TELADAN DEBORA
=TELADAN DEBORA=
Hakim-hakim 4 :1-24 dan 5 : 1-31
Pagi Ini Tuhan menyuruh saya untuk mempelajari Hakim Wamita, namanya Debora.
Debora atau Dvora (bahasa Ibrani: דְּבוֹרָה, Standar Dəvora Tiberias Dəḇôrāh, artinya "lebah") adalah seorang nabiah dan hakim perempuan satu-satunya dari zaman pra-kerajaan Israel di dalam Perjanjian Lama dan Tanakh.
Debora adalah wanita yang paling bertalenta dalam Alkitab. Seorang nabiah (yang menerima firman Allah untuk disampaikan kepada umat-Nya), istri Lapidot sebagai seorang hakim yang memimpin Israel *Debora tetap tunduk kepada sang suami Lapidot dalam kehidupan sehari-hari.* Pernikahan tidak pernah dirancang untuk menghalangi pelayanan wanita; pernikahan justru dirancang untuk mendukung pelayanan. Seorang Hakim atas orang Israel serta seorang penyanyi dan penyair.
Debora dipakai Tuhan untuk mengatakan kepada Barak bahwa Tuhan memerintahkan Barak untuk memimpin pasukan untuk melawan Sisera. Maksud Debora menyuruh Barak maju sendiri adalah untuk memberi kesempatan supaya Barak sendiri yang akan dikenang dalam sejarah perjuangan orang-orang Israel pada waktu itu. Namun, Barak mengatakan “jika kamu ikut maka aku akan ikut” Terlihat Barak menolak maksud Debora, karena Barak sedang dikuasai oleh ketakutan terhadap kekuatan musuh.
Mungkin kebanyakan orang akan mengambil bagian dalam memimpin perang yang sudah diketahui bahwa dia akan menang dalam perang itu sehingga akan mendapat banyak pujian, hadiah dan kehormatan. Namun, berbeda halnya dengan yang dilakukan oleh Debora.
*Aku belajar untuk melihat Sikap Rendah Hati yang Debora miliki.*
Sepertinya Debora yang tidak suka mencari pujian terhadap diri sendiri. Mungkin Debora biasa hidup dalam kerendahan hati. Menghadapi kehidupan di tengah-tengah krisis, sikap rendah hati itu penting, karena orang yang merendahkan diri di hadapan Tuhan, mereka itulah yang akan ditinggikan pada waktunya.
Orang yang rendah hati tidak terganggu dengan segala gengsi dalam kehidupan. Orang yang rendah hati akan mudah untuk berserah, dan mereka tetap berharap kepada Tuhan. Orang yang rendah hati akan mendapat kemenangan di tengah segala bentuk krisis yang sedang mereka hadapi.
*Aku juga belajar Sikap menjadi Pendengar yang baik dari Debora.*
Debora tidak memotong pembicaraan Barak ketika Barak menyampaikan suatu usulan, walaupun sebelumnya Debora tahu bahwa Tuhan sudah mengatakannya. Debora menghargai usulannya dan mendengar tentang pernyataannya tidak maju tanpa ditemani Debora. Debora menerima usulan Barak, tetapi konsekuensinya ialah Barak tidak akan mendapat kehormatan.
*Aku belajar sikap menjadi pemimpin yang berani ambil resiko.*
Debora berani karena kebenaran yang diyakininya sesuai dengan penyataan Tuhan. Dalam menjalankan tugas Debora tidak sendiri, mereka bekerja sama untuk menjalankan tugas tersebut.
Perintah Debora kepada Barak pada saat yang sama merupakan untuk membangkitkan semangat. “Jangan takut akan jumlah mereka yang banyak” Debora berkata penuh dengan keyakinan, Debora melihat dari sudut pandang Allah bahwa musuh mereka akan dikalahkan dan untungnya Debora tidak melihat dari sudut pandang manusia. Kebanyakan aku sendiri saat melakukan sesuatu kebanyakan melihat dari sudut pandang diriku bukan ke Tuhan. Hal hasil membuat aku lambat untuk bertumbuh dalam Tuhan.
