Hamba Yang Mengasihi 4
Hamba Yang
Mengasihi 4
Ev. Drg. Yusak Tjipto Purnomo
Suatu
hari anak saya Iin, yang sedang kuliah di Negeri Belanda menelpon saya. Rupanya
dia ada satu mata kuliah yang walaupun diulang beberapa kali, tetapi tetap
tidak lulus walaupun sudah pernah diulang beberapa kali ujiannya dia ikuti.
Saat dia berdoa, Roh Kudus berkata : “Minta kepada ayahmu untuk mendoakanmu,
maka kamu akan lulus.” Itulah yang iin katakan.
Waktu
saya tanyakan kepada Tuhan, Tuhan mengiyakan bahwa apa yang Iin katakan memang
dari Tuhan. Memang benar setelah saya berdoa buat ujian putri saya. Tuhan
sungguh luar biasa. Saya pernah mencicipi pengalaman itu. Namun sikap hati saya
tetaplah hamba. Sebab saya menyadari bahwa segala sesuatunya sebenarnya dalam
pengaturan Tuhan. Status yang Tuhan berikan juga bukan karena usaha atau
kebaikan saya. Sejak itupun saya tidak pernah menawarkan untuk mendoakan orang
lain apalagi dengan embel-embel pasti didengar Tuhan. Sebab untuk orang
tergelincir ternyata mudah sekali.
Suatu
kali timbul keinginan saya untuk mengganti mobil saya. Kebetulan ada mobil
sedan Mercedez Benz yang ditawarkan kepada saya. Dan orang itu berkata bahwa
saya bisa tukar tambah dengan mobil saya yang lama tetapi harus menambah uang
sebesar 190 juta rupiah. Ketika hal itu muncul dihati, saya juga berkata dalam
hati : “Kalau ada berkat sekitar 190 juta, berarti saya boleh ganti Mercy.”
Tetapi ingat, tanda yang saya minta itu muncul dari diri saya dan bukan tanda
yang Tuhan katakan. Tak berapa lama, suatu pagi ada telepon berdering.
Seseorang menelpon saya yang satu bertanya atau lebih tepatnya menawarkan suatu
penawaran yang aneh.
Dia
berkata : “Pak Yusak, didepan saya ini ada uang 50 juta dan 190 juta. Pak Yusak
pilih yang mana ? Bapak yang pilih dan segera saya transfer.” Saya sangat
terkejut mendengar tawaran itu. Pikiran saya segera bekerja dengan berkata : “Pas....”
Tetapi yang lebih luar biasa, diruang tamu saya bergema satu suara berkata : “Bukankah
Tuhanmu sangat mengasihi engkau ?”
Sekalipun
demikian, ketergantungan saya dengan Roh Kudus untuk senantiasa bertanya-tanya
kepadaNya, telah menolong saya dari jebakan yang begitu licin. Saya segera
menjawab “tunggu, saya berdoa dulu,....” Dan ditelepon itulah saya berdoa
meminta arahan Roh Kudus. Dan Roh Kudus berkata : “Hamba Tuhan hanya menerima
perpuluhan.” Dia memang bertugas untuk mengingatkan segala sesuatu yang pernah
disampaikan kepada kita.
“Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus yang akan diutus
oleh Bapa dalam NamaKu. Dialah akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan
akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Ku katakan kepadamu.” (Yohanes 14
: 26)
Saya
sadar apa yang sebenarnya berkenan kepada Tuhan. Saat itu saya berkata : “Saya
pilih yang lima puluh juta saja. Sebab berkat yang ada padamu seluruhnya 240
juta. Saya akan ambil hanya sepersepuluhnya saja, sedang sisanya Tuhan mau saya
bagi-bagikan kepada hamba-hamba Tuhan yang lain.”
Setelah
saya jawab demikian, maka diruang itu juga bergema suara Tuhan. Dengan bangga
Tuhan berkata : “Itu baru hambaKu !.” Saya menangis, bukan karena tidak
mendapat uang yang lebih banyak. Saya menangis bahagia karena bisa menyenangkan
hatiNya. Hanya itu saja kerinduan hati saya. Bary saya sadar bahwa suara yang
bergema pertama tadi adalah suara setan yang bermaksud menjerumuskan saya.
Setan ingin menimbulkan kesan betapa istimewanya saya dihadapan Tuhan. Betapa
khususnya perlakuan Tuhan terhadap saya. Kalau kita tidak sedia terus
bergantung dengan Roh Kudus, kita akan bertindak ceroboh dengan membuat
keputusan sendiri. Itu kesombongan. Sebab kesombongan adalah berjalan sendiri,
memutuskan segalanya sendiri tanpa merasa perlu selalu berkonsultasi dengan Roh
Kudus. Jadi kuncinya adalah Selalu Bertanya
kepada Roh Kudus.
Pernah
ada seorang hamba Tuhan yang dipakai dengan karunia kesembuhan yang luar biasa.
Suatu hari ada seseorang yang sakit, yang berdomisili di kota lain. Ketika yang
sakit minta didoakan, tanpa bertanya kepada Tuhan, si hamba Tuhan ini berkata :
“Jangan Khawatir nanti saya doakan dan pasti sembuh.” Memang yang sakit itu
sembuh namun Tuhan tidak berkenan. Sebab Hamba Tuhan itu menggunakan karunia
yang Tuhan berikan dengan sembarangan, sesuai dengan keinginannya sendiri.
Sejak saat Tuhan menegor dia, karunia itupun tidak pernah bekerja lagi didalam
hidupnya. Walaupun begitu masih beruntung dia sebab membayar kecerobohannya
didunia. Ada yang bertanya, apakah karunia bisa digunakan semaunya dan tetap
ada hasilnya ? Karunia pun punya tingkatan-tingkatan, sebagaimana iman punya
tingkatan iman. Pada tingkat tertentu ternyata bisa tetap bekerja sekalipun
tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Justru ini yang berbahaya.
Contoh
yang paling gamblang adalah Musa. Saat diperintahkan Tuhan untuk berkata-kata
kepada gunung batu, Musa malah memukulnya dengan tongkat yang ada ditangannya.
Dan sekalipun Musa tidak taat, tetap air keluar dari bukit batu tersebut. Namun
akibatnya Musa tidak bisa memasuki Tanah Kanaan karena melanggar kekudusan.
Satu
lagi bahaya yang ada di level ini. Memang semakin lama, segala sesuatunya makin
tipis dan cenderung sukar dideteksi. Rasul Paulus pun sebenarnya nyaris
terjebak dalam hal ini. Kedekatan dengan Tuhan, dan pemahaman yang lebih baik
akan cara serta pola pikirNya, bisa membuat kita seakan tahu segalanya. Tanpa
sadar kita bisa dengan inisiatif sendiri membuat keputusan atau kesimpulan yang
dengan yakin diri, kita anggap juga merupakan keputusan Tuhan. (Bersambung)
Jurnalis
: Joshua Ivan Sudrajat S
Sumber
:
Buku
Jalan Penghambaan Rahasia Mencapai Garis Akhir
Ev.
Drg. Yusak Tjipto Purnomo
Halaman
: 72 – 26
Media
Injil Kerajaan – Semarang
Komentar
Posting Komentar