Jangan Kuatir
Jangan
Kuatir
Ev. Iin Tjipto W
10:19 Apabila mereka menyerahkan kamu,
janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan,
s
karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu 1 pada saat itu juga. (Matius 10 :
19)
Disatu
sisi Tuhan mengatakan : Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir.
Ayah saya memang selalu mempunyai ilmu glinding wae, rileks saja, tenang saja.
Ini bukan santai yang biasa-biasa saja.
Satu
kali kami dalam perjalanan ke airport untuk terbang ke Australia. Saat itu
waktunya sudah sangat mepet karena ada kecelakaan di jalan raya sewaktu kami
perjalanan menuju ke Bandara. Saya melihat beberapa orang mulai panik. Kalau
panik seperti itu sebenarnya apa yang bisa kita lakukan ? Bukankah tidak ada
dan malah membuat keadaan semakin kacau. Beberapa orang mulai berkata : “Berangkatnya
mepet sih, mengatur waktu saja tidak bisa dengan benar.” Nah ini reaksinya
mulai negatif. Ayah saya dengan santai berkata : Rileks saja lah, belum sampai
ya kita tunggu saja, kita minta perpanjangan atau kalau Tuhan belum suruh kita
berangkat ya rileks saja.” Dan ternyata benar kita datang tepat pada waktunya,
dan memang pesawatnya pun delayed sebentar. Saya melihat ketenangan ayag saya yang luar
biasa.
Berkali-kali
saya melihat ayah saya menghadapi segala masalah yang dilewatinya dan cara
beliau menyelesaikannya. Waktu itu saya masih kecil, ayah saya membeli tanah di
daerah Dago – Bandung. Pada waktu itu harga tanahnya masih sangat murah, ayah
saya membeli tanah seharga 50 jutaan. Beliau berkata : “Ini nanti pasti jadi
mahal dan nanti bisa buat kalian beli rumah.” Waktu saya lulus sekolah, tanah
itu harganya sudah berlipat kali ganda harganya pun menjadi lebih dari 1
milyar. Tiba-tiba seorang pembesar atau pejabat dari Bandung menyukai tanah itu
dan mengklaim tanah itu adalah tanah miliknya, dan sertifikat yang dimiliki
oleh ayah saya adalah tidak sah. Tiba-tiba keluar sertifikat tanah yang baru
atas nama pejabat tersebut.
Saya
melihat bagaimana cara ayah saya menanganinya, ayah saya menyerahkan masalah
ini ke Tuhan. Beberapa orang berkata : “Perjuangkan, bawa ke Pengadilan.” Ayah
saya berkata : “Hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, kalau memang Tuhan ingin
memberi, tidak akan ada yang dapat menghalangi berkat yang akan kita terima.
Tapi kalau Tuhan mau ini sebagai ujian, apakah hati kita terikat dengan uang
atau tidak, saya ingin menunjukkan bahwa tidak ada yang bisa mengambil damai
sejahtera hatiku.” Walaupun kemudian pejabat itu merasa sungkan, ayah saya
diberi imbalan 100 juta yang sebenarnya tidak sebanding dengan harga tanah pada
saat itu.
Disini
saya melihat bahwa tidak sedikit pun hal tersebut membuat hati ayah saya
menjadi bengkok, kehilangan damai sejahtera, marah atau kecewa. Bahkan itu
tidak membuat beliau berkata : “Kenapa Tuhan tidak bela ? Kenapa Tuhan tidak
beritahu jauh-jauh hari ? Tidak membuat beliau kemudian sibuk menyalahkan
Tuhan.
Kita
sebagai hamba harus menyadari bahwa semua yang kita terima bukankah dari Dia
asalnya ? Orang yang tidak bisa tenang dan rileks, sedikit- sedikit terpancing
untuk marah dan emosi, sebenarnya titiknya dia tidak pernah mengerti artinya
penyerahan. Kalau saudara bisa mengerti ini, saudara akan mulai berkata : “Tuhan
tanamkan dalam hatiku kata penyerahan.” Maka saudara akan melihat hidup ini
berbeda. Saudara tidak akan ribut dengan suami atau istri, tetangga, teman atau
siapa saja. Hidup ini jadi lebih lega dan hati kita akan stabil, karena itu
saudara harus mengerti apa itu rileks dan jangan kuatir.
Anda
berkata : “Uang saya tinggal sedikit....” jangan kuatir Tuhan mengatakan rambut
kita saja terhitung jumlahnya (Lukas 12 : 7), apalagi isi dompet saudara.
Disurga ada banyak data, kalau data rambut ada, apalagi dengan data saldo
keuangan kita juga ada. Itu berarti saldo saudara pergi kemana saja akan
terlihat. Tuhan mengatakan “Bagaimana Aku bisa berkati ? Saldo uangnya saja
untuk beli tas, lipstik, beli baju, beli gadget, beli sesuatu yang tidak
penting. Kemana uang saudara menaburpun tercatat semua (2 Korintus 9 : 6) Kalau
saudara menggunakan uang dengan bijaksana, maka saudara tidak perlu kuatir.
Sebelum saldo mepet. Tuhan pasti akan Tuhan tambahkan, karena itu sudah menjadi
hukum Tuhan bahwa barang siapa menabur pasti Tuhan akan mengingatNya. Kalau
saudara tahu dan sadar bagaimana saudara menggunakan uang tidak beres, sekarang
bertobat, karena semuanya tercatat.
