MAKNA KASUT DALAM ALKITAB
*MAKNA KASUT DALAM ALKITAB*
Kasut atau alas kaki di zaman ditulisnya Alkitab ternyata memiliki peran yang penting dalam kehidupan sehari-hari dan budaya Timur Tengah saat itu. Mulai dari menunjukkan status sosial mereka hingga sebagai sarana mensahkan jual-beli. Loh kok bisa? Yuk kita selidiki bersama.
*Bahan apa yang digunakan untuk pembuatan kasut?*
"Biasanya digunakan kulit binatang, bisa dari kulit sapi, kulit domba dan juga bisa dari kulit unta," demikian jelas Bambang Kristanto Sitompul,S.Si, Kabid Museum Lembaga Alkitab Indonesia.
Selain kulit, kasut ada juga yang terbuat dari kayu dan juga jerami.
*Kasut menunjukkan status sosial*
Dalam Kidung Agung 7:1, dituliskan tentang seorang puteri raja atau puteri bangsawan menggunakan sandal. Kasut atau sandal bagi perempuan pada jaman dulu dihiasi dengan berbagai ornamen dan juga bahkan ada yang dihias dengan ukiran bersalut emas. Hanya mereka yang kaya atau bangsawan yang memakai kasus pada jaman Israel kuno, bahannya biasanya dari kulit, seperti kulit sapi atau kulit unta.
Para budak dan orang miskin tidak memakai kasut, baru pada saat jaman setelah Yusuf, dimana orang Israel yang saat itu menjadi budak di Mesir mereka belajar dari orang Mesir membuat kasut dari anyaman jerami.
*Arti budaya melepaskan kasut*
*1. Bentuk penghormatan*
Dalam budaya Yahudi, saat memasuki rumah seorang pelayan atau budak akan membuka kasut tuannya dan membasuh kakinya. Jadi sewaktu Yohanes menyatakan bahwa, "Dia, yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak." (Yohanes 1;7). Yohanes menyadari siapa Yesus, yang merupakan Mesias yang dijanjikan itu, ia merendahkan dirinya dan mengarahkan semua pengikutnya pada waktu itu untuk melihat Yesus sebagai Tuan dan Juru Selamat mereka.
*2. Menunjukkan kekudusan hadirat Allah ada ditempat itu*
Sewaktu Tuhan menampakkan diri kepada Musa, dia diminta untuk melepaskan kasutnya,
Lalu Ia berfirman: "Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus." ~ Keluaran 3:5
Demikian juga Yosua, sebagai penerus Musa,
Dan Panglima Balatentara TUHAN itu berkata kepada Yosua: "Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat engkau berdiri itu kudus." Dan Yosua berbuat demikian. ~ Yosua 5:15
Itu sebabnya, dalam budaya Timur Tengah saat mereka masuk ke sebuah rumah ibadah atau tempat yang dianggap suci, mereka melepaskan sepatu. Hal ini untuk menunjukkan kesakralan sebuah tempat.
*3. Untuk mensahkan sebuah transaksi*
Dalam budaya Israel kuno salah satu cara untuk mensahkan sebuah transaksi jual-beli adalah dengan memberikan sebelah dari sepatunya dihadapan saksi.
Beginilah kebiasaan dahulu di Israel dalam hal menebus dan menukar: setiap kali orang hendak menguatkan sesuatu perkara, maka yang seorang menanggalkan kasutnya sebelah dan memberikannya kepada yang lain. Demikianlah caranya orang mensahkan perkara di Israel. Lalu penebus itu berkata kepada Boas: "Engkau saja yang membelinya." Dan ditanggalkannyalah kasutnya. ~ Rut 4:7-8
*4. Untuk menunjukkan rasa duka*
Salah satu bentuk perkabungan kaum Israel adalah dengan merobek jubahnya, dan memakai kain kabung serta berjalan tanpa memakai kasut.
Daud mendaki bukit Zaitun sambil menangis, kepalanya berselubung dan ia berjalan dengan tidak berkasut. Juga seluruh rakyat yang bersama-sama dengan dia masing-masing berselubung kepalanya, dan mereka mendaki sambil menangis. ~ 2 Samuel 15:30
*5. Sebagai bentuk hukuman atau menyatakan takluk*
Pada jaman Israel kuno, para tawanan biasanya akan dilucuti kasutnya atau sepatunya dan sepatu tersebut menjadi simbol kemenangan. (Yesaya 20:1-6; 2 Tawarikh 28:15).
*Apa makna "kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera;"?*
Kasut merupakan salah satu bagian dari perlengkapan senjata Allah yang ditulis dalam Efesus 6:13-17. Hal ini merujuk kepada perlengkapan yang digunakan oleh para prajurit Romawi di jaman itu.
Kasut kerelaan atau dalam New King James Version dituliskan dengan, "shod your feet with the preparation of the gospel of peace;" jadi lebih kepada kasut persiapan, kesiapan atau kesiagaan. Hal ini mengacu kepada seorang prajurit yang selalu siap sedia mengenakan kasutnya untuk menunjukkan kesiagaan kapanpun menghadapi serangan musuh.
Dengan demikian Paulus meminta jemaat Efesus dan kita semua orang percaya untuk siap sedia untuk kapanpun pergi melangkah memberitakan Injil damai sejahtera.
