Tuhan Tempat Pengungsian Pada Waktu Kesusahan
Tuhan Tempat Pengungsian Pada Waktu Kesusahan
Nahum 1:7
TUHAN itu baik; Ia adalah tempat pengungsian pada waktu kesusahan; Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya
Pagi ini saya diingatkan kembali Firman Tuhan dari Nahum 1 : 7, saya mendapatkan ayat ini dari Koh Herijanto Setyo pada tahun 2011-2012, ia adalah salah satu sahabat yang selalu mendukung saya. Walaupun saat ini saya sudah lama kehilangan kontak dengan dia.
Tapi Pagi ini Saya diingatkan Tuhan mengenai ayat ini sesungguhnya, hari-hari yang saya lalui tanpa Tuhan yang pegang saya tidak bisa apa-apa.
WAKTU KESUSAHAN
Keletihan,
kesusahan, masalah, persoalan sering kali dialami oleh manusia, tidak
terkecuali oleh anak-anak Tuhan. Mungkin sebagian orang akan bertanya
mengapa ada kesusahan? Dan mengapa anak-anak Tuhan juga mengalami
persoalan?
Kesusahan
atau persoalan kadang kala datang tidak kita sangka-sangka, kadang kala
juga datangnya dapat kita perkirakan. Kadang juga disebabkan oleh diri
kita sendiri, tetapi banyak juga yang tidak disebabkan oleh diri kita
sendiri, melainkan oleh orang lain, alam, keadaan dan lingkungan.
Memang sejak semula, manusia telah dikutuk untuk hidup didalam kesusahan. Dalam Kejadian 3:17, pada saat Adam dan Hawa berbuat dosa, Allah mengutuk manusia dengan kesusahan seumur hidupnya. Karena itu Pengkotbah 2:23 mengatakan, “Apakah
faedahnya yang diperoleh manusia dari segala usaha yang dilakukannya
dengan jerih payah di bawah matahari dan dari keinginan hatinya? Seluruh
hidupnya penuh kesedihan dan pekerjaannya penuh kesusahan hati, bahkan
pada malam hari hatinya tidak tenteram. Inipun sia-sia” Nabi Yeremia pernah mengeluhkan mengapa ia dilahirkan jika hanya mengalami kesusahan (Yeremia 20:18).
Tidak ada yang lepas dari kesukaran, bahkan orang fasik dan pembual hidupnya seakan enak dan tidak mengalami kesusahan manusia (Mazmur 73:4-5) tetapi sebenarnya mereka juga banyak mengalami kesusahan. Amsal 14:13 menjelaskan bahwa walaupun kelihatannya tidak mengalami kesusahan tetapi dalam hatinya penuh dengan kedukaan.
Bagaimana dengan orang kristen? Bukankah Tuhan Yesus telah melepaskan kita dari kutuk? (Galatia 3:13). Benar tetapi bukan kutuk karena dosa Adam dan Hawa melainkan kutuk yang lahir dari hukum Taurat (Ulangan 27:26, Nehemia 10:29, Galatia 3:10). Sebab tidak ada seorangpun yang sanggup hidup sesuai hukum Taurat (Roma 3:20, Galatia 3:11), karena itu semua orang ada dibawah kutuk hukum Taurat dan Tuhan Yesus telah melepaskan kita dari kutuk tersebut.
Kesusahan
manusia tetap akan datang, baik itu orang benar maupun orang berdosa.
Kutuk Adam dan Hawa itu akan terlepas pada saat kita mengalami penebusan
atas tubuh ini (Roma 8:22-23, 1Korintus 14:40-49). Pada saat itu tidak akan ada lagi kesusahan dan persoalan.
Tetapi ada juga kesusahan yang timbul karena kesalahan kita sendiri. Karena kita telah meninggalkan Allah. Ulangan 31:17 mengatakan, “Pada
waktu itu murka-Ku akan bernyala-nyala terhadap mereka, Aku akan
meninggalkan mereka dan menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka,
sehingga mereka termakan habis dan banyak kali ditimpa malapetaka serta
kesusahan. Maka pada waktu itu mereka akan berkata: Bukankah malapetaka
itu menimpa kita, oleh sebab Allah kita tidak ada di tengah-tengah
kita?”
