Perjuangan Iman Seorang Kristen
Perjuangan Iman Seorang Kristen
Nats    : 2 Tim 4:6-8, 16-18
  
Firman Tuhan berkata:
  
“Mengenai
 diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat 
kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku
 telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang 
telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku 
oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku,
 melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.”                    (2 Tim 4:6-8)
“Pada
 waktu pembelaanku yang pertama tidak seorangpun yang membantu aku, 
semuanya meninggalkan aku--kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas 
mereka--, tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya 
dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan semua orang
 bukan Yahudi mendengarkannya. Dengan
 demikian aku lepas dari mulut singa. Dan Tuhan akan melepaskan aku dari
 setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk
 ke dalam Kerajaan-Nya di sorga. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.” (2 Tim 4:16-18)
            Saudaraku, ayat-ayat yang baru saja kita baca itu ditulis oleh seorang yang bernama Paulus. Dan surat
 Rasul Paulus kepada Timotius ini berisi rahasia-rahasia pribadi dari 
Paulus terhadap Timotius yang ditulis di dalam penjara dimana dia merasa
 bahwa sebentar lagi dia akan mati. Artinya bahwa surat ini adalah surat
 yang begitu penting karena dia bicara tentang hal-hal yang penting dan 
ditulis menjelang kematiannya. (Saudaraku, kalau seseorang yang sudah 
mau mati, maka pesan yang ditinggalkannya pasti pesan yang begitu 
penting). Mengapa menjadi penting? Karna Paulus sungguh sangat sadar 
dimana:
1.      Timotius
 adalah orang muda yang sangat rentan untuk terjebak kepada 
perkembangan2x dan ajaran2x palsu yang mulai muncul saat itu (Baca 2 Tim
 4:3-4). 
Ket:
  
Akan
 datang saatnya dimana orang-orang tidak tahan lagi terhadap kebenaran 
dan menolak untuk mendengarkanya. Dan sebagai gantinya saudaraku, 
orang-orang ini akan mencari pengajar-pengajar yang dapat memuaskan 
kegemaran mereka akan kepercayaan yang khayali/dongeng.
Kalau
 kita mau jujur saudaraku, bukankah itu yang terjadi akhir-akhir ini? 
Mimbar gereja tidak lagi mewartakan akan kebenaran firman yang murni, 
tetapi berapa banyak orang-orang yang mengaku sebagai “hamba Tuhan”, 
tetapi justru tidak menyampaikan firman Tuhan tetapi dongeng dan 
keakuannya sendiri. Dan yang lebih celaka lagi, justru jemaat Tuhan 
lebih tertarik kepada hal ini. Dalam hal ini, kita sebagai orang percaya, harus sangat hati-hati. 
Nah,
 dalam hal ini Paulus menuntut supaya Timotius tidak boleh memilih 
“bungkam”, tetapi ada satu suku kata yang bagus dalam Ay. 5 Yun su de (Ind. “tapi kamu).
 Artinya, Timotius harus berbeda dengan orang-orang yang hidup pada 
zamannya. Artinya, masa sukar ini harus memacu dia untuk lebih giat lagi
 memberitakan firman Tuhan. 
Hal
 ini juga berlaku bagi saudara dan saya saat ini. Semakin sukar zaman 
yang kita hadapi, semakin sulit orang mendengar firman yang murni, maka 
kita harus semakin kuat untuk memproklamasikan Injil Kerajaan Allah. Dan
 ini menjadi tugas semua orang yang mengaku sebagai orang percaya, tanpa
 terkecuali saudaraku. 
2.      Timotius adalah murid, anak rohani Paulus yang sangat diharapkan untuk meneruskan pelayanan Paulus saat itu.
Pertanyaan:
Mengapa Kita Harus Tetap Berjuang Dalam Iman Kita Di Dalam Dunia Ini?
1.      Karena Hidup Ini Merupakan Korban Yang Menyenangkan Hati Tuhan
Firman Tuhan berkata:
“Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat.” (2 Tim 4:6)
“Darahku
 sudah mulai dicurahkan”, apa maksud Paulus menuliskan kalimat ini? 
Paulus mau katakan bahwa hidup ini menjadi persembahan yang harum bagi 
Tuhan. Hidup ini merupakan hidup yang menyenangkan hati Tuhan.
Sebab
 itu saudaraku, ketika Tuhan panggil seseorang menjadi seorang percaya 
dan berjalan dalam iman bersama dengan Kristus, ada tuntutan yang begitu
 tinggi yang Tuhan berikan. Dan tuntutan ini tidak pernah berhenti 
saudaraku. Tidak ada janji yang muluk-muluk. Harus sampai kepada 
tuntutan memikul salib setiap hari.
Pada
 zaman dahulu (Pada zaman Yesus), setiap kali orang mendengar Salib, 
dalam pemikiran mereka tidak pernah terlintas akan kalung, anting-anting
 atau sejenis perhiasan yang indah. Salib tidak pernah melambangkan 
sesuatu yang mudah. Tetapi ketika mereka mendengar tentang Salib, maka 
yang ada dalam pemikiran mereka adalah hukuman yang mengerikan. Salib 
melambangkan sesuatu yang memalukan. 
  
