Roti dan Anggur
Roti dan Anggur
Pdt. Petrus Agung
Hubungan
kita dengan Tuhan Yesus digambarkan seperti seorang pria dengan
tunangannya, yang kelak akan bersatu dalam pernikahan Anak Domba.
Jika kita bisa memahami gambaran ini dengan baik, maka kita akan
mengerti apa yang Tuhan ingin sediakan bagi kita, dan apa yang Tuhan
ingin kerjakan dalam kehidupan kita.
1.
Tuhan melamar kita
Sebab
aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah
mempertunangkan
kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu
sebagai perawan suci kepada Kristus (2
Kor 11: 2)
Kita
adalah tunangan Kristus !
Yoh
14: 1-4 – perikop ini mengacu pada proses dari pertunangan hingga
menjadi pernikahan.
Tradisi
pernikahan Yahudi
- Si pria datang bersama orang tuanya ke rumah si wanita untuk melamar.
- Kedua belah pihak orang tua kemudian mulai ber-negosiasi tentang mas-kawin.
- Setelah sepakat tentang mas-kawin, si pria akan menuangkan anggur, kemudian disodorkan kepada si wanita.
- Jika si wanita mau meminumnya, artinya lamaran diterima.
- Setelah si wanita bersedia, dia menutup dirinya bagi pria lain dan menutup wajahnya dengan cadar.
- Si pria akan kembali pulang dan bekerja. Hasil kerjanya untuk membangun sebuah rumah atau kamar di lingkungan rumah orang tuanya.
- Selama membangun, secara berkala si pria mengirimkan banyak hal kepada tunangannya, supaya si wanita bisa siap dan punya gaun pengantin yang terbaik.
- Ayah si pria mengawasi pekerjaan anaknya. Saat dia melihat ruangan yang dibangun anaknya sudah siap, barulah tanggal pernikahan ditetapkan.
- Jam pernikahan tidak pernah jelas, karena prosesi perjalanan dari rumah pria ke rumah wanita tidak pasti lamanya.
Setelah
makan Paskah, dalam perjamuan terakhir Yesus mengambil roti dan
memecahkannya, dan berkata:
Inilah
tubuh-Ku
yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku
(Luk 22:9b)
Inilah
bentuk “lamaran” Tuhan kepada kita. Tuhan tidak membawa
mas-kawin berupa berlian atau emas, tetapi diriNya sendiri. Saat kita
makan, kita jadi tubuh Tuhan.
Setelah
makan Tuhan membagikan cawan berisi anggur kepada murid-muridNya dan
berkata:
Cawan
ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan
bagi kamu. (Luk 22: 20b)
Dengan
menerima dan meminum anggur itu, kita menyatakan bahwa kita menerima
lamaran Tuhan, dan mulai saat itu kita jadi kekasih Tuhan.
Setiap
kali kita melakukan perjamuan kudus, kita mengingat akan kekasih
kita: Yesus.
Dalam
peristiwa di lembah raja: Melkisedek menyongsong Abraham. Abraham
makan roti dan anggur sebagai tanda menerima lamaran Tuhan El-Elyon.
Yesus
memperbaharui perjanjian “lembah raja” dengan tubuh dan darahNya
sendiri.
Yesus
pergi kepada Bapa untuk mempersiapkan rumah bagi kita semua.
Bagian
Yesus adalah membangun rumah kita di Surga, bahannya dari ketaatan
kita kepadaNya.
Mimpi
seorang ibu yang dibawa ke Surga
Ada
rumah yang besar, ada yang kecil, ada yang seperti barak. Rumah ibu
ini belum selesai karena dia tidak pernah membayar angsurannya,
setiap kali ditagih – dikembalikan.
Tuhan
jelaskan makna mimpi kepada ibu ini: rumah di mimpi adalah rumah ibu
itu kelak di Surga. Tagihan yang ditolak ibu itu: pengampunan,
ketaatan, kekudusan, kesabaran, kerendahan-hati. Padahal tagihan itu
untuk menyelesaikan rumah ibu itu sendiri.
Sejak
itu hidup ibu ini berubah, dan dia bertekat membayar semua
tagihannya.
Yesus
menyediakan tempat bagi kita. Bagian kita memberikan bahan
bangunannya: pengampunan, ketaatan, kekudusan, kesabaran,
kerendahan-hati, kejujuran, cinta, hati, kasih, kedewasaan, korban,
buah-buah Roh.
Di
sisi lain selama di dunia Tuhan men-suplay hidup kita dengan semua
berkat jasmani dan rohani, penyertaan Roh Kudus, Firman yang memberi
makan manusia roh kita, untuk mendandani kita sehingga kita siap
menjadi mempelainya.
Yesus
lahir sebagai anak tukang kayu sebagai gambaran bahwa saat Dia naik
ke Surga, Dia mampu membangun rumah bagi setiap kita.
Anjuran:
berdoa minta supaya Tuhan tunjukkan rumah kita di Surga.
2.
Tuhan mendandani kita.
Mat
6: 28-30
Pakaian
= ἔνδυμα
= enduma
= G1746;
apparel
(especially
the outer robe/
pakaian luar, atau jubah)
Jubah
adalah simbol status. Bagi kaum miskin jubah juga berfungsi sebagai
selimut.
Tuhan
membandingkan jubah kita dengan kemegahan Salomo, maka yang Tuhan
maksud bukan jubah biasa, tapi jubah simbol status.
Jadi
jika demikian Allah
mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang
ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu,
hai orang yang kurang percaya? (Mat 6: 30)
Mendandani
= ἀμφιέννυμι
= amphiennumi
= G294; to
invest (menanam
modal);
to enrobe: - clothe
Tuhan
mendandani kita bukan untuk memanjakan, tapi untuk ber-investasi.
Tuhan investasikan:
- Urapan – apakah akan memuliakan Tuhan atau membuat ego-nya berkembang ?
- Berkat – apakah saat diberikan kita jadi lebih cinta Tuhan, lebih cinta jiwa-jiwa, memberkati banyak orang, atau justru menjadi orang yang vulgar dan bermewah-mewah.
Tuhan
akan memastikan bahwa apapun yang Dia nantinya berikan pada kita,
akan membuat kita jadi indah dan ajaib - bukan sebaliknya.
Tuhan
mau investasi-Nya kembali untuk kemuliaan Tuhan, untuk orang lain
diberkati, dan kita tetap tidak terikat harta.
Contoh:
para gadis calon permaisuri Ahasyweros di kitab Ester. Tes terakhir
adalah masuk gudang harta raja, dan boleh mengenakan apapun yang dia
mau pakai, kemudian baru menghadap raja. Ester hanya mengenakan
perhiasan yang dianjurkan sida-sida. Wanita-wanita lain dalam
ketamakan masing-masing mengenakan perhiasan-perhiasan yang mereka
suka, dan membuat jadi tampil aneh. Saat sudah jadi ratu, semua isi
gudang harta Ahasyweros adalah milik Ester
Saat
Tuhan mendandani kita, selalu dengarkan Roh Kudus, sehingga kita bisa
bersikap sesuai selera Tuhan.
Komentar
Posting Komentar