Memberi Ruang Kepada Tuhan Yesus
Ibadah Raya
JKI Hananeel Surya
Minggu, 7 Agustus
2016
Ev. Stephanie Rachel
“Ael” Purnomo
Memberi Ruang
Kepada Tuhan Yesus
Hari
ini adalah kehormatan bagi saya untuk menyampaikan Firman Tuhan kepada
saudara-saudara semua. Saya dilahirkan di keluarga besar yang mempunyai banyak
saudara – saudara laki – laki. Koko saya Beavis, saya juga mempunyai Koko
Stephen, Koko Joshua.
Saya
dilahirkan sebagai seorang yang sangat ambisius, selalu ingin menjadi yang
pertama, selalu ingin bersaing dengan orang lain, selalu ingin menang sendiri.
Tuhan menempatkan pada satu titik pada posis yang tidak enak. Mama saya
meninggal karena kecelakaan dan Papa saya dipenjara.
Mempunyai
ambisi didalam Tuhan tidak salah kalau ambisi itu tidak berlebihan, karena
Tuhan menciptakan destiny yang besar. Tuhan mau kita menjadi besar. Jika kita
ingin menjadi besar kita harus masuk ke jalan penghambaan dan kejar destiny
kita.
Tuhan
mengangkat hidup kita tidaklah susah, kita akan dibawa naik masuk ke dalam
puncak, kita masuk dalam masa perkenanan dan anugerah. Namun untuk kita
mempertahankan berada di puncak ini adalah hal yang sangat sulit. Untuk kita
tetap berada di puncak adalah : Karakter.
Esau
menjual hak kesulungannya kepada Yakub, begitu ia sadar dan menyesalinya, ia
tidak bisa mendapatkan hak kesulungannya itu.
Saul,
begitu ia kehilangan posisinya sebagai raja, ia marah dan menyesal, ia terus
mengejar Daud orang yang Tuhan sudah pilih untuk menggantikan posisinya.
Kita
semua ini ingin berhasil, namun semuanya itu adalah proses. Sebuah pohon ada
yang ditanam dari biji dan dari hasil mencangkok, ini membutuhkan proses
bertumbuh sampai menghasilkan buah.
Ael
yang 10 tahun yang lalu diijinkan oleh Tuhan untuk mengalami namanya kesedihan
dan pahit rasanya ditinggal oleh mama dan papa di penjara, namun Tuhan
mengasihi Ael, Dia memproses hidup saya. Saya melewati namanya sakit hati,
jalan penghambaan dihadapan saudara-saudara saya.
Didunia
ini orang – orang yang ingin sukses mereka menghalalkan segala cara untuk
menyikut orang sana sini. Kita perlu mengenal Tuhan kita secara pribadi.
Kenalilah Dia dan berjalan bersama Dia.
Tuhan
adalah Tuhan yang menghargai setiap keputusan kita. Tuhan kita adalah Tuhan
bukan yang otoriter. Tuhan menghargai setiap keputusan kita karena Ia
memberikan Freewill kepada kita.
Kita
harus mempunyai keputusan untuk memberikan ruang didalam hidup kita. Kita harus
menyediakan ruangan di hidup kita agar Firman Tuhan itu hidup dalam kita.
Ketika kita sedang mengalami masalah Tuhan mau dan dengan mudah segera
menyelesaikan masalah kita asalkan kita menyediakan ruang untuk Tuhan mengambil
alih masalah kita.
Sewaktu
kecil saya senang sekali main robot-robotan, karena saudara-saudara saya laki –
laki semua, mereka mainan robot. Koko saya Beavis, entah bagaimana setiap kali
dia punya mainan selalu rusak dipegang dia. Kemudian dia pinjam robot saya,
karena robot dia sudah rusak. Beberapa saat kemudian robot-robotan punya saya
dikembalikan dia bilang tangan robot saya terkilir atau keseleo, padahal
sebenarnya putus. Melihat itu saya menangis keras, saya mencoba memperbaikinya
namun tidak bisa. Saya menangis kemudian ayah saya datang, baru lima menit mau
dibetulkan ayah saya, saya mengambilnya kembali sampai kejadian ini tiga kali.
Akhirnya ayah saya berkata : Ael, kamu percaya sama papi, walaupun papi ini pernah
kuliah di elektro walaupun gak lulus. Akhirnya saya percaya ayah saya, dia
ambil lem kemudian melem tangan robot saya. Masalah selesai.
Jika
kita mempunyai masalah, seringkali kita tidak mau memberikan ruang kepada Tuhan
untuk menyelesaikan masalah kita. Dengan sekuat tenaga kita berusaha
menyelesaikan masalah kita. Jika kita memberikan ruang untuk Tuhan bekerja maka
dengan mudah Ia akan turun tangan menyelesaikan masalah kita.
Untuk
setiap masalah kita serahkan pada sang pencipta kita yaitu Tuhan Yesus Kristus,
Tuhan akan turun tangan menyelesaikannya. Tuhan senang bersekutu dengan kita
berlama-lama. Dia menyukai hubungan yang intim dengan kita. Tuhan sangat
menghargai manusia. Kita harus fokus sama Tuhan.
Ketika
saya diundang untuk menyampaikan Firman Tuhan itu kesempatan saya selama beberapa
hari sebelum menyampaikan Firman Tuhan saya ambil duduk diam di kaki Tuhan,
saya curhat dan bertanya apa yang Tuhan mau sampaikan kepada jemaatNya. Saya
mencari Tuhan dan saya takut ditinggalkanNya. Saya menghargai Tuhan, saya
berusaha mengenali hatiNya, seleraNya, seringkali Tuhan memberikan penuh
kejutan kepada kita.
Pilihlah
jalan penghambaan. Jadikan Tuhan itu kekasih kita. Rindukan Tuhan senantiasa
hadir dalam hidup kita setiap waktu amin.
By
His Grace
Joshua
Ivan Sudrajat S
Komentar
Posting Komentar