Rhema : Perkataan Yang Di Ucapkan
Rhema
: Perkataan Yang Di Ucapkan
Dr.
Mark Vikler dan Patti Vikler
Cara-Cara
Beragam Allah Berkomunikasi
Bapa kita ingin membagikan diriNya sendiri dengan kita dalam setiap
cara yang memungkinkan. Yesus ingin menjadi Jalan, Kebenaran, dan Hidup kita
(Yoh. 14:16). Ia menunjukkan kita cara untuk berjalan melalui logosNya, Firman.
“FirmanMu itu … terang bagi jalanku” (Mazmur 119:105). Ia juga membimbing kita melalui
nasehat dan pemimpin spiritual kita (Amsal 11:14). Bahkan kondisi-kondisi
digunakan untuk memimpin jalan kita (contohnya Jonah). Yesus menjadi kebenaran
kita dengan menerangi Kitab Suci pada kita, dengan memimpin kita pada
kebenaran, dan dengan memimpin kita melalui memberi kita kedamaian atau menekan
kita di dalam jiwa kita. Kita juga dapat menerima bimbingan melalui mimpi dan
penglihatan (Kis 16:9).
Menentukan Logos dan Rhema
Satu cara Yesus menjadi hidup kita adalah dengan mengucapkan
firmanNya langsung kedalam hati kita. Injil berbicara mengenai mendengar suara
Allah di dalam hati manusia. Dalam bab ini kita ingin membahas pengalaman ini.
Yesus mengatakan dalam Yoh. 6:63, “Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu
adalah roh dan hidup”. Mungkin masing-masing dari kita telah mengalami nafas
kehidupan ketikan firman Allah datang dengan jelas dalam hati kita, dengan
memberikan pimpinan untuk jalan di depan kita, mendorong kita, dan menguatkan
kita.
Ada dua kata bahasa Yunani dalam Perjanjian Baru yang diterjemahkan
“Kata/Perkataan/Firman”: logos dan rhema. Sebuah kata dapat menjadi logos
dan rhema tergantung pada apakah anda ingin menekankan isi dari pesan atau cara
pesan diterima. Jika anda menggunakan kata logos anda menunjukkan bahwa anda
menekankan isi dari pesan. Penggunaan kata rhema mengungkapkan sebuah penekanan
pada carai pesan itu diterima (dalam hal ini melalui sebuah kata yang
diucapkan)
Sebuah Contoh Kitab Suciih
Dalam bab ke-17
Injil Yohanes, ayat enam dan delapan, Yesus menggunakan kata yang sama di kedua
ayat. Dalam ayat ke-6 isinya dalam pandangan, dan oleh karena itu logos
digunakan dalam Injil bahasa Yunani. Dalam ayat ke-8, kenyataan bahwa itu
adalah sebuah firman yang diucapkan yang ada dalam pandangan, dan oleh karena
itu kata rhema digunakan dalamInjil bahasa Yunani
Keduanya Logos dan Rhema
Kitab Suci dapat
menjadi sebuah logos jika saya melihatnya hanya sebagai isi. Jika saya
melihatnya sebagai sebuah pewahyuan dari Allah, mereka dapat disebut sebuah
rhema. Jika Allah berusaha untuk mencatat isi Kitab Suci, saya kemudian
memperlakukannya sebagai sebuah logos. Kitab Suci aslinya berasal dari sebuah
rhema pada para penulisnya (2 Petrus 1:21). Karena mereka memiliki isi, mereka
juga sebuah logos. Kitab Suci dipercepat kepada kita oleh Roh dan lalu menjadi
sebuah rhema bagi kita dengan cara yang sama ketika mereka datang aslinya pada
penulis. Jika kita mempelajari rhema, itu menjadi sebuah logos, karena kita
mengganti dari penekanan caranya datang kepada isinya.
Kita Membutuhkan Keduanya,
Logos dan Rhema
Isi dari Kitab Suci
(logos) adalah penting karena itu memberikan kita sebuah standar yang pasti
untuk mengukur semua kebenaran. Ini adalah penjaga keselamatan kita untuk
menjaga kita dari kesalahan, dan buku pentunjuk untuk kehidupan.
Rhema juga penting
karena itu menekankan cara Kitab Suci diberikan pada awalnya –melalui individu
yang secara aktif berinteraksi dengan Allah. Ia menekankan kenyataan bahwa
Allah berbicara dan terus berbicara pada anak-anakNya. Kita perlu melihat bahwa
pria dan wanita di seluruh Kitab Suci mencontohkan sebuah cara hidup yang
melibatkan interaksi yang terus menerus dengan Allah yang menciptakan mereka. Jika Kitab Suci
memberitahu kita segalanya dari Kejadian sampai Wahyu, itu menceritakan kita
bahwa Allah ingin berkomunikasi dengan aktif dengan anak-anakNya, dan bahwa
kita seharusnya mengharapkan untuk mendengar suaraNya dan melihat
penglihatanNya ketika kita berjalan di sepanjang kehidupan. Sebelum saya
menemukan Allah, saya menghidupkan diri saya sendiri. sekarang setelah saya
menemukan Allah, saya menghidupkan firmanNya yang diucapkan dan penglihatanNya
di dalam hati saya. Kita tidak melakukan apa-apa pada inisiatif kita sendiri,
hanya mendengar dan melihat apa yang Bapa lakukan (Yoh. 4:19, 20, 30). Kita
melihat Yesus sebagai sebuah contoh sempurna, yang memberi model cara hidup
yang harus kita tiru.
.
Komentar
Posting Komentar