House Of Joy
Doa Terobosan & Pergerakan
Firman Tuhan oleh
Ps. Lorraine Dowie
Kemah Daud Ministries Jogja
24 September 2016, 18.00
Ini adalah rumah sukacita.
Ada waktunya Tuhan berdiam. Bukan karena dosa yang memutus hubungan dengan Tuhan.
Bukan karena kita tidak bisa mendengar suaraNya.
Namun, Dia diam.
Tuhan bicara kepada kita lewat ciptaan. Dia selalu berbicara kepada kita.
Dimana Tuhan saat aku berseru. Dimanakah Dia saat kita berdoa.
Saat Dia berdiam diri, maka kita putus asa.
Kita berdoa tentang pergumulan keluarga, kesehatan, keputusan yang harus kita ambil namun kita tidak melihat respon dari Tuhan.
Kita mendengar teman-teman kita tentang Tuhan berbicara kepada mereka.
Kita jadi bertanya-tanya.
Tuhan berbicara melalui apapun.
Kita mendengar bagaimana Tuhan bicara kepada Musa melalui semak terbakar.
Tuhan juga bicara kepada Daud saat menghancurkan Goliat.
Kita bertanya kenapa Dia tidak berbicara kepada kita.
Tetapi Dia berdiam diri.
Dia berdiam diri karena ada suatu maksud.
Lihat bangsa Israel.
Tahukah bahwa mereka diperbudak 430 tahun. Dalam perbudakan.
Tuhan ada dimana? Apakah Dia peduli? Apakah janji kepada Abraham masih berlaku? Apakah kita harus menunggu 430 tahun seperti bangsa Israel?
Ayub berusaha mencari hal-hal buruk karena Tuhan berdiam diri.
Apa yang salah? Kenapa Dia berdiam diri!
Pemazmur juga mengeluh dengan Tuhan yang diam! Mengapa Tuhan bersembunyi saat aku membutuhkan? Berapa lama Engkau diam? Selamanya?
Keheningan Tuhan bukan kebetulan. Banyak kali Alkitab cerita tentang keheningan Tuhan.
Yang menarik adalah Dia ada dimana saja. Dia mengerti problem kita.
Sekalipun Dia pergi Dia tetap ada disana!
Apa yang kita bisa lakukan saat Dia hening?
Tuhan mau kita seperti Ayub. Memandang Tuhan dengan iman. Walau kita tidak mendengar! Kita tetap memandang Dia dengan iman!
Kalau Dia tidak berkati kita selama 1 Minggu, 2 minggu, 1 tahun, apakah kita masih menyembah Tuhan?
Ayub katakan,
Ayub 42:5 (TB)
Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
Neraka adalah ketidakhadiran Tuhan!
Dia berpisah dengan Bapa Surgawi supaya kita tidak berpisah dengan Dia.
Dia diam karena sebuah maksud. Dia diam bukan berarti Dia tidak mendengar.
Tuhan diam menyebabkan dua hal terjadi.
1) Menarik perhatian kita.
23 pasal di kitab Ayub Tuhan tidak berbicara apapun. Tuhan menarik perhatian kita.
2) Keheningan Tuhan mengajar banyak hal tentang diri kita sendiri.
Satu orang Yahudi yang ada di bawah tanah pada masa Nazi di Jerman menuliskan,
Aku percaya kepada Matahari sekalipun tidak melihat. Aku percaya kepada kasih sekalipun tidak mengalaminya. Aku tetap percaya kepada Tuhan saat Dia berdiam.
Kita tidak biasa dengan keheningan Tuhan.
Tidak akan selamanya Dia berdiam diri untuk Ayub, Daud bahkan Kita.
Yang harus kita lakukan saat Dia berdiam diri:
1) Merenungkan apapun yang Dia sudah lakukan di dalam hidup kita.
2) Daud tetap berpegang pada janjiNya sampai keheninganNya berakhir.
3) Bermohon dan teruslah meminta serta jangan terus meminta.
4) Jangan berhenti mendengar.
Kadangkala saat Dia berdiam diri, jangan menyerah! Mungkin Dia sedang meminta komitmen kita dengan Dia. Jangan menyerah.
Bagaimana kita menghadapi keheningan Tuhan?
1) Terus membaca firman Tuhan.
2) Mendengar suara Tuhan melalui impresi atau roh kita.
Roh yang ada di dalam kita bisa bersukacita.
Ada waktunya Tuhan berdiam diri. Apa yang kita lakukan saat Dia diam!
Apakah aku kurang baik?
Apakah aku kurang berkenan?
Walaupun Dia berdiam diri aku akan terus percaya, aku akan terus memuji Tuhan, aku akan terus membaca firman Tuhan dan akan terus meminta karena Dia akan berbicara.
Tuhan akan menjawab ketika Dia siap menjawab!
Percayalah Dia mengasihi kita!Biarlah apapun yang terjadi kita tetap mengasihi Dia.
