MAKNA JUMAT AGUNG
MAKNA JUMAT AGUNG
IR NIKO NJOTORAHARDJO
Hari ini adalah hari Jumat yang kita sebut sebagai Jumat Agung di mana kita memperingati kematian Tuhan Yesus.
Untuk itu mari kita buka 1 Korintus 15:3-4, “Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;”
Ini adalah pesan Paskah buat kita semua dan kalau kita berbicara tentang Paskah, maka itu dimulai dengan hari ini, yaitu memperingati kematian Tuhan Yesus dan hari Minggu nanti adalah kebangkitan-Nya.
Ada 2 makna tentang Paskah yaitu:
Kasih Yesus
Alkitab berkata, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal (Nama-Nya YESUS!), supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yoh 3:16).
Pertanyaannya adalah : “Ada apa dengan manusia sehingga Tuhan Yesus harus datang ke dunia ini?”
Alkitab katakan bahwa,
“semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23).
“upah dosa adalah maut” (kematian) (Roma 6:23).
Alkitab kembali mengatakan bahwa, “Yesus yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia (supaya yang percaya kepada-Nya) kita dibenarkan oleh Allah.” (2 Korintus 5:21)
Kalau kita melihat proses kematian Tuhan Yesus, itu benar-benar tidak manusiawi!
Tuhan Yesus mati ;
tergantung di atas kayu salib,
sekujur tubuh-Nya penuh dengan luka,
dari luka-luka itu mengalir darah!
DarahNya tercurah buat kita. Tuhan Yesus mati karena kehabisan darah dan di dalam darah itu ada kehidupan!
Mengapa Tuhan Yesus harus mati dengan cara demikian? Apakah tidak ada cara lain yang lebih manusiawi?”
Alkitab menyatakan bahwa “tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan dosa!” (Ibrani 9:22).
Untuk mengampuni dosa Saudara dan saya Tuhan Yesus harus mati dengan cara demikian. Selain itu, apa lagi yang Alkitab katakan tentang cara mati Tuhan Yesus yang seperti itu?
Yesaya 53:4-5, “Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.”
Adakah di antara Saudara yang sedang menderita? Mungkin sudah cukup lama Saudara menderita. Atau adakah Saudara sedang dalam keadaan sakit?
Yang saya maksudkan ialah ‘sakit’ dalam berbagai aspek kehidupan;
mental dan jiwa sedang sakit akibat tekanan-tekanan berat dalam hidup ini,
dalam ketakutan dan kebingungan,
hubungan dalam keluarga yang sedang sakit,
hubungan suami-istri sedang sakit,
hubungan orang-tua dan anak sedang sakit,
hubungan antar keluarga sedang sakit,
kondisi ekonomi yang sedang sakit,
hubungan dengan Tuhan sedang sakit
Berita baiknya bagi Saudara adalah, sejak 2.000 tahun yang lalu oleh bilur-bilur Tuhan Yesus Saudara sudah disembuhkan! Amin! Saudara yang dikasihi Tuhan, Tuhan Yesus sangat mengasihi Saudara. Apa pun yang terjadi dalam hidup Saudara, ketahuilah satu hal dan biarlah pada hari ini Saudara betul-betul menangkap pesan Tuhan dan Saudara betul-betul mengalami serta merasakan bahwa Tuhan Yesus sangat mengasihi Saudara!
Pada kesempatan yang indah ini, sebagaimana tiap kali Jum’at Agung, saya selalu mengajak untuk mengenang kembali, sekaligus supaya kita ikut merasakan apa yang Tuhan Yesus rasakan pada waktu itu. Ini adalah saat yang paling tepat di mana kita akan bersama-sama merenungkan apa yang Tuhan Yesus alami pada waktu penyaliban 2.000 tahun yang lalu. Di sini kita akan berbicara tentang 10 tahap penderitaan Tuhan Yesus dari Getsemani sampai dengan Golgota. Dan kita juga akan melihat pelajaran-pelajaran yang Tuhan Yesus berikan pada waktu Dia mengalami tekanan serta penderitaan yang luar biasa. Dan pelajaran-pelajaran ini yang Tuhan tinggalkan bagi Saudara dan saya untuk menghadapi dunia hari-hari ini.
