Menjaga Perkataan
Menjaga Perkataan
Hari
ini kita akan belajar Firman Tuhan mengenai Menjaga Perkataan. Salah satu
tujuan dari Belajar Firman Tuhan adalah supaya kita sebagai anak-anak Tuhan
selalu waspada. Karena kejatuhan atau kegagalan kita itu bukan diawal kita
mengikut Tuhan, dan bukan dipertengahan kita mengikut Tuhan tetapi diakhir atau
menjelang garis akhir. Karena itu kita harus benar-benar waspada !
Didalam
kehidupan ini ada banyak hal yang kita inginkan, misalkan kita ingin masuk
Surga. Yang menjadi masalah adalah bisakah kita bertahan sampai akhir. Dengan
kemampuan kita sebagai manusia, tidak ada seorangpun yang sanggup melakukannya.
Pada
posisi atau kedudukan yang tinggi justru angin yang menerpa semakin kencang,
satu kesalahan saja kita lakukan bisa membuat kita terjatuh. Kita mengambil
contoh dari tokoh Alkitab yang bernama Musa.
Sangat
tragis, Musa adalah orang yang mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan
Tuhan. Dalam Alkitab berkata : Musa adalah seorang yang bergaul intim dengan
Tuhan, ia berbicara dengan Tuhan muka berhadapan dengan muka. Hal ini begitu
luar biasa ! Tidak ada seorangpun yang mempunyai hati yang lembut seperti Musa.
Dalam Alkitab hanya Musa yang memiliki kelembutan hati sedemikian luar biasa.
Sungguh
Tragis Musa tidak bisa memasuki Tanah Kanaan di saat terakhir. Kejatuhan Musa
adalah dia Teledor dengan Kata-Katanya. Aneh Bukan ? Musa tidak melanggar
perintah Allah, namun ia hanya teledor dengan kata-katanya !
Mazmur
106:32-33 106:32 Mereka menggusarkan Dia dekat air Meriba, f sehingga Musa kena celaka karena mereka; 106:33 sebab mereka memahitkan hatinya, g h sehingga ia teledor dengan kata-katanya.
i
Bangsa
Israel menggusarkan hati Tuhan, bukan menggusarkan Musa. Tetapi ayat diatas
mengatakan Musa kena celaka karena ulah bangsa Israel. Aneh bukan ? Bangsa
Israel menggusarkan hati Tuhan, tetapi yang kena celaka adalah Musa.
Bangsa
Israel memahitkan hati Musa, bukan hati Tuhan. Teledor dengan kata-kata yang
bagaimana ? Mari kita mempelajari Alkitab...
Bagi
Saya mempelajari Alkitab sangat menyenangkan seperti halnya membaca komik. Saya
sendiri tahu FirmanNya karena diberi tahu sendiri oleh Tuhan. Tidak ada
seorangpun yang bisa mengerti Firman Tuhan, jika Tuhan tidak mewahyukan atau
menjelaskan kepada orang itu. Jika kita memikirkan artinya, menafsirkan Firman
Tuhan itu tetap tidak bisa. Makanya saya disebut Goblok dan Bodoh oleh banyak
para ahli Theologia, Doktor Theologia. Saya Berkata : “Goblok tidak apa-apa yang
penting mengerti maunya Tuhan. Kalau pintar malah repot kalau gak ngerti
hatinya Tuhan.
Bilangan
20:7-8
Konteks
20:7 TUHAN berfirman kepada Musa: 20:8 "Ambillah tongkatmu e itu dan engkau dan Harun, kakakmu, harus menyuruh umat itu berkumpul; katakanlah di depan mata mereka kepada bukit batu itu 1 supaya diberi airnya; f demikianlah engkau mengeluarkan air dari bukit batu itu bagi mereka dan memberi minum umat itu serta ternaknya."
