African Violet
Menanam African Violet "Violces"
Joshua Ivan Sudrajat
A. PENDAHULUAN
African Violet (Saintpaulia sp) adalah tanaman cantik
berdaun yang tebal dan berair dangan permukaan yang dilapisi bulu-bulu halus.
Dari ketiak daunnya bermunculan bunga-bunganya yang cantik dan mungil. Bunga Violces memiliki nama latin "Saintpaulia ionantha"
Termasuk dalam: Kingdom : Tracheobionta
(Tumbuhan berpembuluh)
Divisi :
Magnoliophyta
(Tumbuhan berbunga)
Kelas :
Magnoliopsida
(berkeping dua / dikotil)
Ordo :
Scrophulariales
Famili : Gesneriaceae
Genus : Saintpaulia
Spesies : Saintpaulia
ionantha Wendl
Saintpaulia
ionantha juga dikenal
dengan "African violets". Tanaman yang mungil dengan
daun agak berbulu ini biasanya memberi bunga yang indah. Warna bunganya
biasanya biru, merah jambu keputih-putihan, atau merah lembayung .
Bunga ini berasal dari daerah Afrika,
Violet adalah salah satu tanaman hias berbunga sangat indah
dan menawan. Daun-daun violces tumbuh dalam bentuk roset. Jika diraba,
terasa tebal dan berbulu menyerupai beludru (ada rambut-rambut halus di
permukaan daun).
Warna daun hijau
keunguan, tangkainya banyak mengandung air, dan berwarna kemerahan. Tapi
hati-hati, soalnya tangkai daun violces mudah patah. Bunga yang dijuluki Saint
Paulia ini termasuk tanaman hias ruangan yang rajin berbunga. Biasanya,
bunganya berwarna ungu tua dengan bintik kuning di tengahnya. Namun, ada juga
yang berwarna bunga putih, pink, violet, atau biru. Tanaman mungil dengan
daun agak berbulu ini biasanya mempunyai bunga yang indah. Warna bunganya
biasanya biru, merah jambu keputih-putihan, atau merah lembayung. Tanaman ini
suka ditanam di lingkungan yang lembab dan udara yang tenang tidak berangin.
Mungkin karena sifatnya yang manja, tanaman ini juga tidak tahan terhadap
cahaya matahari langsung, kekeringan, asap rokok dan perubahan suhu yang
terlalu sering.
African violet (Saintpaulia ionantha) tanaman kecil yang
dapat mekar sepanjang tahun, daun setebal beludru, cantik dan elegan, warna
bunganya bermacam-macam, dan baik untuk tanaman hias indoor. African violets juga bisa digunakan
untuk terapi hortikultura karena ditempatkan dalam ruangan untuk membersihkan
udara, meningkatkan kualitas udara, memperindah lingkungan, untuk mendamaikan
suasana hati dan mengurangi stres.
African violet begitu dekat
dengan manusia sehingga membawa banyak kebahagiaan dan manfaat, karena itu tanaman
African violet layak untuk dibudidayakan. Pesona African violet yang pertama
adalah tanaman bunga indoor yang membutuhkan sedikit cahaya, contohnya tanaman
ini bisa ditempatkan dibawah sinar lampu neon. Kedua, tanaman African violet
bisa mekar dalam empat musim - beberapa tanaman bunga mekar hanya sekali dalam
setahun, sementara itu bunga African violet sering berbunga dan mekar 1 sampai
2 bulan sekali, asalkan ada perawatan yang baik dan tepat serta ditempatkan
pada lingkungan tumbuh yang sesuai.
Ketiga, bunga African violet
mempunyai varietas kurang lebih 10.000, termasuk biru, merah muda, merah, ungu,
hijau, putih dan kuning, bunganya bisa mempunyai dua warna atau tiga warna, dan
kelopak African violet mempunyai bentuk bulat. Keempat, tanaman ini kecil, tidak
membutuhkan ruang yang besar. Tanaman ini membutuhkan ruang dengan diameter
antara 5 ~ 40cm. Lima, African violet mudah dibudidayakan - metode stek daun
bisa digunakan untuk pembiakan tanaman. Enam,
African violet mudah untuk menghasilkan varietas baru – karena ketidakstabilan
karakteristik genetik tanaman maka pada waktu ditanam tanaman bisa menghasilkan
varietas baru sendiri.
