agustinus
Berikut adl tulisan salah satu anak saya yg pasti akan memberkati anda semua:
Dari pengalaman hidup Kaleb yang menaklukkan gunung Hebron yang dihuni oleh orang Enak yang adalah para raksasa. Dan juga dari pengalaman hidup Daud yang menaklukkan Goliath yang juga adalah raksasa dari orang filistin. Juga pengalaman hidup dari para pahlawan Daud yang dengan perkasa merubuhkan saudara - saudara Goliath. Semua itu membuat saya terinspirasi untuk menjadi penakluk raksasa. Bahkan Roh menegaskan dalam batin saya, memang engkau adalah PEMBUNUH RAKSASA.
Tuhan sudah berketetapan menjadikan kita sebagai umat yang lebih dari pemenang. Oleh karenanya, Ia ingin kita menikmati kemenangan yang Dia sudah berikan. Oleh sebab itu, Ia mengijinkan kita menghadapi para raksasa (permasalahan hidup, teror sistem dunia, intimidasi, konflik batin, dan segala hal lainnya yang membuat kita tidak bisa berkemenangan dalam aspek - aspek kehidupan kita sehari - hari). Agar ketetapan yang Tuhan berikan, yang menyebut kita umat yang lebih dari pemenang, bukan hanya menjadi sekedar slogan dan teori belaka, melainkan menjadi pengalaman kehidupan kita sehari - hari yang selalu berkemenangan. Firman menjadi daging.
Dari perenungan diatas membuat saya penasaran akan asal - usul dari para raksasa. Mengapa mereka bisa muncul di dunia ini dan mengapa mereka selalu menjadi lawan dari para pahlawan iman? Saya yakin, ketika kita menemukan asal usul raksasa, maka kita pun dapat memunahkan kehidupan mereka dan keturunannya sekali untuk selamanya.
Asal usul raksasa ternyata bermula di kitab Kejadian.
Kejadian 6:1-4
Ayat diatas menjelaskan, bahwa ternyata asal muasal dari raksasa diawali dari perkawinan campur antara anak - anak Allah (keturunan set) dengan anak - anak perempuan manusia (keturunan Kain). Buah perkawinan anak Allah dengan anak manusia tidak hanya melahirkan raksasa dan orang - orang yang menantang Tuhan, tetapi juga membuat bumi ini dipenuhi oleh kejahatan dan kehidupan yang tidak memperkenan hati Tuhan.
Dari perenungan diatas saya akhirnya mendapati, ada banyak raksasa yang muncul dalam kehidupan kita ternyata disebabkan oleh karena ada percampuran pemahaman, antara filosofi dunia (anak - anak Kain) ini dengan kebenaran (anak - anak Allah). Maksudnya adalah, sekalipun kita sudah menjadi orang percaya, namun kita masih menyukai/tertarik/mengenakan/membawa cetakan dunia yang membentuk sifat dari manusia roh kita dan masih memiliki pemahaman yang bercampur dengan filosofi dunia ini. Sebagai contoh, misalkan kita mempercayai bahwa hidup dalam kesehatan ilahi merupakan porsi kita sebagai orang percaya. Tetapi disaat yang sama kita menjalani kehidupan sehari - hari dengan cara yang sembrono (cetakan dunia/filosofi dunia), makan sembarangan dan justru hidup dalam kedagingan. Tidak heran jika akhirnya ada 'raksasa' (penyakit yang menteror) yang muncul dari diri kita. Contoh lainnya, misalkan kita mempercayai bahwa kehidupan yang diberkati Tuhan secara finansial merupakan porsi kita sebagai orang percaya. Tetapi disaat yang sama kita menjalani kehidupan yang sembrono, tidak mengelola uang dengan benar dan justru akhirnya memunculkan 'raksasa mamon' (keterpurukan finansial) yang terus menteror dan menakut - nakuti kehidupan kita. Contoh lainnya dalam aspek keluarga, Tuhan menghendaki kita menemukan pasangan yang sepadan dan sama - sama mencintai Tuhan. Tetapi kita justru memaksakan diri untuk menikah dengan seseorang yang memiliki kriteria seturut dengan dunia ini (mengutamakan penampilan lahiriah dari pada kondisi manusia batiniah). Alhasil, rumah tangga kita diduduki oleh para raksasa (konflik, perceraian, kehancuran rumah tangga).
