Pelayanan dan Usaha
Pelayanan
dan Usaha
Level
Ke empat ini isinya adalah orang-orang yang sudah menanggalkan rasa nyaman dan kemudian masuk ke ladang pelayanan dan
usaha. Mereka benar-benar kerja gila-gilaan bagi Tuhan. Ini bukan pelayanan dan
usaha sekedarnya saja, ini bukan sekedar seperti yang anda lihat setiap hari.
Ini totalitas hati melakukan bagi Tuhan habis-habisan. Dan ini yang dibutuhkan
Tuhan, dia masuk ke tempat orang yang tidak mau masuk. Sungguh-sungguh dia tuai
begitu banyak jiwa-jiwa, dia bukan hanya berputar dalam zona nyamannya tetapi
keluar dan melakukan begitu banyak dan orang ini buahnya sampai luar biasa,
tuaiannya dahsyat sampai dia mempunyai lumbung-lumbung dan gudang-gudang. Dia
bekerja dengan begitu keras, hidupnya didedikasikan buat Tuhan.
Tetapi
level ini tidak diingini oleh sebagian besar orang-orang yang berada di level
Taman Bunga dan Kebun Buah-Buahan. Mengapa bisa begitu ?
Matius
9 : 37-38
Konteks
9:37 Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Tuaian y memang banyak 1 , tetapi pekerja sedikit. z 9:38 Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan 2 pekerja-pekerja untuk tuaian itu."
9:37 Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Tuaian y memang banyak 1 , tetapi pekerja sedikit. z 9:38 Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan 2 pekerja-pekerja untuk tuaian itu."
Matthew
9:37-38Amplified Bible (AMP)
37 Then
He said to His disciples, “The harvest is [indeed] plentiful, but the workers
are few. 38 So pray to the Lord of the harvest to send out
workers into His harvest.”
Matius 9 : 37-38 Amplified Bible
( AMP )
37
Lalu Ia berkata kepada murid-murid- Nya , " Tuaian memang [ memang ]
berlimpah , tetapi pekerja sedikit . 38 Jadi berdoa kepada Tuhan panen untuk
mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian -Nya . "
Jika
kita membaca Alkitab Versi Amplified Bible terjemahannya bagus sekali, anda
akan bisa mengerti dari level tiga masuk ke level empat ternyata tidak bisa
secara sukarela harus dipaksa Tuhan, karena di level tiga itu terlalu nyaman.
Anda pernah diajari berdoa : “Paksakan rencanaMu dalam hidupku.” Memang ini
dipaksa dan ternyata ada juga ayatnya, sebab itu merupakan perkataan Yesus
sendiri, bukan sekedar kita ini baik-baik, tidak bisa begitu.
Terjemahannya
: ”Berdoalah kepada Tuan yang Empunya Tuaian itu supaya dipaksa keluar dengan
kekerasan, dengan kekuatan. Ini bukan sekedar ini : “Mau tidak ? Ayo mau dong ?”
tidak ada yang seperti ini. Doa supaya tuan yang mempunyai tuaian itu memaksa
dengan kekuatan dengan kekerasan. Ini juga seperti orang mendorong juga dengan
memaksa. Jadi ini memang dipaksa. Jika anda tidak pernah minta dipaksa, di
level tiga anda pasti berhenti dan banyak anak Tuhan menikmati disitu. Akhirnya
terjebak disitu, pelan-pelan tapi pasti akan kembali ke padang gurun, kembali
ke level pertama kembali. Mungkin secara ekonomi tidak akan kembali ke padang
gurun tetapi secara spiritual akan merasa kering.
Saya
diingatkan Tuhan : ada satu gereja di Indonesia mulai muncul dan naik,
hamba-hamba Tuhan dari seluruh dunia datang ke gerejanya dan jemaatnya naik
menjadi ribuan. Hari itu pada tahun 1998 saya pergi dengan Pak Yusak Tjipto
pergi ke Amerika untuk pelayanan mengisi Retreat. Sampai di Airport bertemu
dengan seorang teman dari Mahanaim. Dia berkata dengan tenang di depan saya dan
Pak Yusak : “Om, enak ya kaya seperti Pak Petrus Agung ini, gerejanya sedang seperti
berbunga dan mekar.”
Pak
Yusak Tjipto menjawab : “Iya, mekar jika keterusan bisa ambyar (Hancur).”
Didalam hati saya berkata : “Wah ini nabi bicara tentang gereja kami akan
hancur ?”
Saya
hanya diam saja sebab saya juga menghormati beliau, kemudian kami naik pesawat.
Saya ini banyak tidur, sedangkan Pak Yusak jarang tidur. Dia membaca Alkitab,
memejamkan mata sebentar, kemudian doa lagi, baca Alkitab lagi. Memang dia
benar-benar hamba Tuhan, pada waktu di pesawat itu dia berkata begini kepada
saya : “Aku ini diberi pesan Tuhan, kamu harus minta dipaksa, jika tidak minta
dipaksa kamu tidak akan sampai.”
Lalu
saya bicara begini : “Jika aku lain,..... jika pak Yusak dipaksa, jika saya
baik-baik. Tuhan maunya apa, saya maunya apa, kita rundingkan baik-baik, cari
jalan tengahnya bagaimana.”
