SHOFAR
SHOFAR
Shofar (IPA: [ˈʃoʊfər] (AS) atau [ˈʃəʊfə(r)] (UK); bahasa Ibrani: שופר; juga dieja Syofar) atau the Ram Horn adalah serunai atau alat musik tiup terbuat dari tanduk (domba jantan, kambing, atau di zaman modern kebanyakan dari Kudu (Yeminite), atau bahkan Gazelle dari keluarga antelop) yang digunakan sebagai alat musik untuk tujuan ritual keagamaan Yahudi, dan salah satu alat musik paling awal dikenal manusia. Ia berkaitan erat dengan kedua hari raya penting Yahudi, yaitu Rosh Hashanah dan Yom Kippur serta untuk mengantar festifal Alkitab Israel, termasuk hari Sabat dan menginspirasi orang untuk mengubah hidup mereka dan bertobat. Shofar ini berasal dari Israel untuk panggilan Yahudi. Shofar dapat ditemukan dalam berbagai ukuran.
Mengapa meniup shofar ?
Ibadah.
Mazmur 150: 3 “Pujilah Dia dengan suara dari “Sangkakala”. Shofar adalah alat musik pertama kali disebutkan dalam Mazmur Daud dan selalu dikaitkan dengan kepindahan kuat Allah (panggilan untuk Ibadah)
Pertobatan.
Yesaya 58: 1; Hosea 8: 1; Yoel 2: 1. Pertobatan – patah, mengerang, dan menangis, menandakan bahwa kita berdosa di hadapan Tuhan.
Peperangan.
Hakim 7 : Gideon membawa kebingungan ke kamp musuh (orang Midian). 300 laki-laki pilihan Gideon hanya dengan bersenjata Sangkakala, obor dan kendi tanah liat dan Joshua dengan teriakan dan tiupan dari shofar menyebabkan tembok yang dijaga ketat dari kota kuno Yerikho runtuh dan jatuh ke tanah seperti debu. Shofar adalah suara Tuhan. Wahyu 1:10; 4: 1
Penyembuhan.
Raja Daud memperdengarkan Sangkakala untuk membawa Tabut Perjanjian kembali ke kota Daud.
Siapa meniup shofar ?
Malaikat (Matius 24:31)
Yesus (1 Tesalonika 4:16)
Tuhan (Keluaran 19: 16-19)
Imam (Bilangan 10: 8).
Siapa Imam sekarang? 1 Petrus 2: 9 Semua orang Kristen adalah imam. Orang Kristen bisa meniup Sangkakala. Jadi, Allah meniup Sangkakala. Yesus meniup Sangkakala. Malaikat meniup Sangkakala. Manusia meniup Sangkakala. Sangkakala membingungkan musuh. Dia tidak tahu siapa yang meniup itu. Apakah itu manusia? Apakah malaikat? Apakah Yesus? Apakah tiupan sangkakala terakhir? Apakah Yesus kembali? Mari kita meniup Sangkakala dan mengalahkan musuh!
4 Jenis suara sangkakala
Dalam tradisi Yahudi ada 4 jenis suara Sangkakala. Apakah arti suara sangkakala yang berbeda:
TE’KI’AH – tiupan panjang (7 detik) dengan satu atau dua nada à Pujian / Ibadah
SH’VA’RIM – 3 tiupan pendek, masing-masing sekitar 3 detik dua nada à Bertobatlah / Patah
TE’RU’AH – 9 tiupan sangat pendek, tiupan staccato à Peperangan / Kemenangan / Perayaan
TE’KI’AH GE’DO’LAH : sebuah tiupan tunggal ekstra panjang adalah nada Yobel diperpanjang selama seseorang sanggup meniupnya … dan mewakili suara terompet terakhir ketika Tuhan kembali sebagai Raja dan kita yang diselamatkan menerima tubuh baru dan kita semua disembuhkan. Juga digunakan untuk memanggil Tuhan. Ini instrumen perang akan membantu Anda dan gereja Anda untuk “membunyikan alarm”. Memanggil orang untuk menyembah. Di mana Anda mendengar suara shofar berkumpul orang-orang di sana dan Tuhan akan berperang bagi kita. Nehemia 4:20
Apakah Ada Peniupan Shofar Yang Sia-Sia?
