ECHO
Echo
Pdt. Petrus
Agung
Mat 14: 13-21 – peristiwa lima roti dan dua ikan.
Hal-hal
yang membuat Tuhan Yesus melakukan mujizat multiplikasi /
pelipatgandaan pada hari itu:
1.
Becoming more than ourself
Yesus
sebenarnya tidak merencanakan mengajar, apalagi memberi makan banyak
orang. Tapi karena orang berbondong-bondong mengikuti Dia, hati Nya
tergerak oleh belas kasihan, dan menyembuhkan semua yang sakit. Yesus
dan para murid melayani mereka sepanjang hari, bahkan belum sempat
makan dan beristirahat.
Saat
hari mulai gelap, murid-murid melihat orang banyak kelaparan, dan
tidak ada cukup biaya untuk membelikan makanan bagi semua orang. Maka
kemudian keluar pernyataan emphaty dari para murid untuk orang
banyak: menyuruh orang banyak pergi sehingga bisa membeli makan.
Saat
itulah Tuhan meminta para murid memberi orang banyak itu makan.
Mukjizat pelipatgandaan terjadi ketika kita mau menjadi sesuatu yg lebih dari sekedar kebutuhan diri kita sendiri (becoming more than ourself).
Untuk makan bagi Yesus dan para murid tidak diperlukan mujizat pelipatgandaan. Tapi untuk memberi makan ribuan orang, maka mujizat pelipatgandaan diperlukan.
Banyak
orang minta diberkati. Tapi sebelum kita lepas dari penjara diri
sendiri/ self : kepentinganku, kebutuhanku, keinginanku; maka
kita tidak pernah bisa menikmati multiplikasi dari Tuhan.
2.
Echo
And
they say unto him, We have here but five loaves, and two fishes (Mat
14: 17, KJV)
Kata ada artinya punya/ memiliki. Frase “orang yang punya” atau “orang berada” di berbagai bahasa diartikan sebagai orang kaya.
punya
= have (english) = ἔχω
= echō
(G2192)
Latar
belakang kata “echo” dari mitologi Yunani. Dewi ini hanya bisa
berbicara menirukan suara orang lain (menggemakan). Dewi ini jatuh
cinta kepada dewa Narsisius yang tampan. Dewa Narsisius jatuh cinta
pada dirinya sendiri saat melihat pantulan wajahnya di air. Dari
sinilah asal kata narsis.
Mujizat pelipatgandaan terjadi saat kita memiliki sesuatu yang bisa ber-echo/ bergema / bergaung
Contoh:
Ipad di tangan p Agung, di mata Tuhan belum tentu dipunyai p Agung.
Saat Ipad itu digunakan untuk belajar Firman Tuhan dan menyampaikan
pesan Tuhan kepada jemaat, barulah Ipad tersebut mempunyai echo. Saat
itulah barulah di hadapan Tuhan p Agung mempunyai Ipad.
Saat
yang Tuhan berikan kepada kita tidak mempunyai gema kepada orang
lain, Tuhan menganggap kita tidak memilikinya.
Lawan
echo adalah ego, artinya hidup untuk dirinya sendiri.
Saat
yang kita miliki bukan untuk ego kita, tetapi untuk echo,
maka akan terjadi pelipatgandaan!
Kesaksian
pembangunan Holy Stadium:
Saat
p Agung di Amerika, p Sugi telpon dan melaporkan pembangunan Holy
Stadium. 4 bulan kemudianpembangunan masuk tahap pengecoran.
Pengecoran harus dilakukan terus-menerus tanpa jeda, sehingga tidak
ada bagian yang lemah yang bisa jadi patahan. Kas hanya ada ratusan
juta, sedangkan kebutuhannya beberapa milyar.
P
Agung hadapkan masalah ini ke Tuhan, lalu dijawab:
"apa
yang p Agung punya tidak cukup untuk kebutuhan Holy Stadium, tapi
jumlah uang itu lebih dari cukup untuk kebutuhan banyak hamba-hamba
Tuhan yang lain"
Tuhan
berkata bahwa di kota Semarang banyak pembangunan gereja terhenti
karena kurang dana.
P Agung memutuskan membentuk 4 tim Noah. Dalam masing-masing grup ada arsitek, bagian sipil, pemborong, penjual material bangunan. Setiap tim diminta bergerak di Semarang, mendata gedung-gedung gereja yang pembangunannya macet. Dalam 3-4 hari terdata 15-17 gereja beserta fotonya.
Masing-masing
tim menawarkan diri untuk menyelesaian pembangunan gereja-gereja
tersebut. Sebagian langsung menerima, sebagian ragu-ragu dan bertanya
imbalannya. Setelah p Agung membuat pernyataan di atas meterai bahwa
semua itu hibah, maka gereja-gereja yang semula ragu mau menerima
bantuan itu. Hari itu Jki membangun sekian banyak gereja, dan kas-nya
habis.
Luk 16: 19 – kisah orang kaya, Lazarus dan Abraham.
Salah
satu faktor mengapa orang kaya ini masuk neraka adalah: semua yang
Tuhan percayakan kepada orang kaya ini hanya untuk ego-nya, dan tidak
punya echo. Orang kaya ini berpesta setiap hari dalam kemewahan, tapi
pengemis di halaman rumahnya tidak merasakan echo dari kemewahannya.
Padahal orang kaya itu tahu siapa Lazarus.
Dengan
pengertian ini kita baru bisa memahami arti perumpamaan orang kaya
yang bodoh di Luk 12: 13-21. Tuhan menganggap orang kaya ini tidak
memiliki apa-apa, sebab tidak ada orang lain yang bisa ikut
menikmatinya, tidak ada echo/ gemanya.
Periksa:
apakah profesi kita memiliki echo, atau hanya ego dalam hidup kita
Contoh
echo:
- Tuhan beri nama Injil Kerajaan kepada gereja, ternyata itu menjadi destinynya. Red carpet hampir tuntas, sudah mencapai sekitar 120 negara. Echo-nya sampai ke seluruh dunia.
- Persembahan untuk propinsi memungkinkan gereja melayani ratusan hamba Tuhan dari berbagai propinsi dan bangsa saat ada KKR Bahtera.
Tuhan
sayang kita semua karena kita memilih echo dan bukan ego.
Echo
dalam hidup kita membuat sesuatu yang kecil dan sedikit, dirubah oleh
Tuhan menjadi besar dan luar biasa.
Mzm
19: 1-6 – echo
tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi (Mzm 19: 4)
Echo
ini membuat kita bisa menguatkan anak-anak Tuhan di Iran, membawa
beberapa desa di India di babtis masal, bergema di desa-desa
Rwanda-Burundi-Uganda yang hampir semua penduduknya menderit HIV
Aids.
Komentar
Posting Komentar