Barak berpikir bahwa tidak mungkin mengalahkan mereka yang begitu banyak dengan sembilan ratus kereta besi, kalau zaman sekarang kereta besi adalah “Tangki atau Tank”. Dalam arti alat perang yang digunakan Sisera begitu cangih pada waktu itu, dengan kata lain alat tersebut modern. Itulah yang membuat Barak tidak berani maju berperang melawan musuh-musuh mereka, karena kalau Sisera dan orang-orang Kanaan menyerang dengan kereta besi sangat cepat sekali.
Sepertinya di Israel tidak ada pemimpin lain yang mampu berperan, sehingga kondisi pada saat itu tidak mampu mencegah Debora untuk tampil sebagai seorang pemimpin utama. Sehingga dalam keadaan yang sulit dan kritis, Debora dapat tampil sebagai panglima perang dan memerintah di Israel. Karena kebenaran, Debora berani maju berperang memimpin bangsa Israel bersama dengan Barak. Keberanian yang Debora lakukan bukan sembarang berani, namum Debora berani karena kebenaran ilahi. Yang menarik dalam bagian ini adalah keberanian Debora mengadili pemimpin bangsa.
Sebagai seorang perempuan, Debora adalah pemimpin yang tangguh dan berwibawa di hadapan orang yang dipimpin, serta pengendalian emosi yang baik dan bijaksana Debora tidak hanya berani menghakimi para pemimpin bangsa, dan dalam pertempuran saja, namun Debora berani mengambil kesempatan untuk memimpin bangsa Israel.
Keberanian Debora sangat luar biasa, Debora berani mengambil kesempatan menjadi pemimpin, karena kesempatan tersebut tidak akan terulang kembali. Sebagai pemimpin Kristen sebaiknya berani mangambil langkah perubahan apa bila ada kesempatan. Kesempatan yang baik jangan dilewatkan begitu saja.
Keberanian Debora dapat diteladani, kesempatan yang diambilnya ialah kesempatan yang baik untuk memulai langkah perubahan bagi bangsa Israel.
*Belajar “Tunduk” dari Debora.*
Debora mengajarkan bagaimana seorang wanita harus bertindak bijaksana sekalipun ia menjadi seorang pemimpin. Debora dengan rendah hati mendelegasikan tugas, namun ia juga berani mengambil tanggung jawab ketika orang yang dipimpinnya tidak mampu. Dia juga wanita berani, dan tegas dalam kepemimpinannya. Hidup Debora adalah ilustrasi yang indah tentang kekuatan bahwa kaum wanita dapat memengaruhi masyarakat dengan hal-hal yang baik. Pengaruh besar yang dimiliki Debora adalah bukti nyata bahwa semua orang Israel datang kepada Debora untuk meminta nasihat dan penilaian. Tentu tidak mudah bagi Lapidot untuk hidup "di bawah bayang-bayang istrinya".
Jabatan, kedudukan, dan peranan istrinya begitu besar di mata umat Israel, dan bagi Debora sendiri tentu sangat mudah untuk "meninggikan dirinya" di hadapan suaminya.
Namun firman Tuhan mengatakan:" Hai istri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala istri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat" (Efesus 5 :22-23). Di bagian lain, firman Tuhan mengatakan: "Hai istri-istri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan" (Kolose 3:18). Tunduk kepada suami adalah perintah Tuhan, dan sebagai seorang yang takut akan Tuhan, dapat diyakini bahwa itulah yang Debora lakukan.
Debora tidak hanya tunduk kepada suaminya, terlebih sebagai pemimpin yang berhasil Debora menunjukkan ketaatannya kepada semua perintah Tuhan. Di dalam kitab hakim-hakim, pemimpin-pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang memperlihatkan ketaatan mereka kepada perintah Tuhan atau komitmen mereka kepada Tuhan, walaupun perintah itu kadang-kadang tidak masuk akal. Debora dan Barak juga adalah pemimpin sukses.