B. CARA
BUDIDAYA
1.
STEK DAUN
Tanaman African
violet bisa dikembangbiakan dengan stek daun tapi sebenarnya juga bisa ditanam dengan stek batang, anakan
dan bahkan dengan bijinya kalau ada. Untuk stek daun caranya,
pilih daun-daun yang sehat, lalu potong sekitar 5 cm di bawah pangkal daun. Catatan
bibit tidak boleh terlalu basah dengan menjaga kelembaban udara, membutuhkan
suhu kamar 18 - 24 ℃, setelah menunggu
kurang lebih tiga minggu maka akar akan muncul, setelah itu bibit siap
dipindahkan dalam pot. Proses, tersebut dibantu dengan pemberian zat pengatur
tumbuh yang diberikan pada tangkai daun, dan pemotongan pada tangkai untuk membantu
pembentukan akar adventif. Perbanyakan stek berbunga membutuhkan 4 sampai 6
bulan.
2. KULTUR
JARINGAN
Kultur Jaringan:
perbanyakan African violet dengan metode kultur jaringan lebih umum. Pada daun,
tangkai, jaringan epidermis sebagai eksplan. Dengan media MS 1 mg / liter enam
- adenin benzil dan 1 mg / l NAA. 4 minggu setelah vaksinasi tumbuh tunas
adventif, tiga bulan setelah perakaran planlet dapat ditanam. Planlet
ditransplantasikan dalam tanah humus dan gambut setengah dari matriks, tingkat
kelangsungan hidup sebesar 100%.
C.
PERSIAPAN
MEDIA TANAM
Media tanam
berupa campuran antara tanah subur, kompos, pasir, dan serbuk kulit kayu dengan
perbandingan 1 : 1 : 1 : 1. Sebagai pedoman, untuk 5 kg campuran media, masih
ditambah dengan 1 sendok makan kapur. Media tumbuh yang ideal harus mempunyai
sirkulasi udara yang baik, air dan pupuk, dengan pH yang cocok untuk
pertumbuhan tanaman dan kapasitas tukar kation yang baik. Violet Afrika tumbuh
dalam sifat fisik dan kimia yang berbeda dari media dengan kebutuhan yang
berbeda, seperti: pertumbuhan vegetatif - menengah pelembab (yaitu gambut)
dapat berkisar dari 50 sampai 60%, stek periode - periode ini ada pertumbuhan
akar, tidak menyerap kelembaban, media tidak boleh mengandung terlalu banyak air.
Setelah media
siap, tangkai daun ditanam di dalamnya. Jangan lupa, berikan selubung plastik
bening untuk menjaga agar tingkat kelembabannya stabil, dan memperoleh cukup
cahaya. Setelah 2 - 3 minggu, buka selubung plastik, dan bibit violces pun
dapat ditanam di pot yang telah disediakan.
1. Penyiraman
Budidaya violet
Afrika, penyiraman sangat penting, suhu awal musim semi, air tidak boleh
terlalu banyak, jika tidak mudah rusak daun, mempengaruhi berbunga. Musim
panas, kering, harus lebih penyiraman, dan air meningkatkan kelembaban udara,
atau terkulai tangkai, berbunga dipersingkat. Tapi ketika hujan rintik-rintik
semprot pisau terlalu banyak air akan menyebabkan busuk daun. Musim gugur dan
musim dingin, suhu turun, penyiraman harus dikurangi secara tepat. African
Violet adalah tanaman semi-teduh, dengan 8 jam cahaya hari sebagai yang paling
tepat.
Jika hujan dan
salju cahaya cukup, pencahayaan buatan harus ditambahkan. Seperti redup,
tangkai daun elongasi, berbunga tertunda, warna redup. Tertahankan garis abadi,
yang membuat daun muda luka bakar atau putih, membutuhkan perlindungan teduh.
Persyaratan suhu malam lebih tinggi daripada siang hari, malam 24 ℃,
hari 16 ℃,
pertumbuhan daun yang rimbun, menghabiskan lebih banyak dan lebih besar. Proses
pertumbuhan, subur, jamur daun longgar sangat ideal, pupuk setiap setengah
detik, seperti pupuk berbunga cukup dikurangi bunga yang lebih kecil. Sebaiknya
selalu memetik liar setelah berbunga untuk mencegah busuk liar.
