WARISAN BILLY GRAHAM
Warisan Tak Terduga Dari Billy Graham Yang Memberkati Harold Smith
Mungkin kemarin parents sudah mendengar tentang kematian Billy Graham. Seorang penginjil sangat terkenal. Sering disebut American’s Pastor alias Pendetanya Amerika.
Dia mungkin figur religius paling signifikan di abad ke-20. Organisasi dan pergerakan yang ia mulai terus memberi dampak hingga saat ini.
Sepanjang hidupnya, Billy Graham telah berkhotbah di hadapan lebih dari 100 juta orang secara langsung. Bahkan lebih dari itu secara daring (online). Hampir 3 juta jiwa telah menerima undangannya untuk menerima Yesus masuk ke dalam hati setiap akhir khotbah.
Billy Graham memberitakan Injil kepada lebih banyak orang daripada pengkhotbah manapun dalam sejarah.
Berpartisipasi dalam inagurasi Presiden Amerika, menyampaikan pidata saat krisis nasional seperti Bom Kota Oklahoma dan Serangan 11 September.
Ini bukan kisah tentang Billy Graham. Ini tentang apa yang Tuhan lakukan melalui Billy Graham untuk memberkati Harold Smith.
Media Yang Menginjili
Pernah membaca ChristianityToday? Dulu bentuknya masih berupa majalah cetak. Media yang membahas teologi, gereja, dan budaya dari sudut pandang kebenaran Firman Tuhan ini sangat terkenal.
Kabar terkini tentang kekristenan selalu paling cepat dan update di sana. Banyak artikel parenting juga.
Harold Smith, Presiden dan CEO dari Christianity Today, menuturkan kisahnya tentang warisan yang ia dapatkan dari Tuhan melalui Billy Graham.
Rajutan Anugerah Kasih Bagi Keluarga
Saya sedang dalam perjalanan turun dari Black Mountain di North Carolina, Amerika Serikat pada musim gugur tahun 2009. Saya menuju ke Charlotte. Saya memutuskan menelepon Mama.
“Ma, pasti Mama tidak bisa menebak dengan siapa saya baru saja menghabiskan waktu satu jam. Billy Graham!”
Saya begitu bersemangat ketika menghubungi Mama. Menunggu reaksi Mama ketika nama Billy saya sebutkan, ternyata waktu berlalu sangat cepat. Satu detik, dua detik, lima detik. Mama hanya diam.
“Ma, masih nyambung kan teleponnya?”
Pertanyaan ini saya ulangi beberapa kali.
Akhirnya Mama menjawab, “Benarkah? Kamu serius?”
“Ya, Ma! Saya serius.”
Mama saya terdiam karena ternyata dia sedang mengingat kejadian 65 tahun lalu ketika suatu malam di hari Sabtu, Voice of Christian Youth melakukan acara di Masonic Temple, pusat kota Detroit.
Sebagai seorang gadis berusia 15 atau 16 tahun, Mama saya ada di sana bersama pacarnya yang sedang bersemangat mencintai Tuhan. Mereka di sana mendengarkan Penginjil Billy Graham.
Pacar Mama memang punya motivasi terselubung. Dia sedang jatuh cinta dengan cewek ini (Mama). Tapi dia tahu bahwa relasi pacaran mereka tidak bisa lebih jauh lagi kecuali si gadis juga memberi hidupnya untuk berkomitmen kepada Kristus.
Penginjil yang diharapkan Papa masa depan saya untuk meyakinkan pacarnya untuk maju saat altar call ternyata tidak bisa hadir. Yang datang adalah penginjil pengganti.
Di balik segala ketidakpastian dan keadaan yang tampaknya tidak sesuai dengan apa yang direncanakan ada hal tidak terduga. Oleh anugerah Tuhan saja, masa depan Mama diubah.
Tuhan dengan penuh kasih karunia menggunakan penginjil cadangan, Billy Graham, untuk menyiapkan batu penjuru dari apa yang akhirnya menjadi keluarga dengan anggota 4 orang.
