Mujizat Lima Roti dan Dua Ikan
" RAHASIA DI BALIK MUJIZAT 5 ROTI DAN 2 IKAN"
Peristiwa ini ditulis dalam 4 kitab injil.
# Menurut versi YOHANESKalau dikatakan laki-laki sebanyak 5000 orang berarti jumlahnya lebih banyak dari sebenarnya (survey membuktikan jumlah wanita lebih banyak). Ada wanita dan anak-anak yang juga ada pada saat itu. Mujizat ini dinikmati belasan ribu orang atau bahkan puluhan ribu orang. Sisa 12 bakul, persis seperti jumlah murid Yesus (tanda murid-murid Tuhan diberkati)
Yoh 6:5-10, Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?" Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya. Jawab Filipus kepada-Nya: "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja." Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andarieas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya: Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini? Kata Yesus: "Suruhlah orang-orang itu duduk." Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya.
Yohanes mengajarkan Ada 3 pihak yang harus bekerjasama agar Tuhan membuka pintu mujizat :
- Sebagai anak kecil : Merelakan haknya-masalah; mudah percaya.
(Padahal anak kecil susah untuk mengalah untuk hal mainan, makanan dll. Jika anak kecil itu melakukan dengan rela menyerahkan miliknya karena melihat keteladanan dari orang tuanya. Kita harus rela merelakan hak kita, sebagai contoh persepuluhan, Yesus menyerahkan hakNYA untuk menyelamatkan manusia). Kita harus menyerahkan hak kita untuk terima mujizat. - Sebagai murid : Hanya percaya, sekalipun tidak masuk akal/tidak mendebat.
Ini yang harus kita lakukan sebelum terima mujizat. Percaya saja pada Tuhan.
Filipus tidak mendebat perintah Tuhan, padahal perintah tersebut tidak masuk akal.
(Sebuah hubungan suami istri, istri tunduk pada suami, suami mengasihi istri. Suami sebagai nabi, imam, kepala dan raja (raja harus ditempatkan di terakhir) - Orang Banyak : Menunggu dengan sabar/setia/tahu chairos.
Orang banyak itu tahu tentang kronos (waktu yang terjadi dalam kehidupan manusia), dan menunggu kairos (waktunya Tuhan). Lakukan saja tanggung jawab kita, sehingga Tuhanlah yang akan melakukan Chronos.
# Menurut versi MATIUSYesus dan murid-murid ingin istirahat dengan mengasingkan diri. Mereka naik perahu di danau Galilea yang luas sehingga tidak mungkin diketahui orang banyak. Luas Danau Galilea 22 x 12 km. Tetapi banyak orang yang mengetahui tujuan itu dan mengikuti lewat jalan darat. Mereka melakukan hal tersebut meskipun karena menderita sakit atau karena perjalanan yang susah akhirnya mereka sakit. Mereka mengejar Tuhan karena lapar dan haus akan kebenaran.
Matius 14:13-14, "Setelah Yesus mendengar berita itu menyingkirlah Ia dari situ, dan hendak mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mendengarnya dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat dari kota-kota mereka." "Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit."
Kenapa bangsa Israel seperti itu?
Latar Belakang :
Penulis injil Matius : Matius. Ia dari suku Lewi, seharusnya seorang Lewi tinggal di bait Allah, dan menjadi pengelola synagoge, tapi Matius menjadi pemungut cukai. Matius menjadi orang kepercayaan dari Romawi. Sehingga Matius mengerti tentang keadaan saat itu di sisi pemerintahan. Dan bisa memberi pandangan dengan detil kenapa orang banyak mengejar Yesus sebelum terjadi mujizat 5 roti dan 2 ikan.
Dalam Matius 14:6-11, Terjadi peristiwa di mana Yohanes Pembabtis dibunuh karena permintaan puteri dari Herodias. Nabi Yohanes Pembaptis pernah menegur Herodes yang akan mempersunting Herodias (istri dari sepupu dari Herodes), sehingga Herodias sakit hati dengan Yohanes Pembaptis. (Pembelajaran bagi kita : Jangan sampai seorang tua mengarahkan anak-anaknya untuk melakukan hal yang tidak berkenan dihadapan Tuhan.)
Ketika itu Yohanes Pembaptis adalah nabi yang ditunggu-tunggu bangsa Israel yang membawa suara Tuhan setelah selama 380 tahun bahkan 400 tahun bangsa Israel tidak pernah mendengar suara Tuhan. Tetapi justru akhir hidup Yohanes Pembaptis mengenaskan. Karena itu ketika ada Tuhan Yesus yang membawa suara kebenaran rakyat Israel berbondong-bondong mencariNya. Mereka haus dan lapar akan kebenaran.
