HAKEKAT PENYEMBAHAN (2) - By Ps. Steven Agustinus
HAKEKAT PENYEMBAHAN (2) - By Ps. Steven Agustinus
1.
Kita akan mulai menikmati terciptanya setiap unsur rohani yang sangat
kita butuhkan untuk terjadinya proses pertumbuhan dan pendewasaan rohani
dalam hidup kita.
Semakin
kita tinggal di dalam hadirat Tuhan, kita akan mendapati, segala
sesuatu yang kita perlukan untuk terus bertumbuh mulai ada dalam hidup
kita. Seakan-akan, akar rohani kita mulai bisa menyerap sesuatu dari
sorga dan membuat kehidupan rohani kita menjadi sangat segar, sehingga
secara otomatis kita akan dapat terus bertumbuh. Sebagaimana seekor ikan
akan menggelepar dan akhirnya mati jika diangkat dari air, sebab itulah
habitatnya, demikian pula kita sebagai orang percaya memiliki habitat
di dalam hadirat Tuhan. Jika kita terus alami kehadiran Tuhan semakin
hari semakin nyata, secara otomatis kita akan terus ‘hidup’ dan
bertumbuh. Sebagai akibatnya, keantusiasan, kedinamisan, keradikalan dan
keagresifan akan selalu ada dalam hidup kita – itulah tanda-tanda bahwa
kita sehat secara rohani. Dengan kondisi rohani kita selalu sehat,
kitapun akan dapat terus bertumbuh di dalam Tuhan tanpa harus bergumul;
kita dapat semakin didewasakan dan mengalami perubahan hidup yang nyata.
Karenanya
saya mendorong Saudara, ijinkan hati yang haus dan lapar akan Tuhan
semakin bergelora dalam dirimu, sehingga setiap kali engkau hadir dalam
ibadah, engkau akan alami kehadiran Tuhan akan membuat pertumbuhan dan
kedewasaan rohani menjadi bagian hidupmu.
2. Kehadiran Tuhan tersebut akan membentuk ulang kehidupan rohani kita menjadi lebih lembut, mudah dibentuk, dan mudah berubah.
Tuhan
menghendaki di dalam diri kita ada roh yang lembut, yang mudah
dibentuk, mudah diajar dan mau berubah. Roh yang lembut itu akan
terimpartasi ketika kita ada di dalam hadirat-Nya, karena Alkitab
berkata “Siapa yang bersekutu dengan Tuhan akan menjadi satu roh dengan
Dia.” Dengan demikian, siapa yang menjadi satu roh dengan Tuhan secara
otomatis pasti akan memanifestasikan seluruh keberadaan Tuhan sendiri.
Yesus adalah sosok manusia yang paling lembut hati; Ia selalu
dengar-dengaran dengan apa yang Bapa perintahkan. Bahkan masalah hidup
dan mati-Nya Ia serahkan kepada Bapa ketika Ia berkata, “Bapa, jika
boleh lalukan cawan ini, tapi bukan kehendak-Ku melainkan kehendak-Mu
yang jadi.” Ia sampai mati di kayu salib oleh karena ketaatan.
Seringkali,
kondisi dan keadaan yang ada di sekeliling kita membentuk kita menjadi
orang yang memiliki kepribadian yang keras sehingga kita menjadi orang
yang tidak mudah berubah. Ini waktunya, setiap kali kita bertemu dengan
Tuhan kita mengalami perubahan kualitas hati, dan setiap kali kita masuk
dalam hadirat-Nya, kelembutan sorga akan mulai masuk dalam hidup kita
sehingga kitapun menjadi orang yang lembut hati. Kita hanya perlu
mendengar satu perkataan firman dari sorga dan segera meresponinya.
Bahkan, hanya dengan mendengar hati nurani kita berbisik kitapun segera
menaatinya. Dalam 1 Samuel 24:1-8 Alkitab menceritakan bahwa Saul
mengejar-ngejar Daud karena iri hati. Meski Daud telah melakukan banyak
perbuatan besar yang menguntungkan bukan hanya Saul tetapi juga seluruh
Israel, namun semua itu justru dipandang oleh Saul dengan iri hati – ia
memiliki ketakutan bahwa suatu hari nanti Daud akan merebut tahtanya.