20:7 TUHAN berfirman kepada Musa: 20:8 "Ambillah tongkatmu e itu dan engkau dan Harun, kakakmu, harus menyuruh umat itu berkumpul; katakanlah di depan mata mereka kepada bukit batu itu 1 supaya diberi airnya; f demikianlah engkau mengeluarkan air dari bukit batu itu bagi mereka dan memberi minum umat itu serta ternaknya."
Tuhan
memerintahkan kepada Musa supaya Ia berkata kepada bukit batu. Akhirnya Musa
tidak berkata kepada Bukit Batu melainkan memukul bukit batu. Pada ayat
sebelumnya dikatakan Musa teledor dengan kata-katanya. Ini sangat aneh ! karena
Musa sama sekali tidak berkata-kata, ia memukul bukit batu ! Koq bisa teledor
dengan kata-kata, bagaimana itu terjadi ?
Mari
Kita Lanjutkan.....
Bilangan
20:9-13
Konteks
20:9 Lalu Musa mengambil tongkat g itu dari hadapan h TUHAN, seperti yang diperintahkan-Nya kepadanya. 20:10 Ketika Musa dan Harun telah mengumpulkan i jemaah itu di depan bukit batu j itu, berkatalah ia kepada mereka: "Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?" 20:11 Sesudah itu Musa mengangkat tangannya, lalu memukul bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali, maka keluarlah banyak air, k sehingga umat itu dan ternak mereka dapat minum. 20:12 Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: "Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku l di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri 1 yang akan Kuberikan kepada mereka. m " 20:13 Itulah mata air Meriba, n tempat orang Israel bertengkar o dengan TUHAN dan Ia menunjukkan kekudusan-Nya di antara mereka. p
20:9 Lalu Musa mengambil tongkat g itu dari hadapan h TUHAN, seperti yang diperintahkan-Nya kepadanya. 20:10 Ketika Musa dan Harun telah mengumpulkan i jemaah itu di depan bukit batu j itu, berkatalah ia kepada mereka: "Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?" 20:11 Sesudah itu Musa mengangkat tangannya, lalu memukul bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali, maka keluarlah banyak air, k sehingga umat itu dan ternak mereka dapat minum. 20:12 Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: "Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku l di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri 1 yang akan Kuberikan kepada mereka. m " 20:13 Itulah mata air Meriba, n tempat orang Israel bertengkar o dengan TUHAN dan Ia menunjukkan kekudusan-Nya di antara mereka. p
Tuhan
berkata : “Ambilah tongkatmu,...” Dan Musa mengambil tongkatnya. Sampai disini
Musa masih Taat melakukan yang Tuhan perintahkan. Selanjutnya Musa berkata kepada
orang Israel : “Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka,...” Inilah
keteledoran Musa !
Mengapa
Musa berkata kepada orang Israel bahwa mereka orang-orang durhaka ? Bukankah
orang-orang Israel adalah Biji Mata Tuhan ? Jadi secara tidak langsung Musa berkata
: Biji Mata Tuhan adalah durhaka ! Musa mengatakan hal itu karena hati Musa yang
sedang pahit.
Mengapa
Hati Musa Bisa Paahit ? Karena Musa membela Tuhan ! Hati Musa Pahit bukan karena
Tuhan marah, Tuhan tidak marah kepada Musa. Walaupun bangsa Israel menggusarkan
Hati Tuhan, Tuhan tidak marah ? Aneh Sekali, mengapa Tuhan tidak Marah ? Karena
Tuhan itu Panjang Sabar !
Tetapi
Musa adalah seorang Hamba Tuhan yang sudah mengenal hati Tuhan, ia menangkap
hal yang berbeda. Setiap kali orang Israel berbuat dosa dan Tuhan hendak
menghukum bangsa Israel, Musa berdoa puasa selama empat puluh hari empat puluh
malam. Ia meminta belas kasihan Tuhan bagi bangsa Israel. Akhirnya Tuhan pun
mengampuni bangsa Israel. Kejadian ini berulang kali terjadi dan membuat Musa
merasa berjasa.
