Menikmati Berkat
IBADAH MINGGU IFGF PALEMBANG
12 JUNI 2016
By: Ps. Pendy Sofian
By: Ps. Pendy Sofian
Jurnalis : Bobby Hartanto
Yesaya 55:1-2
1: Ayo, hai semua orang yang haus,
marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang,
marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur
dan susu tanpa bayaran!
2: Mengapakah kamu belanjakan uang untuk
sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang
tidak mengenyangkan? Dengarkanlah Aku maka kamu akan memakan yang baik
dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat.
Ada satu berkat, seperti berkat gratisan, engkau tidak perlu lakukan
apapun tapi engkau bisa mendapatkannya. Di ayat 1 dikatakan makan gandum
tanpa bayaran, dll. Tapi tetap ada yang perlu kita lakukan, dan di ayat
1 dikatakan "ayo, marilah". Untuk kita menikmati berkat yang seperti
itu, harus ada yang engkau lakukan, apa itu? Engkau tetap harus datang
ke tempat tersebut. Berkat di ayat tersebut gratis, tapi kita harus
tetap datang ke sana agar engkau bisa terima. Ibaratnya seperti ketika
ada pesta gratis, tapi kalau engkau tidak datang ke pesta tersebut, ya
mau gratis sekalipun engkau tidak terima, tidak ada yang dialami. Kita
tidak bisa menerima berkat ini kalau kita tidak datang kepada Tuhan,
kalau kita tidak datang ke hadirat Tuhan.
Ada 1 hal yang harus kita lakukan, yaitu datang ke Tuhan. Jangan datang
karena engkau melayani Tuhan, karena butuh sesuatu, tapi ya datang saja
ke Tuhan. Dia tahu segala masalahmu bahkan sebelum engkau berkata
apapun. Kenapa seringkali kita tidak dapat itu? Ya karena kita tidak
datang ke Tuhan. Dia tahu cara memberkati hidupmu. Datang dengan sikap
hati yang murni. Tidak ada satupun pelayanan yang membuatmu lebih dekat
atau lebih intim dengan Tuhan. Yang membuatmu dekat dan intim dengan
Tuhan, kenal Tuhan, itu ketika engkau datang ke Tuhan.
Ayat 2a
2: Mengapakah kamu belanjakan uang untuk
sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang
tidak mengenyangkan? ...
Kalau dilihat di ayat 1, seolah-olah mereka itu sedang miskin, mengalami
yang tidak enak, bangkrut sehingga tidak punya uang untuk beli makanan
dll. Tapi di ayat 2 dikatakan mengapa kamu membelanjakan uang untuk yang
bukan roti. Artinya mereka sebenarnya punya uang, tapi mereka
membelanjakannya bukan untuk gandum, bukan untuk sesuatu yang
mengenyangkan. Kondisinya bukan mereka nganggur, tidak kerja, tapi
mereka bekerja keras, diberkati Tuhan, tapi uangnya digunakan untuk yang
lain. Kalau kita takut akan Tuhan, berkat itu pasti akan ada dalam
hidup kita, tapi kalau kita kelaparan itu artinya ada yang salah.
Kita orang Kristen pasti diberkati Tuhan kalau takut akan Tuhan, dan
pasti berkelimpahan, tapi setiap kita punya taraf yang berbeda. Misal
tukang becak kalau mendapatkan 5 juta itu sudah berlebih, tapi bagi
orang lain mungkin 5 juta habis dalam sehari. Seringkali kita salah
dalam memanage keuangan karena kita tidak pernah mencatat keuangan,
tidak melakukan pembukuan dengan baik. Seringkali kita tidak bisa
dipercaya dengan keuangan yang sekarang Tuhan percayakan, dan kalau
tidak bisa dipercayakan, ya engkau tidak bisa dipercayakan lebih besar
lagi. Banyak orang diberkati tapi tidak bisa mengatur benih dan roti
dengan baik, yang harusnya ditabur malah dimakan, yang harusnya dimakan
malah ditabur. Bangsa Israel mengalami masalah tidak punya uang untuk
beli gandum, tapi sekalipun mereka melakukan kesalahan, tapi Tuhan tetap
mau memberikan minum, gandum, asal mereka datang ke Tuhan. Bukan hanya
tentang uang, tapi mungkin tentang kemanisan dalam keluargamu, atau
dalam hal apapun dalam hidupmu, tapi engkau harus datang kepada Tuhan.