Sebuah rumah yang ditandai dengan kasih bagi Kristus dan Firman-Nya. Kasih yang menular. Memberitakan Injil bagi siapa saja yang datang ke rumah kami merupakan suatu kepastian. Kami melakukannya dengan antusias.
Nama Graham sangat kami hargai di keluarga.
Perjalanan Kasih Karunia Terus Berlanjut
Saya menerima Kristus ketika masih kecil. Kemudian meminta-Nya dengan sungguh-sungguh untuk menjadi Tuhan atas hidup saya saat masih baru masuk Universitas Michigan.
Saya mendapatkan perlindungan, penghiburan, dan makanan rohani dari Alkitab dan para penulis Kristen. Selain itu juga dari majalah Christianity Today. Sebuah publikasi yang dibayangkan oleh Graham sendiri pada 1953, dan dirintis tiga tahun setelah itu.
Hanya karena Tuhan menginginkan hal ini, bagian demi bagian perjalanan saya dan Graham dimulai. Saya bekerja untuk Christianity Today sebagai Editor Proyek Khusus pada tahun 1984. Padahal saya merasa tidak masuk kualifikasi untuk bertugas di suatu publikasi kebanggaan semacam itu.
Saya merasa seperti pulang ke rumah.
Dua tahun setelah saya bertemu Graham, saya kembali ke Ashville. Kali ini untuk rapat dewan Christianity Today di pusat konferensi Graham, the Cove. Agenda pembicaraan kami tentang tinjauan ulang mendalam atas visi editorial dari CT (Christianity Today) yang telah dirancang oleh Graham sendiri beberapa tahun lalu.
Masihkah CT relevan dengan kebutuhan gereja saat ini?
Masihkah hal itu menjadi panggilan yang CT rasakan pada pusat pelayanannya?
Sambil kami berdoa dan berdiskusi tentang dua pertanyaan tersebut, jawabannya menjadi semakin jelas dalam setiap sesi dan doa.
Ya! Visi Graham masih cocok untuk saat itu dan bagi generasi mendatang.
Perjumpaan Terakhir
Di penghujung pembicaraan yang antusias, John Akers, anggota dewan CT, partner Graham sejak lama, menerima telepon bahwa Graham ternyata sudah cukup sehat untuk ‘turun gunung’ dan ikut serta dalam diskusi selama beberapa menit.
Respon saya persis seperti tanggapan Mama dua tahun lalu. Diam. Kemudian bertanya, “Benarkah?”
Benar.
Setelah itu, rangkaian momen bergerak dalam tahun-tahun pelayanan saya di CT. Berbicara dengan kata-kata yang tidak banyak berubah sejak ‘Sabtu Keselamatan’ yang dialami Mama, Graham menekankan sentralitas Kristus dan fondasi kebenaran Firman Tuhan. Bersandar pada dua hal itu, Graham menasihati kami di CT untuk tetap kuat. Dia terdiam sejenak lalu mengatakan sesuatu.
“Saya pikir saya perlu menulis surat untuk editor.”
Amin. Tawa. Air mata. Semua itu mengikuti kata-kata Graham. Itu ternyata menjadi momen terakhir kami bersamanya.
Dr. Graham, yakinlah bahwa “apa yang Alkitab katakan” akan terus menjadi hal terpenting bagaikan bagian ulangan lagu yang konstan di CT.
Syukur kepada Tuhan yang telah mempercayakan pelayanan komunikasi melalui media terpercaya ini, CT, dan menuntun pada jalan yang benar.
Syukur karena Tuhan melakukan banyak hal melalui Billy Graham.
Dorothy Smith, Mama saya, juga berterima kasih pada Tuhan atas Billy Graham.
Siapa orang paling berpengaruh yang mengenalkan Kristus dalam hidup parents?
Yuk bersyukur pada Tuhan yang sudah memberikan mereka dalam hidup parents!
Mari menjadi parents paling berdampak dalam hidup anak!
Terutama membawa mereka untuk mengenal dan mengutamakan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Disadur dari Billy Graham - Christianity Today
Komentar
Posting Komentar