Yosua : Keteladanan Hidup Yosua
Yosua : Keteladanan Hidup Yosua
Ditulis Oleh : Joshua Ivan
LATAR BELAKANG
Diperkirakan 201 kali nama Yosua disebutkan dalam Alkitab. Namanya disebutkan dalam 8 buku seperti Keluaran, Bilangan, Ulangan, Yosua, Hakim-hakim, I Raja-raja, I Tawarikh dan Ibrani. Arti yang melekat dalam nama Yosua adalah TUHAN MENYELAMATKAN atau TUHAN JURUSELAMAT. Ayahnya bernama Nun (Kel. 33:11), cucu Elisama, kepala suku Efraim dan lahir di Mesir. Sebagai pemimpin yang menggantikan Musa, Ulangan 34:9 menjelaskan bahwa Yosua sebenarnya memiliki latar belakang kemiliteran (tentara). Wafat dalam usia 110 tahun (Yosua 24:29) di daerah pegunungan Efraim, Timnat-Serah (Yosua 24:29-30).
PRESTASI HIDUP YOSUA
Ketika peristiwa keluarnya bangsa Israel dari tanah Mesir, Yosua masih sangat muda. Walau demikian, Musa memilihnya menjadi asisten pribadinya. Ia diperintahkan untuk membentuk pasukan yang terdiri dari suku-suku Israel yang belum terorganisir guna memukul mundur tentara Amalek (Kel.17).
Sebagai salah satu wakil dari suku Efraim dalam usaha penyelidikan terhadap tanah Kanaan, Yosua mendukung laporan Kaleb. Yosua bersama Kaleb menentang laporan buruk dari 10 pengintai yang lain dan menganjurkan untuk Israel maju menuju Kanaan.
Waktu Musa sendirian menghadap Tuhan di gunung Sinai, Yosualah yang berada dekatnya. Yosua telah belajar untuk menantikan Allah. Ini menjadi sumber atau landasan bagi prestasi hidupnya kemudian hari. Tidak menutup kemungkinan bahwa kedekatannya dengan Musa, memberikan kepadanya kesempatan untuk belajar kepemimpinan secara langsung. Melihat teori dan praktek sekaligus. Tidak mengherankan bila kelembutan dan ketenangan Musa turut membentuk kepribadian Yosua.
Dalam usia kira-kira 70 tahun, di dekat dataran sungai Yordan, Yosua resmi ditahbiskan menggantikan Musa, menjadi panglima tentara, setingkat dengan keimaman Eleazar. Yosua berhasil menghalau perkumpulan bangsa-bangsa yang menduduki tanah Kanaan. Di bawah kepemimpinannya bangsa Israel berhasil menduduki tanah yang Tuhan janjikan kepada mereka yaitu tanah Kanaan. Kebesaran hatinya sebagai pemimpin terlihat hingga akhir hidupnya. Setelah merasa sudah tidak lagi mampu memimpin, Yosua dengan sopan mengundurkan diri dan pindah ke tanahnya sendiri yaitu Timnat-Serah di gunung Efraim.
Nama Ibrani "Yosua" atau "Yehoshua", dalam bahasa Yunani dialihbahasakan menjadi "Yesus". Arti nama ini adalah "Yahweh adalah keselamatan" atau "juruselamat".[3][4][5] Jadi dalam Alkitab bahasa Yunani Septuaginta, namanya disebut "Yesus anak Nun" untuk membedakan dengan "Yesus Kristus"
Yosua (bahasa Ibrani: ×™ְהוֹשֻׁ×¢ַ YehoshuaÊ¿; bahasa Yunani: Ἰησοῦς, Iesous, bahasa Arab: یوشع بن نون YÅ«shaÊ¿ ibn NÅ«n; bahasa Inggris: Joshua) bin Nun adalah pemimpin bangsa Israel yang menggantikan Musa dan yang membawa bangsa Israel masuk serta merebut tanah Kanaan, menurut catatan Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Sebelumnya ia adalah pembantu Musa dan menjadi salah satu dari 12 pengintai yang dikirim Musa untuk melihat tanah Kanaan (Bilangan 13).[1] Ia merupakan tokoh utama dalam Kitab Yosua. Nama sebenarnya adalah Hosea bin Nun dari suku Efraim, tetapi Musa memanggilnya Yehoshu'a (Yosua) (Bilangan 13:16) yang kemudian lebih umum dipakai. Dilahirkan di Mesir sebelum bangsa Israel ke luar dari tanah Mesir, dan meninggal di tanah Kanaan setelah mengatur pembagian tanah untuk setiap suku bersama imam Eleazar. Diduga sebaya dengan Kaleb bin Yefune dari suku Yehuda yang juga salah seorang pengintai.