Contoh lainnya mungkin dalam areal kerohanian (areal paling penting). Kita sudah mengetahui, bahwa membangun manusia roh kita dengan kebenaran dan dimensi ilahi merupakan arahan Tuhan yang harus dipraktekkan. Tetapi walaupun kita mengetahui, hal itu justru tidak kita praktekkan dengan sungguh - sungguh dalam hidup sehari - hari. Tidaklah heran jika akhirnya ada banyak 'raksasa' muncul dalam aspek kerohanian di hidup kita. Siklus kerohanian kita seringkali menjadi turun naik dan bahkan sangat rapuh.
Tetapi saya percaya, bahwa Tuhan sudah menetapkan kita untuk menjadi sama seperti Kaleb dan Daud. Kita sudah ditakdirkan untuk membunuh raksasa dalam areal kesehatan, ekonomi, keluarga, kerohanian. Sehingga dengan kita dapat membunuh para raksasa tersebut, maka kita dapat dimunculkan oleh Tuhan untuk menginspirasi banyak orang untuk bangkit dalam kuasa Roh menaklukkan 'para raksasa' dan menduduki 'gunung ini' (areal kehidupan) yang Tuhan berikan atas diri mereka.
Pertanyaannya bagaimana menaklukkan raksasa?
1. Ketahuilah bahwa raksasa adalah pendusta.
Yosua dan Kaleb sebelum memasuki tanah Kanaan 'disusupkan' oleh Tuhan utk berada dalam tim 12 pengintai tanah Kanaan. Tujuan mereka 'disusupkan' oleh Tuhan untuk berada dalam tim tersebut, untuk membawa kabar kebenaran kepada orang Israel. Karena Tuhan mengetahui, 10 pengintai lainnya akan membawa kabar dusta dari hasil pengintaian. 10 pengintai tersebut pulang dengan membawa kabar dusta, mereka berhasil 'tertipu' oleh 'para raksasa' yang mereka lihat dari kejauhan. Mereka menerima jati diri yang ditransmit oleh para raksasa, yaitu 'belalang'.
Hal ini sama dengan keberadaan kita, yang seringkali harus menghadapi para raksasa dalam hidup ini dengan menerima jati 'diri lain' yang diberikan oleh si raksasa. Kita menerima diri kita disebut pecundang, kita selalu memperkatakan diri kita sebagai orang gagal, bahkan kita menganggap diri kita tidak lagi mungkin bangkit, atau kita juga berpikir bahwa kesalahan kita sudah terlalu besar.
Saat ini saya merasa, Tuhan sedang bangkitkan kita dalam kuasa Roh untuk menyingkirkan setiap dusta yang 'raksasa' lepaskan dan menjadi pembunuh Raksasa. Deklarasikanlah jati diri kita di dalam Dia, bahwa kita adalah umat yang lebih dari pemenang !! Kita adalah pembawa realita hadirat Tuhan !! Kita adalah kemah Allah diatas bumi ini !! Sadarilah, apapun kesalahan yang pernah kita buat sehingga memunculkan 'raksasa' dalam areal kehidupan kita, sesungguhnya hal itu tidak akan mempengaruhi jati diri kita di dalam Dia. Yang perlu kita lakukan adalah membungkam mulut si pendusta yang terus melemahkan diri kita dengan mendeklarasikan kebenaran. Berteriaklah seperti Kaleb dan Yosua yang dengan penuh keyakinan dapat memasuki tanah Kanaan. Berteriaklah seperti Daud yang membunuh Goliath. Pakai mulut kita untuk membungkam mulut raksasa. Teriakanlah suara kebenaran, maka kebenaran akan menuntun kita memusnahkan para raksasa dan menduduki setiap areal kehidupan dengan sorak sorai kemenangan.
