Pengampunan
Pengampunan
Pdt. Petrus
Agung Purnomo
P
Agung sedang mempelajari tentang kedatangan Tuhan Yesus yang kedua.
Semakin dipelajari, semakin didapat bahwa waktu yang tersisa semakin
sedikit.
Artikel
ilmiah
Para
ilmuwan menghitung cuaca, politik, nuklir, bencana, dll. Lalu mereka
hitung doomsday/ kiamat. Beberapa tahun lalu mereka sebut
waktu kiamat kurang 5 menit, tapi beberapa minggu lalu mereka bilang
3 menit.
Kemungkinan tentang pembuatan bahtera Nuh
Ada
teori bahwa bahtera Nuh dibangun di tanah Jawa, karena contoh kayu
yang tersisa dari bahtera Nuh paling mirip dengan pohon jati jawa.
Teori ini bisa benar dan juga bisa salah.
Selalu
ada yang konsisten di Alkitab tentang angka, waktu, dan tempat.
Bahtera
Nuh dibangun selama 120 tahun. Maka timbul pertanyaan apakah
pelayanan bahtera hanya 12 tahun. Artinya mungkin pelayanan
bahtera tinggal kurang dari 3 tahun. Jika kemungkinan ini
meleset, maka kita mendapat anugerah untuk bertobat dan membawa lebih
banyak jiwa datang pada Tuhan. Tapi kita akan bertindak ceroboh jika
peringatan-peringatan Tuhan ini diabaikan.
Fokus
pada apa yang Tuhan mau, lepaskan beban dan dosa yang merintangi kita
untuk lari kepada yang Tuhan tetapkan dalam kehidupan kita.
2Yoh 1: 1-4
Yohanes
merasa sangat bersukacita karena 1/2 anak ibu itu hidup dalam
kebenaran. Ini artinya 1/2 lagi dari anak ibu ini hidup dalam
ketidak-benaran. Maka artinya nilai gereja hanya 5.
Kesaksian
Saat SMP nilai bahasa Inggris p Agung jelek, biasanya mendapat nilai 3 atau 4. P Agung sangat bersukacita saat tahu nilainya 5. Karena jika di bawah 5, maka artinya nilai mati dan tidak naik kelas.
Ada bagian yang harusnya kita menangkan: sifat, karakter, kepribadian, reaksi hati. Karena yang membuat hidup kita berbobot adalah buah Roh dalam hidup kita.
Yang harus dimiliki anak Tuhan: pengampunan!
Mat 18: 23-35
Salah
satu hal yang paling berbobot dalam hidup kita: jika muncul hati yang
rela mengampuni.
Tuhan Yesus tidak sekedar menuntut manusia, karena Yesus sudah memberikan contoh. Kita semua sangat berdosa, dan Tuhan sudah mengampuni kita. Maka dari hidup kita seharusnya juga keluar pengampunan yang besar, karena kita sudah mengalami pengampunan Tuhan lebih dulu.
Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. (Kol 3: 13)
1. Melepaskan keinginan dan otoritas untuk menghukum
Jika
seseorang menjadi korban dari kejahatan, atau hak-nya dirampas orang
lain, maka si korban otomatis hidupnya di atas si pelaku. Karena si
korban-lah yang punya otoritas untuk mengampuni atau tidak mengampuni
si pelaku.
Siapapun yang memegang kunci pengampunan adalah orang yang lebih tinggi dari yang membutuhkan pengampunan. Saat seseorang mempunyai dan memberikan pengampunan, maka posisinya di depan Tuhan adalah di atas orang yang diampuni.
Kata forgive (mengampuni) diambil dari 2 kata dalam bahasa Inggris kuno: for dan giefan. Kata “for” artinya completely (sepenuhnya), kata giefan artinya memberi. Jika digabung, forgive (mengampuni) artinya giving completely (memberi seluruhnya).
Forgive
artinya
"to
give up desire or power to punish”.
Artinya menyerahkan
semua hawa nafsu, hak, keinginan, dan kuasa untuk menghukum; dan
tidak menggunakannya.
Jika orang bersalah pada kita, yang punya kuasa untuk menghukum adalah kita. Saat kita punya kuasa untuk menghukum, tapi kita dengan rela tidak menggunakannya, maka itulah yang dahsyat.
Pengampunan
adalah kerelaan kita untuk melepaskan keinginan dan otoritas untuk
menghukum seseorang yang bersalah pada kita.
Yoh 20: 21-23 – ada kuasa untuk menghukum
Jikalau
kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu
menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada (Yoh 20: 23)
Kisah tentang pengampunan di Iran.
