Daud : Teachable Spirit
Daud : Teachable Spirit
Mazmur 25:5 Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku, Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari.
Ketika Daud datang berlindung kepada Tuhan dari kejaran orang-orang yang hendak membinasakannya, ia tidak sekedar datang kepada Tuhan lalu meminta tangan Tuhan melindungi dan menjaganya ataupun meminta pembalasan Tuhan atas musuh-musuhnya. Sikap yang menarik dari Daud adalah ia tidak mengarahkan pandangannya kepada musuh yang mengejarnya, melainkan hanya fokus kepada Tuhan saja. Dalam masa pengungsiannya itu Daud minta diajarkan jalan-jalan-Nya Tuhan. Ia tidak meminta Tuhan memberinya strategi untuk mengalahkan musuh, tetapi sebaliknya ia rindu diajar lebih lagi untuk berjalan sepenuhnya dalam kebenaran Tuhan.
Tidaklah mengherankan kalau di mata Tuhan, Daud adalah pribadi yang sangat berkenan, karena Daud selalu berusaha untuk melakukan kehendak-Nya. Meskipun Daud pernah melakukan kesalahan besar di hadapan Tuhan, namun ia tidak mau berlarut-larut dalam penyesalan. Ia segera bertobat dan mau mengambil pelajaran penting lewat peristiwa tersebut sehingga semakin hari ia semakin bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan dan kebenaran-Nya.
Pesan inilah yang Tuhan berikan bagi kita di minggu ini. Ia mau setiap kita memiliki roh yang mudah untuk diajar. Suatu ketika Yesus pernah menegur dua orang murid-Nya dengan mengatakan bahwa betapa bodoh dan lambannya hati mereka. Hal itu dikatakan-Nya karena dua orang murid itu tidak segera menangkap maksud dan isi hati Tuhan, rencana Tuhan, termasuk setiap perkataan Tuhan yang telah disampaikan melalui para nabi. Sebagai murid Yesus, seharusnya mereka adalah orang-orang yang mengenal Yesus dan segala sesuatu yang telah diajarkan-Nya, namun mereka justru malah kecewa dan meninggalkan Yerusalem lalu pulang menuju Emaus setelah menyaksikan bagaimana Yesus ditangkap dan mati di kayu salib (Luk. 24:25-27). Tentu saja tidak ada seorangpun di antara kita yang mau dikatakan sebagai murid yang hatinya bodoh dan lamban dalam menangkap pesan Tuhan, kita rindu dikenal sebagai murid-murid yang mudah diajar.
Apa yang dimaksud dengan memiliki roh yang mudah diajar seperti yang Tuhan pesankan?
(1). Hati yang mau diajar
Maz. 90:12 Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.
Sesuai dengan namanya, roh yang mudah diajar adalah suatu kesediaan, kemauan, kerelaan untuk belajar banyak hal dari Sang Guru Agung, yaitu Yesus Kristus. Kitab Mazmur berisi pengalaman-pengalaman pribadi para pemazmur bersama Tuhan. Ada begitu banyak peristiwa yang harus dihadapi dan banyak kali tidak dimengerti, dan mereka menyadari bahwa tidak ada satupun jawaban manusia yang bisa memuaskan, namun saat menengadahkan kepalanya kepada Bapa di sorga dan terhubung dengan Sang Pengajar Agung, maka dari sanalah ia menemukan jawaban-jawaban yang dibutuhkan.
Itulah sebabnya, dalam kitab Mazmur kita akan banyak menemukan luapan kerinduan dari sang pemazmur untuk minta diajar, misalnya, Maz. 90:12 menyatakan kerinduan pemazmur untuk minta diajarkan menghitung hari-harinya; Maz. 94:10 menyatakan kerinduan untuk minta diajarkan pengetahuan oleh Sang Pencipta; Maz. 132:12 menyatakan kerinduan untuk mau diajarkan hukum dan peraturan-peraturan Tuhan; Maz. 143:10 menyatakan kerelaan untuk belajar mengerti kehendak Tuhan dan dipimpin dalam kebenaran-Nya, dan lain-lain. Kerendahan hati adalah modal yang diperlukan agar seseorang mau diajar.
(2). Kesediaan untuk mau diajarkan sesuatu, meskipun itu bukan kemauan kita
Luk. 5:5 Simon menjawab: “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.”
Perbedaan antara orang yang memiliki roh yang mudah untuk diajar (teachable spirit) dengan orang yang memiliki roh yang sulit untuk diajar (unteachable spirit) adalah kesediaan untuk mau diajar sesuatu termasuk hal-hal yang sebenarnya bukan keinginan kita, bahkan mungkin sesuatu yang tidak menyukakan hati kita atau hal yang dianggap sangat tidak penting di mata kita. Teachable spirit bukan berbicara tentang kesediaan untuk mau belajar apa saja yang kita sukai, tetapi kesediaan untuk mau belajar segala sesuatu apapun yang Tuhan anggap penting untuk kita pelajari.
Peristiwa Petrus menjala ikan di atas adalah contoh kerendahan hati Petrus yang mau mengikuti petunjuk dan arahan Yesus untuk menebarkan jala ke tempat yang dalam, padahal dalam kapasitasnya sebagai seorang nelayan senior yang berpengalaman Petrus baru saja kembali dari menangkap ikan dan tidak mendapatkan apa-apa. Di tengah keengganannya Petrus mendisiplinkan dirinya untuk mau diajarkan sesuatu hal yang baru oleh Yesus, dan ia sungguh-sungguh menerima pelajaran yang baru.
(3). Kemampuan untuk menangkap suatu pelajaran lewat sebuah kejadian
Ayub 42:5 Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
Segala pengalaman pahit yang telah dialami Ayub sekian lama ternyata tidak menjadi sia-sia, karena pelbagai peristiwa yang dialami Ayub membuahkan suatu pelajaran yang sangat penting dalam kehidupannya. Secepat Ayub menangkap pelajaran yang sedang Tuhan ajarkan kepada dirinya, maka secepat itulah pemulihan terjadi dalam kehidupan Ayub. Selalu ada pelajaran penting di balik setiap peristiwa yang akan membawa kita ke dalam kedekatan dan pengenalan yang lebih dalam lagi mengenai Tuhan kita.
Daud juga adalah seorang yang tidak mau berlama-lama dalam kebingungan dan dalam kejatuhannya, tetapi dengan sigap ia mau bangkit kembali dengan kondisi yang lebih baru, bagaikan seorang wisudawan yang lulus dari sebuah mata kuliah penting dimana Yesus adalah Guru Besarnya.
Mari umat Tuhan, bersiap-siaplah untuk menapaki suatu level kehidupan yang baru di visi Generasi Terang ini. Persiapkanlah diri kita sedemikian rupa, terbukalah untuk suatu perubahan besar, berfokuslah pada hal-hal yang sedang Tuhan ajarkan kepada kita. Allah Roh Kudus memampukan kita untuk memiliki roh yang mudah untuk diajar.
Tuhan Yesus memberkati!
Komentar
Posting Komentar