Sepatah Kata Yang Mengubah Nasib
Sepatah Kata
Yang Mengubah Nasib
Sesungguhnya
kotbah-kotbah Bapak Petrus Agung Purnomo itu sangat mengubahkan hidup saya,
Bapak selalu menekankan dalam kotbah-kotbahnya, minta sepatah kata yang dari
Tuhan, itu yang mengubahkan hidup kita. Tanpa Rhema dari Tuhan, kita hanya
mendapatkan pengetahuan atau Logos saja, sesungguhnya itu adalah mati dan tidak
ada kehidupan.
Disalah
satu kotbah dan bukunya beliau membahas Firman Tuhan dari Ibrani
11 : 3 Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh
firman l
Allah 1 ,
sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita
lihat.
Banyak
orang tidak menyadari bahwa perkataan kita ini mempunyai kekuatan yang besar
dan daya cipta yang luar biasa. Apapun yang kita gemakan dengan perkataan kita,
akan kita makan buahnya. Kalau kita menggemakan sebuah kutukan, maka kutukan
yang akan kita makan. Kalau kita menggemakan sebuah perkataan negatif, maka
yang negatif akan datang. Tetapi kalau kita menggemakan perkataan yang positif,
kita menggemakan perkataan yang dari Tuhan, itulah yang akan terjadi. Jadi
entah kita memberkati atau mengutuki diri sendiri, tergantung dari bagaimana
kita menggunakan setiap perkataan yang keluar dari mulut kita, tergantung
seperti apa kita mengucapkan perkataan-perkataan kita. Bukankah Tuhan Yesus
juga berkata :
Matius
12 : 36 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang
harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman 1 .
Firman
Tuhan menjelaskan bahwa dari yang tidak ada telah tercipta segala sesuatu yang
nyata. Barangsiapa ingin mandat dan berkat Tuhan menjadi kenyataan dalam
hidupnya harus ingat bahwa semua itu akan terjadi dengan kuasa perkataan.Orang
bertanya : “Pak, apakah sesimple itu sajakah ?” Jawab saya : “Ya ! Sesederhana
itu : ”Kuasa Perkataan !.” Kalau kita ucapkan dengan segenap hati, sesuatu akan
terjadi. Masih ingat cerita Perwira Romawi yang hambanya sakit ? Bagaimana ia
datang kepada Yesus dan berkata :
Matius
8 : 8 Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: "Tuan, aku tidak layak menerima
Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.
r
Satu
patah kata dari Tuhan mengubah nasib orang. Kita anak-anakNya mewarisi semua
kekuatan dan kuasa dari Bapa kita. Oleh sebab itu mulai saat ini jagai
perkataan kita, ucapkan hal-hal yang baik, ucapkan hal-hal yang luar biasa.
Jika orang berkata kepada kita : “Kelihatannya hidupmu tambah sengsara ya....”
Jangan berkata : “Iya saya memang sengsara kok,...” karena demikianlah akan
terjadi dalam hidup kita, kita akan sengsara. Kita harus mulai berkata : “Di
dalam Nama Tuhan Yesus, hidupku akan naik dan tidak turun ! Aku kepala dan
bukan ekor ! Tuhan yang tolong aku !”
Kita
harus belajar berani mengatakan : “Tidak !” terhadap setiap perkataan yang
bukan dari Tuhan. Jangan biarkan siapapun didepan kita yang mengutuk kita.
“Kalau dia ngomong dari belakang ?” Itu tanggung jawabnya sendiri, setiap
perkataan sia-sia akan dihakimi oleh Tuhan.
Dari
sedikit pembahasan Firman Tuhan itu saya belajar bahwa sepatah kata dari Tuhan
itu yang mengubah nasib orang, saya mengerti semua yang Tuhan lakukan dalam
hidup saya, tanpa sepatah kata dari Tuhan maka saya tidak bisa melakukan
apa-apa didalam hidup saya.
Saya
mengalami sesuatu yang real bahwa sepatah kata dari Tuhan itu mengubahkan hidup
saya. Tanpa saya sadari Tuhan mempertemukan saya dengan dua orang Katholik,
ternyata mereka hidupnya diubahkan dari buku-buku, kaset-kaset,
rekaman-rekaman, tulisan-tulisan yang ada di dunia maya.
Seorang
Bapak bercerita bahwa hidupnya diubahkan melalui kotbah-kotbah Pak Petrus
Agung, ia walaupun seorang Katholik ia selalu mengikuti kotbah-kotbah Bapak
Petrus Agung, Pak Yusak dan Bu Iin. Dia berkata dari apa yang dia baca dan
dengarkan itu mengubahkan hidupnya. Selama ini dia mengalami kehidupan yang
real bersama Tuhan, apa yang dia dengarkan dan baca, dia praktekkan didalam
kehidupannya. Walaupun dia seorang Katholik, ia dan istrinya setiap pagi
melakukan doa dan deklarasi seperti yang diajarkan oleh Pak Agung mengenai
Kekuatan Mengaum Seperti Seekor Singa dari Yehuda.
Seorang
Ibu dari Lampung bercerita bahwa walaupun ia seorang Katholik, dia selalu
mengikuti kotbah-kotbah Pak Petrus Agung, ia selalu membaca buku-bukunya beliau
dan hidupnya diubahkan. Ia belajar menerapkan apa yang Tuhan ajarkan melalui
kotbah Pak Petrus Agung. Ibu ini selalu rajin mengikuti perkembangan dari
buku-buku Pak Agung, sewaktu saya mengirimkan rekap Faceless Generation
mengenai His Presence, ia sedang membaca kesaksian tentang Tabut Tuhan dalam sebuah
buku yang ditulis oleh Pak Petrus Agung Purnomo. Dia mengatakan bahwa Hadirat
Tuhan sangat kuat ketika ia membaca rekap dari Kotbah Hadassah Gloria dan Buku
PAP.
Dari
dua kesaksian yang saya dapatkan melalui chatting Whatsapp dan Line, saya
merasakan bahwa Tuhan mengubahkan kehidupan banyak orang. Dari saya secara
pribadi saya praktek setiap hari untuk meminta sepatah kata dari Tuhan. Saya
mengulang kembali setiap buku-buku, rekaman kotbah PAP yang saya miliki saya
belajar dan meminta sepatah kata dari Tuhan.
Sepatah
Kata dari Firman Tuhan yang mengubahkan kehidupan saya. Saya mengucapkan terima
kasih buat setiap pengajaran yang beliau sudah sampaikan. Walaupun beliau sudah
pulang, Warisan Iman dan Pesan Beliau untuk kita bahwa Bergaullah dengan orang-orang
yang mempunyai manusia roh yang kuat, iman yang kuat supaya gelora cinta dalam
hidup kita tidak pernah padam.
Semua
karena Anugerah Tuhan Yesus Kristus. Tuhan Yesus Memberkati
By
His Grace
Joshua
Ivan Sudrajat S
Komentar
Posting Komentar