Ah Teori
Ah
Teori
Pdt. Petrus Agung Purnomo
Yeremia 31:18-22
31:18 Telah Kudengar sungguh-sungguh Efraim meratap 1 : Engkau telah menghajar t aku, dan aku telah menerima hajaran, seperti anak lembu u yang tidak terlatih. Bawalah aku kembali, v supaya aku berbalik, sebab Engkaulah TUHAN, Allahku. 31:19 Sungguh, sesudah aku berbalik, w aku menyesal, dan sesudah aku tahu akan diriku, aku menepuk x pinggang sebagai tanda berkabung; aku merasa malu y dan bernoda, sebab aku menanggung aib masa mudaku. z 31:20 Anak kesayangankah gerangan Efraim bagi-Ku atau anak a kesukaan? Sebab setiap kali Aku menghardik dia, tak putus-putusnya Aku terkenang b kepadanya; sebab itu hati-Ku terharu terhadap dia; tak dapat tidak Aku akan menyayanginya, c demikianlah firman TUHAN. 31:21 Dirikanlah bagimu rambu-rambu jalan, pasanglah bagimu tanda-tanda jalan; d perhatikanlah jalan e raya baik-baik, yakni jalan yang telah kautempuh! Kembalilah, f hai anak dara g Israel, kembalilah ke kota-kotamu ini! 31:22 Berapa lama lagi engkau mundur maju, h hai anak perempuan yang tidak taat? i Sebab TUHAN menciptakan sesuatu j yang baru di negeri: perempuan merangkul k laki-laki."
31:18 Telah Kudengar sungguh-sungguh Efraim meratap 1 : Engkau telah menghajar t aku, dan aku telah menerima hajaran, seperti anak lembu u yang tidak terlatih. Bawalah aku kembali, v supaya aku berbalik, sebab Engkaulah TUHAN, Allahku. 31:19 Sungguh, sesudah aku berbalik, w aku menyesal, dan sesudah aku tahu akan diriku, aku menepuk x pinggang sebagai tanda berkabung; aku merasa malu y dan bernoda, sebab aku menanggung aib masa mudaku. z 31:20 Anak kesayangankah gerangan Efraim bagi-Ku atau anak a kesukaan? Sebab setiap kali Aku menghardik dia, tak putus-putusnya Aku terkenang b kepadanya; sebab itu hati-Ku terharu terhadap dia; tak dapat tidak Aku akan menyayanginya, c demikianlah firman TUHAN. 31:21 Dirikanlah bagimu rambu-rambu jalan, pasanglah bagimu tanda-tanda jalan; d perhatikanlah jalan e raya baik-baik, yakni jalan yang telah kautempuh! Kembalilah, f hai anak dara g Israel, kembalilah ke kota-kotamu ini! 31:22 Berapa lama lagi engkau mundur maju, h hai anak perempuan yang tidak taat? i Sebab TUHAN menciptakan sesuatu j yang baru di negeri: perempuan merangkul k laki-laki."
Yeremia
31 : 18 Telah Sungguh-sungguh Efraim Meratap : Engkau telah menghajar aku dan
aku telah menerima hajaran seperti anak lembu yang tidak terlatih. Bawalah aku
kembali, supaya aku berbalik, sebab Engkaulah TUHAN, Allahku.
Dalam Firman Tuhan mengungkapkan keluhan-keluhan
orang Israel, Efraim adalah anak kedua dari Yusuf. Ia mengeluh kepada Tuhan,
bahwa ia sudah menerima hajaran Tuhan seperti anak lembu yang tidak terlatih.
Di Israel, petani menggunakan sepasang lembu untuk mengolah
sawah, pertaniannya. Petani itu memasangkan kuk kepada sepasang lembu itu untuk
mengolah tanah dengan mata bajak. Lembu yang terlatih akan mengolah sawah
dengan baik, apabila ada lembu yang belum terlatih maka petani akan memasangkan
dengan lembu yang sudah terlatih.
Apabila lembu yang belum terlatih akan dihajar
supaya menghasilkan gerakan yang seirama dengan lembu yang terlatih. Anak lembu
itu akan dilatih supaya menghasilkan gerakan yang sama.
Lembu yang tidak bergerak cepat akan dihajar oleh petani
demikian pula dengan lembu yang bergerak terlalu cepat akan dipukul juga.
Petani membutuhkan gerakan dengan kecepatan tertentu pula dalam mengolah lahan
pertanian supaya hasil pengolahan lahan memiliki kedalaman yang sesuai dengan
kebutuhan.
Jika gerakan lembu terlalu cepat maka akan
menghasilkan hasil olahan tanah yang terlalu dangkal, jika terlalu lambat akan
mengeluarkan batu yang tidak diharapkan oleh petani.
Tuhan mengajarkan kita untuk berjalan seirama dengan
Dia. Tuhan memberikan kita kuk atau beban supaya kita berjalan seirama dengan
Tuhan. Tuhan memberikan kita partner Roh Kudus supaya kita bisa berjalan
seirama dengan Tuhan.
Cara bergerak kita, cara kita bekerja harus seirama
dengan Roh Kudus. Di akhir jaman ini kita harus berjalan seirama dengan Roh
Kudus.
Tuhan akan mendidik kita, menghajar kita jika kita
bergerak terlalu cepat, terlalu lambat bahkan diam tidak bergerak. Petani tidak
akan menunggu lembu itu bergerak, jika lembu itu diam maka ia akan memukul
lembu itu dengan tongkat.
