Berani Bayar Harganya
Berani Bayar Harganya
Ev Iin Tjipto Wenas
Kisah 14 : 1-11
14:1 Di Ikoniumpun o
kedua rasul itu masuk ke rumah ibadat p
orang Yahudi, lalu mengajar sedemikian rupa, sehingga sejumlah besar q
orang Yahudi dan orang Yunani menjadi percaya. 14:2 Tetapi orang-orang Yahudi, yang menolak
pemberitaan mereka, memanaskan hati orang-orang yang tidak mengenal Allah dan
membuat mereka gusar terhadap saudara-saudara itu. r
14:3 Paulus dan Barnabas tinggal beberapa waktu
lamanya di situ. Mereka mengajar dengan berani, s
karena mereka percaya kepada Tuhan. Dan Tuhan menguatkan berita tentang kasih
karunia-Nya dengan mengaruniakan kepada mereka kuasa untuk mengadakan
tanda-tanda dan mujizat-mujizat 1 . t
14:4 Tetapi orang banyak di kota itu terbelah menjadi
dua: ada yang memihak kepada orang Yahudi, ada pula yang memihak kepada kedua
rasul itu 2 . u
14:5 Maka mulailah orang-orang yang tidak mengenal
Allah dan orang-orang Yahudi v
bersama-sama dengan pemimpin-pemimpin mereka menimbulkan suatu gerakan untuk
menyiksa dan melempari kedua rasul itu dengan batu. w
14:6 Setelah rasul-rasul itu mengetahuinya,
menyingkirlah x
mereka ke kota-kota di Likaonia, yaitu Listra dan Derbe dan daerah sekitarnya. 14:7 Di situ mereka memberitakan y
Injil. z
14:8 Di Listra ada seorang yang duduk saja, karena
lemah kakinya dan lumpuh sejak ia dilahirkan a
dan belum pernah dapat berjalan. 14:9 Ia duduk mendengarkan, ketika Paulus berbicara.
Dan Paulus menatap dia dan melihat, bahwa ia beriman 3 dan dapat disembuhkan. b
14:10 Lalu kata Paulus dengan suara nyaring:
"Berdirilah tegak di atas kakimu! c "
Dan orang itu melonjak berdiri, lalu berjalan d
kian ke mari. 14:11 Ketika orang banyak melihat apa yang telah
diperbuat Paulus, mereka itu berseru dalam bahasa Likaonia: "Dewa-dewa
telah turun ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia. e
Hari
ini kita belajar dari Paulus, ia berani menghadapi aniaya di Ikonium, ia berani
membayar harganya dengan mengajar jemaat disana. Dalam mengikut akan Tuhan
Yesus kita harus berani ; berani membayar harganya, berani mengambil keputusan,
berani memberi, berani menabur, berani menolong saudara seiman kita.
Saya
berdoa agar kita menangkap, kalau kita hanya berkata amin, saya punya iman,
tidak cukup sampai disitu saja jika berhenti sampai disitu tidak akan terjadi
apa-apa.
Paulus
mengalami pada saat satu titik ia diancam mau dibunuh, dilempari batu, dia
memasuki level berani bayar harganya. Paulus di Derbe memberitakan Injil dengan
keberanian, disitu ada seorang yang lumpuh sejak lahir dia tidak pernah
berjalan, Paulus berani mendoakan dan berani beriman sehingga orang lumpuh yang
sejak lahir ini bisa berjalan.
Untuk
memasuki next level kita harus berani membayar harganya, menaikkan level iman
kita, berani kerja keras. Pada waktu awal pelayanan saya, Tuhan berkata : “Buat
Rumah Singgah,” saya jawab : “Ya Amin” Saya tidak memulai hanya duduk didepan
dan berkata : masuk, masuk, masuk, maka itu tidak akan pernah menjadi rumah
singgah. Kalau saya tidak berani hari-hari itu menabur setiap uang rupiah saya
sampai semuanya saya berikan untuk rumah singgah, maka rumah singgah itu tidak
akan pernah terjadi.
Diawal-awal
pelayanan Mahanaim saya banyak mendapatkan tekanan, tantangan dari lingkungan
sekitar, orang-orang datang melempari kotoran manusia ke rumah saya, kenapa ?
Karena itulah harga yang harus dibayar
dan berani atau tidak kita tetap bertahan disitu ? Hari ini saya
mempunyai banyak orang-orang yang membantu tetapi pada waktu awal pelayanan
saya memulainya dengan sendirian. Saya memasak makanan sendiri, mengajar
sendiri, menghadai Ketua RT dan RW sendiri, Donaturnya saya sendiri, saya yang
bermain gitar sendiri, mendoakan sendiri, melayani pelepasan sendiri. Selesai
pelayanan saya membereskan rumah sendirian, mengepel lantai sendirian, mencuci
piring gelas sendiri. Begitulah harga yang harus dibayar diawal pelayanan saya.
Sekarang
setiap kali ibadah bahtera di Semarang, banyak orang berpikir itu adalah
kebaktian biasa dengan susunan ibadah, kolekte dan lain sebagainya. Tetapi
setiap kali ibadah di Semarang ada lebih dari 4000 orang yang menginap di Holy
Stadium dan sekitarnya. Untuk setiap makanan yang kita siapkan, kita bagikan
makanan secara free dan segala kebutuhannya itu membutuhkan biaya sebesar 1,5
Milyar dan itu harus dibayar didepan. Jadi kita tidak bisa berkata tunggu dari
kolekte saja dan nanti kita bayar.
Bahan-bahan
makanan, beras, sprei, kasur, bantal, daging, sayur harus dibeli dulu. Semua
Hotel harus dibayar didepan. Setiap kali acara, kami hamba-hamba Tuhan menabur
duluan, kalau dijumlah kurang lebih ada 2 Milyar. Kami berani membayar harganya.
Keberanian
ini harus ada kalau engkau mau mendapat yang besar. Amin
Jatiwangi,
20 April 2016
By
His Grace
Joshua
Ivan Sudrajat S
Komentar
Posting Komentar