Sering
kali Allah menghukum anak-anaknya dengan kesusahan agar ia berbalik
kepadaNya, seperti seorang Ayah menghukum anaknya supaya ia bertobat (Ibrani 12:5-9), seperti itulah Allah mendatangkan kesusahan dalam hidup anak-anak Tuhan agar kita berbalik padaNya.
Bagaimana kita tahu kalau kesusahan ini sebuah hajaran seorang Ayah kepada anaknya? Seperti yang dikatakan dalam Ratapan 3:40, “Marilah kita menyelidiki dan memeriksa hidup kita, dan berpaling kepada TUHAN.”
Demikian kita juga harus memeriksa hidup kita, apakah kita telah
berbuat dosa kepadaNya? Roh Kudus pasti membantu kita untuk menerangi
hidup ini sehingga kita mengetahui apa yang salah dalam hidup ini (Mazmur 139:23-24, Yohanes 16:13, Amsal 20:27).
Setiap ada persoalan dan kesusahan yang menimpa kita, periksalah hidup
kita dengan bantuan Roh Allah, jangan cepat-cepat merasa benar. Seperti
yang dikatakan oleh 1 Petrus 4:7,
kuasailah dirimu dan jadilah tenang supaya kamu dapat berdoa. Kalau
kita belum menguasai diri kita, hati kita dan belum juga menjadi tenang,
akan sulit berdoa dan mendengar apa kata Roh Allah, yang ada hanya
merasa diri benar.
Jika telah memeriksa dan memang tidak ada salah, kesusahan itu bukan hajaran Allah melainkan bagian dari hidup, maka ingatlah Nahum 1:7.
ALLAH TEMPAT PENGUNGSIAN PADA WAKTU KESUSAHAN
Tentu yang tertulis dalam Nahum 1:7
bukan sebuah kata-kata sugesti atau penghibur, melainkan kebenaran.
Allah sendiri yang menyatakan bahwa Ia adalah tempat pengungsian pada
waktu kesesakan. Apakah anda percaya kepadaNya?
Pada
saat kita ditimpa masalah, pada saat kita menghadapi kesusahan, kepada
siapa kita lari? Kepada siapa kita minta tolong dan berlindung?
Tanpa sadar, beberapa orang kristen pada saat kesusahan menaruh harapnya kepada manusia (Yesaya 2:22, Yeremia 17:5, Mazmur 118:8-9),
kepada kenalan atau saudaranya yang kaya, yang kuat, yang pintar, yang
dirasa mampu menolong persoalan kita. Jika ditanya, pasti kita menjawab
pada Tuhan kita berharap. Tatapi hanya di bibir saja seperti yang
dikatakan Markus 7:6,
sesungguhnya hatinya tidak. Untuk membuktikannya gampang aja. Berdoakah
anda saat mendapat kesusahan? Seperti apakah doamu? Tuhan Yesus pada
saat menghadapi kesusahan sebelum Ia diserahkan untuk mati dan
ditinggalkan Allah sesaat, Ia berdoa sampai keringatknya seperti darah (Lukas 22:44). Berdoa sungguh-sungguh, sudakah anda? Satu jam, gambaran yang ditulis oleh Markus 14:37.
Berharap sunguh-sungguh kepada Allah bukan doa sambil lalu. Bukan
sekilas disebut dalam doa. Bukankah Roh Kudus sudah diutus kepada kita
untuk membantu kita berdoa? (Roma 8:26, 1Korintus 14:2, Yohanes 14:16). Mengapa kita tidak benar-benar yakin Allah adalah tempat pengungsian pada saat kita kesusahan? Daud berkata dalam Mazmur 77:3, “Pada hari kesusahanku aku mencari Tuhan; malam-malam tanganku terulur dan tidak menjadi lesu, jiwaku enggan dihiburkan.”