Seorang
remaja 18 tahun bernama Abdollah Hosseinzadeh, anak dari Samareh
Alinejad, ditikam dan dibunuh oleh Balal di tahun 2007. Setelah
ditangkap dan disidang, Balal dijatuhi hukuman gantung. Menurut hukum
di Iran, yang meng-eksekusi adalah keluarga dari korban, biasanya
dilakukan oleh ibu korban. Eksekusi dilakukan dengan menendang kursi
tempat terpidana tergantung.
Keluarga
Abdollah sangat marah dan dendam. Tapi 10 hari sebelum eksekusi, ibu
Abdollah bermimpi bertemu anaknya. Dalam mimpi itu Abdollah meminta
supaya ibunya tidak balas dendam. Dua hari sebelum eksekusi, Abdollah
datang lagi di mimpi ibunya, tapi kali ini dia tidak mau bicara pada
ibunya.
Ibu
Abdollah punya kuasa untuk menghukum. Saat menghadapi si pembunuh, si
ibu menamparnya. Tiba-tiba setelah menampar, semua kemarahan, dendam
dan kebenciannya hilang. Lalu ibu itu berkata: aku mengampunimu.
Hari
itu Balal diselamatkan oleh orang yang paling berhak mengambil
nyawanya menurut hukum Iran.
Kisah
ini di apresiasi seluruh dunia, karena ibu ini melakukan sesuatu yang
tidak banyak orang lain sanggup memberikan.
Jika kita mau hidup yang berbobot: lepaskan pengampunan!
Jangan
hidup dengan dendam dan kebencian, tapi hiduplah dengan kasih
2. Tuhan mendamaikan kita dengan musuh kita (Mzm 23: 5-6)
Engkau
menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku (Mzm 23: 5a)
Interpretasi kebanyakan orang atas ayat ini: Kita berpesta, menikmati kebahagiaan, sementara musuh kita menderita dan tak berdaya di depan kita. Tapi Tuhan kita yang penuh kasih tidak sekejam itu.
Tradisi Yahudi
Orang
Yahudi hanya bisa makan dengan sahabatnya. Jika seorang Yahudi
menawari kita makan, artinya dia mau bersahabat dengan kita. Orang
Yahudi tidak akan makan dengan musuh.
Ayat di atas berarti Tuhan mendamaikan kita dengan musuh, sehingga bisa makan bersama.
Seringkali dalam jamuan makan penuh dengan basa-basi dan kemunafikan. Bahkan meng-entertain tamu dengan tujuan supaya keinginannya dituruti.
Tuhan mendamaikan aku dengan siapapun yang bermusuhan dengan aku.
Kecenderungan
orang Indonesia usia 50 ke atas: saat bersalah, jarang orang tua
meminta maaf kepada anaknya. Ini adalah kesombongan.
Keinginan
supaya Tuhan melenyapkan musuh kita adalah ungkapan-ungkapan dari
kemarahan, kebencian dan kesombongan dalam hidup dan hati kita.
3. Memberikan kebaikan dan bukan balas dendam
Tetapi,
jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia
minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas
kepalanya. Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi
kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan! (Rm 12: 20-21)
Khotbah
p Agung di retret AoC: Kita dan pentul korek. Jika kita mudah
marah saat ada gesekan, maka kita adalah pentul korek. Tapi
kepala kita bukan pentul korek.
Kehidupan
di daerah timur tengah:
Di
jaman Perjanjian Baru tidak ada listrik, maka semua butuh bara untuk
menyalakan api. Jika karena berbagai sebab api di rumah mati, sebuah
keluarga bisa mati beku. Maka pria yang menjadi kepala rumah tangga
akan meminta api kepada tetangganya. Tempat untuk bara api itu
diletakkan di atas kepalanya, lalu dibawa pulang. Pria jaman itu
menenakan sorban tebal, sehingga bisa menyunggi kendi air atau tempat
bara api.
Maka
ayat di atas artinya:
Orang
yang jahat kepada kita hatinya beku, tidak ada kasih Tuhan, sehingga
pikirannya jahat: menjatuhkan, menghancurkan, merampas, merugikan,
dll. Orang yang bersikap seperti itu suatu hari akan menuai sesuatu,
diantaranya mengalami kemiskinan. Saat orang jahat ini menderita
kelaparan dan kehausan, kita harus memberinya makanan dan minuman.
Maka tindakan ini seperti memberikan kehangatan dan api cinta di
hidup dan hati orang itu, maka dia tidak lagi berbuat jahat.
Budaya pertobatan di Mesir: pertobatan ditunjukkan dengan menyunggi bara api di atas kepala.
Saat memiliki kemampuan untuk mengampuni, memberikan kebaikan dan bukan balas dendam, itu akan membuat orang yang bersalah itu bertobat.
Komentar
Posting Komentar