Setiap
Kali bangsa Israel berbuat sesuatu yang membuat Tuhan marah, yang membayar kesalahan
itu adalah Musa. Ini payah sekali, saya bertanya sama Tuhan : “Lho Tuhan kenapa
Musa hanya salah sedikit saja dan sekedar bicara saja lho. Masak Tidak Boleh
Masuk Kanaan ? Musa kan sudah berjuang selama empat puluh tahun”
Lalu
Tuhan menjawab saya : “Aku bergaul karib dengan orang-orang yang bergaul karib
dengan Aku. Aku menyatakan KekudusanKu dengan orang yang bergaul karib dengan
Aku.”
Saya
protes lagi sama Tuhan : “Lha kok Musa malah mati ? Menyatakan Kekudusan kok
malah mati ?”
Tuhan
Berkata : Sebab Aku ini Kudus, Aku tidak bisa berkompromi dengan kesalahan,
kalau kamu salah kamu juga out !”
“Galaknya
Tuhan itu”, pikir saya.
Dapatkah
kita membayangkan hal seperti ini ? Kita tidak akan bisa mengerti,
dipikir-pikir tetap saja tidak bisa mengerti. Saya mengalaminya sendiri baru
saya bisa mengerti Firman Tuhan itu.
Pada
suatu pagi pada saat saya sedang sembahyang pagi, Tuhan berkata : “Yusak, kamu
hari ini duduk diam dirumah, sembahyang menghadap Aku terus.”
“Enggak
Melayani ?” tanya saya. “Tidak” jawab Tuhan.
Saya
Taat saja. Saya senang karena hanya disuruh duduk diam nongkrong saja. Kalau
saya melayani terlalu sibuk, nanti yang muncul malah diri saya sendiri dan
bukan Tuhan. Bisa bahaya, teledor dan bisa ‘digantung’ Tuhan.
Setiap
kali saya diminta kotbah, saya selalu minta waktu doa terlebih dahulu minimal
sejam sebelumnya. Saat kebaktian berlangsung, saya juga tidak mau duduk
didepan. Biasanya saya duduk dipinggir atau diujung pinggir, lalu saya duduk
diam dan sembahyang. Jadi bukannya saya tidak mau duduk didepan tetapi saya mau
sembahyang. Kalau saya duduk didepan repot sebab kalau sedang puji-pujian
biasanya diminta berdiri-duduk berulangkali. Hal ini membuat saya tidak bisa
berkonsentrasi untuk sembahyang. Jadi bukan saya tidak mau duduk didepan.
Tetapi saya mau duduk berdoa. Bukan karena rendah hati dan tidak mau menonjol
tetapi takut sama Tuan saya.
Seringkali
dari rumah saya tidak tahu apa yang harus disampaikan pada saat kotbah nanti.
Padahal dirumah saya sudah sembahyang berjam-jam, terus bertanya : “Tuhan
Engkau mau apa saya harus ngomong apa ? Apa yang dibutuhkan oleh anak-anakMu ?”
Tuhan seringkali diam dan tidak menjawab.
Pada
suatu saat Tuhan mengatakan kepada saya supaya saya duduk diam dan tenang.
Ternyata jam sembilan pagi ada Hamba Tuhan yang terkenal, seorang Nabi mencari
saya di rumah.
“Pak
Yusak, saya diperintah oleh Tuhan supaya datang ke rumahmu. Nanti jam lima sore
Pak Yusak harus menyampaikan Firman Tuhan ditempat saya.” Katanya.
Saya
menjadi bingung, tadi Pagi Tuhan bicara begitu, sekarang yang ngomong Nabi
Tuhan. Jadi sekarang saya dihadapkan dengan Tuhan dan manusia, persis seperti
Musa. Pikiran saya menimbang-nimbang, lalu saya berdoa.
Rahasia
ini harus anda dan saya pegang. Pada saat kita mengambil tindakan untuk
menimbang, kita seperti menghadapi sebuah pengadilan. Hidup kita setiap saat
dihadapkan kepada pilihan. Kita bisa memakai jiwa atau roh kita dalam mengambil
keputusan. Kita bisa memakai pertimbangan atau memakai iman. Dalam teorinya
kita memutuskan memakai iman tetapi kenyataannya kita tidak bisa melakukan hal
tersebut. Hal demikian hanya bisa dilakukan kalau sudah menjadi kebiasaan. Jika
kita tidak mulai melatih dari hal yang kecil maka hal tersebut tidak akan bisa
kta lakukan.
