Belajar Dari Yehuda
Belajar Dari Yehuda
Ev. Iin Tjipto
Jurnalis : Selviani Lakmudin
Aku mendengarkan
sebuah renungan singkat dari youtube yang dibawakan oleh Ev. Iin Tjipto
tentang beberapa anak Yakub, salah satunya adalah Yehuda. Saat aku mendengarnya, aku begitu tertarik dan belajar lagi... :)
Yehuda, anak yang lahir bagi Yakub oleh istrinya, Lea. Saat Lea
melahirkan Yehuda, ia berkata "sekali ini aku akan bersyukur kepada
Tuhan". Yehuda memiliki arti "to praise" atau pujian dan ucapan syukur.
Saat aku membaca sekilas lagi tentang Yehuda setelah mendengarkan
renungan itu, aku menangkap sepertinya masa muda Yehuda ini tidak
terlalu baik.
Yehuda-lah yang memberikan ide untuk menjual Yusuf ke orang Ismael untuk
menjadi budak (Kej 37:26-27), sekalipun sesungguhnya ia seseorang yang
memiliki belas kasihan dan rasa persaudaraan yang cukup tinggi ketika ia
berkata, "janganlah kita apa-apakan dia, sebab ia saudara kita". Juga
terlihat ketika Yusuf sedang mengetes saudara-saudaranya dengan hendak
menawan Benyamin.
Juga Yehuda sepertinya cerdik, mendekati licik. (Hehehe...) Saat kedua
anaknya meninggal, ia hendak mengelabui Tamar, istri dari anaknya yang
pertama dan meninggal, lalu diberikannya kepada anaknya yang kedua yang
pada akhirnya juga meninggal. Karena takut, ia mengelabui Tamar yang
sebenarnya memiliki hak untuk menikahi anaknya yang ketiga.
Namun pada akhirnya ada hal-hal yang bisa dipelajari dari seorang Yehuda
di masa tuanya. Jika kita membaca dari Kejadian 49:8-12 ada beberapa
hal yang Yakub sampaikan kepada Yehuda, antara lain :
1. "Engkau akan dipuji oleh saudara-saudaramu." (:8)
2. Kemenangan atas musuh-musuhnya (:8)
3. Seperti singa yang berkuasa (:9)
4. "Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda", yang artinya keturunannya akan tetap ada dan berdiri kokoh (:10)
5. Dilambangkan dengan anggur (:11-12), yang memiliki arti cinta
Kalau aku memperhatikan juga, dari Kejadian 37-49, sepertinya nama
Yehuda cukup banyak ditulis dan kisah tentang dirinya juga cukup banyak
diceritakan, seperti yang dikatakan juga oleh Ibu Iin, bahwa banyak hal
yang terjadi dalam hidup seorang Yehuda. Ia sempat hidup dalam
kenakalan-kenakalannya, namun pada akhirnya ia menjadi salah satu anak
Yakub yang diberkati dengan luar biasa. Itu berarti, hidup seorang
Yehuda, dari masa bandelnya hingga hari tua Yakub memberkatinya, Yehuda
terus naik bahkan naik semakin tinggi. Apakah yang bisa kita pelajari dari hidup seorang Yehuda?(Inilah yang aku pelajari saat mendengar sharing di youtube.)
1. Hati (Kej 44:18-34)
Saat Yusuf menangkap Benyamin dan hendak menjadikannya budak
selama-lamanya, Yehuda-lah yang membela Benyamin. Inilah awal dari
kenaikan Yehuda, saat seseorang berani untuk mengambil tempat orang
lain, untuk menderita dan membiarkan hak nya diambil, bahkan dengan
sengaja meletakkan hak-nya. Mata Tuhan mencari orang yang seperti itu,
hatiNya tidak tahan sebab seperti itulah hati Tuhan kepada anak-anakNya.
Persamaan sikap hati yang dimiliki Yehuda inilah yang menjadi
awal kenaikan Yehuda. Bahkan dari keturunan Yehuda-lah, Tuhan Yesus
dilahirkan.
Awalnya mungkin kita berpikir, Ah, itu karena dia udah komitmen aja sama
Bapa-nya, takut diamuk Bapa-nya kalau pulang ngga membawa Benyamin
bersamanya! Atau bisa juga karena dia merasa bersalah karena dia kan
pemberi ide Yusuf dijual saat itu... Yup, paling tidak itulah yang aku
pikirkan pertama kali saat belum selesai membaca kisahnya. :P
Namun saat aku memperhatikan apa yang Yehuda katakan di ayat 33-34, sangat menarik!
"Oleh sebab itu, baiklah hambamu ini tinggal menjadi budak tuanku menggantikan anak itu,
dan biarlah anak itu pulang bersama-sama dengan saudara-saudaranya.
Sebab masakan aku pulang kepada ayahku, apabila anak itu tidak
bersama-sama dengan aku? Aku tidak akan sanggup melihat nasib celaka yang akan menimpa ayahku."