Sepuluh tahap penderitaan Tuhan Yesus
1. Di Taman Getsemani
Pada waktu itu Tuhan Yesus berada di taman Getsemani bersama Petrus, Yohanes dan Yakobus. Tuhan Yesus menghadapi hal-hal yang menakutkan dan Dia tahu akan hal itu. Ingat! Tuhan Yesus selain 100% Allah, Dia juga 100% manusia seperti Saudara dan saya.
Pada waktu itu Tuhan Yesus merasakan takut dan gentar, lalu berkata kepada ketiga murid-Nya, “Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku”. Tuhan Yesus berdoa, “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” (Matius 26:38-39)
“Pada waktu itu seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya dan memberi kekuatan. Ia sangat ketakutan dan makin sungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titk darah yang bertetesan ke tanah.” (Lukas 22:43-44)
Ketika Tuhan Yesus berdoa seperti itu, Bapa tidak menjawab.
Setelah itu Tuhan Yesus kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: “Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.” Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: “Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku me minumnya, jadilah kehendak-Mu!” Dan ketika Ia kembali pula, Ia mendapati mereka sedang tidur, sebab mata mereka sudah berat. Ia membiarkan mereka di situ lalu pergi dan berdoa untuk ketiga kalinya dan mengucapkan doa yang itu juga. (Matius 26:40-44).
Saudara, ini pelajaran yang Tuhan berikan kepada kita semua. Kita semua tahu bahwa sebagai manusia ada saat-saat di mana kita menghadapi tekanan-tekanan berat di dalam hidup ini. Tuhan Yesus mengajar kepada kita di sini supaya ketika kita mengalaminya, kita hanya berdoa!
Kalau di antara Saudara ada yang sedang mengalami hal-hal yang sangat menakutkan dalam hidup Saudara serta tekanan-tekanan berat, maka yang harus dilakukan hanya berdoa!
Tuhan Yesus mengajar kepada kita bahwa Dia menawar, tetapi keputusan terakhir Dia berkata, “Tetapi janganlah kehendak-Ku yang jadi, biarlah kehendak-Mu yang jadi!”
Saudara boleh menawar seperti Tuhan Yesus yang juga menawar, tetapi yang terakhir meskipun seolah-olah hasilnya mungkin kurang mengenakkan buat kita, kita harus berkata, “Tuhan, biarlah kehendak-Mu yang jadi. Bukan kehendak-ku tetapi kehendak-Mu yang jadi!”
2. Yesus ditangkap
Yesus ditangkap dan dibawa ke Imam Besar Kayafas, di situ berkumpul ahli-ahli Taurat dan tua-tua. Tuhan Yesus diludahi dan ditinju muka-Nya serta dipukul, tetapi Tuhan Yesus tidak membalas semua itu.
Saudara, di sini Tuhan Yesus mempraktekkan apa yang pernah Dia ajarkan, yaitu “Kasihilah musuhmu, berbuat baik kepada yang membenci kamu. Mintakan berkat bagi yang mengutuk kamu, berdoa bagi yang mencaci kamu. Kalau ditampar pipi kiri, berikan pipi kananmu. Kalau ada yang mengingini bajumu, berikan juga jubahmu. Kalau ada yang memaksa kita berjalan sejauh 1 mil, berjalanlah bersama dia sejauh 2 mil.” (Matius 5:39-44)
Marilah kita melakukan hal itu! Tuhan Yesus berkata, “Jikalau engkau mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosa pun mengasihi orang-orang yang mengasihi mereka!” (Matius 5:46)
Ini adalah pelajaran dari Tuhan Yesus di mana Dia tidak hanya mengajar tetapi juga mempraktekkan. Kalau Tuhan Yesus bisa, Dia tahu bahwa kita pasti bisa!
