Mental Kerajaan
Mental Kerajaan
Minggu, 12 Mei 2013
Ev. Nany SusantyYohanes 14:1-3
"Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.
Pada waktu itu murid-murid merasa gelisah karena tidak tahu apa yang akan terjadi. Mereka binggung karena tidak punya pegangan kalau Yesus pergi. Ketika Yesus hendak pergi, Dia menyampaikan hal-hal yang membuat mereka bersedih. Takut akan masa depan mereka. Tidak ada satu orang pun dari kita yang tahu akan masa depan. Tapi kalau kita mengenal Yesus janganlah takut dan bimbang. Percaya itu tidaklah mudah tetapi latihkan supaya iman kita kuat.
Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.
Jaminan untuk anak-anak Tuhan. Dia pergi untuk menyediakan segala sesuatu. Setelah semuanya selesai Yesus menjemput kita. Yesus akan datang hanya untuk menjemput kita. Yesus setelah naik ke surga dia sebagai Raja di atas segala raja. Dia pun akan datang bukan sebagai bayi melainkan sebagai Raja untuk menjemput anak-Nya, bukan menjemput rakyat.
Yang menjadi permasalahannya adalah bagaimana kita bisa menjadi anak-anak Raja yang berkenan? Kita harus mempunyai karakter anak raja, memiliki mental kerajaan. Saat kita sudah jadi anak Raja, segala sesuatu harus putus dari keduniawian/kedagingan.
Ev. Nany Susanty adalah seorang notaris. Seatu ketika beliau diperhadapkan suatu perkara dimana ada orang tua hendak mengadopsikan anaknya. kedua orang tua dan calon orang tua datang kepada Ibu Nany. Beliau sampaikan hukum adopsi. Sejak saat kedua orang tua tanda tangan, berarti anak tersebut sudah bukan menjadi anaknya. Kedua orang tua sudah tidak berhak atas anaknya, baik kekayaan berupa warisan atau hutang. Segala warisan tidak bisa jatuh ke anak tersebut. Andaikata anak tersebut meninggal, maka segala kekayaan (sesudah dewasa) akan jatuh kepada orang tua yang kedua bukan atas orang tua kandung, kakak kandung, adik kandung dll. Orang tua tidak berhak bertemu ataupun berhubungan dengan sang anak. Surat pernyataan tersebut diserahkan ke pengadilan sehingga legal. Anak dan orang tua tersebut putus baik darah maupun hukum. Dia akan dididik oleh orang tua barunya.
Seperti halnya dengan Musa. Dia dididik oleh Putri Firaun. Diajari cara makan, garpu ditaruh dimana, sendok ditaruh dimana, pisau ditaruh dimana. Diajari cara menyapa, cara berjalan dll. Ini adalah mental anak kerajaan. Kita akan jadi anak Raja. Persiapkan diri kita jangan menjadi mental gembel/rakyat. Esther dipersiapkan 1 tahun sebelum masuk kerajaan. Mental kerajaan berbicara tentang jiwa dan rohani.
Mental Kerajaan: 1. Setia (Rut 1:4-5)
Keduanya mengambil perempuan Moab: yang pertama bernama Orpa, yang kedua bernama Rut; dan mereka diam di situ kira-kira sepuluh tahun lamanya. Lalu matilah juga keduanya, yakni Mahlon dan Kilyon, sehingga perempuan itu kehilangan kedua anaknya dan suaminya.
Rut adalah seorang Moab, keturunan Lot. Dia tidak masuk garis keturunan Abraham. Dia adalah orang asing. Saat Rut sudah masuk keluarga Elimelekh dia dididik sampai mengalami proses 10 tahun tidak mempunyai anak, mertua meninggal, suaminya meninggal, dia bersama Naomi hidup miskin. Rut mempunyai mental kerajaan. Ketika diruruh mertuanya untuk pulang kepada kaum keluarganya, dia mengelak. Seorang yang mempunyai mental kerajaan harus setia sampai akhir. Sekali kita milik Yesus selamanya milik Yesus dan bukan yang lain. Ruth tidak memilih materi melainkan keselamatan. Selama cara berfikir: "aku ke gereja karena mau terima sembako, ngobrol dll." Itu artinya kita masih bermental rakyat jelata. Tapi berfikir tentang keselamatan adalah mental kerajaan.
di mana engkau mati, akupun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apapun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!"
Orang yang punya mental kerajaan akan mencintai Yesus lebih dari segalanya. Hal yang menyakitkan tetapi ujungnya adalah kemuliaan. Ruth tidak mengaharapkan apa-apa selain Allahnya Naomi. Seandainya dia kembali ke Moab, akan dididik untuk allah Moab. Memiliki kerinduan untuk melepaskan semuanya dan memilih Yesus lebih.
Dan berjalanlah keduanya sampai mereka tiba di Betlehem. Ketika mereka masuk ke Betlehem, gemparlah seluruh kota itu karena mereka, dan perempuan-perempuan berkata: "Naomikah itu?" Tetapi ia berkata kepada mereka: "Janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara, sebab Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku. Dengan tangan yang penuh aku pergi, tetapi dengan tangan yang kosong TUHAN memulangkan aku. Mengapakah kamu menyebutkan aku Naomi, karena TUHAN telah naik saksi menentang aku dan Yang Mahakuasa telah mendatangkan malapetaka kepadaku."
