Hamba Yang Mengasihi 1
Hamba Yang Mengasihi 1
Ev. Drg. Yusak
Tjipto Purnomo
Yohanes 21 : 15 – 19
Gembalakanlah domba-domba-Ku
21:15 Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon
Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku 1 lebih dari pada mereka ini?"
Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi
Engkau. r "
Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku. s "
21:16 Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon,
anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya:
"Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus
kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku 2 . t "
21:17 Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon,
anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku? u "
Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah
engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu
segala sesuatu, v
Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah
domba-domba-Ku 3 . w
21:18 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika
engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke
mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan
mengulurkan tanganmu 4 dan orang lain akan mengikat engkau
dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki." 21:19 Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan
bagaimana Petrus akan mati x
dan memuliakan Allah. y
Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku. z "
Kamu Boleh Minta Apa Saja Akan
Aku Berikan
“Pada
malam itu juga Allah menampakkan diri kepada Salomo dan berfirman kepada Salomo
dan berfirman kepadanya : Mintalah apa yang hendak Ku berikan kepadamu.” (2
Tawarikh 1 : 7)
Suatu
hari saya bersama istri dan beberapa teman pergi ke Tanah Perjanjian, Israel.
Beberapa hari disana, kami melihat semua peninggalan lama seperti yang ada pada
Firman Tuhan. Malam itu rombongan kami benar-benar dalam keadaan lelah karena
kami baru tiba di hotel dan kembali pada tengah malam setelah seharian
berkeliling ke berbagai tempat.
Tetapi
saat itulah Tuhan mengunjungi saya. Pagi-pagi buta, sekitar setengah empat pagi
Tuhan Yesus sendiri hadir dan membangunkan saya. Tetapi karena tubuh saya
begitu sangat kelelahan, saya tidak segera terjaga. Dan Tuhan yang baik itu
dengan sabar membangunkan saya untuk kali kedua : “Bangun, masakan Aku datang
kamu tidak mau bangun ?”
Saya
terkejut dan terjaga ketika menyadari telah dua kali Tuhan membangunkan saya.
Saya mengerti bahwa jika sampai dua kali Tuhan berbicara dan kita tidak
meresponinya, maka ketiga kalinya Tuhan berbicara pun biasanya kita tidak akan
menanggapinya. Segera saat saya terjaga, saya berlutut dan menyembah Tuhan
Yesus. Saat itulah Tuhan Yesus bertanya : “Dimana kamau sekarang ?” “Dimana ya
Tuhan ? Aku mengantuk sekali, Tuhan.” “Kamu di Yerusalem.” Saya segera sadar
bahwa saat itu tengah berada di Yerusalem. Lalu kata Tuhan lagi : “Seperti Aku
menemui Salomo, Aku menemui engkau saat ini.”
Dan
kata-kata Tuhan itu sungguh-sungguh membuat saya terjaga karena tegang,
“Sekarang kamu boleh minta apa saja, akan Aku berikan.” Kata Tuhan lagi. Mendengar
tawaran yang sedemikian hebat itu pikiran saya segera bergerak cepat, sehingga
tidak bertanya kepada Roh Kudus. Saya berpikir sebagai hamba Tuhan saya
pastilah membutuhkan karunia-karunia itu.Lalu saya menulisnya satu persatu karunia
yang saya ingini.
Lalu
saya berkata lagi kepada Tuhan : “Tuhan, aku boleh minta hal yang rohani,
jasmani atau kedua-duanya ?” “Apa saja rohani dan jasmani” : jawab Tuhan.
Akhirnya
saya menulis juga berkat kekayaan, karena pikir saya : “Kalau saya kaya, dalam
pelayanan saya akan jadi berkat dan tidak usah mengharapkan pemberian orang.”
Setelah semua permintaan saya tulis, ternyata seluruhnya berjumlah sekitar tiga
puluhan permintaan. Akan tetapi sebelum seluruh permintaan itu saya serahkan
kepada Tuhan Yesus, saya berkonsultasi terlebih dahulu dengan Roh Kudus. “Tuhan
Roh Kudus, Engkau Penolongku, Pembimbingku serta Penasehatku. Dihadapanku ini
ada Tuhan Yesus, dan ini daftar permintaanku, jasmani dan rohani. Menurutku ya
baik karena ini untuk pelayanan dan pekerjaan Tuhan...”