Saya
berdoa agar kita mengerti perkara rileks saja. Saya sudah mengalami
berkali-kali mengalami hal ini. Mahanaim dibangun dengan biaya yang luar biasa,
bahkan kami mengadakan KKR diberbagai tempat, kami memiliki hati untuk
memberkati orang-orang golongan bawah sangat besar sekali. Kami tidak memiliki
jemaat, maka kami tidak pernah menerima persembahan dari kolekte. Kami hidup
benar-benar bergantung dari berkat Tuhan, karena kebutuhan kami di Mahanaim
dalam satu bulan bisa mencapai 600 juta sampai 1 Milyar.
Beberapa
waktu yang lalu kami sudah memasuki tenggat waktu untuk membayar hutang. Kami
memiliki hutang bahan bangunan sebesar 3 milyar. Orang terus menerus mengirim
bahan bangunan dan kemudian keluar tagihan sebesar 3 Milyar. Mereka berkata :
Kalau ibu tidak bisa bayar minimal 1 Milyar, terpaksa kami hentikan pembangunan.”
Dan saya menjawab “Ya terima kasih, saya mengerti.” Kalau itu saya biarkan
menekan hidup saya, berarti menunjukkan bahwa sebenarnya semua adalah pekerjaan
saya bukan Tuhan. Kalau itu membuat saya stress, maka rambut saya yang akan
rontok. Uang dari mana 3 Milyar dalam waktu sebulan ?
Saya
memilih mengambil sikap : “Tuhan, ini proyekMu, kalau Engkau berhenti kita berhenti,
terpujilah nama Tuhan. Kalau Engkau mau kita terus, kami akan terus, saya
percaya akan ada orang yang memberkati.” Tapi disatu sisi saya harus waspada. Bagaimana
waspadanya ? Saya mulai mengecek, kenapa bisa macet ? Apakah ada yang tidak
beres ? Berapa banyak terjadi pencurian di bawah ? Dan ternyata memang ada
banyak pencurian. Pencurian itu mengambil yang bukan menjadi miliknya dan walau
bagaimana pun itu menimbulkan celah yang cukup besar. Membuat kita tidak
diberkati, menghalangi berkat Tuhan. Kami mulai membereskan dan menyelidiki
lagi bagian mana yang salah. Ternyata saya dapati ada banyak anak-anak atau
staff saya yang tidak melakukan doa pagi. Kalau saudara punya pekerjaan dengan
gaji setiap bulan mungkin tidak masalah walaupun saudara pagi hari tidak berdoa,
asal saudara kerja, diakhir bulan tetap dapat gaji, saudara dapat uang. Di
Mahanaim, kami tidak punya donatur tetap, dan kebutuhan begitu banyak setiap
bulannya. Kalau setiap pagi kami tidak bangun pagi dan berdoa mengambil manna,
maka begitu matahari terbit, semua manna telah hilang. Jadi setiap pagi kami
yang di Mahanaim wajib bangun pagi. “Tuhan kami ambil MannaMu, kami ambil
berkatMu dalam nama Tuhan Yesus.” Sekali waktu saya cek ternyata semua staffnya
dari atas sampai bawah kesiangan semua bangunnya. Pantas saja tidak ada berkat.
Saudara
bisa paham artinya waspada dengan jangan kuatir. Jangan kuatir bukannya duduk
diam dan tidak lakukan apa-apa. Tetapi kita harus tetap waspada. Saya bersyukur
waktu kami bertobat dalam waktu seminggu ada seseorang yang berkata sama saya “Bu
kami kirim satu milyar.” Selesai jalan lagi semuanya, sesederhana itu. Saya
berdoa sungguh-sungguh pada hari ini, anak-anak Tuhan itu mengerti dan bisa
membedakan antara waspada dan jangan kuatir.
Saya
merasakan hati Roh Kudus, betapa Dia sudah seperti mengerang. Kerinduan Dia
melihat kita mengalami terobosan, kerinduan Dia adalah memberkati anak-anakNya
dan membuat anak-anakNya mempunyai kemampuan untuk menjarah kekayaan
bangsa-bangsa untuk pekerjaan Tuhan. Keinginan hatiNya adalah saudara keluar
dan menjadi berkat buat orang lain. Tidak ngumpul-ngumpul dan hanya berbahasa
roh didalam gereja. Berbahasa roh itu penting, tetapi kalau tidak bertindak
apa-apa akan menjadi sia-sia.
“Jadi
kalau seluruh jemaat berkumpul sama-sama dan tiap orang berkata-kata dengan
bahasa roh, lalu masuklah orang-orang luar atau orang-orang tidak beriman,
tidakkah akan mereka katakan, bahwa kamu gila ?” 1 Korintus 14 : 23
Jadi
harus ada sesuatu yang jelas, jangan sampai hidup kita tidak ada dampaknya.
Saya ingin kita semua menjadi Kristen seperti Daniel.
“Tetapi
umat yang mengenal Allahnya akan tetap kuat dan akan bertindak.” Daniel 11 :
32b
Ada
tindakan yang jelas dan sikap yang jelas dan gabungan keduanya antara waspada
dan jangan kuatir. Amin
Writer
Resume : Joshua Ivan Sudrajat
Komentar
Posting Komentar