Flashback Joshua Ivan Sudrajat
Flashback Joshua
Ivan Sudrajat
Saya
adalah anak tunggal yang dilahirkan di Rumah Sakit Bersalin PAD, saya
dilahirkan 41 tahun yang lalu tepatnya tanggal 28 Maret 1975.
Menurut
Cerita dari Ipo Tina, ternyata saya seharusnya mempunyai dua adik, saya baru tahu
itu merupakan peneguhan ketika saya depresi ditinggalkan mama, Tuhan membawaku
melihat mama di Surga dia berada di Barak bersama-sama yang lainnya, disitu
saya melihat mama sedang menuntun dua gadis kecil yang berumur sekitar 8-10
tahun. Disitu Roh Kudus bilang itu adik kamu yang tidak bisa dilahirkan karena
mama keguguran.
Awalnya
saya mengira mama keguguran hanya satu kali ternyata menurut ipo mama keguguran
dua kali. Saya kemudian ceritakan pengalaman saya menemui mama di Surga lewat
mimpi, disana mama sedang menuntun dua gadis kecil dan disana juga ia bertemu
dengan Emak Gwat Lie dan Opo Kim Lan, ternyata bukan hanya saya saja yang
bermimpi seperti itu ternyata ipo dan engkong juga bermimpi seperti itu.
Yang
saya mau ceritakan adalah setelah saya lulus kuliah tahun 2000, saya di rumah
sekitar empat tahunan, dan pada tahun 2005 ada sebuah acara Tahun Pembebasan
Seutuhnya, mama dan adiknya ikut ibadah itu termasuk saya sebagai usher disitu,
waktu itu ada kejadian pintu kaca pecah dan mengenai kaki Ibu Nany Susanty, SH.
Tahun
2007 Mama mulai masuk ke Rumah Sakit karena muntah-muntah, maagnya kambuh dan
pernah juga maag blooding, dari situ saya mulai tahu duduk persoalannya
ternyata mama punya hutang dan menjaminkan sertifikat rumah engkong. Akhirnya rumah
mama yang dibakar pada kerusuhan 1998 di Jatiwangi dijual dengan harga yang
sangat murah. Sekitar 250 juta, mama melunasi hutang di Bank Swasta, ternyata
hutang di perorangan belum dibayar, saya disuruh mikir cara bayarnya sama tante
saya, saya sudah doakan dan hadapkan ke Tuhan, dari sekitar 350 juta sekarang
sisa hutang tinggal 180 jutaan, sudah tidak ada asset pribadi mama saya dan
toko spare part hanya menjual spare part yang ada tersisa.
Saya
tahun 2009 sembilan ikut doa peperangan di Bengkulu bersama Tim Ko Agie, disana
saya ikut mematok dan berperang sekitar tiga kali saya ke sana untuk membantu
mengadakan KKR disana. Tahun 2010 ada KKR Bangkitnya Generasi Yoel, saya ikut
dan sebelum ikut ada kejadian mama jatuh di kamar mandi dan mata kaki sebelah
kiri patah dan keluar tulangnya, mama tidak dioperasi karena tidak ada biaya
baru pada bulan September saat mau hari raya Idul Fitri mama di operasi, disitu
mama hanya terbaring di kamar, mama sudah setahun terbaring.
Akhir
tahun 2010 saya mengikuti Ibadah Bahtera di Semarang dan waktu itu keluar buku
Next Level Bu Iin, saya mendapatkan dua buku itu, satu membeli dan satunya
adalah buku free dari Mahanaim. Saya kaget Tuhan berkata tahun depan kamu next
level, saya berpikir dan dalam hati jangan-jangan mama pulang ke rumah Bapa.
Januari
2011 mama masuk rumah sakit di Bandung RS Santo Yosep, biasanya di Boromeus,
karena mahal jadi pilih di Santo Yosep, sepulang dari RS Santo Yosep, kondisi
badan mama menjadi bengkak, akhirnya mama saya sempat di rawat di Rumah Sakit
Mitra Plumbon, disana sempat cuci darah sekali dan perlakuan perawat yang kasar
dan ucapannya yang berkata tidak ada harapan lagi di depan pasien. Akhirnya
dalam kondisi bengkak mama dibawa pulang.