*Belajar Ketaatan kepada Perintah Tuhan dari seorang Debora.*
Debora memperlihatkan ketaatannya kepada Allah ketika mereka maju berperang melawan Bangsa Kanaan. Hasil dari ketaatan mereka atau komitmen mereka, Allah membuat mereka menjadi pemimpin yang berhasil .
*Belajar berpihak pada kebenaran dari seorang Debora.*
Keberanian Debora adalah karena kebenaran yang diyakini sesuai dengan pernyataan Tuhan. Keyakinannya akan kebenaran TUHAN yang membuatnya mengambil bertindak benar.
Belajar Berpegang Teguh pada Pendirian dari seorang Debora. Perintah Debora kepada Barak pada saat yang sama juga merupakan sesuatu yang membangkitkan semangat. “Jangan takut akan jumlah mereka yang banyak,” Debora berkata penuh dengan keyakinan, Debora melihat dari sudut pandangan Allah, bahwa musuh mereka akan dikalahkan. Debora tidak mudah digoyahkan oleh seberapa kuat dan banyaknya pasukan Sisera walapun mereka mempunyai 900 kereta besi, Debora tetap pada pendiriannya bahwa mereka pasti menang, karena Allah ada dipihak umat-Nya.
*Belajar menjadi Motivator dari seorang Debora.*
Debora adalah salah satu pemimpin wanita memiliki karateristik yang baik, yaitu menjadi motivator bagi orang lain. Hakim-Hakim 4:14 Lalu berkatalah Debora kepada Barak: “Bersiaplah, sebab inilah harinya Tuhan menyerahkan Sisera kedalam tanganmu. Bukankah TUHAN telah maju di depan engkau?” Lalu turunlah Barak dari gunung Tabor dan sepuluh ribu orang mengikuti dia”. Dorongan atau motivasi yang dilakukan Debora kepada Barak adalah bahwa Debora menghargai orang lain. Perintah Debora kepada Barak untuk maju melainkan untuk memotivasi Barak. Debora yakin dengan pesan firman Tuhan yang telah diterima dari TUHAN. Perintah itu adalah langsung dari perintah-Nya. Oleh sebab itulah Debora memberi keyakinan kepada Barak untuk maju supaya jangan takut, karena TUHAN akan menyerahkan Sisera kedalam tangan mereka. Perintah “Bukankah Tuhan telah maju di depan engkau?”, Perintah ini adalah memberi dorongan semangat bagi Barak.
Ternyata kegiatan bermasyarakat dapat berfungsi dengan cara yang terbaik apabila laki-laki dan perempuan secara harmonis melaksanakan tugas-tugas yang diberikan Allah kepada mereka. Debora dan Barak menunjukkan betapa benarnya prinsip itu. Biasanya laki-laki bertanggung jawab untuk memimpin, tetapi dalam peristiwa ini perempuanlah yang memegang pimpinan.
Allah tidak selalu bekerja dengan mengikuti pola-pola tertentu saja, namun Allah selalu mencari orang-orang yang bersedia dipakai sebagai alat apa saja sesuai dengan kehendak-Nya.
Debora tidak menggunakan kekuasaan sebagai pemimpin dengan semena-mena, Debora bertindak dalam batas-batas yang menjadi tanggung jawab sebagai pemimpin. Debora adalah seorang perempuan yang hebat dan berbakat yang dapat menjalankan tugas dengan cakap, sebagai perempuan yang memiliki kekuatan rohani dan rohani yang sangat hebat. Debora juga mengajarkan hukum-hukum Allah kepada bangsa Israel.
Tetapi selain itu juga Debora mahir dalam memberi petunjuk-petunjuk yang tepat untuk operasi militer. Debora pandai menggunakan pedang seperti mempergunakan pena. Debora tidak membanggakan kekuatan terbesar kemanusiawian yang dimiliki, walaupun sangat banyak menonjol.