Resume by
©®josephbudiabdipatra
LINE-WA-HP - 081915532500
Firman Tuhan oleh
Ps. Lorraine Dowie
Kemah Daud Ministries Jogja
24 September 2016, 18.00
Ini adalah rumah sukacita.
Ada waktunya Tuhan berdiam. Bukan karena dosa yang memutus hubungan dengan Tuhan.
Bukan karena kita tidak bisa mendengar suaraNya.
Namun, Dia diam.
Tuhan bicara kepada kita lewat ciptaan. Dia selalu berbicara kepada kita.
Dimana Tuhan saat aku berseru. Dimanakah Dia saat kita berdoa.
Saat Dia berdiam diri, maka kita putus asa.
Kita berdoa tentang pergumulan keluarga, kesehatan, keputusan yang harus kita ambil namun kita tidak melihat respon dari Tuhan.
Kita mendengar teman-teman kita tentang Tuhan berbicara kepada mereka.
Kita jadi bertanya-tanya.
Tuhan berbicara melalui apapun.
Kita mendengar bagaimana Tuhan bicara kepada Musa melalui semak terbakar.
Tuhan juga bicara kepada Daud saat menghancurkan Goliat.
Kita bertanya kenapa Dia tidak berbicara kepada kita.
Tetapi Dia berdiam diri.
Dia berdiam diri karena ada suatu maksud.
Lihat bangsa Israel.
Tahukah bahwa mereka diperbudak 430 tahun. Dalam perbudakan.
Tuhan ada dimana? Apakah Dia peduli? Apakah janji kepada Abraham masih berlaku? Apakah kita harus menunggu 430 tahun seperti bangsa Israel?
Ayub berusaha mencari hal-hal buruk karena Tuhan berdiam diri.
Apa yang salah? Kenapa Dia berdiam diri!
Pemazmur juga mengeluh dengan Tuhan yang diam! Mengapa Tuhan bersembunyi saat aku membutuhkan? Berapa lama Engkau diam? Selamanya?
Keheningan Tuhan bukan kebetulan. Banyak kali Alkitab cerita tentang keheningan Tuhan.
Yang menarik adalah Dia ada dimana saja. Dia mengerti problem kita.
Sekalipun Dia pergi Dia tetap ada disana!
Apa yang kita bisa lakukan saat Dia hening?
Tuhan mau kita seperti Ayub. Memandang Tuhan dengan iman. Walau kita tidak mendengar! Kita tetap memandang Dia dengan iman!
Kalau Dia tidak berkati kita selama 1 Minggu, 2 minggu, 1 tahun, apakah kita masih menyembah Tuhan?
Ayub katakan,
Ayub 42:5 (TB)
Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
Neraka adalah ketidakhadiran Tuhan!
Dia berpisah dengan Bapa Surgawi supaya kita tidak berpisah dengan Dia.
Dia diam karena sebuah maksud. Dia diam bukan berarti Dia tidak mendengar.
Tuhan diam menyebabkan dua hal terjadi.
1) Menarik perhatian kita.
23 pasal di kitab Ayub Tuhan tidak berbicara apapun. Tuhan menarik perhatian kita.
2) Keheningan Tuhan mengajar banyak hal tentang diri kita sendiri.
Satu orang Yahudi yang ada di bawah tanah pada masa Nazi di Jerman menuliskan,
Aku percaya kepada Matahari sekalipun tidak melihat. Aku percaya kepada kasih sekalipun tidak mengalaminya. Aku tetap percaya kepada Tuhan saat Dia berdiam.
Kita tidak biasa dengan keheningan Tuhan.
Tidak akan selamanya Dia berdiam diri untuk Ayub, Daud bahkan Kita.
Yang harus kita lakukan saat Dia berdiam diri:
1) Merenungkan apapun yang Dia sudah lakukan di dalam hidup kita.
2) Daud tetap berpegang pada janjiNya sampai keheninganNya berakhir.
3) Bermohon dan teruslah meminta serta jangan terus meminta.
4) Jangan berhenti mendengar.
Kadangkala saat Dia berdiam diri, jangan menyerah! Mungkin Dia sedang meminta komitmen kita dengan Dia. Jangan menyerah.
Bagaimana kita menghadapi keheningan Tuhan?
1) Terus membaca firman Tuhan.
2) Mendengar suara Tuhan melalui impresi atau roh kita.
Roh yang ada di dalam kita bisa bersukacita.
Ada waktunya Tuhan berdiam diri. Apa yang kita lakukan saat Dia diam!
Apakah aku kurang baik?
Apakah aku kurang berkenan?
Walaupun Dia berdiam diri aku akan terus percaya, aku akan terus memuji Tuhan, aku akan terus membaca firman Tuhan dan akan terus meminta karena Dia akan berbicara.
Tuhan akan menjawab ketika Dia siap menjawab!
Percayalah Dia mengasihi kita!Biarlah apapun yang terjadi kita tetap mengasihi Dia.
Resume by
©®josephbudiabdipatra
LINE-WA-HP - 081915532500
Komentar
Posting Komentar