2. Kenali Tuhanmu.
Selama ini kita selalu membandingkan raksasa dengan diri kita yang sudah sering tertipu dengan ucapannya. Jelas saja kita akan merasa kecil dan tak berdaya seperi bangsa Israel yang diteror oleh Goliat. Seharusnya kita membandingkan raksasa dengan keberadaan Tuhan sebagai pencipta dan penguasa alam semesta (1 Sam 17:46). Maka raksasa yang tadinya besar akan kembali ke jati dirinya yang semula, yaitu pendusta. Jadi, raksasa merupakan dusta yang dibesar - besarkan. Jika kita sandingkan dengan kebenaran keberadaan Allah yang besar, maka raksasa akan menguap begitu saja hilang tanpa jejak. Kebohongan akan hilang begitu saja dengan kebenaran.
Oleh karenananya penting bagi kita dalam segala keadaan terus bersekutu dengan Tuhan. Sehingga kita mengenal Tuhan secara pribadi. Tidak peduli sebesar apapun raksasa yang kita sedang hadapi, milikilah tekad untuk terus bersekutu intim dengannya. Sehingga kesadaran akan Allah yang besar sebagai pencipta langit dan bumi akan senantiasa melingkupi kehidupan kita. Daud dapat bersikap seperti itu karena dalam segala keadaan hidup Daud, ia selalu memiliki persekutuan yang intim dengan Tuhan.
3. Milikilah pemahaman yang benar dan tanpa percampuran.
Jika kita sudah menyadari penyebabnya munculnya raksasa karena ada percampuran pemahaman antara kebenaran dengan filosofi dunia ini, baiklah kita dapat mengambil tindakan tegas. Singkirkanlah segala bentuk filosofi dunia (pola dunia) yang masih bercokol dalam diri kita dengan hati yang terbuka terhadap kebenaran.
Pemahaman akan kebenaran hanya dapat mencetak dan berkuasa dalam diri kita, jika kita bertekad untuk bertekun mempelajari dan menghidupi setiap prinsip kebenaran (Mazmur 1). Saya percaya, jika karena pemahaman yang salah dapat memunculkan raksasa - raksasa dalam areal kehidupan kita, maka sebaliknya, dengan pemahaman yang benar kita dapat membunuh dan membinasakan raksasa dalam diri kita.
Roh Kudus terus menekankan kepada saya, bahwa tidak ada jalan pintas untuk memiliki pemahaman yang benar, Tuhan menghendaki kita merenungkan dan mempelajari Firman Tuhan siang dan malam secara konsisten. Karena hanya itulah yang membuat jalan hidup kita tidak terbendung sekalipun oleh Raksasa. Pemahaman yang benar akan membuat jalan hidup kita bagai cahaya yang terus terang sampai rembang tengah hari. Dan menjadi kepala bukan ekor.
Dari perenungan kali ini, saya mendapatkan prinsip yang sangat sederhana untuk kita dapat bangkit menjadi pembunuh raksasa dan menaklukkan gunung kemustahilan dalam hidup kita. Hanya dengan memiliki pemahaman yang benar akan kebenaran maka segala dusta (raksasa) akan tersingkir begitu saja dari hidup kita.
4. Hiduplah hanya dari firman Tuhan.
Milikilah tekad dan kekonsistenan untuk hidup hanya dari firmanNya. Pemahaman yang benar yang kita terima harus menjadi pegangan yang tidak boleh kita lepaskan. Apapun keadaan hidup kita, jangan pernah lepaskan firmanNya. Teruslah perkatakan dan deklarasikan. Singkirkan dan tolak setiap upaya dunia ini yang ingin memunculkan raksasa dalam hidup kita. Dunia ini akan terus berupaya membuat kita hidup mengandalkan diri sendiri dan berbagai hal lainnya selain mengandalkan Tuhan.
Oleh karenanya teruslah hidup dan melangkah seturut dengan firmanNya. Jangan mau dibelokkan jalan hidup kita untuk keluar dari takaran iman yang Tuhan sudah berikan. Ketika kita melangkah keluar dari takaran iman, maka pastilah kita akan mati sebelum dibunuh oleh raksasa. Artinya kita tidak bisa menikmati janji Tuhan karena kalah sebelum berperang.