Yehuda melakukan itu sebab hatinya mengenal hati Ayahnya, betapa Ayahnya
sangat mengasihi Benyamin. Nampaknya iri hati yang dulu pernah ia
rasakan kepada Yusuf karena Yusuf lebih dibandingkan saudara-saudaranya
yang lain sudah tidak ada. Ia bahkan tidak tahan jika harus melihat
Ayahnya menderita karena kehilangan anaknya lagi.
Meski demikian, hal yang lebih penting memang adalah kesediaan Yehuda
untuk menggantikan adiknya, Benyamin, menjadi budak selamanya di Mesir.
Ia tidak menunggu lebih lama lagi, ia langsung menawarkan 'dirinya' yang
menjadi budak, sekalipun ia sangat sadar nasib apa yang menantinya jika
saja benar-benar ia diambil untuk menjadi budak.
Inilah yang sangat menarik! Hati yang rela... Sounds very easy, but the truth is not...
Bayangkan jika kamu harus meletakkan ego-mu di saat kamu sesungguhnya
bisa marah dan membalas perbuatan jahat seseorang kepadamu, namun kamu
memilih diam dan sabar karena kamu tahu siapa dia, apa yang telah ia
alami dan luka seperti apa yang menyebabkan ia menjadi seperti itu.
Bahkan saat akhirnya kamu bisa meletakkan ego-mu, tetap sabar dan
mengasihi dia, itu adalah kemenangan yang luar biasa rasanya!
Bayangkan ketika Tuhan memintamu stay dalam hidup seseorang saat kamu
sangat tahu betapa sulitnya hal itu untuk kamu lakukan, dengan setia
berdoa baginya, dengan sabar tetap mengasihi dia dan berharap yang
terbaik untuk hidupnya.
Kamu bisa lanjutkan sendiri list contoh-nya :P Itu bukanlah hal yang mudah, but it's worth it... ;)
Naik tidak selalu bicara tentang harta, promosi dan jabatan... Naik bisa
berarti level imanmu, keluasan hatimu, kapasitasmu, dan lain-lain yang
jauh lebih berharga dan menjadi tujuan Tuhan saat Ia mendidikmu. ^^
2. Pujian (Kej 29:35)
Ada banyak orang yang bisa memilih untuk menggerutu, memilih untuk
marah, kecewa, memaki dan mengeluarkan kata-kata negatif. Namun arti
nama Yehuda ini mengingatkan kepada kita tentang mengucap syukur,
melalui kata-kata maupun tingkah laku kita di dalam segala keadaan.
Ucapan syukur itu seperti dupa yang harum, yang naik kepada Tuhan dan mendatangkan hal-hal yang ajaib. ;)
3. Naik ke Tempat yang Tinggi (Kej 49:9)
Ini menunjukkan dia tahu artinya mencari Tuhan. Tempat yang
tinggi adalah tempat dimana Tuhan ada, tempat dimana hadirat Tuhan ada.
Berapa banyak dari kita, ketika kita letih, kita mencari bioskop,
karaoke atau kita mencari Tuhan? Setiap kali kita berhasil, kita cari
orang untuk pamer atau kita cari Tuhan untuk tersungkur? Setiap kali
kita luka, kita cari orang untuk dendam dan melampiaskan kemarahan atau
kita cari Tuhan yang sanggup menjamah dan menyembuhkan luka kita? Ke
tempat tinggi atau ke tempat rendah? Itu pilihan saudara dan saya.
Aku teringat satu hal yang SELALU sampai sekarang tidak pernah bosan
diingatkan oleh Ayah rohaniku kepadaku, sejak awal ia me-Mentor-ku awal
tahun 2009. Setiap saat aku mengalami sesuatu, setiap saat aku bingung,
setiap saat aku benar-benar terluka dan tidak tahu lagi harus berbuat
apa, dia akan berkata kepadaku, "Tuhan bilang apa?"
Ia mengajariku tentang Secret Place, tempat dimana hanya ada saya dengan
Tuhan, tidak ada apapun dan siapapun yang bisa mengganggu. Sesibuk
apapun kamu, seberat apapun yang kamu alami, sehebat apapun kamu,
jadikan Dia sebagai tempat utamamu. Biarlah kita memilih Tuhan sebagai
tempat pertama kita berlari ;)
4. Dekat dengan anggur (Kej 49:11-12)
Anggur adalah lambang cinta. Yehuda adalah seorang penuh cinta;
hatinya, perbuatannya, tatapan matanya, semua karena cinta. Cinta kuat
seperti maut, cinta tidak pernah gagal, cinta memberi semangat, cinta
membuat seseorang bisa menaiki gunung dan mengarungi samudera. Seberapa
kamu punya cinta yang menyala-nyala dalam hidup ini, dalam pelayanan,
dalam keluarga? :)
Yup, inilah yang aku peroleh saat mendengarkan renungan singkat ini ^.^
Hope it will bless you... ;)
Komentar
Posting Komentar