Hineni "Here I Am, Lord"

HINENI " Here I Am, Lord "


ASAL KATA

Ada sebuah kata yang mungkin baru di telinga kita, tapi sebenarnya kata ini sudah ada lebih dari 6.000 tahun yang lalu, kata itu adalah “Hineni”. Kata “Hineni” berasal dari bahasa Ibrani, yang arti harafiahnya, “Behold, me”, tetapi makna tersiratnya jauh lebih dalam dari arti bahasa inggris “Here I Am” atau dalam bahasa Indonesia artinya “Aku Ini”. Bahkan dalam penggunaannya pun kata “Hineni” tidak dapat dipergunakan secara sembarangan, karena kandungan artinya yang sangat dalam.
Dalam bahasa Ibrani ada dua kata yang dipakai untuk mengungkapkan “aku ini”, “saya ada” atau “here I Am”. Kata pertama yang dipakai adalah kata “Poani” dan kata kedua adalah “Hineni”.Namun dalam penggunaannya sangat jauh berbeda. Contoh penggunaan kata “Poani”, ketika seorang guru sedang mengabsen murid-muridnya, kemudian saat seorang murid dipanggil namanya, maka murid yang dipanggil itu menjawab dengan kata “poani” yang artinya “I am here” atau “saya ada” atau “Ya, ini aku” atau “Yes, Here I Am”. Namun murid tersebut tidak bisa menjawab dengan kata ”Hineni”. Mengapa demikian?Karena kata “Hineni” tidak sekedar perkataan “aku ini”, tapi kata “Hineni” muncul dari kedalaman hati seseorang. Seseorang akan berkata “Hineni” jika dia benar-benar menjawab dari dalam hatinya, yang merupakan kesanggupan untuk melaksanakan dengan sepenuh hati, tanpa paksaan dan bisa dikatakan kata ini “hineni” ini adalah perkataan karena cinta.

PENGERTIAN

Dalam Alkitab Kata “Hineni” muncul pertama kali di Kitab kejadian 22:1 “Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: "Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan." dalam bahasa Inggris “And it came to pass after these things, that God did tempt Abraham, and said unto him, Abraham: and he said, “Behold, here I am.” Pada ayat ini Abraham menjawab Tuhan “ Behold, here I am” dalam bahasa aslinya ditulis dalam satu kata “Hineni”. Perkataan “hineni” yang disampaikan Abraham kepada Allah merupakan pernyataan cinta Abraham kepada Allah.Abraham benar-benar mengasihi Allah dengan segenap hatinya.
Untuk mengetahui seberapa jauh arti sebuah cinta, seperti yang dilakukan Abraham kepada Allah, kita akan lihat satu peraturan yang tertulis dalam Kitab Taurat, di mana peraturan ini dapat membuat kita memahami arti sesungguhnya sebuah cinta. Dalam Kitab Keluaran 21:1-6 "Inilah peraturan-peraturan yang harus kaubawa ke depan mereka. 2 Apabila engkau membeli seorang budak Ibrani, maka haruslah ia bekerja padamu enam tahun lamanya, tetapi pada tahun yang ketujuh ia diizinkan keluar sebagai orang merdeka, dengan tidak membayar tebusan apa-apa. 3 Jika ia datang seorang diri saja, maka keluarpun ia seorang diri; jika ia mempunyai isteri, maka isterinya itu diizinkan keluar bersama-sama dengan dia. 4 Jika tuannya memberikan kepadanya seorang isteri dan perempuan itu melahirkan anak-anak lelaki atau perempuan, maka perempuan itu dengan anak-anaknya tetap menjadi kepunyaan tuannya, dan budak laki-laki itu harus keluar seorang diri. 5 Tetapi jika budak itu dengan sungguh-sungguh berkata: Aku cinta kepada tuanku, kepada isteriku dan kepada anak-anakku, aku tidak mau keluar sebagai orang merdeka, 6 maka haruslah tuannya itu membawanya menghadap Allah, lalu membawanya ke pintu atau ke tiang pintu, dan tuannya itu menusuk telinganya dengan penusuk, dan budak itu bekerja pada tuannya untuk seumur hidup.
Peraturan ini ditegaskan kembali dalam Ulangan 15: 12-18, perhatikan ayat 16, Tetapi apabila dia berkata kepadamu: “Aku tidak mau keluar meninggalkan engkau, karena ia mengasihi engkau dan keluargamu”.
Dari ayat ini kita melihat bahwa pada waktu itu terjadi kemiskinan diantara orang Israel dan mengakibatkan orang menjual dirinya sendiri sebagai budak kepada orang Israel lain. Tapi orang Israel tidak boleh semena-mena kepada budaknya ini seperti yang dilakukan orang Mesir terhadap orang Israel saat menjadi budak di Mesir.Orang Israel harus berlaku baik dan murah hati kepada sesama saudaranya yang sekarang jadi budaknya, jadi istilahnya seperti magang selama 6 tahun. Jadi pada tahun ketujuh maka budak ini diberi kemerdekaan dan dia diberi pilihan, jika budak ini mau keluar maka dia akan keluar bebas dan jadi orang merdeka, tapi jika dia berkata kepada tuannya “aku mencintai tuanku, dan mencintai keluargaku”, maka tuannya akan membawanya di tiang pintu di mana tempat itu adalah tempat yang semua orang dapat menyaksikan “proklamasi” atau legalisasi bahwa sejak saat itu tuannya secara resmi  berkuasa atas hidup budak itu seluruhnya, dan budak itu akan mengabdi kepada tuannya selamanya. Acara pengesahan itu dilakukan dengan cara menusuk telinga budak, dalam hal ini tentulah sangat sakit bagi budak tersebut, karena telinganya harus ditusuk dan tentu mengeluarkan darah. Bagi budak yang bersangkutan hal itu memang menyakitkan tubuhnya, namun hal itu tidaklah dia rasakan sakitnya, karena cintanya lebih besar dari pada sakit yang harus dia rasa dan tanggung, karena baginya rasa sakit itu hanyalah sebentar dan budak itu yakin bahwa sakit itu tidaklah berlama-lama. Lubang di telinga Ini sebagai bukti bahwa budak tersebut benar-benar cinta kepada tuannya dan dia menyerahkan diri sepenuhnya kepada tuannya, walau dia sakit sekalipun.Sehingga dia menjadi budak karena cinta.