Carilah Tuhan dengan sungguh-sungguh! Jangan malah pada saat kesusahan
mencari hiburan di dunia ini, mencari pelampiasan dan pelepasan dari
dunia. Celaka.
Bukan
hanya berdoa dan puasa dengan sungguh-sungguh, tetapi kita harus tetap
hidup benar dihadapanNya. Hidup sesuai dengan Firman Tuhan seperti yang
tertulis dalam Mazmur 119:143-145.
Dalam kesusahan, Firman Tuhan tetap harus kita pegang. Seperti Sadrakh,
Mesahk dan Abednego pada saat ia dalam persoalan, kesusahan ia tetap
berpegang pada Firman Tuhan untuk tidak menyembah patung walaupun
resikonya mati (Daniel 3:12-18).
Bagaimana
jika Sadrakh, Mesahk dan Abednego benar-benar mati? Sering kali kita
telah berharap pada Tuhan, berlindung padaNya, tetapi tetap saja celaka
dan kesusahan tersebut tidak menghasilkan sesuatu yang baik. Jangan mau
dibohongi setan, jangan mau dituduh setan seakan-akan kita tidak
diperkenan Tuhan. Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, sekali-kali
tidak kata Ibrani 13:5, Ulangan 31:6,8 dan Yosua 1:5. Bahkan Mazmur 94:14 mengatakan, “Sebab TUHAN tidak akan membuang umat-Nya, dan milik-Nya sendiri tidak akan ditinggalkan-Nya;
Bukankah Roma 8:28,
mengatakan bahwa Tuhan akan membuat segala-sesuatu menjadi kebaikan
buat kita? Jangan mau ditipu setan. Memang kadang kala angan-angan,
pikiran dan harapan kita tidak sama dengan pikiran dan rencana Allah (Yesaya 55:7-8).
Walaupun Sadrakh, Mesakh dan Abednego harus mati, bukan berarti mereka
lebih berdosa dari Daniel yang selamat dari gua singa, tidak, perbuatan
mereka telah menggambarkan iman mereka (Yakobus 2:18).
Demikian juga dengan kita, selama kita benar-benar mengasihi Tuhan dan
sungguh-sungguh mencariNya maka walaupun hasilnya tidak sesuai harapan,
Tuhan telah memilihkan yang terbaik untuk kita (Amsal 16:9). Jangan kawatir.
Tetapi
bukankah Sadrakh, Mesahk dan Abednego selamat? Semua orang yang
berlindung dan percaya sungguh-sungguh pada Tuhan tidak akan mendapat
malu (Mazmur 71:1, 31:2). Mereka malah akan berbahagia (Mazmur 34:9) dan sukacita (Mazmur 5:12). Pertama kelihatannya kalah, tetapi kemenangan sudah disediakan oleh Tuhan, sebab siapa yang dapat melawan Tuhan? (Roma 8:31).
Jika kita berlindung pada Allah yang besar dan berkuasa, siapa yang
dapat mencelakai kita dengan kesusahan? Tuhan Yesus dalam Matius 6:34 mengatakan, “Sebab
itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai
kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari”.
Jika
setiap hari kita mengalami kesusahan, maka setiap harilah kita berharap
dan bersandar pada Tuhan. Berdoa sungguh-sungguh dan tidak menjadi
lelah. Atau kita sudah merasa kuat dan tidak perlu Tuhan untuk mengatasi
kesusahan hari ini? Mazmur 52:9, mengatakan “Lihatlah
orang itu yang tidak menjadikan Allah tempat pengungsiannya, yang
percaya akan kekayaannya yang melimpah, dan berlindung pada tindakan
penghancurannya!”
TUHAN ITU BAIK
Ya memang Tuhan itu baik, mengapa Nahum 1:7, Mazmur 34:8
mengatakan Tuhan itu baik pada awal kalimat sebelum memberitahu bahwa
Tuhan itu tempat perlindungan pada saat kesusahan? Sebab memang Tuhan
itu baik. Tidak peduli anda itu siapa, dan asal-usul dari mana, asalkan
berlindung padaNya dengan sungguh-sungguh pasti Tuhan tolong.