Mat 5:6, “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.”Biarlah kelimpahan tidak membuat kita lupa akan firman Tuhan, tetapi kita harus fokus kepada Sang Pemberi Berkat, Seperti lagu Pdt. Niko, kasih setiaMU yang kurasakan, berkatMu yang telah ku terima, sempat membuatku terpesona..
CEPAT MENYEBARKAN KABAR BAIK
# Menurut versi MARKUSLatar belakang Markus adalah nabi yang melankolis. Sehingga bisa merasakan keadaaan Bangsa Israel saat itu. Keadaan Lapar dan Haus akan kebenaran membuat bangsa Israel berusaha mencari tahu kemanakah Tuhan Yesus berada. Mereka berusaha menerka dan ketika mendapatkan konfirmasi kemana tujuan Tuhan Yesus, mereka menyebarkan berita tersebut dan berbondong-bondong mengejar Tuhan Yesus. Orang yang lapar dan haus pasti menyebarkan kabar baik kepada orang lain.
Markus 6:32-33, "Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi". "Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat mereka dan mengetahui tujuan mereka. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu sehingga mendahului mereka".
2 Timotius 4:2, "Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran"Baiklah kita menjadi pribadi yang tidak suka dan bangga menyebarkan kabar buruk, tetapi jadilah pribadi yang suka menyebarkan kabar baik.
FOKUS PADA KERAJAAN ALLAH.
# Menurut versi LUKAS
Lukas adalah seorang tabib atau dokter. Dia adalah orang yang sangat detil sehingga dipercaya menulis Kisah Pada Rasul.
Lukas 9:10-11, "Sekembalinya rasul-rasul itu menceriterakan kepada Yesus apa yang telah mereka kerjakan. Lalu Yesus membawa mereka dan menyingkir ke sebuah kota yang bernama Betsaida, sehingga hanya mereka saja bersama Dia." "Akan tetapi orang banyak mengetahuinya, lalu mengikuti Dia. Ia menerima mereka dan berkata-kata kepada mereka tentang Kerajaan Allah dan Ia menyembuhkan orang-orang yang memerlukan penyembuhan."Lukas mencatat apa yang diajarkan Yesus sebelum melakukan mujizat 5 roti dan 2 ikan, Tuhan Yesus menjelaskan tentang akhir jaman, tentang Kerajaan Allah. Biarlah kita fokus pada sang pemberi berkat, pada kerajaan Allah. Berkat yang kita terima biarlah hanya membuat kita terpesona sesaat saja. Jangan sampai kita tidak terangkat ke sorga karena sibuk dengan berkat saja.
Jadi kita harus mengejar kerajaan Allah, sebelum kita berpikir tentang berkat.
Kita bersyukur berada di planet Bumi yang lebih besar dari Mars, Mercury, Pluto, Venus.
Tetapi kita juga harus tahu bahwa planet Bumi pun lebih kecil dari Jupiter, Saturn, Uranus, Neptunus dan bahkan Bumi tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Matahari. Jika planet-planet tersebut meleset sedikit saja bergerak keluar dari lintasannya, bumi tidak akan pernah terselamatkan. Karena itu biarlah kita tidak memikirkan apa yang ada di bumi. Tetapi pikirkanlah tentang Kerajaan Allah saja.
Jangan fokus pada berkat tapi fokuslah pada Kerajaan Allah.
Perikop tentang ini dapat kita baca di Matius 14 : 13 – 21, Mrk 6 : 30 -44, Luk 9 : 10 – 17 dan juga di Yoh 6 : 1 – 13. Hampir semua orang Kristen pernah mendengar tentang mujizat ini, sebagian besar malah sudah membacanya langsung di dalam Kitab Suci. Maka dari itu saya tidak akan mengutipnya lagi secara lengkap. Seperti yang sudah-sudah, saya hanya ingin menyampaikan pesan yang tersirat pada kisah mujizat ini yang membuatnya menjadi terus relevan bahkan didalam situasi kita sekarang ini.
Pesan pertama adalah KEPEDULIAN. Injil Matius menggambarkan situasi saat itu sedemikian sunyi dan hari sudah mulai malam (Mat 14:15). Tidak hanya Yesus dan para murid-Nya yang merasa lelah, tetapi juga semua orang yang telah mengikuti mereka untuk mendengarkan pengajaran dan mendapatkan kesembuhan dari Yesus. Maka murid-murid meminta Yesus untuk menyuruh orang-orang itu pergi mencari tempat penginapan dan makanan di desa-desa sekitar (Luk 9 :12). Jawaban Yesus sungguh mengejutkan murid-murid. “Kamu harus memberi mereka makan !”. Bahkan didalam Injil Yohanes, Yesus sempat melontarkan pertanyaan untuk mencobai murid-Nya (bdk Yoh 6 : 6). Disinilah letak pesan pertama yaitu kepedulian.
