KECAPI TRANSPARAN KEMULIAAN
*KECAPI TRANSPARAN KEMULIAAN*
Ini kecapi yg dalamnya ada urat-urat seperti aliran darah. Ternyata ini adalah kecapi martir. Dibunyikan dari korban yg diletakkan dan di kesunyian sekalipun , di tempat beku sekalipun, tempat paling keras sekalipun , dia bisa terus mengeluarkan bunyi. Saat kecapi itu jatuh dihancurkan dia akan makin besar dan makin bersinar.
Martir (bahasa Inggris: martyr) adalah sebuah kata yang berasal dari Bahasa Yunani, yaitu μαρτυρ, artinya "saksi" atau "orang yang memberikan kesaksian". Kata ini umumnya dipakai untuk orang-orang yang berkorban, seringkali sampai mati, demi kepercayaannya. Dalam Gereja Katolik Roma, "Martir" adalah seseorang yang berani berjuang hingga mati demi membela iman dan kepercayaannya terhadap Yesus Kristus. Dalam agama Islam digunakan kata bahasa Arab, syahid, untuk merujuk kepada makna yang sama.
"Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya." (Lukas 2:14)
Di dalam Alkitab, arti kata "kemuliaan" (Glory), "Kabod" (bahasa Ibrani) adalah Mulia, Agung, Makmur, Berlimpah; "Doxa" (bahasa Yunani): Semarak, Kecemerlangan, Kemasyhuran. Khusus melihat Injil Lukas 2:14, kita menemukan kata "kemuliaan" seperti ‘doksologi‘. Kata (doxa) ini digunakan untuk menjelaskan beberapa hal penting yaitu: pertama, sifat dan tindakan Tuhan dalam manifestasi diri-Nya sendiri. Kedua, karakter dan cara Tuhan seperti yang diperagakan melalui Kristus dan melalui orang percaya (2 Korintus 3:18; 4:6). Ketiga, dari keadaan penuh berkat dimana orang percaya untuk selanjutnya masuk menjadi serupa dengan Kristus -- (Roma 8:18, 21; Filipi 3:21). Keempat, kecerahan atau kemegahan: supranatural, berasal dari Allah (seperti dalam shekinah "glory" dalam tiang awan dan dalam Kemah Suci).
Konsep martir berkembang dalam Perjanjian Baru sebagai seseorang yang dapat memberikan kesaksian mengenai kehidupan dan kuasa Tuhan Yesus Kristus. "(Yohanes) datang sebagai saksi (marturia) untuk memberi kesaksian tentang Terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya" - Yohanes 1:7 & "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi (martus) - Ku di Yerusalem dan seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi" (Kisah Para Rasul 1:8).
Menurut definisi saat ini, seorang martir adalah seseorang yang meninggal karena imannya. Sayangnya, karena defenisi ini kita kehilangan arti sesungguhnya dan yang dalam mengenai dunia martir.
St. Agustinus pernah berkata bahwa, "Penyebablah, bukan penderitaan, yang menjadikan seseorang menjadi martir yang sejati." Martir dalam bahasa Yunani berarti "seseorang yang mengingat, dan yang memiliki pengetahuan tentang kebenaran dengan merenungkannya, serta yang dapat membagikan kesaksian tentang kebenaran tersebut" yang secara literal berarti seorang "saksi".
Martir Perjanjian Baru bukan hanya seseorang yang menyaksikan kebenaran dan kuasa Yesus Kristus untuk pribadinya, namun juga seseorang yang diperintahkan untuk memberikan kesaksian itu kepada orang lain, berapapun harga yang harus dibayar. Dalam Kisah Para Rasul 7, kita membaca tentang Stefanus yang dilempari batu. Peristiwa ini menjadikannya sebagai orang pertama yang membayar harga tertinggi karena memberikan kesaksian. Mulai saat inilah kata martir memiliki arti yang lebih kuat karena seseorang yang tidak hanya menjadi saksi tetapi karena seseorang yang juga berkemauan memberikan hidupnya atau menjadi martir karena alasan memberikan kesaksian. Sepanjang perkembangan jemaat mula-mula, konsep martir terus berkembang menjadi "seseorang yang memberikan kesaksian dibawah ancaman," dan "seseorang yang meneladani Kristus"
Saat Polycarpus dibunuh oleh penguasa Roma pada abad kedua (dijatuhi hukuman dibakar hidup-hidup), ia diakui sebagai seseorang yang hidupnya telah menjadi teladan iman dalam Yesus Kristus. Dalam sebuah surat yang ditujukan kada jemaat di Smirna, Polycarpus diberi gelar sebagai "martir" sebab meninggal oleh karena imannya.