Flavius Yosefus mencatat bahwa Yosua mati 20 tahun setelah memasuki dan merebut tanah Kanaan,[2] atau di akhir Zaman Perunggu. Menurut Yosua 24:29, Yosua meninggal pada usia 110 tahun.
TELADAN Yosua
Yosua merupakan salah satu pemimpin bangsa Israel yang paling efektif yang pernah ditulis di dalam Alkitab. Hal ini bisa dilihat dari keberhasilannya dalam mempengaruhi orang lain. Dibimbing oleh Musa, dan selalu taat kepada Allah dengan penuh kepercayaan, Yosua berhasil mengatur bangsa yang tegar tengkuk dan pemberontak, memimpin mereka ke dalam rangkaian perang berdarah sehingga berhasil menduduki dan menciptakan kedamaian di Tanah Perjanjian.
Padahal dia adalah Yosua yang sama yang tidak bisa mempengaruhi sepuluh pengintai lainnya untuk memberikan laporan yang positif setelah memata-matai tanah Kanaan, dan yang juga gagal untuk mempengaruhi orang Israel untuk pergi dan menguasai Tanah Perjanjian, bahkan nyaris dilempari batu oleh mereka. Ketakutan kepada "raksasa" di Kanaan lebih besar daripada pengaruh Yosua dan Kaleb (Bilangan 13:27-33; 14:6-10). Pelajaran yang bisa diambil dari sini adalah bahwa kepemimpinan merupakan sebuah keterampilan yang dapat dipelajari dan dikembangkan, jika kita bersedia untuk terus menuruti Allah dalam kerendahan hati yang sejati.
Yosua memiliki beberapa karakter yang memungkinkan dia untuk berkembang menjadi salah satu pemimpin terbesar sepanjang masa, antara lain :
1. Integritas dan karakter yang baik. Yosua tidak akan mengkompromikan keyakinannya sekalipun itu menyebabkan rasa sakit.
2. Kerendahan hati dan ketaatan. Ini yang membuat Yosua bisa menerima bimbingan dari Musa, dia memiliki sikap seorang hamba. Seorang pemimpin yang mau melayani.
3. Kesabaran dan disiplin diri. Yosua bukan seorang yang keras kepala dan penuntut.
4. Kemampuan untuk membuat prioritas. Yosua mampu menempatkan hal yan utama di tempat pertama.
5. Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Yaitu membawa masuk orang Israel ke Tanah Perjanjian.
6. Selalu tindakan dan fokus pada hasil.
7. Teguh dan berani (Yos 1:7).
8. Teguh berpegang kepada Firman Tuhan. Dia menyadari pentingnya Firman Allah sehingga dia "merenungkan siang dan malam" (Yosua 1:8).
9. Kepercayaan total dan ketaatan kepada Allah.
10. Kehidupan yang seimbang. Yosua mampu menjaga keseimbangan yang baik antara pimpinan Tuhan dan strategi manusia, antara iman dan perbuatan.
Yosua menunjukan kepada kita bahwa pengaruh sebuah kepemimpinan berasal dari karakter dan keyakinan. Karakteristik ini berasal dari dalam diri Yosua, yang memungkinkan dia untuk belajar dan berkembang dan tumbuh menjadi pemimpin yang luar biasa.
Ketika Yosua datang kepada Musa, dia telah siap untuk menunjukkan keyakinannya untuk mengikut Tuhan, keberanian untuk memperjuangkan imannya dan kerelaan hati untuk menaati Tuhan dan pembimbingnya, Musa. Yosua mewakili dan mendorong setiap pemimpin generasi kedua. Yosua bukan yang membangkitkan Israel, Musalah yang melakukannya. Tetapi Yosualah yang membuat Musa berhasil, dengan menyelesaikan tugas Musa dan memimpin umat Israel meraih kemenangan di Tanah Perjanjian.
Yosua menantang kita untuk tetap berpegang pada janji-janji Tuhan dan berjalan dalam kemenangan-Nya, walaupun tantangan yang berat. Allah menantang Yosua untuk tidak menyimpang ke kanan atau kiri, tetapi untuk melakukan semua yang Dia perintah. Yosua tidak mengkompromikan apapun, tapi taat memenuhi segala perintah Tuhan.