Debora mengetahui bahwa kekuatan itu hanya berasal dari Allah saja. Dalam nyanyian Debora yang merupakan puisi yang membuktikan bahwa kekuatan tersebut ada di dalam Allah. Artinya adalah sukacita terbesar yang mereka alami dari peristiwa tersebut berasal dari Allah. Dalam kisah ini Barak sebagai pelaku perang, tetapi tokoh yang utama diceritakan dalam kitab ini adalah Debora.
*Belajar Peduli Terhadap Orang Lain. Debora adalah pemimpin yang peduli terhadap bangsanya.*
Kepeduliannya tidak hanya dalam masalah sosial politik, Debora sangat prihatin terhadap kerohanian bangsanya yang sangat terpuruk (Hak 4:1)
Demikianlah hendaknya seorang pemimpin Kristen sebaiknya peduli terhadap para pengikut dan orang disekitarnya yang membutuhkan pertolongan seperti hati Debora.
*Belajar Mengajak orang pada Kebaikan. Debora adalah pemimpin bangsa Israel.*
Orang-orang datang kepadanya meminta nasehat. Debora mencoba mengajak Israel kembali kepada Allah.
*Belajar Mengerti Keinginan Orang Lain.*
Debora adalah orang yang mengerti orang lain, contohnya pada ayat 8 Barak mau maju kalau Debora menemaninya. Debora ingin mengerti apa keinginan Barak, kemudian Debora mengabulkan keinginan Barak agar menemaninya dalam pertempuan (Hakim-hakim 4:9).
Debora adalah Seorang Hakim Wanita di Israel, Ia adalah Pahlawan pada masanya. Dia mempunyai banyak TELADAN yang bisa kita jadikan pedoman hidup kita.
TUHAN MEMBERKATI
By His Grace
Joshua Ivan Sudrajat
Hakim-hakim 4 :1-24 dan 5 : 1-31
Pagi Ini Tuhan menyuruh saya untuk mempelajari Hakim Wamita, namanya Debora.
Debora atau Dvora (bahasa Ibrani: דְּבוֹרָה, Standar Dəvora Tiberias Dəḇôrāh, artinya "lebah") adalah seorang nabiah dan hakim perempuan satu-satunya dari zaman pra-kerajaan Israel di dalam Perjanjian Lama dan Tanakh.
Debora adalah wanita yang paling bertalenta dalam Alkitab. Seorang nabiah (yang menerima firman Allah untuk disampaikan kepada umat-Nya), istri Lapidot sebagai seorang hakim yang memimpin Israel *Debora tetap tunduk kepada sang suami Lapidot dalam kehidupan sehari-hari.* Pernikahan tidak pernah dirancang untuk menghalangi pelayanan wanita; pernikahan justru dirancang untuk mendukung pelayanan. Seorang Hakim atas orang Israel serta seorang penyanyi dan penyair.
Debora dipakai Tuhan untuk mengatakan kepada Barak bahwa Tuhan memerintahkan Barak untuk memimpin pasukan untuk melawan Sisera. Maksud Debora menyuruh Barak maju sendiri adalah untuk memberi kesempatan supaya Barak sendiri yang akan dikenang dalam sejarah perjuangan orang-orang Israel pada waktu itu. Namun, Barak mengatakan “jika kamu ikut maka aku akan ikut” Terlihat Barak menolak maksud Debora, karena Barak sedang dikuasai oleh ketakutan terhadap kekuatan musuh.
Mungkin kebanyakan orang akan mengambil bagian dalam memimpin perang yang sudah diketahui bahwa dia akan menang dalam perang itu sehingga akan mendapat banyak pujian, hadiah dan kehormatan. Namun, berbeda halnya dengan yang dilakukan oleh Debora.