Tanaman ini amat suka ditanam di lingkungan yang lembab dan
udara yang tenang tidak berangin. Mungkin karena sifatnya yang agak manja,
tanaman ini juga tidak tahan terhadap cahaya matahari langsung, kekeringan,
asap rokok dan perubahan suhu yang terlalu sering. Bila menyiram tanaman ini,
harus menggunakan air suam-suam kuku, dan usahakan agar tidak sampai memerciki
daunnya. Karena busuk daun juga sering terjadi jika kita membiarkan daunnya
basah dan lupa mengelapnya satu per satu.
2. pemupukan
Pemupukan
dilakukan setelah tanaman violces berumur 3 bulan. Biasanya butuh 2 gram atau
setengah sendok teh NPK dengan kandungan JLN tinggi (30 : 15 : 15).
Selanjutnya, sebulan sekali, beri setengah sendok teh NPK (15 : 30 : 15) dengan
kandungan P tinggi. Dosis tersebut umumnya dipakai untuk 1 pot tanaman dengan
diameter kurang dari 20 cm. Bila diameter pot lebih besar, maka jumlah pupuk
dapat ditambah sedikit.
Cara pemupukan,
benamkan dalam media tanam, tutup lagi dan siram. Jangan lupa, saat membenamkan
pupuk, media tanam dalam pot harus basah agar tanaman violces tidak hangus. Perawatan
violces adalah membuang atau membersihakn daun-daun dan bunga-bunga yang telah
layu. Tujuannya, di samping untuk tetap menjaga penampilan, juga merangsang
tumbuhnya anakan, daun, dan bunga baru. Cuma, sekali lagi, hati-hati, sebab
daun violces mudah sobek dan tangkainya mudah patah.
3. Pot Yang Tepat
Sekarang ini,
banyak sekali ragam pot yang cantik-cantik dan menarik. Bahannya pun bermacam-macam.
Ada yang dari tanah liat, porselen, semen, kaca, kayu, pakis, dan sebagainya.
Pot mana yang dipilih, tentu tergantung selera dan kemampuan. Namun, ada
baiknya kita kenali dulu keunggulan dan kelemahan aneka macam pot itu.
Pot dari tanah liat boleh dibilang pot 'terbaik', karena sifat dindingnya porous, sehingga gampang membuang kelebihan air yang bisa membusukkan akar tanaman. Suhu dalam pot relatif stabil, harganya pun murah. Sayangnya, pot dari tanah liat mudah pecah dan mudah ditumbuhi lumut. Juga, banyak orang beranggapan pot tanah liat kurang artistik dan kurang menarik. Kalau soal ini, cobalah menyempatkan diri datang ke desa wisata Kasongan, di Bantul, Yogyakarta. Dijamin kita akan mendapatkan pot tanah liat yang sangat indah. Selain tanah liat, ada juga pot berbahan pakis atau kayu. Karakternya hampir sama dengan pot tanah liat. Kesan yang menonjol adalah alami. Namun pot-pot ini mudah rusak dan hancur. Ada lagi pot-pot dari porselen, plastik, kaca, semen, yang tahan lama dan kuat dan sekarang ini, dikreasi dengan desain spesial dan warna-warni. Akan tetapi, pot-pot ini tidak dapat melewatkan kelebihan air dari dinding pot. Oleh sebab itu, pada bagian dasarnya diberi lubang pembuangan air cukup besar. Pot yang pas untuk violces sebaiknya pilih pot yang astistik. Lazimnya memang memakai pot porselen, yang bentuk, warna dan desainnya menarik. Namun, bisa juga memakai pot tanah liat. Hanya, pada saat diletakkan di atas meja makan, masukkan pot tersebut ke dalam pot porselen atau pot dari rotan.
