Multiplikasi
MULTIPLIKASI
JKI Holy Glory
Pst. Joseph Hendrik Gomulya
Dalam Alkitab Tuhan banyak sekali membuat pelipat gandaan dimana firman-Nya berkata sama seperti Yesus berada di bumi ini demikianlah juga seperti di sorga. Artinya pelipat gandaan harus menjadi bagian setiap kita dan bukan menjadi sesuatu hal yang mustahil dimana kita menangkap apa yang menjadi isi hati Tuhan dan mengalami pelipat gandaan dalam segala hal atas hidup kita baik itu dalam hal kebutuhan keuangan dan dalam hal pelayanan dalam menjangkau jiwa-jiwa.
"Sesudah itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit. Dan Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya. Dan Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat. Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: “Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?” Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya. Jawab Filipus kepada-Nya: “Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja.” Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya: “Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?” Kata Yesus: “Suruhlah orang-orang itu duduk.” Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: “Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang.” (Yohanes 6:1-12 TB)
Pelipat gandaan melalui 5 roti dan 2 ekor ikan benar-benar terjadi, nyata dan riil dimana tuhan sampai 2 kali melakukan hal yang sama ketika Tuhan memberi makan 4 ribu orang dengan 7 roti jelai. Ketika Tuhan mengadakan mujizat yang sama secara berulang sebenarnya Tuhan ingin berpesan bahwa hal yang sama (pelipat gandaan) itu dapat kita alami juga. Mari miliki keinginan dan kerinduan untuk mengalami pelipat gandaan dari Tuhan, karena apabila anda tidak mempunyai kerinduan yang cukup maka itu tidak akan pernah terjadi karena itu dijangkau dengan iman kita.
Pada saat orang banyak berbondong-bondong mengikut Yesus dan kemudian Yesus mengajukan pertanyaan kepada murid-murid-Nya dimana dan bagaimana memberi makan orang sebanyak itu sebenarnya bukan berarti Yesus tidak mengetahui bagaimana caranya memberi makan orang sebanyak itu.
Hal yang pertama untuk pelipat gandaan adalah Tuhan merindukan anda menangkap kerinduan hati Tuhan dimana sering kali itu bukan untuk diri kita tetapi kita menjadi bagian dari pelipat gandaan itu dimana kita mengetahui apa yang menjadi kebutuhan sorga, mengetahui panggilan dan memiliki belas kasihan akan jiwa-jiwa.
Sewaktu Yesus dipenuhi dengan belas kasihan ketika orang banyak mengikuti-Nya dimana Tuhan Yesus sebenarnya bisa saja melakukan itu sendiri tanpa campur tangan 5 roti dan 2 ekor ikan orang lain, tetapi Tuhan berjanji untuk kita menjadi bagian dari pelipat gandaan, menjadi sarana atau teman sekerja/partner yang menyatu dengan Tuhan untuk sebuah transformasi pelipat gandaan itu.
"Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: “Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?” (Yohanes 6:5 TB)
Apabila anda bisa melihat sebuah kebutuhan itu seringkali menjadi alat dimana multiplikasi pelipat gandaan itu terjadi. Tuhan Yesus bukannya tidak mengetahui jawabannya tetapi seperti ayat 6 katakan hal itu dilakukakn untuk mencobai murid-murid-Nya. Ketika kita melihat kebutuhan jiwa-jiwa atau kebutuhan orang banyak seringkali di titik seperti itu orang terkadang mengukur dengan kesanggupannya bukan karena kerinduan tetapi sewaktu kita menangkap akan kerinduan Tuhan maka yang sedikit Tuhan ubahkan menjadi banyak.
Orang Yahudi ketika melakukan perjalanan yang jauh dari rumah mereka pasti akan membawa bekal, jadi diantara segerombolan orang banyak yang mengikuti yang mengikuti Yesus bukan hanya anak kecil ini yang membawa makanan (5 roti jelai dan 2 ekor ikan) mereka mungkin membawa bekal yang lebih bagus atau bukan hanya roti saja atau jumlahnya mungkin jauh lebih banyak tetapi yang lainnya masing-masing mengukur seperti Filipus yang berkata 200 dinar tidak akan cukup untuk memberi makan sebegitu banyaknya orang. Sering kali memang ketika kita melihat kebutuhan yang sebanyak itu kita merasa itu tidak akan cukup untuk diri kita sendiri apalagi harus membagikannya kepada orang lain.
