PEMAHAMAN CINTA BERDASARKAN SUDUT PANDANG BERBEDA
LOVE DATING and SEX
PEMAHAMAN CINTA BERDASARKAN SUDUT PANDANG BERBEDA
CINTA MENURUT MASYARAKAT PADA UMUMNYA.
Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut.
CINTA / KASIH MENURUT PANDANGAN KRISTEN
BERDASARKAN SUDUT PANDANG BERBEDA
PENYALAHGUNAAN ARTI PACARAN VERSI DUNIA“Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni” ( 2 Timotius 2:22).
Pacaran yang salah adalah bila mengarah atau berorientasi kepada seksual. Nafsu orang muda berbicara tentang hasrat/keinginan yang tidak terkontrol. Memang masa muda adalah masa-masa yang sangat labil. Banyak orang menjalaninya dengan penuh rasa ingin tahu dan ingin bertualang. Bila tanpa pengawasan dan bimbingan yang baik, banyak orang muda yang akhirnya terjatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan. Karena itu Rasul Paulus mengatakan kepada Titus “Demikian juga orang-orang muda; nasihatilah mereka supaya mereka menguasai diri dalam segala hal (Titus 2:6)
Duvall, E.M & Miller, B.C (1985) mengatakan bahwa bentuk prilaku seksual pranikah mengalami peningkatan secara bertahap. Adapun bentuk – bentuk prilaku seksual tersebut adalah.
- Touching (Berpegangan tangan, berpelukan)
- Kissing (Berkisar dari ciuman singkat dan cepat sampai kepada ciuman yang lama dan lebih intim).
- Petting (Menyentuh atau meraba daerah erotis dari tubuh pasangan biasanya meningkat dari meraba ringan sampai meraba alat kelamin).
- Sexual Intercourse (Hubungan kelamin atau senggama)
Efesus 4:27 mengatakan ”janganlah beri kesempatan pada iblis” sebab dengan kita membuka celah berarti kita telah memberi kesempatan untuk melakukan sesuatu yang tidak Allah kehendaki. “Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan bermabuk-mabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati” (Roma 13:13).
Standar Alkitab tentang pacaran tersurat pada (I Tesalonika 4:3), yaitu Allah berkehendak supaya kita ada dalam kekudusan. Jangan merusak Bait Allah yang di dalamnya Roh Allah bertahta. (Mat. 5:27-28; Kid. 2:7; 3:5 ;8:4. Efesus 4:27) mengatakan janganlah beri kesempatan pada iblis sebab dengan kita membuka celah berarti kita telah memberi kesempatan untuk melakukan sesuatu yang tidak Allah kehendaki.
Dalam surat Paulus kepada jemaat di Efesus (Ef. 4:17-21) memperingatkan supaya anak Tuhan jangan jatuh pada hal berciuman dan lain-lain yang merangsang dalam masa berpacaran karena itu bertentangan dengan Alkitab. Dengan demikian orang-orang Kristen harus menghindari percumbuan dalam masa berpacaran, sebab tindakan tersebut merupakan penyerahan diri kepada seksualitas, membiarkan hawa nafsu berperan, yang nantinya akan membawa kepada kecemaran dan pelanggaran kehendak Allah.
Lebih jauh lagi pengajaran-pengajaran moral Paulus kepada anak muda Kristen di mana saja. I Timotius 5:22 bagian akhir "jagalah kemurnian dirimu". Yesaya 5:20 celakalah yang mengatakan kejahatan itu baik dan kebaikan itu jahat. Wahyu 18:2-3 keindahan tubuh telah dipakai setan untuk menghancurkan nilai-nilai iman Kristen.
PEMAHAMAN SEX BERDASARKAN SUDUT PANDANG KRISTEN
Seks Dalam Perspektif Alkitab
Firman Tuhan mengatakan “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambarNya, menurut gambar Allah diciptakanNya dia; laki-laki dan perempuan diciptakanNya mereka” (Kej 1:27). Setelah penciptaan dilakukan, Allah melihat bahwa “semuanya itu baik” (Kej 1:12,25). Ketika manusia diciptakan oleh Allah, Tuhan juga menciptakan seks dalam diri manusia itu yaitu alat seks dan keinginan serta kebutuhan akan seks itu sendiri.
Seksualitas manusia yang diciptakan Tuhan adalah bagian dari rencana Allah agar terjadi multiplikasi manusia di bumi (beranakcucu dan bertambah banyak) lewat hubungan intim dalam pernikahan yang kudus seperti diekspresikan dalam Kej 2:24: “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging”. Ini mengacu pada penyatuan tubuh, jiwa, dan roh yang utuh pasangan yang telah menikah. Menjadi ‘satu daging’ juga mengambarkan tujuan berhubungan seksual yang bukan hanya untuk memperoleh keturunan (prokreasi) melainkan juga memenuhi kebutuhan emosional untuk mencapai kesatuan (psikologi).
Karena seks itu kudus adanya dalam perspektif Alkitab, yang terwujud dalam hubungan yang kudus pula yaitu melalui pernikahan kudus, maka seks diluar nikah adalah pelanggaran terhadap prinsip Alkitab. Seks diluar nikah termasuk dalam percabulan. Rasul Paulus nyatakan :”Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi diluar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri” (I Kor 6:18).
Komentar
Posting Komentar