Selain
 radikal, maka memikul salib perlu komitment yang total (menyerahkan 
seluruh hidup untuk Tuhan). Jadi saudaraku, tidak hanya sekedar memberi 
persembahan, persepuluhan, melayani…. Tidak hanya sekedar itu ternyata. 
Tetapi harus sampai menyerahkan hidup total kepada Tuhan. 
Artinya
 apa? Kesulitan, tantangan, di tengah-tengah perjuangan iman dalam dunia
 ini, itu merupakan persembahan yang menyenangkan hati Tuhan. Sebab itu 
saudaraku, apapun yang Tuhan ijinkan engkau alami dalam dunia ini, 
kesulitan apapun, jangan pernah goyah imanmu, jangan pernah limbung 
imanmu, segala sesuatu itu belumlah primer/utama. Tetapi yang terutama 
adalah, bagaimana aku bisa menyenangkan hati Tuhan, bagaimana aku bisa 
mengerti akan kehendak Allah dalam hidupku, bagaimana aku bisa memikul 
salib setiap hari dalam hidupku. 
Bukankah
 firman Tuhan pernah berkata, bahwa hidupku bukannya aku lagi, tetapi 
Yesus yang hidup di dalamku. Sepulang engkau dari tempat ini, belajarlah
 untuk terus memikul salib dan biarlah itu semua menjadi korban 
persembahan yang menyenangkan hati Tuhan.
2.      Perjuangan Iman Merupakan Satu Pertandingan Yang Harus Diselesaikan
Firman Tuhan berkata:
“Aku
 telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir
 dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota 
kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, 
pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua 
orang yang merindukan kedatangan-Nya.” (2 Tim 4:7-8)
Saudaraku
 yang terkasih, kalau kita membaca dari 2 Tim 4:7 ini, maka kalimat ini 
merupakan kalimat yang diulang oleh Paulus dalam kitab Efesus dan Kis 
20:24
Firman Tuhan berkata:
  
“Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan
 menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk
 memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.” (Kis 20:24)
Artinya,
 bahwa Paulus melihat bahwa hidup ini seperti sebuah pertandingan, 
tentunya yang dimaksudkan adalah pertandingan atletik, harus ada usaha 
yang keras, ada konsistensi/ketekunan, berusaha untuk terus maju 
sekalipun tidak mudah. Jangan pernah berharap bahwa perjuangan iman 
dalam dunia ini adalah perjuangan yang gampang saudaraku. 
(Belajarlah
 kepada Kristus…. Dia berjuang sampai akhir hidupnya….Dia diberi nama di
 atas segala nama, bukan hanya karma Dia Anak Allah, tetapi karna Dia 
berjuang sampai mati. Setiap kali saya mengingat akan perjuangan Yesus 
dalam dunia ini, saya berikan salut/homets) Kalau saya boleh gambarkan, 
tolong jangan saya dianggap sesat, “Jesus is a Samurai”, He is fight 
until the point of the death = Dia berjuang sampai titik darah yang 
terakhir
  
Baca: Flp 2:5-8
Contoh yang gampang saudaraku, 
Seorang
 pelari, ketika dia berlari dan sudah ada di jalur rintangan, maka 
pelari ini tidak akan mampir-mampir saudaraku, sekalipun disekitar jalur
 rintangan itu ada penjual minuman, ada penjual makanan. Tetapi pelari 
ini akan terus berlari, terus berlari sampai kepada garis finish. 
Nah, ini yang dituliskan Alkitab di dalam 2 Tim 4:7
  
“Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.” (2 Tim 4:7)
Dalam
 ay. yang ke-7 ini kita menemukan ada 3 kiasan yang sejajar yang 
menggambarkan bahwa perjuangan Paulus dalam mengabarkan Injil sudah 
selesai dengan baik. 
“Aku
 telah mengakhiri pertandingan yang baik”. Pertandingan disini 
menggambarkan perjuangan keras dari seorang Rasul dalam mengabarkan 
Injil. Seakan-akan Paulus mau katakan,”Saya sudah mengikuti perlombaan dengan sebaik-baiknya.”
“Aku
 telah mencapai garis akhir”. Melalui kalimat ini, Paulus mencoba untuk 
membandingkan akhir hidupnya dengan seorang pelari yang mencapai garis 
akhir dalam pertandingan. Yang terutama bukanlah soal memenangkan 
pertandingan, tetapi bagaimana kita menyelesaikan tugas yang Tuhan 
berikan kepada kita dengan tuntas
“Aku
 telah memelihara iman”. Ini berbicara kan kesetiaan Paulus kepada tugas
 pelayanan yang Tugas berikan untuk dia kerjakan dalam dunia ini.
Dalam
 terjemahan yang lain saudaraku, ayat itu berbunyi: “Aku telah bekerja 
keras bagaikan seorang atlit yang ikut dalam sebuah pertandingan yang 
mulia, dan aku telah menyelesaikannya dengan tuntas. Aku telah 
memberitakan dan menjaga Kabar Baik itu dengan setia.”
Nah,
 ini yang alkitab mau katakan kepada kita, hidup ini adalah perjuangan 
iman. Sebab itu jangan pernah menyerah saudaraku terhadap segala 
rintangan, segala godaan, segala pergumulan hidup dalam dunia ini. 
Masuklah ke dalam pertandingan iman yang baik, teruslah engkau berjuang,
 dan tetaplah kita hidup dengan memelihara iman dengan mata tetap 
tertuju kepada Yesus Kristus Sang pemberi iman itu. Dengan demikian 
alkitab  berjanji bahwa Allah telah menyediakan 
reward/hadiah yaitu mahkota kebenaran, mahkota abadi yaitu kehidupan 
yang dibenarkan oleh Allah. 
Firman Tuhan berkata:
  
“Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran
 yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada 
hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang
 yang merindukan kedatangan-Nya.” (2 Tim 4:8)
Ada
 kata “mahkota” (Yun. Dikaiosyne; Ind. “Pembenaran”). Pada waktu itu 
Kaisar Nero mendakwa Paulus sebagai seorang yang bersalah dan akan 
dijatuhi hukuman mati. Tetapi di dalam imannya, Paulus melihat bahwa 
akan segera menyusul suatu keputusan yang merupakan “kebalikan yang 
gilang gemilang” apabila Tuhan Hakim yang adil itu menyatakan bahwa dia 
tidak bersalah. Inilah maksud dari pada mahkota kebenaran yang Paulus 
maksudnya. Tidak berbicara akan pahala karena mal baik yang kita 
kerjakan. Tetapi semat-mata kehidupan yang dibenarkan oleh Allah.
Nah,
 inilah reward/hadiah yang Tuhan sudah sediakan bagi saudara dan saya 
yang masuk ke dalam pertandingan iman, yang memelihara iman dan yang 
mencapai garis akhir. Jadi, hidup ini ternyata tidak gampang (mudah) 
saudaraku. Penuh dengan perjuangan iman. 
Pertanyaan:
Apa
 yang engkau hadapi saat ini, masalah apa yang engkau hadapi, pergumulan
 apa yang engkau hadapi saat ini saudaraku. Apakah pergumulan itu 
mungkin akan menggoyahkan imanmu? Apakah pergumulan itu mungkin akan 
membuat engkau limbung dalam imanmu kepada Tuhan. Ingat firman ini 
saudaraku, jangan pernah menyerah, majulah terus dalam perjuangan imanmu
 kepada Tuhan. Tetap arahkan hatimu kepada reward, kepada hadiah yang 
Tuhan sudah sediakan.
Belajarlah seperti Paulus saudaraku, dia tidak berhenti di tengah-tengah pelayanan dan perjuangan imannya dalam dunia ini, sekalipun ada begitu banyak alasan untuk dia berhenti; kesukaran, pemenjaraan, kelaparan, tetapi Paulus tidak berhenti. Mengapa bisa demikian saudaraku? Jawabnya hanya satu, dia sungguh mengenal siapa Allah yang dia percaya. Allah yang selalu mendampingi, memberikan kekuatan ketika dia ada dalam kelemahan, kesesakan, kesukaran, kelaparan. 
Firman Tuhan berkata:
  