Terkadang Tuhan bertanya untuk bisa menemukan seseorang yang mau dipakai untuk menjadi alat-Nya buat kerajaan sorga yang bisa melihat kebutuhan sorga yang adalah sumber kekayaan dan pelipat gandaan maka ketika orang tidak bisa melihat kebutuhan sorga atau tidak mau member karena caranya melihat berbeda dengan cara Tuhan melihat. Tuhan tidak melihat seberapa banyak uang yang anda miliki tetapi Tuhan melihat seberapa anda menangkap akan kerinduan hati-Nya. Adakah orang yang yang mau memberikan hidupnya, memberikan pengabdiannya dan semua yang dimilikinya.
Hari-hari ini orang cenderung menjadi egois dimana adalah sebuah kebodohan untuk memikirkan kehidupan orang lain sedangkan hidupnya sendiri dalam keterbatasan, adalah sebuah kebodohan apabila orang memberikan atau meletakkan semua yang dimiliki atau disukai atau adalah sebuah kebodohan untuk orang bekerja tanpa di upah.
“Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?” (Yohanes 6:9 TB)
Tuhan selalu menunggu jawaban seperti perkataan Andreas di ayat 9 “Disini ada”, Tuhan mau berkata adakah hidup kita yang mau diserahkan seperti melihat kebutuhan memberi makan kota dan bangsa dan mengabaikan semua kenyamanan demi keselamatan kota dan bangsa dimana Tuhan tidak selalu mencari yang kaya tetapi Tuhan selalu memulainya dari yang sedikit. Seperti ketika Tuhan mengajar Ps Hendrik untuk memberikan semuanya ketika berada dalam serba kekurangan, Tuhan mengajar beliau untuk melayani dari yang sedikit dan setia pada itu untuk Tuhan mempercayakan yang lebih besar karena seringkali kunci dari pelipat gandaan adalah dari yang sedikit.
Kesaksian Ps Hendrik: Dalam sebuah rangkaian ibadah Tuhan berkata kepada Ps Hendrik untuk menyerahkan semua tersisa yang dimilikinya sementara saat itu pembangunan hotel ini kala itu terhenti pembangunannya selama 10 bulan dikendalakan dana dan ijin yang belum keluar, tetapi disaat Ps Hendrik taat untuk memberikan apa yang Tuhan inginkan karena beliau melihat kebutuhan dan kerinduan Tuhan akan jiwa-jiwa dan ajaibnya di saat ibadah yang berlangsung selama 3 hari itu masih berlangsung di hari terakhir, ijin pembangunan hotel ini keluar dan pembangunan kemudian dilanjutkan kembali.
Hal yang membatasi pelipat gandaan yang unlimited terjadi adalah karena selalu logika berpikir dan kepentingan diri sendiri yang menjadi penyebabnya sehingga kita hanya mengimani seperti apa yang kita pikirkan sehingga tidak akan pernah diluar yang kita pikirkan karena iman yang terbatas. Ketika anda mengetahui dan mengerti bagaimana kebutuhan sorga dan anda berada didalamnya maka pelipat gandaan terjadi.
Mari berhenti memikirkan diri sendiri seperti anak kecil yang memberikan seluruh yang ada padanya dan mengangkat itu dihadapan Tuhan walaupun itu kelihatannya tidak bernilai tetapi itu adalah yang terbaik maka Tuhan melihat itu.
Dalam setiap pelayanan mari menangkap visi Tuhan, melihat panggilan Tuhan, dan melihat kerinduan Tuhan akan jiwa-jiwa setelah itu kita bisa melihat apa yang menjadi kebutuhan sorga. Di saat kita melihat ada banyak orang miskin/orang kecil yang membutuhkan disitulah sebenarnya ada banyak pelipat gandaan terjadi, di saat kita melihat kekurangan atau kemiskinan itu bukan sebuah kemunduran dari suatu tempat tetapi itu adalah kesempatan kita untuk menuai jiwa-jiwa.
Apabila anda mempunyai banyak uang atau mempunyai banyak keahlian tetapi tidak pernah dibagikan kepada orang lain dan menyimpannya untuk diri sendiri maka pelipat gandaan atau multiplikasi itu tidak pernah terjadi.
Setiap kali ketika Tuhan meminta dan berkata “dimanakah dan bagaimana memberi makan orang yang berkekurangan” maka anda akan selalu ada dan berkata “disini ada” maka penyediaan-Nya/pelipat gandaan-Nya akan terjadi secara ajaib dan luar biasa walaupun yang anda punya itu sedikit tetapi ketika anda menangkap hati Tuhan maka yang sedikit itu akan Tuhan lipat gandakan.