Efraim berkata ia sudah dihajar oleh Tuhan seperti
lembu yang tidak terlatih, orang kristen harus tahu Tujuan atau Goal Tuhan
diakhir jaman ini. Goal Tuhan Yesus adalah Berjalan seirama dengan kita, jika
kita tidak berjalan seirama dengan Tuhan maka kita akan jadi penghalang dari
rencana Tuhan diakhir jaman. Kita akan menghalangi RohNya bekerja.
Efraim berkata jujur dihadapan Tuhan : Engkau telah
menghajar aku dan aku telah menerima hajaran Tuhan. Kita membaca kitab Yeremia,
kita tahu bahwa Yeremia adalah seorang nabi yang jujur, polos seperti anak
kecil.
Kita harus belajar seperti anak kecil supaya kita
dapat berjalan seirama dengan Tuhan. Didunia ini kita sudah banyak diajar
tentang menutupi diri kita sebenarnya, diluar kita nampak baik tetapi didalam
kita kecewa, kita benci.
Kita sudah diajarkan banyak kebenaran dalam Tuhan
Yesus, kita tidak boleh dendam, kecewa, sakit hati sama orang. Jika kita berdoa
kita seringkali kita berdoa Tuhan aku mengampuni orang tersebut padahal
didalamnya kita belum bisa mengampuni. Sebaiknya jika kita belum bisa
mengampuni kita jujur dihadapan Tuhan dan berkata Tuhan aku masih sakit hati
dan belum bisa mengampuni orang itu. Kita harus berdoa dengan Jujur dihadapan
Tuhan seperti seorang anak kecil.
Kita mendapatkan Rhema dari Tuhan mengenai Firman
Tuhan, perkatakan Rhema itu dalam doa kita. Jika kita tidak punya uang, kita
doa sama Tuhan dengan jujur Tuhan saya tidak punya uang dan saya tidak tahu
dengan cara apa Engkau memberkati saya, saya tidak punya iman yang besar.
Jika kita berdoa kepada Tuhan jangan belat-belit !
Jika kita tidak jujur sama Tuhan maka akan menghabiskan energi kita. Efraim
berkata : Bawalah aku kembali, supaya aku berbalik. Kata Berbalik dalam bahasa
Yunaninya adalah Metanoia, berbalik dari jalan-jalan yang salah.
Keselamatan itu Anugerah Tuhan, hidup kita adalah
Anugerah Tuhan. Penyesalan dan Pertobatan kita membuat kita mengenal dan tahu
siapa diri kita sebenarnya. Reaksi Efraim itu benar, ia berbalik setelah Tuhan
menghajar dia sehingga Tuhan menyayangi Efraim.
Murni dalam bahasa Yunani Pistikos artinya murni,
sungguh-sungguh. Ilustrasi : Seorang pembuat tembikar dari tanah liat yang
jujur akan melihat hasilnya dengan menggunakan sinar matahari. Jika ia melihat
ada yang cacat atau retak maka ia akan menghancurkan tembikar itu dan membuat
yang baru.
Jika pembuat tembikar itu tidak jujur maka bagian
yang retak akan ditutupi dengan jerami, sehingga pembeli tidak tahu. Jika kita
melihat hati kita tidak beres, ijinkan Tuhan meremukkan kita dan membentuk kita
kembali seperti yang Tuhan mau dengan sempurna.
Yeremia 31 : 21 Dirikanlah bagimu
rambu-rambu jalan, pasanglah bagimu tanda-tanda jalan; perhatikanlah
jalan raya baik-baik, yakni jalan yang telah kautempuh! Kembalilah,
hai anak dara Israel, kembalilah
ke kota-kotamu ini!
Tuhan
menginginkan kita mendirikan rambu-rambu jika kita mengetahui kelemahan kita. Kita
berbalik kepada Tuhan karena kita tahu siapa diri kita yang sebenarnya. Kita memasang
rambu-rambu supaya kita tidak jatuh.
Sebelum
kita jatuh Tuhan Roh Kudus memberitahu kita dan kita segera memasang
rambu-rambu supaya kita tidak jatuh.
Misalnya
kita tahu kelemahan kita di soal Sex maka kita segera memasang rambu-rambu
supaya kita tidak jatuh dalam kelemahan kita. Jauhi kelemahan kita.
Kelemahan
kita dalam soal uang, segera kita pasang rambu-rambu dan jauhi kelemahan kita.
Didunia ini tidak ada satu orang pun yang kebal dosa.
Jika
kelemahan kita di kekuasaan, kekuasaan membuat kesombongan kita bisa meledak,
jauhi kekuasaan itu. Kita jangan mendekat pada kekuasaan.
Kita
harus memasang tanda-tanda dalam kehidupan kita. Kita harus berjalan seirama
dengan Tuhan. Kita harus belajar Taat sama Roh Kudus supaya kita berjalan
seirama Tuhan. Kita berjalan sama Roh Kudus supaya kita menjadi Mighty Men
(Orang Yang Perkasa). Tuhan mau kita menjadi orang-orang yang perkasa dan
berjalan seirama dengan Tuhan.
Kita
harus memiliki hati yang terbuka, tulus, mengetahui siapa diri kita sebenarnya
sehingga kita mampu berjalan seirama dengan Tuhan. Hidup kekristenan ini bukan
hanya sekedar Teori tetapi Praktek. Amin
Jatiwang,
31 Maret 2016
By
His Grace
Joshua
Ivan Sudrajat S
Komentar
Posting Komentar