GOLIATH
GOLIATH
Saya merasa di dalam roh pagi ini, ada peperangan yang cukup kuat sedang terjadi. Roh memberi penegasan; bahwa kita memang sedang berhadapan langsung dengan pemerintahan langit atas suatu bangsa. Keberadaan kita dan doa - doa yang kita naikkan telah menggoncangkan semesta sehingga sangat mengacaukan mereka. Pagi hari ini mereka sedang mencoba melakukan perlawanan dengan cara menyumbat aliran sungai yang ada di dalam batin kita, dengan satu tujuan; membuat kita berhenti berdoa, mendeklarasikan firman, dan bernubuat. Tapi itu adalah strategi 'klasik' yang terus mereka pakai. Bagi kita yang hidup dalam kebenaran, sudah sewajarnya tidak lagi tertipu.
Kita hanya perlu mendesak dalam roh lebih kuat dan terus konsisten doa dalam roh dan memperkatakan firman, maka serangan musuh sekuat apapun pasti hancur. Dan sumbatan yang dipasang oleh mereka pasti akan jebol!!
Pengkhotbah 8:8 berkata ; 'tak ada istirahat dalam peperangan'. Efesus 6:12 berkata; 'karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.'
Dari ayat - ayat tersebut saya merasa Roh mengajar saya dalam batin; setiap hari sesungguhnya kita ada dalam peperangan. Jadi mentalitas kita memang harus siap berperang. Kita tidak bisa membawa mentalitas 'tamasya' dalam peperangan. Karena akibatnya segala situasi dan kondisi (orang, informasi, tantangan) yang terjadi justru menjadi sangat mudah mengusik batin. Dan membuat roh kita cepat lelah karena mudah terganggu.
Kita sedang dalam peperangan ; roh, jiwa, dan tubuh harus selalu siap sedia!! Tidaklah pantas dalam peperangan kita menuntut 'kenyamanan'. Aneh rasanya jika dalam peperangan kita 'ketakutan' dan menangis sejadi - jadinya saat musuh menyerang, Dan lucu akhirnya jika dalam peperangan kita minta berhenti hanya karena merasa terusik oleh suara senapan, jeritan orang yang terkena tembak, bom yang meledak, dan berbagai situasi yang terjadi saat perang. Itu semua menandakan bahwa kita memang tidak siap menjalani kehidupan sebagai orang percaya yang akan mengalahkan dunia.
Roh juga menegaskan kepada saya; kita tidak bisa menghindari berita - berita dan informasi yang sedang terjadi atas bangsa ini hanya karena alasan 'hati kita tidak mau terganggu dan terusik!!' Memang alasan tersebut terkesan 'rohani'. Tapi itulah 'sifat buruk yang mau menghindar dari kenyataan peperangan' yang sedang diekspos oleh RohNya! Jika mentalitas itu kita terus biarkan bercokol dalam batin, maka sesungguhnya kita sedang memilih meninggalkan areal peperangan. Jika kita pergi, maka musuhlah yang akan menduduki areal peperangan. Jadi, kita harus terus melatih manusia roh kita sedemikian rupa sampai kita bisa mendapati ketenangan dan damai walaupun suara deru peperangan ada dihadapan kita.
Mazmur 23:5 Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.
Ayat diatas berbicara mengenai kondisi roh yang fit dan tetap terkoneksi dengan ruang takhta Allah sehingga terus hidup dari firman yang keluar dari mulut Allah walaupun dalam situasi perang. Jadi, apapun berita yang terjadi disekitar kita, itu semua harusnya tidak mengganggu kita, sebab roh kita tetap terkoneksi di ruang takhta. Kita tau dengan pasti, bahwa segala situasi ada dalam kendali tangan Tuhan. Jadi, kita tidak perlu menjadi orang aneh yang menghindari berita dan tidak tau menau dengan apa yang sedang terjadi atas bangsa. Jadilah orang normal yang hidup diruang takhta Allah.
Bagaimana caranya agar kita bisa tetap berada dalam peperangan dalam kondisi fit dan tetap tenang? Kapasitas, posisi dan otoritas rohani kita harus terus bertumbuh!!