Amin…
Writer : Untung Bongga Karua Tombon
JKI Holy Glory
Pst. Joseph Hendrik Gomulya
Dalam Alkitab Tuhan banyak sekali membuat pelipat gandaan dimana firman-Nya berkata sama seperti Yesus berada di bumi ini demikianlah juga seperti di sorga. Artinya pelipat gandaan harus menjadi bagian setiap kita dan bukan menjadi sesuatu hal yang mustahil dimana kita menangkap apa yang menjadi isi hati Tuhan dan mengalami pelipat gandaan dalam segala hal atas hidup kita baik itu dalam hal kebutuhan keuangan dan dalam hal pelayanan dalam menjangkau jiwa-jiwa.
"Sesudah itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit. Dan Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya. Dan Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat. Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: “Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?” Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya. Jawab Filipus kepada-Nya: “Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja.” Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya: “Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?” Kata Yesus: “Suruhlah orang-orang itu duduk.” Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: “Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang.” (Yohanes 6:1-12 TB)
Pelipat gandaan melalui 5 roti dan 2 ekor ikan benar-benar terjadi, nyata dan riil dimana tuhan sampai 2 kali melakukan hal yang sama ketika Tuhan memberi makan 4 ribu orang dengan 7 roti jelai. Ketika Tuhan mengadakan mujizat yang sama secara berulang sebenarnya Tuhan ingin berpesan bahwa hal yang sama (pelipat gandaan) itu dapat kita alami juga. Mari miliki keinginan dan kerinduan untuk mengalami pelipat gandaan dari Tuhan, karena apabila anda tidak mempunyai kerinduan yang cukup maka itu tidak akan pernah terjadi karena itu dijangkau dengan iman kita.
Pada saat orang banyak berbondong-bondong mengikut Yesus dan kemudian Yesus mengajukan pertanyaan kepada murid-murid-Nya dimana dan bagaimana memberi makan orang sebanyak itu sebenarnya bukan berarti Yesus tidak mengetahui bagaimana caranya memberi makan orang sebanyak itu.
Hal yang pertama untuk pelipat gandaan adalah Tuhan merindukan anda menangkap kerinduan hati Tuhan dimana sering kali itu bukan untuk diri kita tetapi kita menjadi bagian dari pelipat gandaan itu dimana kita mengetahui apa yang menjadi kebutuhan sorga, mengetahui panggilan dan memiliki belas kasihan akan jiwa-jiwa.
Sewaktu Yesus dipenuhi dengan belas kasihan ketika orang banyak mengikuti-Nya dimana Tuhan Yesus sebenarnya bisa saja melakukan itu sendiri tanpa campur tangan 5 roti dan 2 ekor ikan orang lain, tetapi Tuhan berjanji untuk kita menjadi bagian dari pelipat gandaan, menjadi sarana atau teman sekerja/partner yang menyatu dengan Tuhan untuk sebuah transformasi pelipat gandaan itu.
"Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: “Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?” (Yohanes 6:5 TB)
Apabila anda bisa melihat sebuah kebutuhan itu seringkali menjadi alat dimana multiplikasi pelipat gandaan itu terjadi. Tuhan Yesus bukannya tidak mengetahui jawabannya tetapi seperti ayat 6 katakan hal itu dilakukakn untuk mencobai murid-murid-Nya. Ketika kita melihat kebutuhan jiwa-jiwa atau kebutuhan orang banyak seringkali di titik seperti itu orang terkadang mengukur dengan kesanggupannya bukan karena kerinduan tetapi sewaktu kita menangkap akan kerinduan Tuhan maka yang sedikit Tuhan ubahkan menjadi banyak.
Orang Yahudi ketika melakukan perjalanan yang jauh dari rumah mereka pasti akan membawa bekal, jadi diantara segerombolan orang banyak yang mengikuti yang mengikuti Yesus bukan hanya anak kecil ini yang membawa makanan (5 roti jelai dan 2 ekor ikan) mereka mungkin membawa bekal yang lebih bagus atau bukan hanya roti saja atau jumlahnya mungkin jauh lebih banyak tetapi yang lainnya masing-masing mengukur seperti Filipus yang berkata 200 dinar tidak akan cukup untuk memberi makan sebegitu banyaknya orang. Sering kali memang ketika kita melihat kebutuhan yang sebanyak itu kita merasa itu tidak akan cukup untuk diri kita sendiri apalagi harus membagikannya kepada orang lain.