Siapa
saya, apakah orang itu hidup dalam dosa, orang kafir, orang fasik
asalakan ia berbalik kepada Allah dan menaruh harapnya kepada Tuhan,
Tuhan akan tolong dan Ia akan menjadi perlindungannya. Karena itu, pada
awal kalimat dikatakan Tuhan itu baik. Jika anda saat ini hidup dalam
dosa dan kotor, jangan merasa tidak layak untuk datang, jangan merasa
tidak pantas untuk kembali kepada Allah. Ingat Yesaya 55:6-7 mengatakan, “Carilah
TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia
dekat! Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat
meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia
akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan
dengan limpahnya.”
TUHAN MENGENAL ORANG-ORANG YANG BERLINDUNG PADANYA
Dalam Alkitab terjemahan lama dan KJV atau NKJV disebutkan bahwa Tuhan mengenal orang-orang yang barharap/percaya kepadaNya.
Tuhan
mengenal semua orang yang menaruh kepercayaanya kepada Allah. Ia tahu
dari ujung kaki sampai dalam lubuk hati dan angan-angan kita. Ia tahu
segala kebutuhan dan persoalan kita. Ia tahu apa yang kita butuhkan dan
apa yang kita pinta sebelum kita berdoa (Matius 6:8).
Kesusahan
yang kita hadapi, Tuhan tahu dan Tuhan peduli. Dikenal oleh Allah
adalah sesuatu hal yang indah, pada saat akhir jaman akan banyak orang
kristen bahkan mereka yang melayani dengan heran akan diusir dari
kerajaanNya kerana Tuhan tidak mengenal mereka (Matius 7:22-24).
Tatapi kita dikenal oleh Tuhan, jika kita dikenal oleh Tuhan untuk
apakah lagi kita ragu-ragu akan perlindungan dan pertolonganNya?
Bagaiman kita dapat dikenal Allah? 1Korintus 8:3 mengatakan, “Tetapi orang yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah.” Dengan mengasihi Allah dengan sungguh-sungguh maka kita akan dikenal oleh Allah.
Apa tandanya kita mengasihi Allah? Yohanes 14:15 menuliskan, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.” Jika
kita mengasihi Allah, maka kita harus menuruti segala perintah Allah?
Orang yang hidup menuruti perintah Allah, orang tersebut akan dikenal
oleh Allah. Allah akan menjadi tempat perlindungannya dan pertolongan
Tuhan selalu tersedia baginya. Taatlah seperti Sadrakh, Mesakh dan
Abednego tidak peduli harus mati, ia tetap memilih mengasihi Tuhan
dengan sungguh-sungguh karena itulah Allah telah menjadi
perlindungannya.
Berlindunglah pada Allah, sebab Ia baik. Ia tidak akan membuat kita malu. Percayalah kepada Tuhan ia pasti akan menolong.
MELEKAT PADA TUHAN
- Rahasia untuk menerima perlindungan Allah ialah hati yang melekat kepada-Nya dalam rasa syukur dan kasih sayang. Ada perbedaan antara berkat Tuhan dengan berkat Bapa. Berkat Tuhan diperuntukkan oleh semua orang antara lain, seperti hujan, matahari, dan semua yang ada di dalam alam yang dinikmati oleh semua orang. Sedangakan berkat Bapa diperuntukkan kepada orang-orang yang hatinya melekat kepada Tuhan, yaitu bukan hanya berkat-berkat yang ada di dalam alam ini, tetapi juga janji pemeliharan dan perlindungan-Nya bahkan di dalam kekekalan. Orang yang melekat pada Tuhan menjadikan Tuhan prioritas dalam hidupnya, karena dia mengetahui kekuatan dan kesanggupannya datang dari Tuhan. Melekat pada Tuhan bukan berarti meninggalkan semua pekerjaannya lalu mengikut Yesus, tetapi menjadikan Tuhan yang lebih utama dari segala yang dimilikinya.
