Merasa Mampu
Merasa Mampu
Ev. Drg. Yusak Tjipto
Purnomo
Sebagian
besar manusia dibesarkan dengan pemupukan rasa percaya diri yang kuat. Kita
didalam dunia ini dilatih untuk memiliki rasa percaya diri serta yakin akan
kemampuan diri sendiri. Hal ini agaknya masih terbawa manakala seseorang mulai
terlibat dalam pelayanan. Padahal justru hal itulah yang kemudian menjadi jerat
kesombongan dalam diri kita.
Saya
melihat dalam diri banyak anak Tuhan dan pelayan-pelayan Tuhan, betapa sulitnya
melepaskan diri dari jerat merasa mampu ini. Orang yang merasa mampu akan jatuh
dalam jerat kesombongan. Mereka akan berkata : “Aku punya dana, aku punya
kemampuan untuk berkotbah, aku punya ide-ide yang kreatif serta punya kemampuan
untuk menjalankan semua pelayanan yang ada, aku mempunyai kemampuan untuk
memimpin orang-orang dan sebagainya." Pada titik tertentu tanpa disadari
kita akan bersandar kepada kemampuan diri sendiri. Tuhan akan tersisihkan dalam
segala sesuatunya. Kita akan lebih suka terlibat dalam diskusi serta
rapat-rapat untuk membuat program-program daripada duduk diam di kaki Tuhan
guna menanyakan kehendakNya.
Kita
lebih suka berusaha dengan berbagai macam cara supaya berhasil daripada bekerja
dengan tuntunan Roh Kudus yang dianggap tidak nyata. Pada akhirnya ketika mulai
kelihatan hasil yang positif, maka dengan gembira kita menepuk dada kita dan
dengan bangga kita berkata bahwa semuanya itu karena kemampuan kita.
Mungkin
saudara bertanya : “Apanya yang salah dengan semuanya ini ?” Bukankah semua
kemampuan itu asallnya dari Tuhan ? Dan bukankah kita harus mengasihi Tuhan
dengan segenap hati, pikiran, kekuatan serta akal budi ? Memang nampaknya tidak
ada yang salah. Sebab hampir semua orang berpikir demikian dan mempunyai sikap
serupa. Tetapi cobalah simak apa yang Firman Tuhan katakan :
9:23 Beginilah firman
TUHAN: "Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, e
janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, f
janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, g
9:24 tetapi siapa yang mau bermegah, h
baiklah bermegah karena yang berikut 1 : bahwa ia memahami dan mengenal
i
Aku, bahwa Akulah TUHAN j
yang menunjukkan kasih setia, k
keadilan dan kebenaran l
di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN." (Yeremia 9:23-24)
Bukankah
ini bertentangan dengan sikap yang seringkali muncul dalam hati kita ? Kita
bangga dengan akal budi yang cerdas yang kita miliki, kita bangga dengan
kekuatan kita. Tuhan berkata janganlah kita bangga atau bermegah atas semuanya
itu. Bermegahlah karena pengenalan akan Allah disamping itu, kemegahan seperti
itu sebenarnya sangatlah tidak beralasan. Ya kemegahan semacam itu sangatlah
tidak pada tempatnya. Sebab jika ada keberhasilan jelas bukan karena kita.
Ya
TUHAN, Engkau akan menyediakan damai m
sejahtera bagi kami, sebab segala sesuatu yang kami kerjakan, Engkaulah yang
melakukannya n
bagi kami. (Yesaya 26:12)
Jadi
kalau apa yang kita kerjakan itu sebenarnya Tuhan juga yang melakukannya. Apa yang
kita klaim sebagai jasa serta kesanggupan kita adalah sesuatu yang memalukan.
Bayangkan kita membanggakan diri atas sesuatu apa yang tidak kita lakukan. Kita
merampas medali tanda jasa tanpa sebenarnya kita berbuat jasa apapun.
Saudaraku,
segala sesuatunya Tuhanlah yang mengerjakannya. Apa yang kita punya saat ini
pun adalah pemberianNya. Tetapi kita anggap semuanya adalah milik kita dan kita
menganggap diri kita layak mendapatkan pujian atas semuanya itu.
Paulus
mengatakan : Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah
yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? j
Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri 1 ,
seolah-olah engkau tidak menerimanya? (1 Korintus 4:7)
Jika
kita merasa mampu, kita akan merasa berjasa. Lalu kita akan merasa menjadi
orang penting yang harus dihormati. Itulah jerat kesombongan yang mendahului
kejatuhan kita. Padahal semuanya itu hanya “merasa” tetapi tidak demikian
dihadapan penilaian Tuhan. Disamping itu, apa yang ilahi tidak bisa didekati
dengan apa yang manusiawi.
Di
situ kita akan melihat betapa mulia v
TUHAN kita: seperti tempat yang penuh sungai dan aliran yang lebar; w
perahu x
dayung tidak melaluinya, dan kapal besar tidak menyeberanginya. (Yesaya 33:21)
Dayung
dan Kapal yang besar adalah sebuah simbol dari kekuatan manusia. Keduanya tidak
bisa melewati sungainya Tuhan. Dengan kata lain, untuk bisa mengalir
bersamaNya, kita tidak bisa menggunakan kemampuan kita sendiri.
Tuhan
Yesus sendiri berkata : Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya.
Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, b
sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. (Yohanes 15:5)
Jelas
Tuhan berkata bahwa diluar Dia kita tidak dapat berbuat apa-apa. Artinya segala
sesuatu yang kita kerjakan yang tidak lahir dari kehendakNya, yang dikerjakan
diluar caraNya dan dengan sikap hati yang berbeda dengan sikap hati hamba,
tidak akan menghasilkan kesanggupan Ilahi. Pekerjaan yang dibangun dengan
kekuatan manusia seperti itu memang pada awalnya berpenampakan sama dengan yang
dibangun dengan kekuatan Ilahi. Namun pada akhirnya akan berbeda hasilnya.
Ujian akan datang, maka pada saat itu segala sesuatunya nampak dengan nyata.
3:12 Entahkah orang
membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput
kering atau jerami, 3:13 sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan
nampak. f
Karena hari Tuhan g
akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan
h
masing-masing orang akan diuji oleh api itu. 3:14 Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan
uji, ia akan mendapat upah. i
3:15 Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita
kerugian 1 ,
tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api 2 . j
(1 Korintus 3:12-15)
Nah
inilah jawaban atas berbagai pertanyaan : mengapa suatu pelayanan atau
pekerjaan Tuhan yang tadinya kelihatan begitu baik, namun oleh karena berbagai
hal tidak lama kemudian menjadi hancur dan tercerai berai ? Rupanya api
pengujian sudah turun atas mereka. Dan semua yang lahir dari manusia dan
dikerjakan dengan kemampuan manusia tidak akan tahan menghadapi dunia.
Sebab
semua yang lahir dari Allah, v
mengalahkan w
dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita 1 .
(1 Yohanes 5:4)
Ya
hanya yang lahir dari Allah yang akan mengalahkan dunia. Benarlah apa yang
Pemazmur katakan. 20:7 (20-8) Orang ini memegahkan kereta t
dan orang itu memegahkan kuda, u
tetapi kita bermegah dalam nama TUHAN, Allah v
kita. 20:8 (20-9) Mereka rebah dan jatuh, w
tetapi kita bangun berdiri x
dan tetap tegak. y
(Mazmur 20:7-8)
Jatiwangi,
4 Mei 2016
By
His Grace
Jurnalis
Joshua
Ivan Sudrajat
Komentar
Posting Komentar