Ditulis Oleh : Joshua Ivan
LATAR BELAKANG
Diperkirakan 201 kali nama Yosua disebutkan dalam Alkitab. Namanya disebutkan dalam 8 buku seperti Keluaran, Bilangan, Ulangan, Yosua, Hakim-hakim, I Raja-raja, I Tawarikh dan Ibrani. Arti yang melekat dalam nama Yosua adalah TUHAN MENYELAMATKAN atau TUHAN JURUSELAMAT. Ayahnya bernama Nun (Kel. 33:11), cucu Elisama, kepala suku Efraim dan lahir di Mesir. Sebagai pemimpin yang menggantikan Musa, Ulangan 34:9 menjelaskan bahwa Yosua sebenarnya memiliki latar belakang kemiliteran (tentara). Wafat dalam usia 110 tahun (Yosua 24:29) di daerah pegunungan Efraim, Timnat-Serah (Yosua 24:29-30).
PRESTASI HIDUP YOSUA
Ketika peristiwa keluarnya bangsa Israel dari tanah Mesir, Yosua masih sangat muda. Walau demikian, Musa memilihnya menjadi asisten pribadinya. Ia diperintahkan untuk membentuk pasukan yang terdiri dari suku-suku Israel yang belum terorganisir guna memukul mundur tentara Amalek (Kel.17).
Sebagai salah satu wakil dari suku Efraim dalam usaha penyelidikan terhadap tanah Kanaan, Yosua mendukung laporan Kaleb. Yosua bersama Kaleb menentang laporan buruk dari 10 pengintai yang lain dan menganjurkan untuk Israel maju menuju Kanaan.
Waktu Musa sendirian menghadap Tuhan di gunung Sinai, Yosualah yang berada dekatnya. Yosua telah belajar untuk menantikan Allah. Ini menjadi sumber atau landasan bagi prestasi hidupnya kemudian hari. Tidak menutup kemungkinan bahwa kedekatannya dengan Musa, memberikan kepadanya kesempatan untuk belajar kepemimpinan secara langsung. Melihat teori dan praktek sekaligus. Tidak mengherankan bila kelembutan dan ketenangan Musa turut membentuk kepribadian Yosua.
Dalam usia kira-kira 70 tahun, di dekat dataran sungai Yordan, Yosua resmi ditahbiskan menggantikan Musa, menjadi panglima tentara, setingkat dengan keimaman Eleazar. Yosua berhasil menghalau perkumpulan bangsa-bangsa yang menduduki tanah Kanaan. Di bawah kepemimpinannya bangsa Israel berhasil menduduki tanah yang Tuhan janjikan kepada mereka yaitu tanah Kanaan. Kebesaran hatinya sebagai pemimpin terlihat hingga akhir hidupnya. Setelah merasa sudah tidak lagi mampu memimpin, Yosua dengan sopan mengundurkan diri dan pindah ke tanahnya sendiri yaitu Timnat-Serah di gunung Efraim.
Nama Ibrani "Yosua" atau "Yehoshua", dalam bahasa Yunani dialihbahasakan menjadi "Yesus". Arti nama ini adalah "Yahweh adalah keselamatan" atau "juruselamat".[3][4][5] Jadi dalam Alkitab bahasa Yunani Septuaginta, namanya disebut "Yesus anak Nun" untuk membedakan dengan "Yesus Kristus"
Yosua (bahasa Ibrani: ×™ְהוֹשֻׁ×¢ַ YehoshuaÊ¿; bahasa Yunani: Ἰησοῦς, Iesous, bahasa Arab: یوشع بن نون YÅ«shaÊ¿ ibn NÅ«n; bahasa Inggris: Joshua) bin Nun adalah pemimpin bangsa Israel yang menggantikan Musa dan yang membawa bangsa Israel masuk serta merebut tanah Kanaan, menurut catatan Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Sebelumnya ia adalah pembantu Musa dan menjadi salah satu dari 12 pengintai yang dikirim Musa untuk melihat tanah Kanaan (Bilangan 13).[1] Ia merupakan tokoh utama dalam Kitab Yosua. Nama sebenarnya adalah Hosea bin Nun dari suku Efraim, tetapi Musa memanggilnya Yehoshu'a (Yosua) (Bilangan 13:16) yang kemudian lebih umum dipakai. Dilahirkan di Mesir sebelum bangsa Israel ke luar dari tanah Mesir, dan meninggal di tanah Kanaan setelah mengatur pembagian tanah untuk setiap suku bersama imam Eleazar. Diduga sebaya dengan Kaleb bin Yefune dari suku Yehuda yang juga salah seorang pengintai.