Kondisi kedua mungkin semua manajemennya sudah baik dan benar, tapi
hidupnya yang tidak benar, keterikatan, dosa, kepahitan yang
menggerogoti berkat dari hasil jerih payah dalam hidup kita. Kalaupun
itu terjadi, tetap Tuhan baik, datanglah kepada Tuhan, biar Tuhan yang
bereskan. Entah karena kebodohan, kelalaian, atau karena dosa kita,
tetap datanglah kepada Tuhan.
Ayat 2b
2: ... Dengarkanlah Aku maka kamu akan memakan yang baik dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat.
Sendengkanlah telingamu. Mendengarkan itu perkara yang simple tapi itu
sangat penting. Tokoh di Alkitab, berhasil atau tidaknya mereka
tergantung apakah mereka mendengarkan Tuhan atau tidak. Ismael sampai
lahir karena kegagalan Abraham mendengar Tuhan dan mendengarkan
istrinya, dan akhirnya Abraham berhasil mempersembahkan Ishak karena
mendengarkan Tuhan. Daud, Saul, Simson, Yosua, semua pahlawan iman di
Alkitab, engkau akan lihat, kalau mereka berhasil, karena mereka
mendengarkan Tuhan, dan kalau gagal, juga karena mereka tidak
mendengarkan Tuhan. Jangan hanya datang ke Tuhan tapi engkau tidak
dengar Tuhan. Mendengarkan di sini selalu sepaket dengan yang namanya
melakukan apa yang didengar. Seperti khotbah Yesus di Sabda Bahagia, ada
perumpamaan yang membangun rumah di atas pasir dan di atas batu, semua
mereka sama-sama mendengar, tapi yang membedakan adalah dilakukannya apa
yang didengar atau tidak.
Ketika menyendengkan telinga, itu seperti memfokuskan semuanya ke satu
arah dimana engkau menyendengkan telingamu. Fokus pada Tuhan, jangan
biarkan apapun mengganggu hidupmu mendengarkan Tuhan. Jangankan
melakukan, mendengar saja seringkali bisa gagal. Kalau engkau tidak bisa
mendengar dengan baik khotbah yang bisa ditangkap secara jasmani, yang
audible, bagaimana engkau bisa menangkap suara Tuhan yang mungkin tidak
secara audible.
Amsal 28:9
9: Siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan hukum, juga doanya adalah kekejian.
Ketika ada yang berkhotbah, engkau memalingkan telingamu, doamu adalah kekejian.
Proverbs 28:9 (The Message)
9: God has no use for the prayers of the people who won’t listen to him.
Tuhan tidak akan menjawab doamu kalau engkaupun gagal mendengarkan
Tuhan. Kalau engkau saja tidak bisa mendengarkan Tuhan, harusnya jangan
engkau berharap kalau doamu akan didengarkan Tuhan.
Di Kitab Wahyu, sering dikatakan, barangsiapa menang, dia akan bla bla
bla, barangsiapa menang, dia akan bla bla bla, tapi setelah ayat itu,
selalu dikatakan, barangsiap bertelinga, hendaklah dia mendengarkan.
Semua di 7 jemaat itu untuk mereka menang, mereka harus bisa menangkap
Firman yang dikatakan itu. Kalau mereka tidak mendengarkan, ya mereka
akan tetap hidup dalam keadaannya. Ketika mereka berhasil mendengarkan,
itu akan membuka peluang untuk menang. Kalau mereka tidak mendengarkan,
bagaimana mereka bisa bertobat, memperbaiki diri kalau mereka pun tidak
tahu apa kesalahanya dari perkataan yang dikatakan.
Kemenangan atau kekalahan hidupmu, kuncinya di keberhasilan atau kegagalanmu dalam mendengarkan.