Namun
jawaban Roh Kudus ternyata aneh sekali. Ia bertanya pada saya, “siapa yang
memanggilmu, siapa yang menetapkanmu, siapa yang memampukanmu ? Siapa,... Siapa ? Ayo pikir.... pikirkan.”
Tiba-tiba
pikiran saya terbuka bahwa semuanya itu berasal dari Dia. Dan Tuhan bahkan
memberikan gambaran betapa saya dan Tuhan adalah anak dan ayah. Anak yang baik
tidak perlu merengek-rengek meminta apapun kepada ayahnya. Sebab ayah yang baik
itu tahu apa yang diperlukan anaknya, tahu kesenangan anaknya dan tahu segala
sesuatu yang menyukakan hati si anak yang tidak membahayakannya. Saat itulah
saya sadar, bahwa jikalau saya bisa menyenangkan hatiNya setiap saat maka semuanya
akan Tuhan berikan dengan sendirinya sesuai dengan kehendakNya. Langsung saya
robek dan saya buang daftar permintaan yang telah saya susun tadi, sambil
berkata : “Tuhan Yesus, aku hanya perlu satu permintaan saja.” Mendengar itu
Tuhan Yesus tersenyum, “Lho Tuhan kok tersenyum, sudah tahu ya permintaanku ?”
tanya saya menebak.
“Ya,
Aku tahu. Tetapi harus kamu katakan sendiri.” “Saya hanya minta untuk dapat
menyenangkanMu setiap saat” kata saya. Saya sadar saya harus minta supaya saya
dapat menyenangkan hatiNya setiap saat, sebab ada yang menyenangkan hatiNya
selama sebulan saja, bahkan ada yang setahun sekali. Saya mengerti jika
menyenangkan hatiNya setiap saat, artinya saya mendapat jaminan dari Tuhan
saya.
“Berbahagialah
engkau hambaKu, sebab jika kamu minta karunia, kamu akan jatuh oleh karunia
itu, jika kamu minta kekayaan. Salomo yang berhikmat pun akhirnya jatuh karena
hikmatnya. Salomo yang berhikmat pun akhirnya jatuh karna hikmatnya,
sampai-sampai karena hikmatnya ia tidak bisa menolak permintaan para istrinya
yang akhirnya mmbuatnya menyembah berhala.” “Oh Terima Kasih Tuhan, semua hanya
anugerahMu saja.” “Berbahagialah hambaKu.” Lalu Tuhan pun pergi.
Firman
Tuhan berkata :
Maka persembahan o
Yehuda dan Yerusalem akan menyenangkan hati TUHAN seperti pada hari-hari dahulu
kala dan seperti tahun-tahun p
yang sudah-sudah. (Maleakhi 3 : 4)
Seorang
pelayan Tuhan yang telah merasakan kebaikan Tuhan yang luar biasa lewat proses
pemaksaan, akhirnya akan sungguh-sungguh mengasihi Yesusnya dengan segenap
ketulusan hatinya. Kebebasan bukan lagi menjadi pilihannya. Ia bahkan menolak kebebasan
itu, bahkan ada ktakutan untuk bebas. Takut karena sadar bahwa kebebasan diluar
Kristus itu justru akan membuat dagingnya berkuasa kembali. Lalu tanpa dipaksa
lagi ia pun menyerahkan kebebasannya. Kali ini karena cinta.