Flavius Yosefus mencatat bahwa Yosua mati 20 tahun setelah memasuki dan merebut tanah Kanaan,[2] atau di akhir Zaman Perunggu. Menurut Yosua 24:29, Yosua meninggal pada usia 110 tahun.
TELADAN Yosua
Yosua merupakan salah satu pemimpin bangsa Israel yang paling efektif yang pernah ditulis di dalam Alkitab. Hal ini bisa dilihat dari keberhasilannya dalam mempengaruhi orang lain. Dibimbing oleh Musa, dan selalu taat kepada Allah dengan penuh kepercayaan, Yosua berhasil mengatur bangsa yang tegar tengkuk dan pemberontak, memimpin mereka ke dalam rangkaian perang berdarah sehingga berhasil menduduki dan menciptakan kedamaian di Tanah Perjanjian.
Padahal dia adalah Yosua yang sama yang tidak bisa mempengaruhi sepuluh pengintai lainnya untuk memberikan laporan yang positif setelah memata-matai tanah Kanaan, dan yang juga gagal untuk mempengaruhi orang Israel untuk pergi dan menguasai Tanah Perjanjian, bahkan nyaris dilempari batu oleh mereka. Ketakutan kepada "raksasa" di Kanaan lebih besar daripada pengaruh Yosua dan Kaleb (Bilangan 13:27-33; 14:6-10). Pelajaran yang bisa diambil dari sini adalah bahwa kepemimpinan merupakan sebuah keterampilan yang dapat dipelajari dan dikembangkan, jika kita bersedia untuk terus menuruti Allah dalam kerendahan hati yang sejati.
Yosua memiliki beberapa karakter yang memungkinkan dia untuk berkembang menjadi salah satu pemimpin terbesar sepanjang masa, antara lain :
1. Integritas dan karakter yang baik. Yosua tidak akan mengkompromikan keyakinannya sekalipun itu menyebabkan rasa sakit.
2. Kerendahan hati dan ketaatan. Ini yang membuat Yosua bisa menerima bimbingan dari Musa, dia memiliki sikap seorang hamba. Seorang pemimpin yang mau melayani.
3. Kesabaran dan disiplin diri. Yosua bukan seorang yang keras kepala dan penuntut.
4. Kemampuan untuk membuat prioritas. Yosua mampu menempatkan hal yan utama di tempat pertama.
5. Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Yaitu membawa masuk orang Israel ke Tanah Perjanjian.
6. Selalu tindakan dan fokus pada hasil.
7. Teguh dan berani (Yos 1:7).
8. Teguh berpegang kepada Firman Tuhan. Dia menyadari pentingnya Firman Allah sehingga dia "merenungkan siang dan malam" (Yosua 1:8).
9. Kepercayaan total dan ketaatan kepada Allah.
10. Kehidupan yang seimbang. Yosua mampu menjaga keseimbangan yang baik antara pimpinan Tuhan dan strategi manusia, antara iman dan perbuatan.
Yosua menunjukan kepada kita bahwa pengaruh sebuah kepemimpinan berasal dari karakter dan keyakinan. Karakteristik ini berasal dari dalam diri Yosua, yang memungkinkan dia untuk belajar dan berkembang dan tumbuh menjadi pemimpin yang luar biasa.
Ketika Yosua datang kepada Musa, dia telah siap untuk menunjukkan keyakinannya untuk mengikut Tuhan, keberanian untuk memperjuangkan imannya dan kerelaan hati untuk menaati Tuhan dan pembimbingnya, Musa. Yosua mewakili dan mendorong setiap pemimpin generasi kedua. Yosua bukan yang membangkitkan Israel, Musalah yang melakukannya. Tetapi Yosualah yang membuat Musa berhasil, dengan menyelesaikan tugas Musa dan memimpin umat Israel meraih kemenangan di Tanah Perjanjian.
Yosua menantang kita untuk tetap berpegang pada janji-janji Tuhan dan berjalan dalam kemenangan-Nya, walaupun tantangan yang berat. Allah menantang Yosua untuk tidak menyimpang ke kanan atau kiri, tetapi untuk melakukan semua yang Dia perintah. Yosua tidak mengkompromikan apapun, tapi taat memenuhi segala perintah Tuhan.
Komentar
Posting Komentar