Contoh :
*Stefanus,* yang namanya berarti “mahkota” (Kisah Para Rasul 6-8 ). Ia menjadi martir karena memberitakan Injil kepada orang-orang yang telah membunuh Yesus dengan setia. Mereka menjadi begitu marah mendengar hal yang ia katakan kepada mereka sehingga mereka mendorongnya keluar kota dan melemparinya dengan batu sampai mati. Kemartiran Stefanus terjadi 8 tahun setelah penyaliban Tuhannya. Itu berarti kematiannya terjadi pada tahun 35 M karena sesungguhnya Yesus dianggap lahir pada tahun 6 S.M. sekitar dua tahun sebelum Herodes Agung mati pada tahun 4 S.M. (lihat Matius 2:16).
Kebencian yang sama akibat kebencian mereka terhadap Stefanus menyebabkan timbulnya penganiayaan besar terhadap semua orang yang mengaku percaya kepada Kristus sebagai Mesias. Lukas mencatat, “Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria.” (Kisah Para Rasul 8:1). Selama waktu itu, sekitar 2.000 orang Kristen menjadi martir, termasuk Nikanor, satu dari tujuh diaken yang diangkat gereja (Kisah Para RasuI6:5).
Kis 7:58-60
58 Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus.
59 Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.”
60 Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!” Dan dengan perkataan itu meninggallah ia.
Kesimpulannya, definisi seorang martir Kristen adalah "seseorang yang memilih untuk menderita sampai mati daripada menyangkal Kristus atau karya-Nya; yang mengorbankan sesuatu yang sangat penting untuk melebarkan Kerajaan Allah; yang bertahan dalam penderitaan yang hebat karena menjadi saksi Kristus"
Tuhan memberi kemampuan kepada kita untuk menjadi saksiNya dalam kehidupan kita. Amin.
By His Grace
Joshua Ivan Sudrajat
Ini kecapi yg dalamnya ada urat-urat seperti aliran darah. Ternyata ini adalah kecapi martir. Dibunyikan dari korban yg diletakkan dan di kesunyian sekalipun , di tempat beku sekalipun, tempat paling keras sekalipun , dia bisa terus mengeluarkan bunyi. Saat kecapi itu jatuh dihancurkan dia akan makin besar dan makin bersinar.
Martir (bahasa Inggris: martyr) adalah sebuah kata yang berasal dari Bahasa Yunani, yaitu μαρτυρ, artinya "saksi" atau "orang yang memberikan kesaksian". Kata ini umumnya dipakai untuk orang-orang yang berkorban, seringkali sampai mati, demi kepercayaannya. Dalam Gereja Katolik Roma, "Martir" adalah seseorang yang berani berjuang hingga mati demi membela iman dan kepercayaannya terhadap Yesus Kristus. Dalam agama Islam digunakan kata bahasa Arab, syahid, untuk merujuk kepada makna yang sama.
"Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya." (Lukas 2:14)
Di dalam Alkitab, arti kata "kemuliaan" (Glory), "Kabod" (bahasa Ibrani) adalah Mulia, Agung, Makmur, Berlimpah; "Doxa" (bahasa Yunani): Semarak, Kecemerlangan, Kemasyhuran. Khusus melihat Injil Lukas 2:14, kita menemukan kata "kemuliaan" seperti ‘doksologi‘. Kata (doxa) ini digunakan untuk menjelaskan beberapa hal penting yaitu: pertama, sifat dan tindakan Tuhan dalam manifestasi diri-Nya sendiri. Kedua, karakter dan cara Tuhan seperti yang diperagakan melalui Kristus dan melalui orang percaya (2 Korintus 3:18; 4:6). Ketiga, dari keadaan penuh berkat dimana orang percaya untuk selanjutnya masuk menjadi serupa dengan Kristus -- (Roma 8:18, 21; Filipi 3:21). Keempat, kecerahan atau kemegahan: supranatural, berasal dari Allah (seperti dalam shekinah "glory" dalam tiang awan dan dalam Kemah Suci).