Lalu
Pak Yusak hanya diam saja : “Tuhan, ini aku sudah sampaikan kepada hambaMu.
Terserah...”
Sesampainya
di Amerika kami tidurnya terpisah. Saya tidur di rumah teman saya dan malam itu
saya bermimpi, menurut saya ini bukanlah mimpi tetapi pengalaman dunia roh.
Sampai detik ini saya masih ingat pengalaman itu.
Saya
masuk ke suatu ruangan yang putih berkilau, tetapi tidak ada apa-apanya. Dan
ternyata itu level yang rendah. Jika anda pulang ke rumah Bapa di Surga dan
jatahmu hanya putih, tenang, itu rumput masih level rendah. Saya melihat Tuhan
Yesus disitu dan langsung saya berlari, saya tersungkur untuk melapor : “Tuhan,
gereja jadi jumlah jemaatnya sekian, aku kotbah disini....”
Melihat
saya tersungkur, Tuhan membuang muka, saya terkejut dan waktu Tuhan membuang
muka tiba-tiba didepan saya ada yang terbentang seperti dua garis. Yang diatas
adalah klip semua setiap detik yang Tuhan buat dalam hidup saya. Bagian
bawahnya adalah reaksi saya dan berapa banyak yang hancur karena saya tidak
merespon dan menggunakan kesempatan dengan tepat. Saya melihat kacau sekali,
padahal gereja sedang berkembang. Pada waktu itu saya berkata kepada Tuhan
begini : “Tuhan,....aku ini tidak layak masuk Sorga, biar aku di neraka saja.”
Ada
orang yang tetap berkeras dan ngotot : “Oh nanti saya tidak begitu, tetap saya
ngotot ke Sorga ?” “Tidak bisa.” Ngotot ke Pendeta dengan ke Tuhan itu lain.
Dengan Pendeta anda boleh ngotot semau anda sendiri namun dengan Tuhan itu
tidak bisa. Tiba-tiba semua menjadi jelas, dan tiba-tiba juga saya berkata
sendiri : “Biarkan aku ke neraka saja Tuhan.” Lalu saya terbangun, beruntung
Tuhan tidak berkata : “Silahkan !” maka habislah saya.
Saya
masuk ke kamar mandi, dan pada waktu itu saya lihat jam tiga atau setengah
empat, akhirnya saya tidak kuat untuk kembali ke kamar tidur saya, hati saya
tidak tahan. Langsung saya berlutut di kamar mandi dan saya katakan : “Tuhan
paksa aku”. Akhirnya saya menyerah. Pada waktu di retreat saya bertemu dengan
Pak Yusak dan saya ceritakan semua mimpi saya. Lalu Pak Yusak bertanya : “Kamu
mau bertemu Tuhan mau apa ?”
“Ya
laporan” jawab saya. Yang kamu laporkan itu apa ? Siapa yang memberkati ? Siapa
yang mengurapi ? siapa yang memberikan pertumbuhan, jiwa-jiwa datangnya
darimana ? Siapa yang memberi ? tanya Pak Yusak.
“Tuhan”
jawab saya. “Kok kamu akan laporkan seperti punyamu ?” tanyanya. “Iya ya. Kok
aku tidak tahu diri.” Gumam saya. Lalu dia berkata : “Terus kamu ngapain ?” “Minta
dipaksa” jawab saya.
“Untung,
jika tidak kamu dibuang ke neraka. Benar-benar akan hancur.” Pak Yusak
menjelaskan.
Ternyata
Yesus begitu, doa kepada tuan yang mempunyai tuaian supaya dipaksa, didorong
dengan keras, dengan dipaksa pekerja-pekerjanya untuk masuk dan mengerjakan
tuaiannya.
Anda
harus minta itu, sekarang anda sudah hidup enak, sudah nikmat, sudah mulai
longgar. Ketika dibawa ke padang gurun anda tidak cukup hanya merumput saja,
anda tidak cukup hanya ketika keluar bunga dan buahnya. Tetapi orang hanya
sekedar mendapat saja perlu dipaksa, dan ketika dipaksa masuk dalam tuaianNya. Yang
lahir itu penuai-penuai yang tidak lagi mencari berkat. Tetapi hati, jiwa, dan
hidupnya totalitas bagi Tuhan. Dan yang diinginkannya hanya menyenangkan hati
Tuhannya. Begitu dipaksa masuk, anda mulai menuai dengan cara yang ajaib.
Tiba-tiba anda melihat ada kebahagiaan yang lebih dari sekedar bunga dan buah
dalam hidup kita.
Saya
berharap tidak ada orang yang membiarkan iman dan pengharapannya terlepas dan
sepertinya tidak terjadi apa-apa. Mungkin seringkali anda berkata : “Ya,....
ini waktunya tinggal sebentar lagi, apakah semuanya mungkin terjadi ?” Bagi
Tuhan tidak ada yang mustahil. Kurang satu menit pun jika Dia berkata : “Jadi !”
maka itu tetap terjadi dalam hidup kita. Caranya bagaimana ? Kita tidak tahu,
biarkan Tuhan yang mengatur dengan sempurna, yang penting kita mengerti
rencanaNya tidak akan gagal dalam kehidupan kita. Amin
Jatiwangi,
23 April 2016
By
His Grace
Joshua
Ivan Sudrajat S
Komentar
Posting Komentar