KEMBANGKAN KAPASITAS DAN KUALITAS MANUSIA ROHMU
KEMBANGKAN KAPASITAS DAN KUALITAS MANUSIA ROHMU
Saat Roh Kudus menyatakan bahwa sementara kita menikmati atmosfir kedamaian, saya merasa itulah momen yang paling baik untuk semakin mendesak masuk ke kedalaman hadirat Tuhan yang lebih lagi - dan bukan hanya sekadar bersantai menikmati kedamaian tersebut. Roh Kudus kembali mengingatkan saya tentang pelajaran membangun manusia roh, khususnya dalam latihan untuk membangun stamina rohani. Seringkali seseorang menolak atau hanya mempraktekkan seadanya saja dari pelatihan ini. Hal tersebut dikarenakan memang dalam latihan tersebut kita dituntut untuk berdoa dalam bahasa roh secara meluap-luap, penuh keagresifan, dengan ekspresi gerak tubuh serta bersuara keras.
Jadi seringkali orang akan bertanya, "Apakah tidak ada cara lain untuk berdoa?". Sebetulnya untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita bisa berkata: "Memang ada banyak cara untuk berdoa". Tapi jika kita mau 'sedikit mengubah' pertanyaan tersebut menjadi: "Apakah ini satu-satunya cara untuk melatih dan membangun stamina rohani kita?" Maka jawabannya adalah, "Betul inilah satu-satunya cara paling efektif untuk membangun stamina manusia roh kita!".
Mempraktekkan pelajaran membangun stamina manusia roh menjadi sangat penting karena hal ini ikut mempengaruhi tekad yang kita miliki untuk terus mendesak masuk di kedalaman hadirat Tuhan yang lebih lagi - bukan jadi malah terjebak dalam 'rasa nyaman dan damai' di dalam hadirat-Nya.
Melakukan deklarasi firman dan berdoa dalam bahasa roh secara meluap-luap akan mengkondisikan area pikiran, emosi dan tubuh lahirah kita jadi terus dibanjiri oleh realita hadirat Tuhan dalam skala atau kadar yang tidak biasanya. Kita seperti 'dipaksa' untuk memperbesar atau memperdalam dinamika aliran air hidup di dalam batin kita (Yehezkiel 47) - seperti seorang olahragawan yang melatih, memperkuat ataupun memperbesar otot-otot tubuhnya. Sang olahragawan 'memaksa' dirinya untuk mengangkat barbel dengan berat yang terus ditambahkan sambil diimbangi dengan memakan jenis-jenis makanan tertentu yang membantu pertumbuhan otot-ototnya.
Seperti itulah kurang lebihnya aspek 'memaksa diri untuk terus mendesak masuk ke dalam hadirat Tuhan' yang Roh Kudus ajarkan kepada saya. Menanggapi apa yang Roh Kudus sampaikan tersebut, saya merasa ada beberapa hal yang secara spesifik harus segera kita lakukan:
1. Mengubah paradigma dan mentalitas salah yang selama ini sudah terlanjur terbangun dalam hidup kita, yang menyatakan bahwa pertumbuhan rohani kita ditentukan oleh Tuhan sendiri.
Tidak, tekad dan kesungguhan kita dalam mengasihi dan mengejar realita hadirat-Nya masih memegang peranan yang sangat besar! Tuhan memberi upah setimpal dengan kesungguhan orang dalam mengejar firman dan realita hadirat-Nya (Ibrani 11:6). Belum lagi paradigma atau sudut pandang yang menyatakan, "Memangnya kalau mau berdoa harus begini?" - hal ini merujuk kepada cara latihan membangun stamina manusia roh yang 'harus' berdoa secara meluap-luap, penuh ekspresi, dengan suara keras.
Kita harus paham bahwa dalam menuntaskan agenda kerja Tuhan atau tujuan hidup yang Tuhan berikan kepada kita, dibutuhkan suatu stamina rohani - dan hal tersebut tidak 'datang dari Tuhan' secara begitu saja. Bahkan bagi orang yang memiliki talenta atau kemampuan alami yang ia terima sejak dari lahirnya, tetap saja talenta atau kemampuan alami tersebut harus diasah atau dilatih terlebih dahulu sebelum memberi manfaat yang maksimal bagi orang yang bersangkutan.
Jadi jika kita memang ingin menuntaskan agenda Tuhan atau meraih tujuan hidup kita secara maksimal, maka tidak ada alternatif lain, kita wajib melatih dan menumbuhkan stamina rohani kita! Lakukan latihan secara bertahap dan biarkan tubuh lahiriah kita juga ikut berproses menjadi semakin sehat dan bugar. Ketika paradigma dan mentalitas kita mengalami perubahan, maka secara natural kita pun akan mengalami perubahan dalam kehidupan sehari-hari kita.
2. Segeralah melangkah untuk mewujudkan janji atau tekad yang kita ucapkan dalam doa menjadi suatu wujud nyata, dan teruslah melakukan perbaikan atau peningkatan kualitas.
Segeralah menetapkan target atau goal kemajuan yang ingin kita raih sebagai wujud pertumbuhan rohani kita di dalam Tuhan. Misalkan, merujuk dari janji yang Roh Kudus berikan kepada saya pribadi, maka saya harus menargetkan diri saya untuk menjadi pribadi yang makin sensitif dengan berbagai perkara rohani. Jadi, saya mulai mengumpulkan berbagai ayat firman yang membahas tentang tokoh-tokoh alkitab yang berinteraksi dengan dunia roh dan mulai terus mempelajarinya. Tidak berhenti sekadar membacanya, tapi saya mulai bawa dalam imajinasi dan doa bahasa roh secara meluap-luap. Saya 'membangun' informasi rohani yang saya terima tersebut ke dalam batin atau manusia roh saya melalui doa bahasa roh.
Belajarlah untuk mengenali paradigma dan mentalitas salah yang selama ini mengambat pertumbuhan rohani kita dan tanggulangilah dengan segera. Mintalah Roh Kudus untuk memberikan 'program pelatihan manusia roh' yang bakal mengkondisikan terjadinya pertumbuhan atau perkembangan diri kita. #AkuCintaTuhan
Ps. Steven Agustinus
Komentar
Posting Komentar