3. Yesus dibelenggu
Yesus dibelenggu dan diserahkan ke Wali Ne-geri, Pilatus. Ketika Tuhan Yesus diperiksa, tidak ditemukan kesalahan sehingga Dia patut dihukum. Pada waktu itu ada kebiasaan di mana setiap hari raya ada pembebasan seorang penjahat. Ketika itu alangkah tidak masuk akalnya karena Tuhan Yesus dibandingkan dengan Barabas, seorang penjahat besar. Dan ketika diajukan pertanyaan, “Siapa yang harus dibebaskan, Yesus atau Barabas?” Yang luar biasa orang-orang justru memilih Barabas untuk dibebaskan! Pada waktu Pilatus duduk di pengadilan, istrinya telah berpesan kepadanya, “Jangan engkau mencampuri perkara orang benar ini, sebab karena Dia aku sangat menderita dalam mimpi tadi malam!”
Pilatus mencoba untuk membebaskan Tuhan Yesus, tetapi orang-orang yang ada di bawah itu berteriak-teriak, “Salibkan Dia! Salibkan Dia!” Karena tidak berhasil dan malah akan membuat keonaran, maka Pilatus mengambil baskom yang berisi air dan membasuh tangannya di depan orang banyak dan berkata, “Aku tak bersalah terhadap darah Orang ini, itu urusan kamu sendiri!”
Tahukah Saudara jawaban dari orang-orang Yahudi pada waktu itu? Mereka berkata, “Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan anak-anak kami!” (Mat 27:2-24).
Amsal 28:17, “Orang yang menanggung darah orang lain akan lari sampai ke liang kubur. Janganlah engkau menahannya!”
Orang-orang Yahudi itu tidak mengerti apa yang mereka katakan! Ketika mereka berkata, “Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan anak kami!”, maka apa yang terjadi atas orang-orang Yahudi? Karena perkataan mereka itulah, mereka harus mengalami apa yang belum pernah dialami oleh bangsa lain di mana mereka dicerai-beraikan serta diburu seperti binatang! Pada zaman tentara perang salib mereka diburu-buru, belum lagi peristiwa ‘Holocaust’ yang menewaskan 6 juta orang Yahudi!
Saudara yang dikasihi Tuhan, berhati-hatilah! Saat ini kita juga diberi pelajaran supaya jangan sampai menanggung darah orang lain. Jangan sampai kita merencanakan sesuatu yang jahat kepada orang lain.
Apakah Saudara ingat kisah Kain dan Habel? Habel dibunuh oleh Kain sehingga akhirnya Tuhan mengutuk Kain! Dikatakan bahwa, “Ketika engkau mengusahakan tanah, maka tanah itu tidak akan memberikan hasil yang sepenuhnya. Engkau akan menjadi pelarian dan pengembara di bumi!” (Kejadian 4:8-12). Memang tidak ada yang akan membunuhnya, tetapi Kain menjadi orang yang ketakutan sehingga dia lari dan mengembara. Itulah yang terjadi seumur hidupnya!
Jangan merencanakan yang jahat kepada orang lain, apalagi darahnya yang diincar. Berhati-hatilah!
Tuhan Yesus dibelenggu dan Dia menggantikan mereka yang terbelenggu. Mungkin terbelenggu dengan kebiasaan merokok, terbelenggu dengan film-film porno, percabulan, miras, shabu-shabu, atau bahkan sakit hati. Tetapi Tuhan Yesus telah menanggung semua itu!
4. Yesus dihukum cambuk
Mereka bergantian mencambuk tubuh Tuhan Yesus dengan cambuk yang ujungnya terbuat dari potongan besi dan potongan tulang. Setiap kali cambuk itu menghujam tubuh Tuhan Yesus, Dia berteriak-teriak kesakitan!