Dari kisah budak cinta diatas maka kita bisa melihat bahwa budak tersebut mau memberikan segala-galanya yang dia miliki bahkan menyerahkan semuanya untuk tuannya termasuk hidupnya sendiri, semua ini didasari karena cinta.Demikian juga dengan Abraham, saat Abraham dipanggil Allah dan Allah mencobanya, Abraham menjawab dengan kata “Hineni’ yang artinya Abraham menjawab dengan sepenuh hati.Abraham benar-benar mencintai Allah dengan memberikan semuanya kepada-Nya, termasuk anak yang dia kasihi yaitu Ishak.


KEKUATAN CINTA

Dalam kitab Amsal 8:6-7, Raja Salomo menggambarkan cinta sebagai berikut: “Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN! Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya.”
Kekuatan cinta tak tertandingi oleh apapun, dalam gelora cinta Tuhan membuat hati kita tertanam dalam hadiratNya, sehingga saat kita merasakan Cinta-Nya maka kita tidak bisa menolak akan cinta-Nya yang begitu dalam. Ketika kita mengetahui bahwa Allah benar-benar mencintai kita, bahkan Dia rela menyerahkan Anak-Nya yang tunggal Yesus Kristus untuk menjadi korban menebus kita dari dosa, maka kita akan mengerti arti sebuah cinta yang sesungguhnya. Karena cinta adalah dasar dari kekristenan, sebab tanpa Cinta maka tidak ada penebusan dan pengampunan.
Untuk lebih jelas mengerti arti sebuah cinta dan kekuatan cinta, mari kita melihat sebuah contoh kehidupan dalam rumah tangga. Seorang suami yang sudah punya isteri dan anak. Singkat cerita suami ini ternyata berselingkuh dengan wanita lain. Hampir setiap malam dia tidak pernah pulang ke rumah, karena cintanya yang menggelora pada wanita lain, tanpa memperdulikan anak dan isterinya yang sedang menunggu di rumah. Setiap suami terima gaji, bukannya dia berikan kepada isterinya tapi malah dia berikan kepada wanita lain. Sampai suatu saat suami itu pulang ke rumah isterinya, tapi bukannya pulang membawa hadiah, tapi dia pulang dengan tujuan untuk mengambil BPKB mobil dan menjual mobilnya dan hasil penjualannya dia berikan kepada kekasih gelapnya, setiap kekasih gelapnya meminta sesuatu kepada suami orang ini, maka suami itu melakukannya demi wanita lain, sampai-sampai pada akhirnya suami yang sedang dilanda cinta itu menjual sertifikat tanahnya demi menyenangkan kekasih gelapnya. 
Kisah  diatas memang terkesan cinta yang keliru, tapi saya ingin membuka pikiran kita bahwa sesungguhnya cinta itu mempunyai kekuatan yang sangat dahsyat, bila seseorang dilanda cinta, maka apapun akan dia lakukan untuk menyenangkan hati orang yang dicintainya. Bila gelora cinta itu terus membara bagai api, maka api itu semakin hari semakin besar dan tak terpadamkan. Hambatan, tantangan dan rintangan apapun akan dia lewati bahkan bila perlu dia akan menyerahkan dirinya sendiri untuk menyenangkan hati orang yang dicintainya.