Dalam
menghadapi kenyataan, roh tidak bisa lebih kuat daripada pikiran, jika kita
tidak pernah melatihnya. Cara melatihnya adalah : Tundukkan dirimu ! Setiap
saat tanya Tuhan ! Setiap hari mulai dari bangun tidur sampai sebelum tidur tanya Tuhan. Kalau mau
tidur jangan mikir macam-macam, besok mau makan apa ?, Bayar Hutang Bagaimana ?
Mau pergi ke kota mana ? dan sebagainya. Jika mau Tidur katakan : “Tuhan,
Engkau itu baik !” sampai kita ketiduran. Itu namanya berlatih bergaul karib
dengan Tuhan.
Kita
harus seperti orang yang sedang pacaran, setiap hari rindu untuk bertemu. Kalau
mau tidur mikir pacarnya sampai terbawa mimpi. Demikian juga kita dengan Tuhan.
Kita adalah pacarnya Tuhan, pikirkanlah Tuhan senantiasa setiap waktu. Jangan
jadikan Tuhan pacar dengan cara backstreet !
Pada
waktu Nabi Tuhan itu mengatakan bahwa saya harus menyampaikan Firman Tuhan
ditempatnya, saya langsung berdoa sama Roh Kudus : “Lho yang tadi pagi berkata
supaya saya duduk diam di rumah tadi itu siapa ? Roh Kudus menjawab : “Aku”
Terus yang ngomong sama NabiMu itu siapa ? tanya saya kemudian. Roh Kudus
menjawab : “Aku”.
Lho
Kok Bertentangan, tetapi Tuhan diam saja. Tuhan membuat saya harus mengambil
keputusan sendiri. Lalu saya berkata : “Tuhan, Engkau telah membuat aku
bingung. Engkau yang menyuruh aku diam, Engkau juga yang menyuruh aku pergi.”
Tuhan berkata : “Tetapkan.”
Saya
menjawab kepada Nabi itu : “Saya mendahulukan Tuhan, sekalipun manusia itu
nabi. Maaf saya tidak mau melayani ditempatmu. Karena tadi pagi Tuhan berbicara
sama saya agar saya tidak melayani.”
Nabi
Tuhan itu marah : “Kamu tidak percaya kalau yang ngomong sama saya itu Tuhan ?”
“Percaya” jawab saya, wong saya sudah tanya sama Roh Kudus. “Loh kok kamu tidak
nurut?” kata Nabi itu.
“Ya
karena Tuhan ngomong sama kamu, dan Tuhan juga ngomong sama saya. Daripada aku
nurut sama kamu, lebih baik aku nurut sama Tuhan. Sekalipun kamu jengkel. Maaf,
bukan karena saya tidak percaya kamu. Tetapi maksud Tuhan adalah untuk menguji
saya,” Saya menjelaskan kepada nabi itu.
Ternyata
Nabi Tuhan itu jatuh, jatuh karena kemarahannya, karena merasa tidak dipercaya.
Gengsinya yang menjatuhkannya.
Tuhan
sering menggoda dan sering main-main, tetapi bukan main bohong-bohongan. Tuhan
suka bikin ketegangan, Tuhan suka menguji kita.
Yehezkiel
14:9 Jikalau nabi itu membiarkan dirinya tergoda dengan mengatakan suatu
ucapan--Aku, TUHAN yang menggoda nabi itu--maka Aku akan mengacungkan tangan-Ku
melawan dia dan memunahkannya dari tengah-tengah umat-Ku Israel.
Setelah
nabi itu pulang saya berdoa, “Tuhan, Engkau ini kok aneh-aneh saja sih Tuhan ?