Saya
dirumah beberapa hari mendengar ada suara setan berkata : “Aku obrak-abrik
keluargamu, kamu masih berani perangi aku.” Aku tahu papamu masih punya ikatan
perjanjian dengan aku di Gunung Kawi.” Saya terkejut dan saya simpan dalam
hati, kemudian setelah mama pulang tanggal 6 Juni 2011 sehari sebelum acara
Ultah Bu Iin di Bekasi.
Sejujurnya
saya shock berat dan saya sedih karena belum bisa membahagiakan mama,
permintaan mama belum dapat dikabulkan. Kemudian saya sempat melamun di rumah
periode Oktober 2011 – April 2012 saya berada kembali di Mesir saya Jatiwangi.
Ketika saya melamun setan bilang sekarang aku tuntut nyawamu, karena papamu
sudah tidak kasih korban lagi sama aku. Saya bilang tidak bisa karena saya
milik Tuhan Yesus, setelah kejadian itu kejadian kaki engku saya kena pecahan
piring dan syaraf jari kaki kiri putus dan disambung di Bandung.
Saya
baru mengerti ternyata setan akan menyerang anggota keluarga terlemah saat itu.
Kemudian saya konsultasi dengan tiga hambaNya yang tinggal di dua kota
berlainan dan satu ada di luar negeri, ternyata mereka dapat hal yang sama
mengenai Gunung Kawi.
Papaku
mengadakan kontrak kekayaan dengan gunung kawi dan pada saat saya terima Tuhan
Yesus 18 Oktober 1991 saya jadi milik Yesus, papa tidak punya yang dikorbankan
lagi, dia mau korbankan istrinya tidak bisa, karena mama aktif di gereja dan
baca Alkitab setiap hari.
Mama
kecewa sama Tuhan karena tidak melihat keajaiban Tuhan, usahanya menurun dan
ada hutang, ia juga kecewa sama suaminya, adik engkong saya. Puji Tuhan semua
sudah dibereskan pada waktu sebelum meninggal, dia dilayani oleh teman MK saya
di Cirebon.
Dua
hari yang lalu Papa saya kumat, dia bakar dupa dan beberapa hari sebelumnya
saya putarkan suara shofar dan lagu-lagu penyembahan kepada Tuhan. Kemudian
saya melihat ada semar menempel dibadan papa saya, saya kemudian browsing di
Internet mengenai Gunung Kawi ternyata ada patung semar yang disembah disana
dan beberapa teman memberikan pelajaran mengenai Gunung Kawi dan apa yang
mereka tahu.
Sejujurnya
saya bingung dengan keadaan seperti ini, ternyata intimidasi ketakutan setelah
mengantar Ipo Tina pulang ke Rumah Bapa, saya diingatkan kejadian mengantar
emak pulang. Saya juga kepikiran karena kata Bu Iin sebentar lagi engkong
pulang juga. Saya memikirkan bagaimana kejadiannya karena masalah hutang mama
saya belum beres, dan papa saya sudah susah diatur dan entah pikun atau tidak,
ia kalau ke namanya uang masih hijau, yang saya kecewa dan makin kecewa uang
warisan dia di bawa kabur satpam Bank Swasta, sekitar 70 juta lebih.
Hari-hari
yang saya jalani adalah ngeri-ngeri sedep, saya belajar menabur dengan
ketepatan. Intinya adalah saya ingin segera mengetahui Tanah Kanaan dan Gosyen
saya sehingga saya bisa menetap disana dan memulai lembaran hidup yang baru.
Secara manusia saya adalah sampah dan sudah mendapat cacat dua kali dihadapan
manusia. Tuhan Yesus yang mengangkatku sehingga sampai saat ini saya bisa tetap
bertahan dan menulis. Kiranya kesaksian saya menjadi berkat buat yang
membacanya. Tuhan Yesus Memberkati Kita.
Jatiwangi,
26 September 2016
By
His Grace
Joshua
Ivan Sudrajat S
Komentar
Posting Komentar