Tetapi saya percaya ditahun rahmat Tuhan ini, Tuhan juga sedang membangkitkan umatNya yang hidup hanya dari firmanNya. Sehingga sekalipun karena satu dan lain hal muncul raksasa dalam diri kita, maka kita akan dapat menaklukkannya hanya dengan kuasa Firman. (Ps. Steven Agustinus)
By : Steven Agustinus
Berikut adl tulisan salah satu anak saya yg pasti akan memberkati anda semua:
Dari pengalaman hidup Kaleb yang menaklukkan gunung Hebron yang dihuni oleh orang Enak yang adalah para raksasa. Dan juga dari pengalaman hidup Daud yang menaklukkan Goliath yang juga adalah raksasa dari orang filistin. Juga pengalaman hidup dari para pahlawan Daud yang dengan perkasa merubuhkan saudara - saudara Goliath. Semua itu membuat saya terinspirasi untuk menjadi penakluk raksasa. Bahkan Roh menegaskan dalam batin saya, memang engkau adalah PEMBUNUH RAKSASA.
Tuhan sudah berketetapan menjadikan kita sebagai umat yang lebih dari pemenang. Oleh karenanya, Ia ingin kita menikmati kemenangan yang Dia sudah berikan. Oleh sebab itu, Ia mengijinkan kita menghadapi para raksasa (permasalahan hidup, teror sistem dunia, intimidasi, konflik batin, dan segala hal lainnya yang membuat kita tidak bisa berkemenangan dalam aspek - aspek kehidupan kita sehari - hari). Agar ketetapan yang Tuhan berikan, yang menyebut kita umat yang lebih dari pemenang, bukan hanya menjadi sekedar slogan dan teori belaka, melainkan menjadi pengalaman kehidupan kita sehari - hari yang selalu berkemenangan. Firman menjadi daging.
Dari perenungan diatas membuat saya penasaran akan asal - usul dari para raksasa. Mengapa mereka bisa muncul di dunia ini dan mengapa mereka selalu menjadi lawan dari para pahlawan iman? Saya yakin, ketika kita menemukan asal usul raksasa, maka kita pun dapat memunahkan kehidupan mereka dan keturunannya sekali untuk selamanya.
Asal usul raksasa ternyata bermula di kitab Kejadian.
Kejadian 6:1-4
Ayat diatas menjelaskan, bahwa ternyata asal muasal dari raksasa diawali dari perkawinan campur antara anak - anak Allah (keturunan set) dengan anak - anak perempuan manusia (keturunan Kain). Buah perkawinan anak Allah dengan anak manusia tidak hanya melahirkan raksasa dan orang - orang yang menantang Tuhan, tetapi juga membuat bumi ini dipenuhi oleh kejahatan dan kehidupan yang tidak memperkenan hati Tuhan.
Dari perenungan diatas saya akhirnya mendapati, ada banyak raksasa yang muncul dalam kehidupan kita ternyata disebabkan oleh karena ada percampuran pemahaman, antara filosofi dunia (anak - anak Kain) ini dengan kebenaran (anak - anak Allah). Maksudnya adalah, sekalipun kita sudah menjadi orang percaya, namun kita masih menyukai/tertarik/mengenakan/membawa cetakan dunia yang membentuk sifat dari manusia roh kita dan masih memiliki pemahaman yang bercampur dengan filosofi dunia ini. Sebagai contoh, misalkan kita mempercayai bahwa hidup dalam kesehatan ilahi merupakan porsi kita sebagai orang percaya. Tetapi disaat yang sama kita menjalani kehidupan sehari - hari dengan cara yang sembrono (cetakan dunia/filosofi dunia), makan sembarangan dan justru hidup dalam kedagingan. Tidak heran jika akhirnya ada 'raksasa' (penyakit yang menteror) yang muncul dari diri kita. Contoh lainnya, misalkan kita mempercayai bahwa kehidupan yang diberkati Tuhan secara finansial merupakan porsi kita sebagai orang percaya. Tetapi disaat yang sama kita menjalani kehidupan yang sembrono, tidak mengelola uang dengan benar dan justru akhirnya memunculkan 'raksasa mamon' (keterpurukan finansial) yang terus menteror dan menakut - nakuti kehidupan kita. Contoh lainnya dalam aspek keluarga, Tuhan menghendaki kita menemukan pasangan yang sepadan dan sama - sama mencintai Tuhan. Tetapi kita justru memaksakan diri untuk menikah dengan seseorang yang memiliki kriteria seturut dengan dunia ini (mengutamakan penampilan lahiriah dari pada kondisi manusia batiniah). Alhasil, rumah tangga kita diduduki oleh para raksasa (konflik, perceraian, kehancuran rumah tangga).