Berkali-kali Saul mencoba membunuh Daud sehingga Daud harus melarikan
diri. Sekali waktu, dalam pelariannya, Daud berada di tempat di mana
Saul sedang membuang hajat ketika ia sedang mengejar Daud. Ketika
orang-orang Daud mengetahui hal itu, berkatalah mereka kepada Daud:
“Telah tiba hari yang dikatakan TUHAN kepadamu: Sesungguhnya, Aku
menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu, maka perbuatlah kepadanya apa
yang kaupandang baik” (ayat 5a). Akhirnya, Daud mengambil keputusan
untuk hanya memotong ujung jubah Saul Tetapi bahkan setelah Daud
melakukan hal tersebut, Alkitab berkata “berdebar-debarlah hati Daud karena ia telah memotong punca Saul.”
Apa sebenarnya maksud ‘berdebar-debarlah hati Daud’? Hal tersebut
menunjukkan bahwa saat itu juga hati nurani Daud langsung berbicara dan
mengingatkan dia. Inilah tanda dari orang yang lembut hati. Daud memang
tidak sampai melakukan sesuatu yang merusak atau mencelakakan Saul,
tetapi itu cukup membuat Daud menyadari bahwa tidak sepatutnya ia
melakukan hal tersebut. Hati yang sedemikian lembut tidak dimiliki oleh
semua orang; hanya mereka yang selalu mau tinggal di dalam hadirat
Tuhanlah yang akan dapat memiliki kelembutan hati yang seperti itu.
3. Kehadiran Tuhan tersebut akan menolong kita untuk tetap terfokus
kepada Tuhan dan memiliki kondisi rohani yang selalu stabil.
Ketika
Saudara alami kehadiran Tuhan selalu meliputi hidupmu, dari waktu ke
waktu Anda menjadi orang yang mudah sekali menikmati hadirat Tuhan dan
fokus perhatian kita akan terus tertuju hanya kepada Tuhan. Dengan
demikian, masalah apapun yang datang dalam hidup kita tidak akan
mengalihkan fokus perhatian kita, sebaliknya, kita akan dapat melihat
setiap masalah tersebut secara obyektif. Di sisi yang lain, kita akan
dapat selalu melihat Tuhan sebagaimana adanya Dia dan kitapun memiliki
takaran iman yang cukup untuk menanggulangi setiap masalah yang datang,
sehingga sebagai akibatnya, kita akan mulai memiliki kestabilan rohani
dalam hidup kita.
Alkitab
menceritakan tentang Yusuf, yang walaupun melewati berbagai peristiwa
yang tidak enak dan bahkan saudara-saudaranya sendiri jelas-jelas
berniat jahat kepadanya dengan membuangnya ke sumur dan menjualnya
menjadi budak, namun di tengah semuanya itu Yusuf selalu bisa melihat
setiap peristiwa yang terjadi dari sudut pandang sorga. Sebagai
akibatnya, setelah Tuhan mempromosikan Yusuf menjadi pemimpin, ketika ia
bertemu kembali dengan saudara-saudaranya, ia dapat berkata di hadapan
mereka, “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku,
tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud
melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup
suatu bangsa yang besar” (Kej. 37-50).
Setiap
kita pasti pernah mengalami peristiwa yang menyakitkan dalam hidup
kita. Pertanyaannya adalah: apakah peristiwa-peristiwa yang menyakitkan
itu membuat fokus perhatian kita teralih? Jika ya, itu berarti kita
masih membutuhkan atmosfir rohani yang lebih lagi. Karenanya saya
tegaskan, peristiwa apapun yang engkau alami tidak sewajarnya
mempengaruhi hidupmu. Mari kita terus tinggal dalam hadirat Tuhan, agar
apapun yang terjadi di sekeliling kita tidak mempengaruhi kita lagi.
Sebaliknya, kita memiliki cukup kuasa untuk mempengaruhi sekeliling
kita.
4. Memampukan kita untuk selalu memiliki roh yang tetap segar dan kuat.
Dengan
kita terus ada dalam hadirat Tuhan, kita akan alami di manapun kita
berada, roh kita akan tetap segar dan kuat, sehingga kita selalu siap
sedia dipakai Tuhan. Waktunya sudah tiba, untuk Tuhan dapat mulai
memanifestasikan diri-Nya LEWAT kehidupan setiap jemaat. Yang kita perlu
lakukan hanyalah terus melangkah dalam ketaatan, terus jaga rohmu tetap
segar dan kuat. Saya berdoa, biarlah roh yang selalu siap semakin
terbangun dalam hidup Saudara, agar tangan Tuhan yang perkasa akan dapat
memanifestasikan diri lewat hidupmu!
Komentar
Posting Komentar