*Aku belajar untuk melihat Sikap Rendah Hati yang Debora miliki.*
Sepertinya Debora yang tidak suka mencari pujian terhadap diri sendiri. Mungkin Debora biasa hidup dalam kerendahan hati. Menghadapi kehidupan di tengah-tengah krisis, sikap rendah hati itu penting, karena orang yang merendahkan diri di hadapan Tuhan, mereka itulah yang akan ditinggikan pada waktunya.
Orang yang rendah hati tidak terganggu dengan segala gengsi dalam kehidupan. Orang yang rendah hati akan mudah untuk berserah, dan mereka tetap berharap kepada Tuhan. Orang yang rendah hati akan mendapat kemenangan di tengah segala bentuk krisis yang sedang mereka hadapi.
*Aku juga belajar Sikap menjadi Pendengar yang baik dari Debora.*
Debora tidak memotong pembicaraan Barak ketika Barak menyampaikan suatu usulan, walaupun sebelumnya Debora tahu bahwa Tuhan sudah mengatakannya. Debora menghargai usulannya dan mendengar tentang pernyataannya tidak maju tanpa ditemani Debora. Debora menerima usulan Barak, tetapi konsekuensinya ialah Barak tidak akan mendapat kehormatan.
*Aku belajar sikap menjadi pemimpin yang berani ambil resiko.*
Debora berani karena kebenaran yang diyakininya sesuai dengan penyataan Tuhan. Dalam menjalankan tugas Debora tidak sendiri, mereka bekerja sama untuk menjalankan tugas tersebut.
Perintah Debora kepada Barak pada saat yang sama merupakan untuk membangkitkan semangat. “Jangan takut akan jumlah mereka yang banyak” Debora berkata penuh dengan keyakinan, Debora melihat dari sudut pandang Allah bahwa musuh mereka akan dikalahkan dan untungnya Debora tidak melihat dari sudut pandang manusia. Kebanyakan aku sendiri saat melakukan sesuatu kebanyakan melihat dari sudut pandang diriku bukan ke Tuhan. Hal hasil membuat aku lambat untuk bertumbuh dalam Tuhan.
Barak berpikir bahwa tidak mungkin mengalahkan mereka yang begitu banyak dengan sembilan ratus kereta besi, kalau zaman sekarang kereta besi adalah “Tangki atau Tank”. Dalam arti alat perang yang digunakan Sisera begitu cangih pada waktu itu, dengan kata lain alat tersebut modern. Itulah yang membuat Barak tidak berani maju berperang melawan musuh-musuh mereka, karena kalau Sisera dan orang-orang Kanaan menyerang dengan kereta besi sangat cepat sekali.
Sepertinya di Israel tidak ada pemimpin lain yang mampu berperan, sehingga kondisi pada saat itu tidak mampu mencegah Debora untuk tampil sebagai seorang pemimpin utama. Sehingga dalam keadaan yang sulit dan kritis, Debora dapat tampil sebagai panglima perang dan memerintah di Israel. Karena kebenaran, Debora berani maju berperang memimpin bangsa Israel bersama dengan Barak. Keberanian yang Debora lakukan bukan sembarang berani, namum Debora berani karena kebenaran ilahi. Yang menarik dalam bagian ini adalah keberanian Debora mengadili pemimpin bangsa.
Sebagai seorang perempuan, Debora adalah pemimpin yang tangguh dan berwibawa di hadapan orang yang dipimpin, serta pengendalian emosi yang baik dan bijaksana Debora tidak hanya berani menghakimi para pemimpin bangsa, dan dalam pertempuran saja, namun Debora berani mengambil kesempatan untuk memimpin bangsa Israel.
Keberanian Debora sangat luar biasa, Debora berani mengambil kesempatan menjadi pemimpin, karena kesempatan tersebut tidak akan terulang kembali. Sebagai pemimpin Kristen sebaiknya berani mangambil langkah perubahan apa bila ada kesempatan. Kesempatan yang baik jangan dilewatkan begitu saja.