Saudara yang dikasihi Tuhan, semua itu Tuhan Yesus tanggung supaya oleh bilur-bilur-Nya, kita disembuhkan! (Yesaya 53:5).
5. Dimahkotai duri serta diolok-olok
Apakah siksaan Tuhan Yesus sudah cukup dengan dicambuk? Ternyata belum! Para tentara Romawi itu menganyam mahkota duri dan menancapkannya ke kepala Tuhan Yesus! Kembali darah meleleh keluar. Setelah itu Tuhan Yesus diolok-olok. Pertanyaannya, mengapa mahkotanya itu harus mahkota duri? Mengapa tidak dengan bahan lain?
Kejadian 3:17-19, semak duri itu tumbuh dari tanah akibat manusia berbuat dosa. Duri merupakan simbol dari segala sesuatu yang membuat kita tidak nyaman, yang menyakitkan, yang membuat kita menderita. Contohnya seperti: “duri di dalam daging”. Jadi, duri itu merupakan sesuatu yang menyakitkan kita akibat daripada dosa. Duri suatu bangsa adalah kemiskinan, pembunuhan, prostitusi, narkoba, dsb.
Tuhan Yesus tergantung di atas kayu salib dengan mahkota duri di kepala-Nya.
Galatia 3:19, “Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!” Jadi Tuhan Yesus tergantung di atas kayu salib untuk menebus dosa-dosa manusia. Tetapi itu belum lengkap kalau Tuhan Yesus tidak memakai mahkota duri, karena selain Tuhan Yesus menebus dosa yang diperbuat manusia, tetapi Tuhan Yesus juga menebus akibat daripada dosa itu!
Jadi, dengan Tuhan Yesus tergantung di atas kayu salib dengan memakai mahkota duri menyatakan bahwa lengkaplah penebusan Tuhan Yesus buat Saudara dan saya!
6. Memikul salib
Tuhan Yesus selanjutnya disuruh memikul salib. Bayangkan, Tuhan Yesus tidak tidur semalam-malaman. Sekujur tubuh-Nya penuh luka-luka, di mana luka-luka itu mengalir darah dan itu betul-betul membuat Tuhan Yesus sangat lemas. Dia sakit luar biasa serta tidak tidur semalaman, dan sekarang Dia disuruh memikul salib-Nya. Akhirnya karena tidak kuat, Simon dari Kirene yang menggantikan-Nya.
Saudara yang dikasihi Tuhan, saya ingat apa yang Tuhan Yesus pernah katakan, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu”.
Adakah di antara Saudara hari ini yang berbeban berat? Tuhan Yesus sudah menanggung beban yang Saudara alami hari-hari ini. Dia sudah memikul beban yang mungkin sekarang Saudara pikul, datanglah kepada Tuhan Yesus dan engkau akan diberi kelegaan! Tuhan Yesus berkata, “Hai engkau yang letih lesu dan berbeban berat, datanglah kepada-Ku, sebab Aku akan memberikan kelegaan kepadamu!”
7. Disalibkan
Tuhan Yesus mulai disalibkan di mana tangan-Nya dipaku dan kaki-Nya dipaku! Sakitnya luar biasa dan darah kembali keluar dari tangan dan dari kaki-Nya. Tuhan Yesus sudah menanggung hukuman atas tangan dan kaki kita yang telah dibawa untuk berbuat yang tidak benar serta yang tidak berkenan di hadapan Tuhan. DIA sudah menanggung semua itu!
8. Kesakitan di dada yang luar biasa
Pada waktu Tuhan Yesus berada di atas kayu salib, Dia pasti mengalami kesakitan yang luar biasa, terutama di bagian dada-Nya akibat cairan di dada yang mulai menekan jantung. Sakitnya begitu luar biasa! Dan bukan hanya itu, karena ternyata semua orang menghujat-Nya! Setiap orang yang lewat, menghujat Dia. Imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan para tua-tua, mereka semua menghujat-Nya! Bahkan salah satu penyamun yang salibnya berada di sisi Tuhan Yesus, juga ikut menghujat!