Terkadang Tuhan bertanya untuk bisa menemukan seseorang yang mau dipakai untuk menjadi alat-Nya buat kerajaan sorga yang bisa melihat kebutuhan sorga yang adalah sumber kekayaan dan pelipat gandaan maka ketika orang tidak bisa melihat kebutuhan sorga atau tidak mau member karena caranya melihat berbeda dengan cara Tuhan melihat. Tuhan tidak melihat seberapa banyak uang yang anda miliki tetapi Tuhan melihat seberapa anda menangkap akan kerinduan hati-Nya. Adakah orang yang yang mau memberikan hidupnya, memberikan pengabdiannya dan semua yang dimilikinya.
Hari-hari ini orang cenderung menjadi egois dimana adalah sebuah kebodohan untuk memikirkan kehidupan orang lain sedangkan hidupnya sendiri dalam keterbatasan, adalah sebuah kebodohan apabila orang memberikan atau meletakkan semua yang dimiliki atau disukai atau adalah sebuah kebodohan untuk orang bekerja tanpa di upah.
“Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?” (Yohanes 6:9 TB)
Tuhan selalu menunggu jawaban seperti perkataan Andreas di ayat 9 “Disini ada”, Tuhan mau berkata adakah hidup kita yang mau diserahkan seperti melihat kebutuhan memberi makan kota dan bangsa dan mengabaikan semua kenyamanan demi keselamatan kota dan bangsa dimana Tuhan tidak selalu mencari yang kaya tetapi Tuhan selalu memulainya dari yang sedikit. Seperti ketika Tuhan mengajar Ps Hendrik untuk memberikan semuanya ketika berada dalam serba kekurangan, Tuhan mengajar beliau untuk melayani dari yang sedikit dan setia pada itu untuk Tuhan mempercayakan yang lebih besar karena seringkali kunci dari pelipat gandaan adalah dari yang sedikit.
Kesaksian Ps Hendrik: Dalam sebuah rangkaian ibadah Tuhan berkata kepada Ps Hendrik untuk menyerahkan semua tersisa yang dimilikinya sementara saat itu pembangunan hotel ini kala itu terhenti pembangunannya selama 10 bulan dikendalakan dana dan ijin yang belum keluar, tetapi disaat Ps Hendrik taat untuk memberikan apa yang Tuhan inginkan karena beliau melihat kebutuhan dan kerinduan Tuhan akan jiwa-jiwa dan ajaibnya di saat ibadah yang berlangsung selama 3 hari itu masih berlangsung di hari terakhir, ijin pembangunan hotel ini keluar dan pembangunan kemudian dilanjutkan kembali.
Hal yang membatasi pelipat gandaan yang unlimited terjadi adalah karena selalu logika berpikir dan kepentingan diri sendiri yang menjadi penyebabnya sehingga kita hanya mengimani seperti apa yang kita pikirkan sehingga tidak akan pernah diluar yang kita pikirkan karena iman yang terbatas. Ketika anda mengetahui dan mengerti bagaimana kebutuhan sorga dan anda berada didalamnya maka pelipat gandaan terjadi.
Mari berhenti memikirkan diri sendiri seperti anak kecil yang memberikan seluruh yang ada padanya dan mengangkat itu dihadapan Tuhan walaupun itu kelihatannya tidak bernilai tetapi itu adalah yang terbaik maka Tuhan melihat itu.
Dalam setiap pelayanan mari menangkap visi Tuhan, melihat panggilan Tuhan, dan melihat kerinduan Tuhan akan jiwa-jiwa setelah itu kita bisa melihat apa yang menjadi kebutuhan sorga. Di saat kita melihat ada banyak orang miskin/orang kecil yang membutuhkan disitulah sebenarnya ada banyak pelipat gandaan terjadi, di saat kita melihat kekurangan atau kemiskinan itu bukan sebuah kemunduran dari suatu tempat tetapi itu adalah kesempatan kita untuk menuai jiwa-jiwa.
Apabila anda mempunyai banyak uang atau mempunyai banyak keahlian tetapi tidak pernah dibagikan kepada orang lain dan menyimpannya untuk diri sendiri maka pelipat gandaan atau multiplikasi itu tidak pernah terjadi.
Setiap kali ketika Tuhan meminta dan berkata “dimanakah dan bagaimana memberi makan orang yang berkekurangan” maka anda akan selalu ada dan berkata “disini ada” maka penyediaan-Nya/pelipat gandaan-Nya akan terjadi secara ajaib dan luar biasa walaupun yang anda punya itu sedikit tetapi ketika anda menangkap hati Tuhan maka yang sedikit itu akan Tuhan lipat gandakan.
Amin…
Writer : Untung Bongga Karua Tombon
Komentar
Posting Komentar