“Pada
 waktu pembelaanku yang pertama tidak seorangpun yang membantu aku, 
semuanya meninggalkan aku--kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas 
mereka--, tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku,
 supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan 
semua orang bukan Yahudi mendengarkannya. Dengan demikian aku lepas dari
 mulut singa.” (2 Tim 4:16-17)
Dalam ayat yang ke-17 kita ketemu kata “telah”
 yang menjadi kata kunci mengapa Paulus tidak berhenti di tengah-tengah 
perjalanan imannya dalam pelayanan kepada Tuhan. “Tetapi Tuhan telah 
mendampingi aku” (terj lain: “tetapi Tuhan telah berdiri disamping aku” =
 “tetapi Tuhan telah menguatkan aku” = “tetapi Tuhan telah memberikan 
kuasa untuk menghadapi kesulitan dalam hidup”). Kata “telah” ini berbicara tentang penyertaan Tuhan yang telah dialami Paulus di masa-masa sebelumnya.
 Masa ketika dia menghadapi kesulitan dalam pelayanan, masa ketika dia 
menghadapi cercaan dari orang-orang di sekitarnya, masa ketika dia harus
 diperhadapkan di depan Mahkamah Agama, masa ketika dia harus 
dipenjarakan. Dia tahu dan sadar bahwa pada masa itu Tuhan telah 
mendampingi dan berdiri disamping Paulus. Dan ternyata, tidak hanya 
berhenti sampai pada masa “telah” itu saja;
Firman Tuhan berkata:
“Dan Tuhan akan melepaskan aku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di sorga. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.” (2 Tim 4:18)
  
Dalam bagian ini Paulus bicara dengan tenses yang berbeda, kita ketemu kata “akan”, artinya: janji
 penyertaan Tuhan, pendampingan Tuhan, janji dimana Tuhan berdiri 
disamping kita ternyata tidak hanya pada masa yang sudah lewat tetapi 
janji itu berlaku untuk masa yang ada di depan kita. Dan ini adalah 
janji yang begitu indah. 
Nah,
 pagi hari ini saudaraku, apa yang menjadi pergumulan dan kesesakan 
dalam hidupmu. Mungkin engkau sudah mulai capek dengan segala sesuatu 
yang engkau alami dalam dunia ini. Ingat penyertaan Tuhan yang sudah 
pernah Dia lakukan dan akan terus Dia lanjutkan dalam kehidupan kita. 
Ingatlah, bahwa dulu Dia berdiri disamping kita memberikan kuasa kepada 
kita untuk menghadapai kesulitan, dan sekarang dan sampai selama-lamanya
 Dia Tuhan yang sama akan tetap dan terus menyertai menyertai dan 
berdiri di samping kita sebab Dia Allah Allah alfa dan Omega (dulu Dia 
ada, sekarang Dia ada, dan sampai selama-lamanya Dia tetap ada). Dia 
Allah yang tidak perbah berubah. Satu kali Dia berjanji, maka Dia pasti 
menggenapkan janjiNya dalam kehidupan saudara dan saya. 
Kalau
 engkau capek menghadapi hidup ini saudaraku, ingatlah bahwa Tuhan sudah
 pernah melakukan dan menyelesaikannya untukmu. Taman Getsemani dan 
Salib di Golgota itu menjadi bukti kasih Tuhan yang kuat atas kehidupan 
saudara dan saya. Jangan pernah menyerah dalam pergumulan imanmu dalam 
dunia ini, hadapi segala sesuatu bersama dengan Tuhan sehingga kita 
sampai  kepada garis akhir dengan tetap memelihara
 iman di hadapan Tuhan. Dan ketahuilah bahwa janji keselamatan dan 
Krajaan Sorga itu menjadi bagian hidupmu dan hidupku.



Komentar
Posting Komentar