Saudara yang dikasihi Tuhan, saya percaya bahwa ini yang sangat menyakitkan! Kalau saya boleh bersaksi, saya dulu pernah mengalami hal seperti ini, meskipun tidak sehebat Tuhan Yesus, tetapi saya pernah mengalaminya di mana saya dihujat oleh banyak orang.
Pada waktu saya dipanggil Tuhan untuk menjadi hamba-Nya, saya sempat menolak pada waktu itu. Tetapi Tuhan bawa saya, dalam arti Tuhan memaksa saya untuk menjadi hamba Tuhan. Akibat itu saya harus membayar harganya, hampir semua orang menghujat saya sehingga saya sakitnya luar biasa. Tetapi di situ Tuhan berbicara, “Kuatkan hatimu, anak-Ku. Aku sudah menanggung hujatan yang engkau terima, sebab Aku sudah mengalami hal yang seperti itu!”
Kalau Saudara juga mengalami hal yang seperti ini, ketahuilah Tuhan Yesus sudah menanggung buat Saudara dan saya. Amin!
9. Merasa ditinggalkan Bapa-Nya
Pada waktu itu jam 12.00-15.00 di sekitar Golgota tiba-tiba terjadi kegelapan. Kira-kira jam 15.00, Tuhan Yesus merasa gelisah dan Dia kemudian berteriak, “Eli, Eli, lama sabakhtani … Eli, Eli, lama sabakhtani! Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”
Ketika itu Tuhan Yesus merasa ditinggalkan oleh Bapa-Nya! Tuhan Yesus harus mengalami semua itu di mana Dia mengalami pemisahan dari Bapa sebagai pengganti orang berdosa yang dipisahkan dari Bapa. Sebab orang yang berdosa itu pada hakekatnya dipisahkan dari Bapa. Tuhan Yesus harus menanggung semua ini!
Saya percaya orang yang merasa ditinggalkan oleh Bapa adalah orang yang paling malang. Apakah Saudara pernah merasakannya? Saya pernah merasakannya. Mungkin Saudara pernah merasakannya di mana ketika berdoa sepertinya Tuhan tidak menjawab, rasanya Dia jauh daripada kita. Itu adalah saat-saat yang paling menderita! Mungkin kalau ada di antara Saudara yang seperti ini, ketahuilah bahwa Tuhan Yesus sudah menanggung semua itu buat Saudara dan saya! Dia pernah ditinggalkan oleh Bapa!
10. Kematian
Dengan suara nyaring Tuhan Yesus berseru menyerahkan nyawa-Nya, “Sudah selesai! Ya Bapa ke dalam tangan-Mu, Kuserahkan nyawa-Ku!” (Luk 23:46). Lalu Tuhan Yesus mati!
Saudara, seruan ini berarti :
Akhir dari segala penderitaan-Nya
Penyelesaian dari karya penebusan
Hutang dosa kita telah dilunasi
Rencana keselamatan ditegakkan
Apa yang terjadi setelah itu?
Tabir Bait Allah terbelah dua dari atas ke bawah
Bukit-bukit batu terbelah
Kuburan-kuburan terbuka dan banyak dari orang-orang kudus yang telah meninggal bangkit. Sesudah Yesus bangkit mereka keluar dari kubur lalu masuk ke kota dan menampakkan diri kepada banyak orang.
Prajurit-prajurit yang menjaga ketakutan akibat gempa bumi dan melihat segala yang terjadi. Mereka berkata, “Sungguh Ia ini adalah Anak Allah!”
Saudara, Tuhan Yesus mati buat Saudara dan saya, tetapi puji Tuhan karena DIA tidak mati selamanya. Mujizat terjadi! Karena pada hari yang ke-3, Tuhan Yesus bangkit dari antara orang mati! Dia bangkit dari kematian-Nya. Haleluya!
Apa yang terjadi jika sekiranya Tuhan Yesus tidak bangkit?