Contoh lainnya mungkin dalam areal kerohanian (areal paling penting). Kita sudah mengetahui, bahwa membangun manusia roh kita dengan kebenaran dan dimensi ilahi merupakan arahan Tuhan yang harus dipraktekkan. Tetapi walaupun kita mengetahui, hal itu justru tidak kita praktekkan dengan sungguh - sungguh dalam hidup sehari - hari. Tidaklah heran jika akhirnya ada banyak 'raksasa' muncul dalam aspek kerohanian di hidup kita. Siklus kerohanian kita seringkali menjadi turun naik dan bahkan sangat rapuh.
Tetapi saya percaya, bahwa Tuhan sudah menetapkan kita untuk menjadi sama seperti Kaleb dan Daud. Kita sudah ditakdirkan untuk membunuh raksasa dalam areal kesehatan, ekonomi, keluarga, kerohanian. Sehingga dengan kita dapat membunuh para raksasa tersebut, maka kita dapat dimunculkan oleh Tuhan untuk menginspirasi banyak orang untuk bangkit dalam kuasa Roh menaklukkan 'para raksasa' dan menduduki 'gunung ini' (areal kehidupan) yang Tuhan berikan atas diri mereka.
Pertanyaannya bagaimana menaklukkan raksasa?
1. Ketahuilah bahwa raksasa adalah pendusta.
Yosua dan Kaleb sebelum memasuki tanah Kanaan 'disusupkan' oleh Tuhan utk berada dalam tim 12 pengintai tanah Kanaan. Tujuan mereka 'disusupkan' oleh Tuhan untuk berada dalam tim tersebut, untuk membawa kabar kebenaran kepada orang Israel. Karena Tuhan mengetahui, 10 pengintai lainnya akan membawa kabar dusta dari hasil pengintaian. 10 pengintai tersebut pulang dengan membawa kabar dusta, mereka berhasil 'tertipu' oleh 'para raksasa' yang mereka lihat dari kejauhan. Mereka menerima jati diri yang ditransmit oleh para raksasa, yaitu 'belalang'.
Hal ini sama dengan keberadaan kita, yang seringkali harus menghadapi para raksasa dalam hidup ini dengan menerima jati 'diri lain' yang diberikan oleh si raksasa. Kita menerima diri kita disebut pecundang, kita selalu memperkatakan diri kita sebagai orang gagal, bahkan kita menganggap diri kita tidak lagi mungkin bangkit, atau kita juga berpikir bahwa kesalahan kita sudah terlalu besar.
Saat ini saya merasa, Tuhan sedang bangkitkan kita dalam kuasa Roh untuk menyingkirkan setiap dusta yang 'raksasa' lepaskan dan menjadi pembunuh Raksasa. Deklarasikanlah jati diri kita di dalam Dia, bahwa kita adalah umat yang lebih dari pemenang !! Kita adalah pembawa realita hadirat Tuhan !! Kita adalah kemah Allah diatas bumi ini !! Sadarilah, apapun kesalahan yang pernah kita buat sehingga memunculkan 'raksasa' dalam areal kehidupan kita, sesungguhnya hal itu tidak akan mempengaruhi jati diri kita di dalam Dia. Yang perlu kita lakukan adalah membungkam mulut si pendusta yang terus melemahkan diri kita dengan mendeklarasikan kebenaran. Berteriaklah seperti Kaleb dan Yosua yang dengan penuh keyakinan dapat memasuki tanah Kanaan. Berteriaklah seperti Daud yang membunuh Goliath. Pakai mulut kita untuk membungkam mulut raksasa. Teriakanlah suara kebenaran, maka kebenaran akan menuntun kita memusnahkan para raksasa dan menduduki setiap areal kehidupan dengan sorak sorai kemenangan.