Seringkali kita tidak memiliki kepekaan melihat situasi sekitar kita; di masyarakat, keluarga, teman-teman, komunitas dll. Kesunyian yang sesungguhnya - yang dialami orang-orang jaman modern saat ini adalah perasaan tidak diperhatikan, tidak dicintai, mengalami kesendirian atau mungkin sengaja disingkirkan. Mereka ada disekitar kita dan seringkali kita bersikap seperti murid-murid Yesus, meminta mereka pergi dan menyelesaikan masalah mereka sendiri – padahal kita sebenarnya mampu, sekecil apapun, membantu mereka. Kita lupa, sebuah kehadiran, seringkali mampu menyelesaikan sebuah masalah besar yang sedang dihadapi seseorang.
Pesan Kedua adalah MULAILAH DENGAN APA YANG DIMILIKI. Kita lihat ketika Yesus meminta murid-murid untuk memberi makan 5000 orang, murid-murid terkejut. Jawab mereka “Yang ada pada kami disini hanya lima roti dan dua ikan” (Mat 14 : 17). Tidak masuk diakal, para murid bingung bagaimana memberi makan 5000 orang hanya dengan lima roti dan dua ikan. Mungkin saat itu murid-murid berfikir bahwa jumlah itu untuk merekapun tidak akan cukup apalagi untuk lima ribu orang. Mereka merasa hanya memiliki sedikit sehingga tidak mungkin untuk dibagikan kepada orang lain.
Inilah gambaran kita sebagai manusia jaman modern saat ini. Seringkali kita enggan dipakai sebagai alat Tuhan hanya karena merasa tidak layak, merasa belum punya apa-apa. Kalau diminta nyumbang, nanti deh kalau sudah jadi orang kaya, jika diminta pelayanan, nanti deh kalau ada waktu atau belum pengalaman-lah dan macam-macam alasan lain. Ketika Tuhan meminta kita menjadi alat-Nya, sekecil dan sedikit apapun yang menjadi milik kita, itu sudah sangat cukup dimata Tuhan. Tuhan tahu apa yang harus dilakukan-Nya dan apa yang diminta dari umat-Nya. Bahkan Santo Paulus berani mengatakan bahwa didalam Tuhan setiap kelemahan akan menjadi kekuatan (bdk 2 Kor 12 : 9 – 10).
Pesan ketiga adalah selalu BERSYUKUR. Setelah Yesus menerima lima roti dan dua ikan dari murid-murid-NYA, Yesus menengadah ke langit, mengucap berkat dan bersyukur. Inti dari ucapan syukur adalah mengakui kebesaran Allah dan disaat yang sama kita mengakui ketidakberdayaan kita tanpa campur tangan Allah. Bersyukur juga merupakan sebuah tanda bahwa kita senantiasa membangun relasi yang erat dengan Allah. Keterbukaan hati kita kepada Allah memungkinkan Allah bekerja secara bebas didalam dan melalui diri kita. “Allah tidak menuntut kita untuk melakukan hal-hal besar, tetapi lakukanlah hal-hal kecil dengan kadar cinta yang besar”, begitu pesan Mother Teresa dari Calcuta.
Pesan keempat adalah TINDAKAN BERBAGI. Inilah langkah terakhir bagi dimungkinkannya terjadi Mujizat. Mereka menjadi kenyang setelah para murid membagi-bagikan roti. Jika tidak ada tindakan berbagi, maka 5000 orang tetap akan mengalami kelaparan. Demikian juga dengan kekayaan materi, kepandaian, kekuatan, waktu, karunia tidak akan berguna atau menjadi mujizat bagi orang lain jika hanya dipegang untuk kepentingan sendiri dan kita tidak membaginya untuk orang lain. Tindakan berbagi merupakan kebalikan dari sikap egois yaitu sebuah sikap yang hanya memikirkan keuntungan dan kenyamanan diri sendiri.
Sekecil apapun yang kita bagi bagi orang lain, entah itu materi, tenaga, waktu, apapun, jika dilandasi kepedulian, cinta dan ungkapan syukur, maka hal itu akan berguna bagi orang lain dan inilah MUJIZAT.
Mudah-mudahan, pesan-pesan ini berguna bagi kita semua. Tuhan Memberkati. Amin.
Komentar
Posting Komentar