Memerdekakan budak Ibrani
15:12 "Apabila seorang saudaramu menjual dirinya
kepadamu, baik seorang laki-laki Ibrani ataupun seorang perempuan Ibrani, maka
ia akan bekerja padamu enam tahun lamanya, tetapi pada tahun yang ketujuh
engkau harus melepaskan k
dia sebagai orang merdeka. 15:13 Dan apabila engkau melepaskan dia sebagai orang
merdeka, maka janganlah engkau melepaskan dia dengan tangan hampa 1 ,
15:14 engkau harus dengan limpahnya memberi bekal
kepadanya dari kambing dombamu, dari tempat pengirikanmu l
dan dari tempat pemerasanmu, sesuai dengan berkat yang diberikan kepadamu oleh
TUHAN, Allahmu, haruslah kauberikan kepadanya. 15:15
Haruslah kauingat, bahwa engkaupun dahulu budak m
di tanah Mesir dan engkau ditebus n
TUHAN, Allahmu; itulah sebabnya aku memberi perintah itu kepadamu pada hari
ini. 15:16
Tetapi apabila dia berkata kepadamu: Aku tidak mau keluar meninggalkan engkau,
karena ia mengasihi engkau dan keluargamu, sebab baik keadaannya padamu, 15:17
maka engkau harus mengambil sebuah penusuk dan menindik telinganya pada pintu,
sehingga ia menjadi budakmu untuk selama-lamanya. Demikian juga kauperbuat
kepada budakmu perempuan. (Ulangan 15 :
12 – 17)
Hubungan
karena kasih ini lebih disukai oleh Tuhan. Firman berkata :
Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu
berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada
mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada
korban sembelihan 1 ,
z
memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan. (1 Samuel 5 : 22)
Tuhan
Yesus pernah menegor orang-orang Yahudi dengan perkataan yang keras :
22:36 "Guru, hukum manakah yang terutama dalam
hukum Taurat?" 22:37 Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan,
Allahmu 1 ,
dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
j
22:38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
(Matius 22 : 36 – 38)
Apa artinya mengasihi Allah ? Apakah itu berarti
kita menyanyikan lagu-lagu kasih kepadaNya ? Apakah itu berarti melayani
pekerjaanNya habis-habisan dalam berbagai bentuk ? Ternyata tidak Tuhan Yesus
sendiri berkata :
14:21 Barangsiapa memegang perintah-Ku 1
dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. c
Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku d
dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya." 14:22 Yudas, e
yang bukan Iskariot, berkata kepada-Nya: "Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau
hendak menyatakan diri-Mu kepada kami, dan bukan kepada dunia? f "
14:23 Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku,
ia akan menuruti firman-Ku g
dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam
bersama-sama dengan dia 2 .
h
14:24 Barangsiapa tidak mengasihi Aku 3 ,
ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari
pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku. i
(Yohanes 14 : 21-24)
Maksudnya adalah mengasihi Tuhan artinya kita
mentaati perintah yang Tuhan katakan. Inilah kasih yang diwujudkan dalam
ketaatan. Dan itu merupakan sikap hati yang indah sekali dan menyukakan hati
Tuhan. Di titik ini paksaan-paksaan tidak diperlukan lagi. Pelayan Tuhan itu telah
mengerjakan segala sesuatu yang Tuhan minta dengan senang hati karena kasih.
Dia makin lama makin mengenal Tuhannya.
Markus 12 : 30 yang menyatakan : Kasihilah Tuhan,
Allahmu 1 ,
dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu
dan dengan segenap kekuatanmu. m
Kasih itu akan menjadi makin gamblang. Kita
mengerti bahwa hati kita memiliki ketaatan yang tulus, kita mengerti bahwa jiwa
kita pun bersedia taat tanpa gerutuan didalamnya, kita mengerti pikiran dan
akal budi kita sedia taat dan tunduk pada kehendakNya serta tidak bergerak
keluar secara liar dengan ide-ide manusia sendiri, kita juga mengerti kekuatan
yang ada pada kita pun diarahkan kepada sasaran-sasaran yang Tuhan perintahkan.
Seluruh keberadaan kita adalah ketaatan seutuhnya atas semua perintah Tuhan. Itulah
kasih kepada Tuhan. Itulah yang dimiliki oleh hamba yang mengasihi....
(Bersambung)
Jatiwangi, 7 Juli 2016
By His Grace
Joshua Ivan Sudrajat S
Sumber :
Buku Jalan Penghambaan Rahasia Mencapai Garis Akhir
Ev. Yusak Tjipto Purnomo
Halaman 53 – 62
Media Injil Kerajaan – Semarang
Komentar
Posting Komentar