Saya pernah melihat suatu film yang diangkat dari kisah nyata peperangan Amerika Serikat dengan pemberontak di Somalia. Ada seorang komandan perang yang sangat menarik perhatian saya. Ia bisa sangat tenang dalam kondisi perang yang intens, bahkan seolah memiliki nyawa yang sangat banyak saat peluru - peluru berseliweran dikanan kirinya. Ia sepertinya sangat yakin, jika belum waktunya mati, maka ia tidak akan mati. Dan memang akhirnya ia tidak mati sampai peperangan tuntas. Mentalitas pemenang, berotoritas, dan berkuasa seperti itulah yang sangat kita butuhkan dalam peperangan.
Kapasitas, posisi dan otoritas rohani sangatlah menentukan sikap kita saat berperang. Jika kita terus bertumbuh, maka kita akan semakin tenang. Untuk terus bertumbuh dalam hal tersebut, maka tidak ada cara lain selain membangun manusia rohani kita secara konsisten dan sungguh - sungguh (disiplin doa sampai porsi kebangunan rohani dan firman kita terima, lalu deklarasikan, imajinasikan, tuliskan, dan pakai hal itu menggosok manusia roh kita sepanjang hari) Sehingga kita akan seperti Daud, yang tidak takut ketika harus berhadapan dengan penguasa angkasa Filistin yang bermanifestasi dalam diri Goliat!! Daud tidak gentar, khawatir, gelisah sedikitpun ketika mendengar suara Goliat yang menggelegar. Dan Daud tidak menghindari peperangan yang ada karena 'takut rohnya tercemar'. Tapi Daud justru datang dengan otoritas rohani dan kapasitas dari Tuhan semesta alam. Ia masuk medan pertempuran dan berdiri menantang Goliath. Hanya dengan sekali lempar, Goliat pun tumbang!!
Saya merasa, sedikit waktu lagi Indonesia alami pemulihan oleh karena suara Tuhan yang dilepaskan dari Sion (gerejaNya) Bagian kita saat ini haruslah terus bertumbuh dan berperang. Jangan menghindarinya.
Teruslah berdoa, deklarasi, dan bernubuat dengan tekun. Karena Goliat isu SARA, kebodohan, dan kemisikinan sedang Tuhan hadirkan dihadapan kita untuk ditumbangkan!!
Roh kembali berkata dalam diri saya: Bertekunlah dan terus latih manusia rohmu sedemikian rupa dan berperanglah, sebab hari Tuhan sudah dekat!!#AkuCintaTuhan (Ps. Steven Agustinus)
Saya merasa di dalam roh pagi ini, ada peperangan yang cukup kuat sedang terjadi. Roh memberi penegasan; bahwa kita memang sedang berhadapan langsung dengan pemerintahan langit atas suatu bangsa. Keberadaan kita dan doa - doa yang kita naikkan telah menggoncangkan semesta sehingga sangat mengacaukan mereka. Pagi hari ini mereka sedang mencoba melakukan perlawanan dengan cara menyumbat aliran sungai yang ada di dalam batin kita, dengan satu tujuan; membuat kita berhenti berdoa, mendeklarasikan firman, dan bernubuat. Tapi itu adalah strategi 'klasik' yang terus mereka pakai. Bagi kita yang hidup dalam kebenaran, sudah sewajarnya tidak lagi tertipu.
Kita hanya perlu mendesak dalam roh lebih kuat dan terus konsisten doa dalam roh dan memperkatakan firman, maka serangan musuh sekuat apapun pasti hancur. Dan sumbatan yang dipasang oleh mereka pasti akan jebol!!
Pengkhotbah 8:8 berkata ; 'tak ada istirahat dalam peperangan'. Efesus 6:12 berkata; 'karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.'
Dari ayat - ayat tersebut saya merasa Roh mengajar saya dalam batin; setiap hari sesungguhnya kita ada dalam peperangan. Jadi mentalitas kita memang harus siap berperang. Kita tidak bisa membawa mentalitas 'tamasya' dalam peperangan. Karena akibatnya segala situasi dan kondisi (orang, informasi, tantangan) yang terjadi justru menjadi sangat mudah mengusik batin. Dan membuat roh kita cepat lelah karena mudah terganggu.
Kita sedang dalam peperangan ; roh, jiwa, dan tubuh harus selalu siap sedia!! Tidaklah pantas dalam peperangan kita menuntut 'kenyamanan'. Aneh rasanya jika dalam peperangan kita 'ketakutan' dan menangis sejadi - jadinya saat musuh menyerang, Dan lucu akhirnya jika dalam peperangan kita minta berhenti hanya karena merasa terusik oleh suara senapan, jeritan orang yang terkena tembak, bom yang meledak, dan berbagai situasi yang terjadi saat perang. Itu semua menandakan bahwa kita memang tidak siap menjalani kehidupan sebagai orang percaya yang akan mengalahkan dunia.