Sia-sialah kepercayaan kita dan kita masih hidup dalam dosa-dosa kita.
Tetapi puji Tuhan karena Yesus bangkit, sehingga tidak sia-sialah kepercayaan kita dan kita tidak hidup dalam dosa-dosa kita.
Orang-orang yang mati dalam Tuhan akan binasa.
Tetapi puji Tuhan karena Dia bangkit, sehingga orang-orang yang mati dalam Tuhan tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal selama-lamanya.
Kita adalah orang yang paling malang dari segala manusia.
Tetapi puji Tuhan karena Yesus bangkit, sehingga kita bukanlah orang-orang yang paling malang dari segala manusia, tetapi justru kita adalah orang-orang yang paling beruntung dari segala manusia!
Mujizat
Makna Paskah yang kedua berbicara tentang mujizat. Tuhan Yesus pernah mati tetapi pada hari yang ke-3 Dia bangkit dari kematian-Nya! Itu adalah mujizat yang luar biasa! Kubur kosong itu adalah mujizat yang luar biasa! Haleluya!
Dan Tuhan katakan kepada kita bahwa mujizat yang seperti itu masih ada! Kalau kita berbicara tentang Tuhan Yesus, sebenarnya berbicara tentang mujizat, mulai dari saat kelahiran-Nya, kehidupan-Nya selagi masih ada di dunia, pelayanan-Nya, kematian-Nya dan sampai kenaikan-Nya ke sorga itu semua berbicara tentang mujizat. Jadi kalau berbicara tentang Tuhan Yesus itu semua berbicara tentang mujizat dan Tuhan Yesus berkata, “Mujizat yang seperti itu masih ada!”
Saudara yang dikasihi Tuhan, saya ingat ketika Yohanes Pembaptis berada di penjara, dia menyuruh murid-muridnya untuk datang kepada Tuhan Yesus untuk mengajukan satu pertanyaan,
“Guru, Engkaukah orang yang selama ini kami tunggu, atau haruskah kami menantikan orang yang lain?” Tuhan Yesus tidak secara langsung menjawab pertanyaan itu, melainkan berkata, “Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.” (Matius 11:3-5).
Itu adalah pelayanan Tuhan Yesus yang penuh dengan mujizat. Saat ini Tuhan Yesus ada di sorga duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Dia akan segera datang untuk kali yang kedua.
Saudara yang dikasihi Tuhan, sudah hampir 5 tahun saya berjalan keliling dari kota yang satu ke kota yang lain. Saya ingat hampir 5 tahun yang lalu ketika Tuhan menugaskan saya untuk pergi ke kota satu ke kota yang lain seperti yang ditetapkan-Nya, Tuhan Yesus berpesan, “Di kota-kota kemana engkau Aku suruh, kumpulkan gereja-gereja dan ajak gereja-gereja itu untuk mengumpulkan orang-orang sakit, orang-orang miskin, orang yang tidak punya uang untuk ke dokter, orang yang tidak punya pengharapan, sebab Aku akan menyembuhkan mereka!”
Saudara, saya sudah berkeliling sebanyak 167 kali, apa yang Tuhan Yesus pernah katakan kepada murid-murid Yohanes Pembaptis, yaitu orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang tuli mendengar dan kepada orang-orang miskin diberitakan kabar baik, itu semua saya lihat dengan mata kepala sendiri! Ribuan orang yang sakit disembuhkan seketika oleh Tuhan dan Tuhan katakan, “Mujizat masih ada! Mujizat masih ada!”
Saudara, untuk itu Tuhan Yesus datang ke dunia ini! Untuk hal yang seperti itu Tuhan Yesus harus mati dengan cara seperti yang telah kita renungkan bersama-sama. Karena itu kita harus berkata, “Tuhan Yesus, Engkau baik, Engkau sungguh baik dan sangat baik kepada saya!” Haleluya!
Jumat, 22 April 2011
Komentar
Posting Komentar