Siklus Rohani Yang Baru
Berdasarkan pemahaman arti yang tertulis di Kamus Besar Bahasa Indonesia, Siklus memiliki arti: suatu putaran waktu yang di dalamnya terdapat rangkaian kejadian yang berulang-ulang dan terjadi secara secara tetap dan teratur.
Jadi dengan kata lain, saat suatu siklus rohani terjadi dalm hidup seseorg, dalam suatu kurun waktu tertentu, seharusnya akan terjadi beberapa peristiwa/ kejadian yang akan berulang secara terus menerus dalam hidup orang yang bersangkutan. Jika siklus yang sedang bekerja adalah siklus kekalahan, siklus kejatuhan/ siklus kematian rohani - pendek kata segala sesuatu yqng negatif - maka tidak peduli apapun usaha yqng dilakukan oleh orang yang bersangkutan, akan selalu berakhir dengan kekalahan, kejatuhan ataupun kematian. Saya berikan sebuah contoh:
Alkisah ada seseorang yang baru pulang dari sebuah seminar motivasi diri dalam suatu bisnis. Orang yang bersangkutan jadi termotivasi dan memulai suatu usaha/ bisnis dengan penuh semangat. Materi tentang membangun usaha/ bisnis yang sukses telah menggugah hatinya. Dengan sungguh-sungguh dia berupaya menterapkan semua yang ia pelajari; untuk suatu kurun waktu tertentu seakan-akan semua usahanya mulai membuahkan hasil. Bisnisnya seperti bertumbuh dengan pesat; sampai sekali waktu dia berkeinginan untuk membeli rumah baru yang 'agak di luar kekuatan finansial sekarang dia miliki' - dengan kata lain, melakukan pembelanjaan yang lebih besar dari pendapatan tetapnya (besar pasak daripada tiang) Hal tersebut ternyata membuat dirinya mulai terjerat dalam hutang dan akhirnya kembali harus menjual semua yang pernah ia miliki demi melunasi hutang-hutangnya. Dia harus memulai segala sesuatu kembali dari awal... Tanpa disadari orang yang bersangkutan sebetulnya ia sedang hidup dalam siklus hutang & kegagalan.
Hal ini akan berlaku terus menerus sampai siklus tersebut di gantikan dengan hadirnya siklus yang baru.
1. Sebelum siklus baru dapat datang dalam hidup seseorang, di butuhkan tekad/ ketetapan hati untuk mau berubah dalam aspek sikap hati, dasar keyakinan & gaya hidup sehari-hari (wujud kondisi tanah hati yang terbaik - Mat 13:23)
Kebanyakan orang yang sedang dililit masalah punya kecenderungan yang sama: ingin segera lepas dari masalah yang menghimpit hidupnya - cenderung mencari 'quick fix solution' walau hal itu tidak pernah dapat menuntaskan suatu permasalahan (Kej 47:13-19) sehingga sebagai akibatnya, siklus kekalahan/ kejatuhan-lah yang terus bekerja dalam kehidupannya...
Untuk menerima suatu solusi yang bersifat permanen, dibutuhkan perubahan dalam sikap hati, dasar keyakinan & gaya hidup.
Dengan terbangunnya suatu pola hidup yang baru - manifestasi dari dasar keyakinan, sikap hati & gaya hidup yang akurat - siklus lama tidak akan bermanifestasi lagi; sebaliknya, akan siklus baru akan mulai memunculkan dirinya...
2. Ketersediaan suatu 'benih' menjadi suatu jaminan untuk hadirnya suatu siklus kehidupan yang baru.
Saat ada benih firman datang dalam hidup seseorang - berbicara begitu kuat, menggores dalam manusia rohnya, menjadi suatu pewahyuan dalam batinnya - hadirnya benih tersebut menjadi suatu jaminan bahwa suatu siklus yang baru sedang datang!
Dalam perumpamaan tentang seorang penabur (Mat 13:1-23), Tuhan menyatakan bahwa sesungguhnya Ia telah memberikan kesempatan yang sama untuk semua orang bisa menikmati hadirnya suatu siklus/ musim yang baru dalam hidupnya. Hanya sayang, tidak semua orang dapat menikmati manfaat besar dari datangnya musim/ siklus baru yang Tuhan sedang ingin hadirkan. Permasalahan terbesar bukan pada ada atau tidaknya benih tapi pada kelangsungan hidup dari benih tersebut (Mat 13:19-22) Sama seperti setiap tahun kita akan selalu menikmati adanya musim buah mangga, tapi walaupun musim mangga sedang datang, kita tidak akan pernah menemukan adanya buah mangga di kebun kita karena memang tidak pernah ada tanaman mangga di sana... Demikian juga dalam kehidupan sehari-hari kita, jika tidak pernah didapati adanya benih kemenangan/ terobosan dalam hidup kita, walaupun Tuhan sedang menghadirkan 'musim kemenangan/ terobosan' maka kita hanya akan bisa memandangi bagaimana orang lain sibuk memanen kemenangan & terobosan dalam hidup mereka sementara dalam hidup kita sendiri hanya dipenuhi dengan cucuran air mata akibat pergumulan & kehancuran hidup....
3. Sekali kita berhasil 'memanen' benih yang kita taburkan, artinya kita telah 'memiliki lahan yang ada' dan siap untuk memperbesar 'kuota panen' dalam kehidupan kita.
Dimasa dahulu, seseorg baru bisa dikatakan telah 'memiliki lahan' jika ia telah melewati satu siklus - dari musim menabur hingga musim menuai; baru setelah ia menuai apa yang ia taburkan, ia 'berhak memiliki' lahan yang ia garap tersebut (Kej 26:12-22)
Hadirnya 'suatu panen' memberikan kepastian bahwa benih yang awalnya hanya satu atau beberapa butir saja sekarang telah menjadi sangat banyak - walau awalnya saya hanya memiliki satu biji mangga, tapi saat saya tanamkan & menghasilkan panen, maka saya jadi memiliki lebih banyak mangga yang juga siap untuk di tanam lagi sebagai benih yang lebih banyak.
Kita harus pastikan, benih yang tertabur dalam hidup kita adalah benih yang Ilahi sehingga saat siklus rohani dalam hidup kita teraktifasi, kita bisa memastikan adanya panen kemenangan, terobosan & berbagai hal Ilahi lainnya.
Pastikan benih Kerajaan tertabur dalam hidupmu & nikmatilah panenan hal-hal supernatural yang berasal dari Tuhan...#AkuCintaTuhan (Ps. Steven Agustinus)
Kotbah Ps. Steven Agustinus berjudul "IKATAN JANJI" dan risalah kotbah minggu 12 Febuari 2017 berjudul "KEBANGKITAN ANAK KERAJAAN" sudah di upload ke apk. Daily devotion.
Dapatkan segera aplikasi Daily Devotion Anda dan Download langsung Khotbah "Ikatan Janji" dari Ps. Steven Agustinus http://bit.ly/2jBO19D
Atau masuk ke Playstore lalu seach : Steven Agustinus.
Komentar
Posting Komentar