Roh juga menegaskan kepada saya; kita tidak bisa menghindari berita - berita dan informasi yang sedang terjadi atas bangsa ini hanya karena alasan 'hati kita tidak mau terganggu dan terusik!!' Memang alasan tersebut terkesan 'rohani'. Tapi itulah 'sifat buruk yang mau menghindar dari kenyataan peperangan' yang sedang diekspos oleh RohNya! Jika mentalitas itu kita terus biarkan bercokol dalam batin, maka sesungguhnya kita sedang memilih meninggalkan areal peperangan. Jika kita pergi, maka musuhlah yang akan menduduki areal peperangan. Jadi, kita harus terus melatih manusia roh kita sedemikian rupa sampai kita bisa mendapati ketenangan dan damai walaupun suara deru peperangan ada dihadapan kita.
Mazmur 23:5 Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.
Ayat diatas berbicara mengenai kondisi roh yang fit dan tetap terkoneksi dengan ruang takhta Allah sehingga terus hidup dari firman yang keluar dari mulut Allah walaupun dalam situasi perang. Jadi, apapun berita yang terjadi disekitar kita, itu semua harusnya tidak mengganggu kita, sebab roh kita tetap terkoneksi di ruang takhta. Kita tau dengan pasti, bahwa segala situasi ada dalam kendali tangan Tuhan. Jadi, kita tidak perlu menjadi orang aneh yang menghindari berita dan tidak tau menau dengan apa yang sedang terjadi atas bangsa. Jadilah orang normal yang hidup diruang takhta Allah.
Bagaimana caranya agar kita bisa tetap berada dalam peperangan dalam kondisi fit dan tetap tenang? Kapasitas, posisi dan otoritas rohani kita harus terus bertumbuh!!
Saya pernah melihat suatu film yang diangkat dari kisah nyata peperangan Amerika Serikat dengan pemberontak di Somalia. Ada seorang komandan perang yang sangat menarik perhatian saya. Ia bisa sangat tenang dalam kondisi perang yang intens, bahkan seolah memiliki nyawa yang sangat banyak saat peluru - peluru berseliweran dikanan kirinya. Ia sepertinya sangat yakin, jika belum waktunya mati, maka ia tidak akan mati. Dan memang akhirnya ia tidak mati sampai peperangan tuntas. Mentalitas pemenang, berotoritas, dan berkuasa seperti itulah yang sangat kita butuhkan dalam peperangan.
Kapasitas, posisi dan otoritas rohani sangatlah menentukan sikap kita saat berperang. Jika kita terus bertumbuh, maka kita akan semakin tenang. Untuk terus bertumbuh dalam hal tersebut, maka tidak ada cara lain selain membangun manusia rohani kita secara konsisten dan sungguh - sungguh (disiplin doa sampai porsi kebangunan rohani dan firman kita terima, lalu deklarasikan, imajinasikan, tuliskan, dan pakai hal itu menggosok manusia roh kita sepanjang hari) Sehingga kita akan seperti Daud, yang tidak takut ketika harus berhadapan dengan penguasa angkasa Filistin yang bermanifestasi dalam diri Goliat!! Daud tidak gentar, khawatir, gelisah sedikitpun ketika mendengar suara Goliat yang menggelegar. Dan Daud tidak menghindari peperangan yang ada karena 'takut rohnya tercemar'. Tapi Daud justru datang dengan otoritas rohani dan kapasitas dari Tuhan semesta alam. Ia masuk medan pertempuran dan berdiri menantang Goliath. Hanya dengan sekali lempar, Goliat pun tumbang!!
Saya merasa, sedikit waktu lagi Indonesia alami pemulihan oleh karena suara Tuhan yang dilepaskan dari Sion (gerejaNya) Bagian kita saat ini haruslah terus bertumbuh dan berperang. Jangan menghindarinya.
Teruslah berdoa, deklarasi, dan bernubuat dengan tekun. Karena Goliat isu SARA, kebodohan, dan kemisikinan sedang Tuhan hadirkan dihadapan kita untuk ditumbangkan!!
Roh kembali berkata dalam diri saya: Bertekunlah dan terus latih manusia rohmu sedemikian rupa dan berperanglah, sebab hari Tuhan sudah dekat!!#AkuCintaTuhan (Ps. Steven Agustinus)
Komentar
Posting Komentar