2. Kenali Tuhanmu.
Selama ini kita selalu membandingkan raksasa dengan diri kita yang sudah sering tertipu dengan ucapannya. Jelas saja kita akan merasa kecil dan tak berdaya seperi bangsa Israel yang diteror oleh Goliat. Seharusnya kita membandingkan raksasa dengan keberadaan Tuhan sebagai pencipta dan penguasa alam semesta (1 Sam 17:46). Maka raksasa yang tadinya besar akan kembali ke jati dirinya yang semula, yaitu pendusta. Jadi, raksasa merupakan dusta yang dibesar - besarkan. Jika kita sandingkan dengan kebenaran keberadaan Allah yang besar, maka raksasa akan menguap begitu saja hilang tanpa jejak. Kebohongan akan hilang begitu saja dengan kebenaran.
Oleh karenananya penting bagi kita dalam segala keadaan terus bersekutu dengan Tuhan. Sehingga kita mengenal Tuhan secara pribadi. Tidak peduli sebesar apapun raksasa yang kita sedang hadapi, milikilah tekad untuk terus bersekutu intim dengannya. Sehingga kesadaran akan Allah yang besar sebagai pencipta langit dan bumi akan senantiasa melingkupi kehidupan kita. Daud dapat bersikap seperti itu karena dalam segala keadaan hidup Daud, ia selalu memiliki persekutuan yang intim dengan Tuhan.
3. Milikilah pemahaman yang benar dan tanpa percampuran.
Jika kita sudah menyadari penyebabnya munculnya raksasa karena ada percampuran pemahaman antara kebenaran dengan filosofi dunia ini, baiklah kita dapat mengambil tindakan tegas. Singkirkanlah segala bentuk filosofi dunia (pola dunia) yang masih bercokol dalam diri kita dengan hati yang terbuka terhadap kebenaran.
Pemahaman akan kebenaran hanya dapat mencetak dan berkuasa dalam diri kita, jika kita bertekad untuk bertekun mempelajari dan menghidupi setiap prinsip kebenaran (Mazmur 1). Saya percaya, jika karena pemahaman yang salah dapat memunculkan raksasa - raksasa dalam areal kehidupan kita, maka sebaliknya, dengan pemahaman yang benar kita dapat membunuh dan membinasakan raksasa dalam diri kita.
Roh Kudus terus menekankan kepada saya, bahwa tidak ada jalan pintas untuk memiliki pemahaman yang benar, Tuhan menghendaki kita merenungkan dan mempelajari Firman Tuhan siang dan malam secara konsisten. Karena hanya itulah yang membuat jalan hidup kita tidak terbendung sekalipun oleh Raksasa. Pemahaman yang benar akan membuat jalan hidup kita bagai cahaya yang terus terang sampai rembang tengah hari. Dan menjadi kepala bukan ekor.
Dari perenungan kali ini, saya mendapatkan prinsip yang sangat sederhana untuk kita dapat bangkit menjadi pembunuh raksasa dan menaklukkan gunung kemustahilan dalam hidup kita. Hanya dengan memiliki pemahaman yang benar akan kebenaran maka segala dusta (raksasa) akan tersingkir begitu saja dari hidup kita.
4. Hiduplah hanya dari firman Tuhan.
Milikilah tekad dan kekonsistenan untuk hidup hanya dari firmanNya. Pemahaman yang benar yang kita terima harus menjadi pegangan yang tidak boleh kita lepaskan. Apapun keadaan hidup kita, jangan pernah lepaskan firmanNya. Teruslah perkatakan dan deklarasikan. Singkirkan dan tolak setiap upaya dunia ini yang ingin memunculkan raksasa dalam hidup kita. Dunia ini akan terus berupaya membuat kita hidup mengandalkan diri sendiri dan berbagai hal lainnya selain mengandalkan Tuhan.
Oleh karenanya teruslah hidup dan melangkah seturut dengan firmanNya. Jangan mau dibelokkan jalan hidup kita untuk keluar dari takaran iman yang Tuhan sudah berikan. Ketika kita melangkah keluar dari takaran iman, maka pastilah kita akan mati sebelum dibunuh oleh raksasa. Artinya kita tidak bisa menikmati janji Tuhan karena kalah sebelum berperang.
Tetapi saya percaya ditahun rahmat Tuhan ini, Tuhan juga sedang membangkitkan umatNya yang hidup hanya dari firmanNya. Sehingga sekalipun karena satu dan lain hal muncul raksasa dalam diri kita, maka kita akan dapat menaklukkannya hanya dengan kuasa Firman. (Ps. Steven Agustinus)
Komentar
Posting Komentar