- Ia akan menyertai mereka dalam kesulitan, mendengarkan doa mereka, dan memberikan hidup yang penuh dengan kehadiran dan pemeliharaan-Nya yang ilahi. Jaminan kemenangan dalam kehidupan kita adalah kalau ada penyertaan Tuhan dalam kehidupan kita. Musa berkata, "kalau Tuhan tidak menyertai, aku tidak akan melangkah". Tuhan yang menyertai akan melindungi, dan akan memberikan kemenangan dalam kehidupan mereka yang hatinya melekat kepada Tuhan.
- Diberi kuasa menikmati berkat Tuhan, bukan hanya sekedar menerima berkat Kehidupan yang sungguh-sungguh diberkati dengan lengkap, adalah bukan hanya menerima berkat-berkat saja tetapi juga diberi kuasa untuk menikmati berkat-berkat tersebut. Karena ada orang diberkati melimpah-limpah tetapi tidak dapat menikmat berkat-berkat tersebut.
Keempat nama untuk Allah dalam Mazmur 91 melukiskan aspek-aspek yang berbeda dari perlindungan-Nya:
- "Yang Mahatinggi" menunjukkan bahwa Ia lebih besar daripada ancaman apa saja yang kita hadapi. Di hadapan ancaman apapun dalam kehidupan kita Dia lebih besar, bahkan Dia melihat musuh-musuh kita seperti batu kerikil, seperti debu yang tidak ada artinya.
- "Yang Mahakuasa" menekankan kuasa-Nya untuk menghadapi dan membinasakan setiap musuh. Yang Mahakuasa menunjukkan kekuasaan-Nya melebihi dari semua musuh-musuh-Nya. Kekuatan musuh-musuh-Nya tidak akan dapat mengalahkan bahkan melebihi kekuasaan Allah. Oleh sebab itu kita jangan takut dengan setiap masalah yang kita hadapi, karena Allah kita melebihi dari semua musush-musuh, baik masalah-masalah yang kita hadapi.
- "Tuhan" meyakinkan kita bahwa kehadiran-Nya senantiasa bersama kita. Tuhan tidak bisa dibatasi oleh ruang dan waktu karena Tuhan adalah omni present (maha hadir). Dia dapat hadir dimana saja bahkan disemua tempat dipenjuru dunia ini, kususnya disetiap orang yang memanggil nama-Nya dan bersekutu dengan Dia.
- "Allahku" mengungkapkan kebenaran bahwa Allah telah memilih untuk bergaul secara intim dengan mereka yang mengandalkan diri-Nya. Kata Allahku, berkata bahwa Tuhan mau bersekutu dan bergaul kepada manusia. Itu sebabnya kedekatan manusia dengan Allah, dinyatakan dengan satu panggilan yang sangat dekat yaitu, Bapa. Dan ini tidak ada dalam agama manapun di muka bumi ini. Oleh sebab itu kita sangat bersyukur memiliki Bapa yang seperti Dia, Dia bukan hanya Allah yang sangat jauh dan tinggi yang melampaui pikiran-pikiran kita, tetapi Allah juga mau dekat bahkan tinggal dalam hidup kita, karena Allah mau bersekutu dengan kita.
Maz. 91:11, "Sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu."
- Allah menugaskan para malaikat untuk mengawasi dengan teliti kehidupan orang percaya
- Mereka khusus memperhatikan semua orang yang senantiasa tinggal dekat Allah, dan menjaga tubuh, jiwa, dan roh kita
- Perlindungan ini mencakup seluruh hidup kita, dan tidak ada batas
Maz. 91:7, "Walau seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu."Di tahun 2017 dunia tidak semakin baik, dan tidak ada jaminan bahwa dunia akan menjadi baik. Malapetaka dan bencana tidak bisa selalu kita hindari tetapi, orang yang hatinya melekat kepada Tuhan ada janji, jaminan keamanan dan pemeliharaan dalam perlindungan dan perteduhan Allah. Amin….!
"TUHAN YESUS MEMBERKATI"
Komentar
Posting Komentar