Sumber : JC Channel
Kasut atau alas kaki di zaman ditulisnya Alkitab ternyata memiliki peran yang penting dalam kehidupan sehari-hari dan budaya Timur Tengah saat itu. Mulai dari menunjukkan status sosial mereka hingga sebagai sarana mensahkan jual-beli. Loh kok bisa? Yuk kita selidiki bersama.
*Bahan apa yang digunakan untuk pembuatan kasut?*
"Biasanya digunakan kulit binatang, bisa dari kulit sapi, kulit domba dan juga bisa dari kulit unta," demikian jelas Bambang Kristanto Sitompul,S.Si, Kabid Museum Lembaga Alkitab Indonesia.
Selain kulit, kasut ada juga yang terbuat dari kayu dan juga jerami.
*Kasut menunjukkan status sosial*
Dalam Kidung Agung 7:1, dituliskan tentang seorang puteri raja atau puteri bangsawan menggunakan sandal. Kasut atau sandal bagi perempuan pada jaman dulu dihiasi dengan berbagai ornamen dan juga bahkan ada yang dihias dengan ukiran bersalut emas. Hanya mereka yang kaya atau bangsawan yang memakai kasus pada jaman Israel kuno, bahannya biasanya dari kulit, seperti kulit sapi atau kulit unta.
Para budak dan orang miskin tidak memakai kasut, baru pada saat jaman setelah Yusuf, dimana orang Israel yang saat itu menjadi budak di Mesir mereka belajar dari orang Mesir membuat kasut dari anyaman jerami.
*Arti budaya melepaskan kasut*
*1. Bentuk penghormatan*
Dalam budaya Yahudi, saat memasuki rumah seorang pelayan atau budak akan membuka kasut tuannya dan membasuh kakinya. Jadi sewaktu Yohanes menyatakan bahwa, "Dia, yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak." (Yohanes 1;7). Yohanes menyadari siapa Yesus, yang merupakan Mesias yang dijanjikan itu, ia merendahkan dirinya dan mengarahkan semua pengikutnya pada waktu itu untuk melihat Yesus sebagai Tuan dan Juru Selamat mereka.
*2. Menunjukkan kekudusan hadirat Allah ada ditempat itu*
Sewaktu Tuhan menampakkan diri kepada Musa, dia diminta untuk melepaskan kasutnya,
Lalu Ia berfirman: "Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus." ~ Keluaran 3:5
Demikian juga Yosua, sebagai penerus Musa,
Dan Panglima Balatentara TUHAN itu berkata kepada Yosua: "Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat engkau berdiri itu kudus." Dan Yosua berbuat demikian. ~ Yosua 5:15
Itu sebabnya, dalam budaya Timur Tengah saat mereka masuk ke sebuah rumah ibadah atau tempat yang dianggap suci, mereka melepaskan sepatu. Hal ini untuk menunjukkan kesakralan sebuah tempat.
*3. Untuk mensahkan sebuah transaksi*
Dalam budaya Israel kuno salah satu cara untuk mensahkan sebuah transaksi jual-beli adalah dengan memberikan sebelah dari sepatunya dihadapan saksi.
Beginilah kebiasaan dahulu di Israel dalam hal menebus dan menukar: setiap kali orang hendak menguatkan sesuatu perkara, maka yang seorang menanggalkan kasutnya sebelah dan memberikannya kepada yang lain. Demikianlah caranya orang mensahkan perkara di Israel. Lalu penebus itu berkata kepada Boas: "Engkau saja yang membelinya." Dan ditanggalkannyalah kasutnya. ~ Rut 4:7-8
*4. Untuk menunjukkan rasa duka*
Salah satu bentuk perkabungan kaum Israel adalah dengan merobek jubahnya, dan memakai kain kabung serta berjalan tanpa memakai kasut.
Daud mendaki bukit Zaitun sambil menangis, kepalanya berselubung dan ia berjalan dengan tidak berkasut. Juga seluruh rakyat yang bersama-sama dengan dia masing-masing berselubung kepalanya, dan mereka mendaki sambil menangis. ~ 2 Samuel 15:30
*5. Sebagai bentuk hukuman atau menyatakan takluk*
Pada jaman Israel kuno, para tawanan biasanya akan dilucuti kasutnya atau sepatunya dan sepatu tersebut menjadi simbol kemenangan. (Yesaya 20:1-6; 2 Tawarikh 28:15).
*Apa makna "kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera;"?*
Kasut merupakan salah satu bagian dari perlengkapan senjata Allah yang ditulis dalam Efesus 6:13-17. Hal ini merujuk kepada perlengkapan yang digunakan oleh para prajurit Romawi di jaman itu.
Kasut kerelaan atau dalam New King James Version dituliskan dengan, "shod your feet with the preparation of the gospel of peace;" jadi lebih kepada kasut persiapan, kesiapan atau kesiagaan. Hal ini mengacu kepada seorang prajurit yang selalu siap sedia mengenakan kasutnya untuk menunjukkan kesiagaan kapanpun menghadapi serangan musuh.
Dengan demikian Paulus meminta jemaat Efesus dan kita semua orang percaya untuk siap sedia untuk kapanpun pergi melangkah memberitakan Injil damai sejahtera.
Sumber : JC Channel
Komentar
Posting Komentar