Shofar yang ditiup dari hati yang menyembah tidak akan pernah sia-sia dan selalu dihargai oleh Tuhan. Sewaktu kita belajar meniup Shofar, sekalipun suara yang keluar itu masih parau, Tuhan menghargai semua yang datang dari hati kita dan pada saat anda meniup Shofar dengan kesadaran penuh bahwa Hadirat Tuhan akan turun di tempat anda berada, maka Tuhan selalu setia dan akan memenuhi anda dengan Hadirat-Nya.
Pengharapan yang besar dan pengertian yang benar akan tujuan peniupan Shofar sangat menentukan atmosfir udara. Seperti yang telah diutarakan sebelumnya, sebenarnya bagian terpenting daripada peniupan Shofar adalah mendengar tiupannya, bukan meniupnya. Bilamana anda belum bisa ataupun belum mahir dalam meniup Shofar, anda dapat berpartisipasi dalam bagian yang lebih penting, yaitu mendengarkan tiupan Shofar tersebut. Bila anda sudah mahir dalam meniup Shofar, dengarkan dengan seksama tiupan Shofar anda. Jangan terlalu berfokus pada kualitas suara tiupan Shofar. Yang terpenting adalah Hadirat Tuhan yang ditandai oleh gema dari suara Anak Domba Allah yang merubah atmosfir rohani di sekitar kita pada saat anda mendengar tiupan Shofar. Itulah yang lebih penting daripada yang lainnya.
Meniup Shofar tidak sama seperti meniupkan alat musik tiup lain seperti terompet, cornet, trombone dsb. Shofar adalah instrumen penyembahan. Setiap kali kita meniup Shofar, dibutuhkan iman dan ketergantungan kita kepada Tuhan untuk mengeluarkan suara yang indah dan sesuai dengan yang kita ingini.
Jadi di samping faktor ketrampilan (keahlian) dari hasil latihan yang intensif dan berkala, kita harus bergantung kepada Kasih Karunia Tuhan. Seahli apapun seseorang dalam meniupkan Shofar, dia tetap harus merendahkan dirinya di hadapan Tuhan dan bergantung hanya kepadaNya untuk setiap nada tiupan Shofar yang dihasilkan.
PINTU SURGA YANG TERBUKA
Sebuah kisah mengenai peniupan Shofar dari seorang Yahudi dibawah ini cukup memberikan dorongan yang baik bagi mereka yang masih bergumul dalam meniup Shofar. Ze’ev Wolf Kitzes adalah seorang Rabbi yang hidup di abad 17. Dia bertugas untuk meniup Shofar (sebagai Ba’al Tekiah) untuk pertama kalinya dihadapan “Ark” (sebutan utk Kitab Taurat Musa sebagai simbol dari Tabut Perjanjian) pada hari Perayaan Rosh Hashanah. Wolf berusaha untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya dengan berlatih mempelajari dengan seksama jenis-jenis tiupan Shofar beserta maknanya.
Pada hari Rosh Hashanah tibalah saatnya bagi Wolf untuk meniupkan Shofar. Namun apa yang terjadi? Semua yang dia pelajari hilang dari ingatannya dan Shofar yang dia tiup tidak mengeluarkan bunyi sama sekali. Dia menangis dengan hati yang hancur namun Wolf mencobanya sekali lagi. Kali ini terdengar suara Shofar yang sangat merdu dan sempurna sehingga doa-doa Rosh Hashanah di tempat itu seakan-akan sampai ke Surga.
Surga yang terbuka akan menghasilkan Hadirat Tuhan yang tebal dan kita selalu diingatkan bahwa memang Tuhan Yesus itu sangat dekat dengan kita. Dia bahkan tinggal di dalam kita. Namun seringkali kita lupa atau tidak menyadari kehadiran Nya dalam kehidupan kita sehari-hari. Hadirat Tuhan yang seperti inilah sebenarnya tujuan utama dari Penyembahan kita. Untuk mengalami atmosfir Surga yang nyata hanya dibutuhkan dua kunci yaitu hati yang hancur dan menghargai Karya Tuhan Yesus di Kayu Salib. Apapun yang kita lakukan untuk Tuhan dengan hati yang tulus dan hancur (termasuk keinginan untuk dipakai Tuhan dalam meniup Shofar) PASTI akan berhasil dan hadirat Tuhan akan nyata kita rasakan. **
Amin PUji Tuhan
BalasHapus