TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN ROHANI
TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN ROHANI
Hubungan umat Tuhan dengan pemimpin rohani yang Tuhan tetapkan, selama ini identik dengan sang 'pemimpin yang menjadi superhero'. Apapun masalah jemaat, pemimpin rohani siap melayani dan siap menyelesaikan. Minimal, sang pemimpin akan berdoa dengan sungguh - sungguh demi jemaat dapat keluar dari lobang masalah yang seringkali disebabkan oleh diri mereka sendiri. Ini sesungguhnya suatu keadaan yang tidak akurat, bahkan tidak seturut dengan kebenaran. Karena pemimpin rohani sesungguhnya mempunyai tanggung jawab untuk memperlengkapi, dan melakukan kehendak Tuhan, 'bukan melayani'! Selama ini konsep melayani yang ada di benak kita adalah sang pemimpin rohani siap melakukan apapun juga demi menyenangkan jemaat. Namun konsep tersebut sesungguhnya seperti 'baby sitter' yang sedang memastikan balita yang dirawatnya terus menerima asupan gizi dari tangannya. Bahkan 'cenderung seperti mengasuh anak nakal' yang terus dimanja dan diberikan apapun yang ia mau demi menjagai perasaannya agar tidak ngambek/kecewa/keluar dari gereja.
Padahal yang dimaksud Yesus datang untuk melayani adalah memastikan umatNya hidup dalam kematian daging, penyerahan hak, dan hidup dalam kebenaran, serta hidup dalam Roh. Sangat jauh dari konsep melayani penggembalaan gereja yang selama ini berkutat menjagai perasaan jemaat yang selalu minta diperhatikan dan didoakan.
Paulus menegaskan bahwa dirinya bukanlah model pemimpin rohani seperti yang 'kita mau'. Ia sebagai rasul membawa spirit yang berbeda. Yaitu roh yang memperlengkapi dan roh yang melatih melatih jemaat untuk hidup dalam kebenaran. Karena saat jemaat hidup dalam kebenaran, maka secara otomatis masalah akan makin menjauh dari hidupnya.
Sehingga sebagai pemimpin rohani dapat terus berfokus utk menyelesaikan kehendak Tuhan dan membawa umatNya untuk alami akselerasi pertumbuhan posisi rohani untuk menjadi gereja yang memerintah!!
Saat sang pemimpin rohani sedang terus memperlengkapi dan melatih jemaat, maka umatNya tidak boleh pasif. Namun harus pro-aktif menyadari bahwa dirinya sedang diperlengkapi dan dilatih untuk hidup dalam kebenaran. Bagian kita sebagai jemaat adalah melatih menumbuhkan minat dan kecenderungan hati kita agar tertuju pada kebenaran. Karena biang kerok masalah adalah hati kita yang tidak tertuju pada kebenaran.
Oleh karenanya kita harus memahami, saat kita menjadi ciptaan baru, maka saat itu jugalah kita harus melatih minat dan arah kecenderungan hati untuk tertuju kepada kebenaran dan realita hadiratNya (proses pembaharuan akal budi) Disinilah sesungguhnya fase krusial dalam hidup kita yang menentukan, apakah kita akan menjadi manusiawi, atau semakin serupa dengan Kristus. Banyak ciptaan baru (umat Tuhan) yang tidak alami akselerasi pertumbuhan kerohanian disebabkan karena mereka lalai dalam proses pelatihan minat dan arah kecenderungan hati. Mereka lebih memilih menjalani hidup dengan cara mengalir saja (tanpa gambaran dan proses pembangunan yang akurat) dan bahkan menjadi pasif. Dan lebih parahnya mereka meninggalkan kasih mula - mula terhadap Tuhan.
Ada beberapa ayat yang dituliskan oleh Paulus yang menunjukkan dimensi pelatihan minat dan arah kecenderungan hati sebagai satu fase kehidupan yang tidak boleh diabaikan.
1 Kor 9:24-27 "Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!
Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal.
Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.
Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.
Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak."
2 Tim 2:4-5 "Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.
Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga."
Paulus menggambarkan orang percaya sebagai olahragawan dan prajurit, sebagai wujud contoh dari seseorang yang terus berlatih. Prajurit dan olahragawan sangatlah identik dengan disiplin latihan yang tinggi.