Engkau ngomong ke saya dan juga ngomong ke dia, memberi perintah yang berbeda.
Ini gimana maksudnya ?” tanya saya kepada Tuhan.
Tuhan
menjawab : “Berbahagialah engkau, karena engkau mendahulukan Aku. Seandainya
kamu nurut sama dia karena dia predikatnya nabi, kamu saya ‘bunuh’.”
Lho
kok galak amat sih ? masak begitu aja dibunuh, tanya saya. “Aku akan bunuh
kamu, karena Aku tidak bisa pakai kamu sebagai hambaKu” Saya gemetaran keringat
dingin : “Kok Galak sih Tuhan ?” “Bukan Aku galak, tetapi Aku minta hatimu
tertuju kepadaKu”.
Ada
harga yang harus kita bayar. Mengalahkan pertimbangan pikiran dan jiwa kita
ini. Hal ini yang dialami oleh Musa. Sekalipun orang yang dekat dengan TUHAN,
kalau kalau hatinya pahit akan teledor juga. Hati yang pahit akan membuat kita
teledor lalu kita mengucapkan kata-kata yang sia-sia, kemudian akan membawa
penyakit.
Sakit
Kanker, Jatung, Eksim, Maag, Gila, Darah Tinggi, Diabetes dan lain-lain adalah
penyakit-penyakit yang disebabkan oleh Hati yang Pahit. Itulah hukuman buat
hati yang pahit dan tidak bisa mengampuni.
Musa
tidak boleh masuk ke Tanah Kanaan karena melanggar kekudusan. Jika anda melanggar
perintah Tuhan masih diampuni. Jika anda melanggar kekudusan, maka daging kita
akan dihukum dengan dimusnahkan, tetapi jiwa kita diselamatkan.
Hamba
Tuhan yang melayani, jika dekat dengan Tuhan, mulai bergaul intim dengan Tuhan,
memiliki relationship dengan Tuhan, berhati-hatilah dan Jagalah Hatimu dengan
segala Kewaspadaan supaya jangan hatimu pahit, jangan mudah tersinggung, buang
segala gengsimu yang merugikan.
Tuhan
telah menyediakan Tanah kanaan, tanah yang berlimpah-limpah susu dan madu. Pada
waktu telah dekat dengan Kanaan, Tuhan menyuruh untuk mengintai tanah tersebut.
Orang-orang yang disuruh mengintai mendapati tanah itu penuh dengan
raksasa-raksasa dan benteng yang kokoh. Pemberitaan ini membuat bangsa Israel
menjadi takut.
Seperti
itulah jika Tuhan akan memberkati kita. Setiap kali kita akan dibawa ke tempat
yang lebih baik, kita akan bertemu dengan raksasa-raksasa dan benteng yang
kokoh. Ini seringkali yang membuat kita jadi takut dan kuatir. Disini letaknya
ujian. Hal ini yang membuat banyak anak Tuhan yang jatuh karena banyak
pertimbangan.
Pikiran
kita harus senantiasa tertuju kepada Tuhan. Kita harus mengenakan Pikiran
Kristus. Jika Tuhan telah berjanji untuk memberikan Tanah Kanaan, tidak usah
terlalu banyak berpikir. Kita harus berjalan dengan Iman, bukan dengan
pengertian kita. Jangan Takut dan Kuatir, apapun yang terjadi semuanya Tuhan
telah atur dan rencanakan yang terbaik.
Saat
kita menghadapi tantangan tetap hanya memandang kepada Tuhan. Harapan akan
garis akhir, pasti sampai. Bagaimana caranya ? Ya Tidak Tahu, Tuhan adalah
jalan dan Roh Kudus akan menolong kita dan kita senantiasa bertanya kepada
Tuhan. “Tuhan apa mauMu ?” Dan kita akan sampai kepada Tanah Perjanjian kita
dan kita akan alami kemuliaan Tuhan. Amin
Jatiwangi,
7 April 2016
By
His Grace
Joshua
Ivan Sudrajat
Komentar
Posting Komentar