Rencana Tuhan vs Rencana Manusia
Rencana Tuhan vs Rencana Manusia
Ev. Yusak Tjipto Purnomo
PD WINDU, 14 September 2013
Kita sering menggunakan pikiran dan akal
budi kita untuk menganalisa keadaan, sehingga kadang-kadang kita kehilangan
semangat dan menjadi kendor. Karena ukuran keberhasilan kita berbeda dengan
ukuran yang Tuhan punya.
Ayub mengenal Tuhan dari kata orang, kita
juga sering kali mengenal Tuhan dari orang lain, hamba Tuhan. Beda sekali
mengenal Tuhan secara pribadi dengan kita dengar dari kata orang. Banyak ajaran
mengajarkan kita tidak perlu melakukan apa-apa lagi sebab semuanya sudah di
selesaikan oleh Tuhan Yesus. Seringkali kita menganalisa dengan akal budi kita
dan terpatok pada hasilnya.Hati-hati kita bisa jatuh dalam kesombongan,
seringkali kita bisa jatuh karena tidak bisa menjaga hati kita tetap pada jalur
yang Tuhan inginkan. Kita mudah sekali tertipu oleh kelicikan hati kita, karena
itu kita harus terus bercermin kepada firman, tetap membaca dan mempelajari
kehidupan semua orang yang ada di dalam Alkitab.
Tuhan berkata Ayub itu saleh dan jujur, ia
menggunakan hikmat manusia sehingga ketiga orang temannya menyalahkan dia untuk
membela Tuhan, tetapi hal itu tidak benar dihadapan Tuhan. Tuhan menyuruh
ketiga orang itu untuk memepersembahkan korban dan meminta Ayub berdoa agar
mereka diampuni kesalahannya. Untuk mengenal Tuhan kita tidak bisa meniru dari
orang lain. Di dalam hidup ini kita perlu dalam segala perkara bertanya kepada
Tuhan Roh Kudus.
Yohanes
3: 16 “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
1
Yohanes 3:16 “ Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah
menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; Jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita
untuk saudara-saudara kita “.
Semua langkah kita di tetapkan oleh Allah
jadi kita harus menyiapkan diri untuk kemungkinan yang paling buruk dan tetap
harus mempercayai bahwa semua itu terbaik untuk kita. Kita harus tetap jujur
tulus dan takut akan Tuhan. Kita tidak boleh menghakimi orang lain karena apa
yang terjadi di dalam hidupnya, lakukan saja bagian kita seperti apa yang Tuhan
suruhkan jangan terlalu banyak di analisa nanti pusing sendiri. Belajarlah dari
pengalaman diri sendiri supaya kita bisa menjadi bijaksana.
Tetaplah percaya walaupun tidak ada
penjelasannya, hati-hati sebab dari waktu ke waktu sesungguhnya kita sedang
menghadapi ujian demi ujian. Taat kepada Tuhan belum tentu enak tetapi yang
terpenting adalah kita benar dihadapan Tuhan. Sikap hati kita harus tetap
menghormati Tuhan dan tidak perlu di analisa , hati-hati dengan jebakan setan.
Dalam membuat rencana ikuti pimpinan Tuhan; Jangan membuat- rencana dengan
hikmat manusia kemudian meminta ACC Tuhan. Tetapi seharusnya di balik kita
minta petunjuk dan pimpinan Tuhan terlebih dahulu, baru kita menggunakan akal
budi kita untuk menuangkannya dalam sebuah rencana.
-------------------------
Komentar
Posting Komentar