Konsep martir berkembang dalam Perjanjian Baru sebagai seseorang yang dapat memberikan kesaksian mengenai kehidupan dan kuasa Tuhan Yesus Kristus. "(Yohanes) datang sebagai saksi (marturia) untuk memberi kesaksian tentang Terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya" - Yohanes 1:7 & "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi (martus) - Ku di Yerusalem dan seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi" (Kisah Para Rasul 1:8).
Menurut definisi saat ini, seorang martir adalah seseorang yang meninggal karena imannya. Sayangnya, karena defenisi ini kita kehilangan arti sesungguhnya dan yang dalam mengenai dunia martir.
St. Agustinus pernah berkata bahwa, "Penyebablah, bukan penderitaan, yang menjadikan seseorang menjadi martir yang sejati." Martir dalam bahasa Yunani berarti "seseorang yang mengingat, dan yang memiliki pengetahuan tentang kebenaran dengan merenungkannya, serta yang dapat membagikan kesaksian tentang kebenaran tersebut" yang secara literal berarti seorang "saksi".
Martir Perjanjian Baru bukan hanya seseorang yang menyaksikan kebenaran dan kuasa Yesus Kristus untuk pribadinya, namun juga seseorang yang diperintahkan untuk memberikan kesaksian itu kepada orang lain, berapapun harga yang harus dibayar. Dalam Kisah Para Rasul 7, kita membaca tentang Stefanus yang dilempari batu. Peristiwa ini menjadikannya sebagai orang pertama yang membayar harga tertinggi karena memberikan kesaksian. Mulai saat inilah kata martir memiliki arti yang lebih kuat karena seseorang yang tidak hanya menjadi saksi tetapi karena seseorang yang juga berkemauan memberikan hidupnya atau menjadi martir karena alasan memberikan kesaksian. Sepanjang perkembangan jemaat mula-mula, konsep martir terus berkembang menjadi "seseorang yang memberikan kesaksian dibawah ancaman," dan "seseorang yang meneladani Kristus"
Saat Polycarpus dibunuh oleh penguasa Roma pada abad kedua (dijatuhi hukuman dibakar hidup-hidup), ia diakui sebagai seseorang yang hidupnya telah menjadi teladan iman dalam Yesus Kristus. Dalam sebuah surat yang ditujukan kada jemaat di Smirna, Polycarpus diberi gelar sebagai "martir" sebab meninggal oleh karena imannya.
Contoh :
*Stefanus,* yang namanya berarti “mahkota” (Kisah Para Rasul 6-8 ). Ia menjadi martir karena memberitakan Injil kepada orang-orang yang telah membunuh Yesus dengan setia. Mereka menjadi begitu marah mendengar hal yang ia katakan kepada mereka sehingga mereka mendorongnya keluar kota dan melemparinya dengan batu sampai mati. Kemartiran Stefanus terjadi 8 tahun setelah penyaliban Tuhannya. Itu berarti kematiannya terjadi pada tahun 35 M karena sesungguhnya Yesus dianggap lahir pada tahun 6 S.M. sekitar dua tahun sebelum Herodes Agung mati pada tahun 4 S.M. (lihat Matius 2:16).
Kebencian yang sama akibat kebencian mereka terhadap Stefanus menyebabkan timbulnya penganiayaan besar terhadap semua orang yang mengaku percaya kepada Kristus sebagai Mesias. Lukas mencatat, “Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria.” (Kisah Para Rasul 8:1). Selama waktu itu, sekitar 2.000 orang Kristen menjadi martir, termasuk Nikanor, satu dari tujuh diaken yang diangkat gereja (Kisah Para RasuI6:5).
Kis 7:58-60
58 Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus.
59 Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.”
60 Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!” Dan dengan perkataan itu meninggallah ia.
Kesimpulannya, definisi seorang martir Kristen adalah "seseorang yang memilih untuk menderita sampai mati daripada menyangkal Kristus atau karya-Nya; yang mengorbankan sesuatu yang sangat penting untuk melebarkan Kerajaan Allah; yang bertahan dalam penderitaan yang hebat karena menjadi saksi Kristus"
Tuhan memberi kemampuan kepada kita untuk menjadi saksiNya dalam kehidupan kita. Amin.
By His Grace
Joshua Ivan Sudrajat
Komentar
Posting Komentar