Pengenalan Akan Tuhan
Pengenalan Akan Tuhan
Ev. Drg Yusak Tjipto Purnomo
Kita belajar bukan menghakimi, tapi belajar kehidupan dan pengenalan akan Tuhan. Pengenalan akan Tuhan tidak hanya bergantung pad asatu orang, tapi bergantung juga pada orang yang ditugaskan, tapi kalau hidup pribadi dengan Tuhan, itu sendiri-sendiri. Kalau di dalam keluarga juga dituntut Tuhan agar bapak, ibu- dan anak-anak, tidak cuma satu orang saja. Pengenalan kita akan Tuhan, semakin lama harus semakin dalam, agar kita dapat berkenan di hadapan Tuhan.
Kepercayaan Abraham diuji..
Kejadian 22:1-2
1: Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: "Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan."
2: Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."
Kalau kita mendapatkan Firman Tuhan, kita harus tahu, sebab kenyataan yang kita alami, Firman tersebut tidak bisa kita mengerti, seperti Abraham ini. Tuhan "mencoba" Abraham, padahal Tuhan tidak pernah mencobai seseorang, sehingga kalau engkau sudah banyak membaca Alkitab, di dalam Alkitab itu sendiri engkau mungkin merasakan ada yang berbeda, ada yang antagonis satu sama lain. Sebenarnya bukannya berbeda, tapi karena terjemahannya yang kurang tepat. Mengerti tidak mengerti, baca saja Alkitab, terima saja, belajar Firman, mau mengenal Tuhan lebih dalam, nanti Roh Kudus sendiri yang akan mengajar kita. Kenali Tuhanmu secara pribadi, sebab kalau tidak, engkau akan bingung.
Di ayat di atas, Tuhan suruh persembahkan, dan kalau engkau mulai pikir-pikir dan pertimbangkan, engkau akan kacau, ragu-ragu, khawatir, dan akhirnya tidak bisa menjadi pelaku Firman Tuhan, dan berpikir, apakah itu Tuhan atau setan. Padahal Ishak pun adalah anak perjanjian, melalui Ishak juga anaknya akan semakin banyak dan tidak terhingga, tapi Tuhan minta untuk dipersembahkan. Kalau mempersembahkan, dan kalau kita pikir-pikir, akan keluar "alternatif" lain dan akhirnya juga tidak bisa jadi pelaku Firman. Abraham ini sebenarnya bukan orang yang pemberani, dia juga bukan orang yang sempurna, ketika dia ditanya Abimelekh mengenai Sara, dia pun bohong.
Percaya kepada Tuhan, dan kalau percaya, jangan terlalu dianalisa. Kalau engkau dapat Firman, TURUTI dan LAKUKAN saja sebagaimana yang engkau tahu, kalau salah pun Tuhan tetap lihat hatimu. Kenapa Abraham tidak memberi tahu Sara ketika Tuhan meminta Abraham untuk mempersembahkan Ishak? Karena nantinya mereka bisa ribut, dan pasti tidak rela kalau Ishak dipersembahkan, karena itu bertentangan dengan janji Tuhan atas Abraham dan Sara. Hidup dengan Tuhan itu harus terbuka, jujur, apa adanya. Kita terbuka, jujur, 100% itu hanya pada Tuhan, dan terkadang ada hal-hal yang tidak perlu kita beritahu pada orang lain. Kita tidak beri tahu itu bukan berarti itu tidak jujur, karena kepada sesama manusia itu juga dibutuhkan hikmat, kalau sudah waktunya ngomong, dan harus ngomong, baru engkau ngomong, kalau tidak, maka bisa kacau.
Abraham itu orangnya tulus dan cuma ikut Tuhan apa yang Dia suruh. Ketika Abraham ditanya Ishak ketika sudah ada api, kayu, pisau, dan ketika ditanya dimana korbannya, Abraham tidak langsung berkata kalau korbannya itu dia (Ishak), tapi dia menjawab dengan hikmat kalau Tuhan yang akan menyediakan. Hal ini juga yang dialami Musa dan Zipora, dan suatu saaat ketika itu Musa sempat mau dibunuh oleh Tuhan. Kalau engkau tidak diterangkan oleh Roh Kudus, engkau pasti tidak akan bisa mengerti, padahal Tuhan sendiri yang mengutus Musa tapi kenapa Tuhan mau membunuh Musa? Sama halnya ketika Saul mencari hamba Tuhan, dan akhirnya dia pergi ke dukun untuk memanggil Samuel.
Kita di hadapan Tuhan, semuanya itu sama, tidak ada yang istimewa di hadapan Tuhan, karena di hadapan Tuhan tidak ada orang yang kudus, setia. Dahulu yang dipanggil itu memang benar Samuel, karena ketika itu belum ada Yesus, dan Samuel masih ada di alam maut, karena baru ketika ada Yesus, Dia menginjil di alam maut dan menyatakan kalau Dia itu Mesias, dan setelah itu baru kubur terbuka, orang-orang kudus dibangkitkan. Abraham, Ishak, Yakub, Elia, Henokh, tidak di alam maut, karena ada hal-hal spesial. Kita itu terlalu kecil, dan Tuhan itu terlalu besar, kuasaNya luar biasa, tidak bisa kita jangkau. Merahasiakan segala sesuatu adalah kemuliaan Tuhan, dan kemuliaan raja-raja adalah menyelidiki. Menyelidiki tapi tidak boleh tidak percaya, harus tetap percaya pada Tuhan. Jalani saja jalan bersama Tuhan, sekalipun kita tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi jangan hal itu menggoyakan kita.
Kalau kita melakukan yang kita lakukan sekarang, seringkali kita tidak tahu kenapa, tapi tugas kita yaitu lakukan dan jalankan bagian kita, percaya, dan jangan terlalu banyak pikiran! Percaya dan lakukan, baru engkau nanti akan tahu apa maksudnya. Kalau engkau diejek, dikatakan sesat, mengucap syukur, jangan sakit hati, karena kalau engkau dihina karena Tuhan, upahmu besar di surga! Percaya kalau apapun yang engkau lakukan itu tidak akan sia-sia, tapi belajar jaga sikap hati, belajar jangan menghakimi orang lain.
Apa akibat ketaatan dari Abraham? Karena dia mempersembahkan Ishak, hingga Bapa sendiri yang berkata kepada Abraham kalau Abraham tidak menyayangi anaknya, di saat itu juga Bapa tahu kalau nanti Ia harus mempersembahkan Yesus, anakNya, dan juga saat itu berkat bangsa-bangsa bagi Abraham diturunkan.
Belajar juga mengenali dirimu sendiri, kenali kemampuanmu dan watakmu, jujur dan terbuka kepada Tuhan, dan untuk sesama, engkau harus pakai hikmat Tuhan, apa yang perlu diberi tahu, apa yang tidak, karena nanti akan jadi batu sandungan kalau engkau katakan yang tidak perlu engkau katakan. Diperlukan ketekunan, ketulusan, kejujuran. Ikut Yesus itu "ngeri-ngeri sedap". Mau berbuat apapun, tanya Tuhan, karena Tuhan yang lebih tahu.
Tuhan yang sudah tahu destiny kita, Dia yang tahu apa yang harus kita laukan dan apa bagian kita. Percaya, dan lakukan..
Komentar
Posting Komentar