CINTA AGAPE

Demikianlah Cinta Tuhan kepada manusia, karena alasan Cinta maka Tuhan Yesus Kristus merelakan dirinya untuk mati demi menebus manusia dari dosa. Oleh karena Dia mengasihi kita lebih dulu, maka kita menyambut cinta-Nya dengan mengasihi Dia seperti yang tertulis dalam Hukum yang Kasih, dalam Markus 12:30 “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.”

Jika kita mengasihi Allah, maka ada 4 hal yang akan kita lakukan, yaitu :

1.    Mengasihi dengan segenap hati
Hati berbicara soal perasaan, sering kali orang beribadah hanya dengan logika dan tidak ada hati, sehingga ibadahnya terlihat kering dan tidak ada semangat. Bisa digambarkan arti sebuah hati atau perasaan cinta itu bagai sepasang kekasih yang sedang dimadu cinta, maka mereka akan bercinta dan melakukan persetubuhan. Hal ini akan terjadi ketika mereka memiliki waktu yang tepat dan tempat yang tepat untuk menyatakan cintanya yang tulus dan suci kepada pasangannya. Bukan berarti karena Cinta, maka mereka berhubungan intim setiap saat dan di setiap tempat, tidak demikian.Tetapi mereka membuat waktu secara khusus untuk menyatakan cintanya. Sebaliknya jika pasangan suami istri tidak ada cinta atau tidak ada hati, maka tidak akan pernah terjadi hubungan intim. Demikian juga Allah dan manusia juga digambarkan sebagai pasangan mempelai laki dan perempuan, apalagi istilah pengantin, ini mengisyaratkan bahwa kita selalu birahi dengan kekasih kita.Gelora cinta pada umumnya orang menamakan itu sebagai Bulan Madu. Kita bergaul dengan Tuhan disetiap waktu, setiap saat, setiap tempat, tapi ada satu waktu dan satu tempat yang kita gunakan secara khusus untuk kita berhubungan intim dengan Tuhan, misalnya ketika pagi hari sebelum matahari terbit, kita bisa menyembahNya atau ketika hari Sabat, kita datang ke gereja untuk berhubungan intim dengan Nya. Maka hal yang pertama dilakukan seseorang ketika mencintai Allah nya adalah memberikan segenap hati dan perasaannya untuk Tuhan semuanya.

2.    Mengasihi dengan segenap jiwa
Jiwa adalah kehidupan, ketika manusia diciptakan Allah dari debu tanah dan Tuhan menghembuskan nafas kehidupan, maka manusia itu mempunyai jiwa dan dia hidup.Jadi jika seseorang mengasihi Allah, maka hal kedua yang dilakukan adalah mencintai Tuhan sampai akhir hidupnya.Jika dia dianiaya karena Imannya, maka dia tetap mempertahankan Imannya sampai titik darah penghabisan.Itulah yang terjadi pada rasul Stefanus, walau dia dilempari batu sampai mati, dia tetap memuji dan memuliakan Tuhan, karena di dalam hati dan jiwanya ada Cinta pada Tuhannya. Demikian juga setiap orang yang mengasihi Tuhan, walau mereka dihina, dikucilkan, diejek, difitnah atau menghadapai masalah, mereka akan tetap mencintai Tuhannya sampai tetes darah terakhir.