Keberanian Debora dapat diteladani, kesempatan yang diambilnya ialah kesempatan yang baik untuk memulai langkah perubahan bagi bangsa Israel.
*Belajar “Tunduk” dari Debora.*
Debora mengajarkan bagaimana seorang wanita harus bertindak bijaksana sekalipun ia menjadi seorang pemimpin. Debora dengan rendah hati mendelegasikan tugas, namun ia juga berani mengambil tanggung jawab ketika orang yang dipimpinnya tidak mampu. Dia juga wanita berani, dan tegas dalam kepemimpinannya. Hidup Debora adalah ilustrasi yang indah tentang kekuatan bahwa kaum wanita dapat memengaruhi masyarakat dengan hal-hal yang baik. Pengaruh besar yang dimiliki Debora adalah bukti nyata bahwa semua orang Israel datang kepada Debora untuk meminta nasihat dan penilaian. Tentu tidak mudah bagi Lapidot untuk hidup "di bawah bayang-bayang istrinya".
Jabatan, kedudukan, dan peranan istrinya begitu besar di mata umat Israel, dan bagi Debora sendiri tentu sangat mudah untuk "meninggikan dirinya" di hadapan suaminya.
Namun firman Tuhan mengatakan:" Hai istri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala istri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat" (Efesus 5 :22-23). Di bagian lain, firman Tuhan mengatakan: "Hai istri-istri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan" (Kolose 3:18). Tunduk kepada suami adalah perintah Tuhan, dan sebagai seorang yang takut akan Tuhan, dapat diyakini bahwa itulah yang Debora lakukan.
Debora tidak hanya tunduk kepada suaminya, terlebih sebagai pemimpin yang berhasil Debora menunjukkan ketaatannya kepada semua perintah Tuhan. Di dalam kitab hakim-hakim, pemimpin-pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang memperlihatkan ketaatan mereka kepada perintah Tuhan atau komitmen mereka kepada Tuhan, walaupun perintah itu kadang-kadang tidak masuk akal. Debora dan Barak juga adalah pemimpin sukses.
*Belajar Ketaatan kepada Perintah Tuhan dari seorang Debora.*
Debora memperlihatkan ketaatannya kepada Allah ketika mereka maju berperang melawan Bangsa Kanaan. Hasil dari ketaatan mereka atau komitmen mereka, Allah membuat mereka menjadi pemimpin yang berhasil .
*Belajar berpihak pada kebenaran dari seorang Debora.*
Keberanian Debora adalah karena kebenaran yang diyakini sesuai dengan pernyataan Tuhan. Keyakinannya akan kebenaran TUHAN yang membuatnya mengambil bertindak benar.
Belajar Berpegang Teguh pada Pendirian dari seorang Debora. Perintah Debora kepada Barak pada saat yang sama juga merupakan sesuatu yang membangkitkan semangat. “Jangan takut akan jumlah mereka yang banyak,” Debora berkata penuh dengan keyakinan, Debora melihat dari sudut pandangan Allah, bahwa musuh mereka akan dikalahkan. Debora tidak mudah digoyahkan oleh seberapa kuat dan banyaknya pasukan Sisera walapun mereka mempunyai 900 kereta besi, Debora tetap pada pendiriannya bahwa mereka pasti menang, karena Allah ada dipihak umat-Nya.
*Belajar menjadi Motivator dari seorang Debora.*
Debora adalah salah satu pemimpin wanita memiliki karateristik yang baik, yaitu menjadi motivator bagi orang lain. Hakim-Hakim 4:14 Lalu berkatalah Debora kepada Barak: “Bersiaplah, sebab inilah harinya Tuhan menyerahkan Sisera kedalam tanganmu. Bukankah TUHAN telah maju di depan engkau?” Lalu turunlah Barak dari gunung Tabor dan sepuluh ribu orang mengikuti dia”. Dorongan atau motivasi yang dilakukan Debora kepada Barak adalah bahwa Debora menghargai orang lain. Perintah Debora kepada Barak untuk maju melainkan untuk memotivasi Barak. Debora yakin dengan pesan firman Tuhan yang telah diterima dari TUHAN. Perintah itu adalah langsung dari perintah-Nya. Oleh sebab itulah Debora memberi keyakinan kepada Barak untuk maju supaya jangan takut, karena TUHAN akan menyerahkan Sisera kedalam tangan mereka. Perintah “Bukankah Tuhan telah maju di depan engkau?”, Perintah ini adalah memberi dorongan semangat bagi Barak.