Rut adalah orang asing. Dia ikut mertuanya masuk Betlehem Efrata. Semua mata penduduk terpaku. Bagaimana perasaan Rut ketika manghadapi kejadian tersebut? Ada dua hal yaitu orang beranggapan bahwa dia adalah seorang yang baik karena setia ataukah justru dia seorang yang bodoh karena Naomi tidak mempunyai apa-apa tetap saja dia mau mengikuti. Kita menjadi anak Raja pasti ada pro dan kontra. Kita ikut bahtera juga ada pro-kontra. Yang belum tahu mungkin berkata kenapa pakai jubah, doling, doa perang dll. Tetapi bagi yang ikut, kita bisa melihat hasilnya yaitu lawatan dan tuaian.
2. Inisiatif (Rut 2:2)
Maka Rut, perempuan Moab itu, berkata kepada Naomi: "Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku." Dan sahut Naomi kepadanya: "Pergilah, anakku."
Orang yang punya mental kerajaan bukan orang yang duduk diam. Dia memiliki inisiatif atau ide. Orang yang tidak mau berinisiatif berarti robot, dia akan jalan kalau disuruh. Keuang Naomi dan Rut semakin hari menipis. Dia tidak bertanya: "Bagaimana Naomi, apa yang harus kita lakukan." Tetapi Rut lihat ibu-ibu pergi ke ladang menuai jelai. Dia berinisiatif untuk mengumpulkan sisanya. Mental kerajaan tidak bertindak ceroboh. Sekalipun Rut punya inisiatif, dia tetap meminta ijin mertuanya. Sekalipun kita sudah mampu dan punya inisiatif, tetaplah kita harus dapat ijin dari atasan kita supaya dapat cover sebelum doa perang dll.
3. Rajin (Rut 2:7)
Tadi ia berkata: Izinkanlah kiranya aku memungut dan mengumpulkan jelai dari antara berkas-berkas jelai ini di belakang penyabit-penyabit. Begitulah ia datang dan terus sibuk dari pagi sampai sekarang dan seketikapun ia tidak berhenti."
Mental kerajaan adalah rajin dan bukan pemalas. Bangunlah pagi untuk bertemu dengan Raja. Pada pukul 3 pagi adalah jam peralihan atmosfir dari gelap menuju dimensi Tuhan. Atmosfir gelap dari jam 12-03. Lewat pukul 3 pagi maka atmosfirnya berbeda, ada selubung putih. Dukun menggunakan kuasa gelap memuncak pada pukul 12-3 pagi, sesudah itu atmosfir berubah. Jam 3 pagi adalah waktu tepat untuk masuk dimensi Tuhan, makan firman Tuhan, duduk tenang, bercakap-cakap dengan Tuhan.
4. Saksi (Rut 2:11-12)
Boas menjawab: "Telah dikabarkan orang kepadaku dengan lengkap segala sesuatu yang engkau lakukan kepada mertuamu sesudah suamimu mati, dan bagaimana engkau meninggalkan ibu bapamu dan tanah kelahiranmu serta pergi kepada suatu bangsa yang dahulu tidak engkau kenal.TUHAN kiranya membalas perbuatanmu itu, dan kepadamu kiranya dikaruniakan upahmu sepenuhnya oleh TUHAN, Allah Israel, yang di bawah sayap-Nya engkau datang berlindung."
Kita harus bisa menjadi saksi bukan pamer. Orang lain melihat ada sesuatu yang hidup dalam diri kita. Rut jadi bahan pembicaraan sehingga segala sesuatunya Boas tahu. Rut bukanlah orang Israel, tetapi dia memiliki mental lebih dari orang Israel.
5. Cerdik (Rut 2:17-23)
Maka ia memungut di ladang sampai petang; lalu ia mengirik yang dipungutnya itu, dan ada kira-kira seefa jelai banyaknya. Diangkatnyalah itu, lalu masuklah ia ke kota. Ketika mertuanya melihat apa yang dipungutnya itu, dan ketika dikeluarkannya dan diberikannya kepada mertuanya sisa yang ada setelah kenyang itu, maka berkatalah mertuanya kepadanya: "Di mana engkau memungut dan di mana engkau bekerja hari ini? Diberkatilah kiranya orang yang telah memperhatikan engkau itu!" Lalu diceritakannyalah kepada mertuanya itu pada siapa ia bekerja, katanya: "Nama orang pada siapa aku bekerja hari ini ialah Boas." Sesudah itu berkatalah Naomi kepada menantunya: "Diberkatilah kiranya orang itu oleh TUHAN yang rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada orang-orang yang hidup dan yang mati." Lagi kata Naomi kepadanya: "Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus kita." Lalu kata Rut, perempuan Moab itu: "Lagipula ia berkata kepadaku: Tetaplah dekat pengerja-pengerjaku sampai mereka menyelesaikan seluruh penyabitan ladangku." Lalu berkatalah Naomi kepada Rut, menantunya itu: "Ya anakku, sebaiknya engkau keluar bersama-sama dengan pengerja-pengerjanya perempuan, supaya engkau jangan disusahi orang di ladang lain." Demikianlah Rut tetap dekat pada pengerja-pengerja perempuan Boas untuk memungut, sampai musim menuai jelai dan musim menuai gandum telah berakhir. Dan selama itu ia tinggal pada mertuanya.
Rut tahu kecerdikan. Saat ngambil jelai ada sekam dan isinya. Dia ambil isi dan membuang sekam. Dia pulang hanya membawa isinya saja. Kecerdikan adalah ketepatan dan ketajaman.
Komentar
Posting Komentar