Elia jatuh karena mendengarkan.
1 Raja-Raja 19:1-3
1: Ketika Ahab memberitahukan kepada Izebel segala yang dilakukan Elia dan perihal Elia membunuh semua nabi itu dengan pedang,
2: maka Izebel menyuruh seorang suruhan
mengatakan kepada Elia: "Beginilah kiranya para allah menghukum aku,
bahkan lebih lagi dari pada itu, jika besok kira-kira pada waktu ini aku
tidak membuat nyawamu sama seperti nyawa salah seorang dari mereka
itu."
3: Maka takutlah ia, lalu bangkit dan
pergi menyelamatkan nyawanya; dan setelah sampai ke Bersyeba, yang
termasuk wilayah Yehuda, ia meninggalkan bujangnya di sana.
Ketika itu kondisinya Elia baru saja menurunkan api dair langit dan
membunuh semua nabi Baal. Baru saja dia membuat mujizat, mengalahkan
nabi Baal, tapi ketika dia mendengarkan apa yang dikatakan Izebel,
mereka takut. Kenapa Elia takut? Di terjemahan bahasa Inggris dikatakan:
1 Kings 19:3 (NKJV)
3: And when he saw that, he arose and ran for his life, and went to Beersheba, which belongs to Judah, and left his servant there.
Selalu dikatakan ketika Elia melihat. Padahal Elia tidak melihat, namun
dia mendengar. Namun dalam terjemahan Inggris dikatakan ketika Elia
melihat hal itu, maka ketakutanlah dia. Apa yang terjadi? Elia
mendengar, dan dia memvisualisasikan apa yang dia dengar, dia
mengimajinasikan apa yang dia dengar, dan karena itulah Elia melihat.
Ketika apapun yang engkau dengar dan engkau bisa melihatnya, itu akan
menjadi nyata dalam hidupmu, atau seolah-olah akan jadi begitu nyata
dalam hidupmu. Elia jatuh dalam hal ini, namun pada akhirnya dia
dipulihkan di Gunung Horeb.
Ketika engkau mendengarkan Firman Tuhan dan engkau bisa memvisualisasi
dan mengimajinasikan hal itu, ketika engkau bisa melihat hal itu, maka
hal itu akan digenapi dalam hidupmu. Ketika engkau merenungkan baik-baik
Firman Tuhan, dalam baha lain itu ketika engkau mendengar dan engkau
visualisasikan Firman tersebut. Engkau bisa jatuh karena engkau
mendengarkan dan membayangkan, tapi engkau juga akan bangkit ketika
engkau mendengarkan dan membayangkannya. Jangan pernah menganggap remeh
perkara mendengarkan, karena itu menentukan apakah engkau akan menang
atau tidak.
Dr. Bruce Allen mengatakan setiap orang harusnya bisa melihat dan
mendengar yang supranatural. Ada tahap antara mata jasmani dan mata
rohani, ada jembatannya, yaitu sanctified imagination. Engkau harus
menguduskan imajinasimu, bayanganmu, artinya engkau harus menjaga apa
yang engkau lihat dan engkau dengar, dan setelah itu baru Tuhan bisa
beri gambaran demi gambaran dalam hidupmu, hingga waktunya matamu
dibukakan oleh Tuhan. Kenapa Tuhan katakan mengasihi Tuhan dengan
segenap hati, segenap pikiran dll? Segenap pikiran itu artinya dengan
segenap imajinasimu, karena itu imajinasimu harus dikuduskan. Ketika
engkau habis bermain game atau nonton film, yang terbayang pasti game
atau film tersebut.
Ayat 1:
Tapi tetap yang pertama engkau harus lakukan adalah datang ke Tuhan, lalu dengarkan Tuhan.
Ayat 2b
Dengarkanlah Tuhan, maka engkau akan hidup, engkau akan bertahan, engkau
akan survive, engkau akan menikmati sajian paling lezat yang belum
pernah engkau nikmati.
- ALL BY HIS GRACE - TO GOD BE THE GLORY -
- ALL BY HIS GRACE - TO GOD BE THE GLORY -
Komentar
Posting Komentar