Ternyata kegiatan bermasyarakat dapat berfungsi dengan cara yang terbaik apabila laki-laki dan perempuan secara harmonis melaksanakan tugas-tugas yang diberikan Allah kepada mereka. Debora dan Barak menunjukkan betapa benarnya prinsip itu. Biasanya laki-laki bertanggung jawab untuk memimpin, tetapi dalam peristiwa ini perempuanlah yang memegang pimpinan.
Allah tidak selalu bekerja dengan mengikuti pola-pola tertentu saja, namun Allah selalu mencari orang-orang yang bersedia dipakai sebagai alat apa saja sesuai dengan kehendak-Nya.
Debora tidak menggunakan kekuasaan sebagai pemimpin dengan semena-mena, Debora bertindak dalam batas-batas yang menjadi tanggung jawab sebagai pemimpin. Debora adalah seorang perempuan yang hebat dan berbakat yang dapat menjalankan tugas dengan cakap, sebagai perempuan yang memiliki kekuatan rohani dan rohani yang sangat hebat. Debora juga mengajarkan hukum-hukum Allah kepada bangsa Israel.
Tetapi selain itu juga Debora mahir dalam memberi petunjuk-petunjuk yang tepat untuk operasi militer. Debora pandai menggunakan pedang seperti mempergunakan pena. Debora tidak membanggakan kekuatan terbesar kemanusiawian yang dimiliki, walaupun sangat banyak menonjol.
Debora mengetahui bahwa kekuatan itu hanya berasal dari Allah saja. Dalam nyanyian Debora yang merupakan puisi yang membuktikan bahwa kekuatan tersebut ada di dalam Allah. Artinya adalah sukacita terbesar yang mereka alami dari peristiwa tersebut berasal dari Allah. Dalam kisah ini Barak sebagai pelaku perang, tetapi tokoh yang utama diceritakan dalam kitab ini adalah Debora.
*Belajar Peduli Terhadap Orang Lain. Debora adalah pemimpin yang peduli terhadap bangsanya.*
Kepeduliannya tidak hanya dalam masalah sosial politik, Debora sangat prihatin terhadap kerohanian bangsanya yang sangat terpuruk (Hak 4:1)
Demikianlah hendaknya seorang pemimpin Kristen sebaiknya peduli terhadap para pengikut dan orang disekitarnya yang membutuhkan pertolongan seperti hati Debora.
*Belajar Mengajak orang pada Kebaikan. Debora adalah pemimpin bangsa Israel.*
Orang-orang datang kepadanya meminta nasehat. Debora mencoba mengajak Israel kembali kepada Allah.
*Belajar Mengerti Keinginan Orang Lain.*
Debora adalah orang yang mengerti orang lain, contohnya pada ayat 8 Barak mau maju kalau Debora menemaninya. Debora ingin mengerti apa keinginan Barak, kemudian Debora mengabulkan keinginan Barak agar menemaninya dalam pertempuan (Hakim-hakim 4:9).
Debora adalah Seorang Hakim Wanita di Israel, Ia adalah Pahlawan pada masanya. Dia mempunyai banyak TELADAN yang bisa kita jadikan pedoman hidup kita.
TUHAN MEMBERKATI
By His Grace
Joshua Ivan Sudrajat
Wah... Luar biasa... Cukup panjang renungan nya ya
BalasHapusMakasih🙏😊