Pot dari tanah liat boleh dibilang pot 'terbaik', karena sifat dindingnya porous, sehingga gampang membuang kelebihan air yang bisa membusukkan akar tanaman. Suhu dalam pot relatif stabil, harganya pun murah. Sayangnya, pot dari tanah liat mudah pecah dan mudah ditumbuhi lumut. Juga, banyak orang beranggapan pot tanah liat kurang artistik dan kurang menarik. Kalau soal ini, cobalah menyempatkan diri datang ke desa wisata Kasongan, di Bantul, Yogyakarta. Dijamin kita akan mendapatkan pot tanah liat yang sangat indah. Selain tanah liat, ada juga pot berbahan pakis atau kayu. Karakternya hampir sama dengan pot tanah liat. Kesan yang menonjol adalah alami. Namun pot-pot ini mudah rusak dan hancur. Ada lagi pot-pot dari porselen, plastik, kaca, semen, yang tahan lama dan kuat dan sekarang ini, dikreasi dengan desain spesial dan warna-warni. Akan tetapi, pot-pot ini tidak dapat melewatkan kelebihan air dari dinding pot. Oleh sebab itu, pada bagian dasarnya diberi lubang pembuangan air cukup besar. Pot yang pas untuk violces sebaiknya pilih pot yang astistik. Lazimnya memang memakai pot porselen, yang bentuk, warna dan desainnya menarik. Namun, bisa juga memakai pot tanah liat. Hanya, pada saat diletakkan di atas meja makan, masukkan pot tersebut ke dalam pot porselen atau pot dari rotan.
4. Cahaya
Violces
jika diletakkan jauh dari sinar matahari, maka violces akan sulit, bahkan tidak
dapat membentuk bunga. Yang kedua, bila terkena sinar matahari secara langsung,
justru daunnya akan terbakar. lalu
harus dipastikan agar mendapatkan pencahayaan yang baik. Cukup kena sinar
matahari, namun jangan sampai terpapar langsung. Karena biasanya daunnya akan
terlihat seperti terbakar,atau menguning.
Suhu dan udara kelihatannya juga ada
pengaruhnya terhadap tampilan Violces ini. Saya melihat Ibu mertua saya sering
memutar –mutar pot Violcesnya. Barangkali untuk memastikan pencahayaan yang
seimbang. Jadi, harus diatur seberapa banyak violces
memperoleh cahaya matahari. Prinsipnya, violces akan rajin berbunga jika
mendapatkan cahaya matahari cukup terang. Sekali tempo, bisa 2 3 hari
sekalii, keluarkan violces yang berada di ruang tamu. Bagaimana pencahayaan di
dalam ruangan? Violces sangat menyukai cahata matahari yang sedang. Jadi,
ruangan yang cocok adalah ruang yang memiliki pintu kaca, jendela, dan
ventilasi di sebelah timur atau barat, sehingga sepanjang waktu akan
mendapatkan cahaya matahari pagi dan sore selama beberapa jam. Tapi, untuk
ruang tamu yang pintu kaca, jendela dan ventilasi di sebelah utara atau
selatan, tentu butuh pencahayaan bantuan. Pedoman kebutuhan cahaya untuk
violces adalah 150 fc (footcandles) atau 2 neon tabung 40 watt dengan jarak
dari tanaman violces sekitar 60 cm.
5. Ganti Pot 6 Bulan Sekali
Repotting
atau pengepotan kembali violces biasanya dilakukan 6 bulan sekali, ketika
rumpun violces sudah memenuhi pot. Langkah-langkah pergantian pot adalah
sebagai berikut:
a. Basahi
media tanam dalam pot, lalu letakkan dalam posisi horizontal atau mendatar.
b. Pegang rumpun violces dengan tangan kanan,
sementara tangan kiri menahan bibir pot. Setelah itu, pot kita putar
pelan-pelan.
c. Media
dan tanaman violces yang telah lepas dari pot disisir dengan garpu. Hati-hati,
jangan sampai medianya pecah.
d. Sediakan
pot baru yang ukurannya lebih besar, lalu isi dengan media tanam baru pula.
e. Masukkan
tanaman violces bersama media lama yang berbentuk seperti bola ke dalam pot
baru, lalu tutup lagi dengan media baru sembari dipadatkan dengan menggunakan
solet bambu.
f. Akhirnya,
ratakan permukaan media dan siram dengan air secukupnya.
Bang, saya saling link abang karena pakai karya abang di Ig kok gak bisa, bermasalah terus, mohon petunjuknya
BalasHapus