Mereka tidak bisa lagi hidup sembarangan, fokus mereka hanya berlatih dan bertanding. Saat mereka berhasil melatih diri dengan maksimal, maka hasil pertandingan pasti akan memuaskan. Kemenangan menjadi bagian mereka!! Sama halnya seperti orang percaya yang terus melatih minat dan kecenderungan hati terus tertuju kepada kebenaran, maka setiap masalah dan tantangan kehidupan pasti akan ditaklukkan dengan mudah!! Semakin serius berlatih, maka semakin kuat dan perkasa dalam segala pertandingan iman!! Inilah kunci dari jemaat agar dapat memposisikan dirinya sebagai tiang - tiang penopang dalam gereja dan menjadi kunci bagi pemimpin rohani untuk dapat bergerak leluasa bersama RohNya dan melakukan kehendak Tuhan tanpa henti !!
Ternyata proses pelatihan minat dan arah kecenderungan hati ini sangat erat berkaitan dengan disiplin doa, baca firman, dan mendeklarasikan firman Tuhan, serta membangun manusia rohani. Roh - roh dunia saat ini sedang berupaya membuat kita menganggap bahwa kehidupan tersebut adalah kehidupan agamawi, jadul, dan tidak lagi relevan untuk dihidupi di zaman sekarang yang super canggih ini dan serba instant. Sehingga mencetak kita menjadi orang percaya yang malas. Malas berupaya, malas berkeringat, malas bangun pagi, malas berdoa, intinya menjadi malas membangun kehidupan rohani. Tapi sebaliknya, justru sangat cepat dan lincah, serta rajin meresponi hal - hal lahiriah dan duniawi. Tapi saya tegaskan, saya menolak cetakan dunia tersebut, saya katakan ; hal itu tidaklah berlaku bagi ku ! Saya berketatapan, untuk terus melatih diri saya sedemikian rupa, tiap jam membaca firman dan mendeklarasikannya. Tiap hari punya waktu khusus berdoa, dan tiap hari bertekun dalam pengajaran rasuli!! Saya percaya, hanya inilah jalan satu - satunya terlahir jemaat gereja mula - mula dan gereja efesus di abad 21.
Melalui jemaat inilah, realita kerajaan surga akan kembali nyata diatas muka bumi ini!! Sebab jemaat inilah yang akan berkolaborasi dengan sang pemimpin rohani untuk berfokus melakukan kehendak Tuhan. Sehingga tercipta momentum, kegerakan, dan ledakan rohani yang sangat besar untuk terjadinya perubahan atas kota dan bangsa !! #AkuCintaTuhan (Ps. Steven Agustinus)
Hubungan umat Tuhan dengan pemimpin rohani yang Tuhan tetapkan, selama ini identik dengan sang 'pemimpin yang menjadi superhero'. Apapun masalah jemaat, pemimpin rohani siap melayani dan siap menyelesaikan. Minimal, sang pemimpin akan berdoa dengan sungguh - sungguh demi jemaat dapat keluar dari lobang masalah yang seringkali disebabkan oleh diri mereka sendiri. Ini sesungguhnya suatu keadaan yang tidak akurat, bahkan tidak seturut dengan kebenaran. Karena pemimpin rohani sesungguhnya mempunyai tanggung jawab untuk memperlengkapi, dan melakukan kehendak Tuhan, 'bukan melayani'! Selama ini konsep melayani yang ada di benak kita adalah sang pemimpin rohani siap melakukan apapun juga demi menyenangkan jemaat. Namun konsep tersebut sesungguhnya seperti 'baby sitter' yang sedang memastikan balita yang dirawatnya terus menerima asupan gizi dari tangannya. Bahkan 'cenderung seperti mengasuh anak nakal' yang terus dimanja dan diberikan apapun yang ia mau demi menjagai perasaannya agar tidak ngambek/kecewa/keluar dari gereja.
Padahal yang dimaksud Yesus datang untuk melayani adalah memastikan umatNya hidup dalam kematian daging, penyerahan hak, dan hidup dalam kebenaran, serta hidup dalam Roh. Sangat jauh dari konsep melayani penggembalaan gereja yang selama ini berkutat menjagai perasaan jemaat yang selalu minta diperhatikan dan didoakan.
Paulus menegaskan bahwa dirinya bukanlah model pemimpin rohani seperti yang 'kita mau'. Ia sebagai rasul membawa spirit yang berbeda. Yaitu roh yang memperlengkapi dan roh yang melatih melatih jemaat untuk hidup dalam kebenaran. Karena saat jemaat hidup dalam kebenaran, maka secara otomatis masalah akan makin menjauh dari hidupnya.
Sehingga sebagai pemimpin rohani dapat terus berfokus utk menyelesaikan kehendak Tuhan dan membawa umatNya untuk alami akselerasi pertumbuhan posisi rohani untuk menjadi gereja yang memerintah!!