3.    Mengasihi dengan segenap akal budi
Mengasihi seseorang tidaklah seperti seorang laki-laki bertemu dengan wanita lalu tiba-tiba mengajak menikah. Allah menghendaki kita mencintaiNya dengan segenap akal budi (mind=pikiran), yang dimaksud disini adalah cinta itu tidak ngawur. Cinta itu tahu membedakan mana yang benar dan mana yang salah, antara hal yang kudus dan tidak kudus, antara hal yang najis dan hal yang tahir, antara hal yang baik dan hal yang jahat. Juga Cinta itu tahu mana yang dikehendaki Allah dan yang tidak berkenan kepada Allah.Maka hal yang ketiga yang Tuhan ingin dari hidup kita adalah mengasihi Allah dengan belajar Firman-Nya.

4.    Mengasihi dengan segenap kekuatan
Kata “kekuatan” dalam Leksikon Yunani memiliki arti kekuasaan, kemampuan atau kesanggupan.Seberapa kuat atau seberapa kemampuan anda melakukan kehendak Nya? Kalau anda tahu arti yang tersirat dalam kata ”kekuatan atau kemampuan” ini, niscaya anda akan bergerak cepat dan melakukan apapun yang Tuhan perintahkan untuk anda lakukan. Dengan karunia-karunia yang anda terima dari Tuhan, maka anda akan pergunakan karunia itu untuk melayani Tuhan dengan penuh kesungguhan. Kemampuan atau kesangupan ini termasuk didalamnya kemampuan/kesanggupan memberikan tenaga, waktu, hati, pikiran, dan harta.Jika kita mau bicara lebih jauh, maka kita bisa hubungkan kemampuan / kesanggupan ini dengan penatalayanan dan philantropy. Karena ketika Tuhan berbicara kepada kita, seberapa yang Tuhan mau kita berikan kepada Tuhan, maka bukti kita cinta sama Tuhan, adalah kita memberikan semuanya dan bukan sebagian, sehingga dalam Ketiga hal pertama diatas yang kita bahas, yaitu : mengasihi dengan segenap Hati, jiwa dan akal budi, jika ketiga hal ini tidak disertai dengan kekuatan atau kemampuan, maka tidak akan sempurna. Ingat Yesus memberikan perumpamaan tentang talenta, hal inilah yang Tuhan ingin dari kita, yaitu kita mengasihi Allah dengan memberikan semua kesanggupan kita kepada Nya.


KESIMPULAN:

Demikianlah kita menyambut cinta Tuhan, ketika Tuhan memanggil kita dan menyatakan cinta Nya kepada kita, maka niscaya kita akan mengerti arti Cinta Tuhan yang sesungguhnya, dan ini akan membuat tabiat dan tingkah laku kita berubah menjadi serupa dengan tabiat Nya, ketika kita mencintai Tuhan, maka secara otomatis kita akan berbuah dan buah-buah yang kita hasilkan akan membawa jiwa-jiwa datang kepada Tuhan. Saat anda merasakan Cinta Nya, maka anda tidak akan tidak untuk memberikan semuanya kepada Tuhan. Karena apa yang anda miliki sebenarnya itu bukan milik anda, walau anda berkata “ini semua hasil keringat ku”, tapi semua itu sebenarnya adalah pemberian Tuhan, semua itu ada karena kasih sayang-Nya kepada anda, semua itu ada karena kemurahan-Nya bagi kita. Kerinduan hati-Nya yang terdalam hanyalah ingin menyelamatkan saudara dari dosa dan mengaruniakan hidup yang kekal.Karena Cinta Tuhan adalah segala-galanya dan Cinta Tuhan adalah sumber kehidupan.Hidup tiada berarti jika tanpa cinta Tuhan. Maka genaplah apa yang tertulis dalam kitab 1 Korintus 13 : 12 “Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.” Dan jika anda menjadi budak cinta kepada Tuhan, anda lepas semua hak anda, karena anda mencintai Allah.Pada akhirnya kerinduan hati kita yang terdalam hanyalah menyenangkan hati Nya dan berada di sisi Nya sampai selama-lamanya. Maka ketika anda mengatakan “Hineni”, artinya anda mengakui bahwa anda adalah milik Tuhan dan Tuhan berdaulat atas kehidupan anda seutuhnya, hidup anda ada di dalam genggaman tangan-Nya, yang menjadi musuh anda adalah musuh-Nya dan tidak ada seorang pun yang dapat mengganggu milik-Nya, karena anda adalah umat kesayangan Tuhan. Amin, amin dan amin.

Jurnalis : Joshua Ivan

Sumber : Berbagai Sumber

Komentar

Postingan Populer