Saat sang pemimpin rohani sedang terus memperlengkapi dan melatih jemaat, maka umatNya tidak boleh pasif. Namun harus pro-aktif menyadari bahwa dirinya sedang diperlengkapi dan dilatih untuk hidup dalam kebenaran. Bagian kita sebagai jemaat adalah melatih menumbuhkan minat dan kecenderungan hati kita agar tertuju pada kebenaran. Karena biang kerok masalah adalah hati kita yang tidak tertuju pada kebenaran.
Oleh karenanya kita harus memahami, saat kita menjadi ciptaan baru, maka saat itu jugalah kita harus melatih minat dan arah kecenderungan hati untuk tertuju kepada kebenaran dan realita hadiratNya (proses pembaharuan akal budi) Disinilah sesungguhnya fase krusial dalam hidup kita yang menentukan, apakah kita akan menjadi manusiawi, atau semakin serupa dengan Kristus. Banyak ciptaan baru (umat Tuhan) yang tidak alami akselerasi pertumbuhan kerohanian disebabkan karena mereka lalai dalam proses pelatihan minat dan arah kecenderungan hati. Mereka lebih memilih menjalani hidup dengan cara mengalir saja (tanpa gambaran dan proses pembangunan yang akurat) dan bahkan menjadi pasif. Dan lebih parahnya mereka meninggalkan kasih mula - mula terhadap Tuhan.
Ada beberapa ayat yang dituliskan oleh Paulus yang menunjukkan dimensi pelatihan minat dan arah kecenderungan hati sebagai satu fase kehidupan yang tidak boleh diabaikan.
1 Kor 9:24-27 "Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!
Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal.
Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.
Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.
Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak."
2 Tim 2:4-5 "Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.
Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga."
Paulus menggambarkan orang percaya sebagai olahragawan dan prajurit, sebagai wujud contoh dari seseorang yang terus berlatih. Prajurit dan olahragawan sangatlah identik dengan disiplin latihan yang tinggi.
Mereka tidak bisa lagi hidup sembarangan, fokus mereka hanya berlatih dan bertanding. Saat mereka berhasil melatih diri dengan maksimal, maka hasil pertandingan pasti akan memuaskan. Kemenangan menjadi bagian mereka!! Sama halnya seperti orang percaya yang terus melatih minat dan kecenderungan hati terus tertuju kepada kebenaran, maka setiap masalah dan tantangan kehidupan pasti akan ditaklukkan dengan mudah!! Semakin serius berlatih, maka semakin kuat dan perkasa dalam segala pertandingan iman!! Inilah kunci dari jemaat agar dapat memposisikan dirinya sebagai tiang - tiang penopang dalam gereja dan menjadi kunci bagi pemimpin rohani untuk dapat bergerak leluasa bersama RohNya dan melakukan kehendak Tuhan tanpa henti !!
Ternyata proses pelatihan minat dan arah kecenderungan hati ini sangat erat berkaitan dengan disiplin doa, baca firman, dan mendeklarasikan firman Tuhan, serta membangun manusia rohani. Roh - roh dunia saat ini sedang berupaya membuat kita menganggap bahwa kehidupan tersebut adalah kehidupan agamawi, jadul, dan tidak lagi relevan untuk dihidupi di zaman sekarang yang super canggih ini dan serba instant. Sehingga mencetak kita menjadi orang percaya yang malas. Malas berupaya, malas berkeringat, malas bangun pagi, malas berdoa, intinya menjadi malas membangun kehidupan rohani. Tapi sebaliknya, justru sangat cepat dan lincah, serta rajin meresponi hal - hal lahiriah dan duniawi. Tapi saya tegaskan, saya menolak cetakan dunia tersebut, saya katakan ; hal itu tidaklah berlaku bagi ku ! Saya berketatapan, untuk terus melatih diri saya sedemikian rupa, tiap jam membaca firman dan mendeklarasikannya. Tiap hari punya waktu khusus berdoa, dan tiap hari bertekun dalam pengajaran rasuli!! Saya percaya, hanya inilah jalan satu - satunya terlahir jemaat gereja mula - mula dan gereja efesus di abad 21.
Melalui jemaat inilah, realita kerajaan surga akan kembali nyata diatas muka bumi ini!! Sebab jemaat inilah yang akan berkolaborasi dengan sang pemimpin rohani untuk berfokus melakukan kehendak Tuhan. Sehingga tercipta momentum, kegerakan, dan ledakan rohani yang sangat besar untuk terjadinya perubahan atas kota dan bangsa !! #AkuCintaTuhan (Ps. Steven Agustinus)
Komentar
Posting Komentar