PAHLAWAN TUHAN

PAHLAWAN TUHAN 

SIARAN TUNDA BMN NATIONS 
SENIN 26 AGUSTUS 2024
PAHLAWAN TUHAN 
EV IIN TJIPTO PURNOMO 




Sebenarnya Tuhan Sewaktu Tuhan Menyuruh kita Mahanaim untuk melakukan Penetapan Tujuh Sumpah Di Israel Sebenarnya Mahanaim itu tidak bisa tidak mencukupi Kapasitas untuk melakukan Penetapan Tujuh Sumpah namun Tuhan yang merekayasa.

Itu seperti Mimpi Kak Puji, untuk Validasi kita harus melakukan Validasi dan harus melewati lorong atau terowongan 

Terowongan Pertama : Doa 24 Jam di Kantor Egypt Air 

Terowongan Kedua Tidak Tidur 24 Jam Perjalanan memutar jadi 10 jam, mengelilingi Mesir dan cara Tuhan merekayasa - Jalur Perjalanan Musa

Terowongan Ketiga: Sewaktu Rudal lewat kita sedang melakukan Orkestra itu PENETAPAN SUMPAH itu adalah Rekayasa Tuhan 

Bentuk Validasi Ujian Karakter Ujian Peperangan Rohani, Ujian Keterampilan Memasak. Kelas Keterampilan Memasak itu adalah Memberi Makan Orang-orang 

Peserta yang mengikuti lewat lorong dibawa ke kelas-kelas ada Kelas Musa Kelas Daud Kelas Elisa Kelas Khusus Bahasa Hati Kelas Paulus ini Tingkat atau Level Empat 

GIDEON 

Hanya Mereka Yang Tahu Menyembah Di Suasana Perang

Berlutut - Tahu Diri Hineni Menikmati Hadirat Tuhan Direndam dalam Sungai Roh Kudus 

Hakim-hakim 7:4-7 (TB) Tetapi TUHAN berfirman kepada Gideon: "Masih terlalu banyak rakyat; suruhlah mereka turun minum air, maka Aku akan menyaring mereka bagimu di sana. Siapa yang Kufirmankan kepadamu: Inilah orang yang akan pergi bersama-sama dengan engkau, dialah yang akan pergi bersama-sama dengan engkau, tetapi barangsiapa yang Kufirmankan kepadamu: Inilah orang yang tidak akan pergi bersama-sama dengan engkau, dialah yang tidak akan pergi." 
Lalu Gideon menyuruh rakyat itu turun minum air, dan berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Barangsiapa yang menghirup air dengan lidahnya seperti anjing menjilat, haruslah kaukumpulkan tersendiri, demikian juga semua orang yang berlutut untuk minum."
Jumlah orang yang menghirup dengan membawa tangannya ke mulutnya, ada tiga ratus orang, tetapi yang lain dari rakyat itu semuanya berlutut minum air.
Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Gideon: "Dengan ketiga ratus orang yang menghirup itu akan Kuselamatkan kamu: Aku akan menyerahkan orang Midian ke dalam tanganmu; tetapi yang lain dari rakyat itu semuanya boleh pergi, masing-masing ke tempat kediamannya." 

MEMECAHKAN BUYUNG

Hakim-hakim 7:15-20 (TB) Segera sesudah Gideon mendengar mimpi itu diceritakan dengan maknanya, sujudlah ia menyembah. Kemudian pulanglah ia ke perkemahan orang Israel, lalu berkata: "Bangunlah, sebab TUHAN telah menyerahkan perkemahan orang Midian ke dalam tanganmu." 
Sesudah itu dibaginyalah ketiga ratus orang itu dalam tiga pasukan dan ke tangan mereka semuanya diberikannya sangkakala dan buyung kosong dengan suluh di dalam buyung itu.
Dan berkatalah ia kepada mereka: "Perhatikanlah aku dan lakukanlah seperti yang kulakukan. Maka apabila aku sampai ke ujung perkemahan itu, haruslah kamu lakukan seperti yang kulakukan.
Apabila aku dan semua orang yang bersama dengan aku meniup sangkakala, maka haruslah kamu juga meniup sangkakala sekeliling seluruh perkemahan itu, dan berseru: 'Demi TUHAN dan demi Gideon!'" 
Lalu Gideon dan keseratus orang yang bersama-sama dengan dia sampai ke ujung perkemahan itu pada waktu permulaan giliran jaga tengah malam, ketika penjaga-penjaga baru saja ditempatkan. Lalu mereka meniup sangkakala sambil memecahkan buyung yang di tangan mereka. 
Demikianlah ketiga pasukan itu bersama-sama meniup sangkakala, dan memecahkan buyung dengan memegang obor di tangan kirinya dan sangkakala di tangan kanannya untuk ditiup, serta berseru: "Pedang demi TUHAN dan demi Gideon!" 

HARUS BREAK KEDAGINGAN KITA 

BAWA API - API DI DALAM ROH KITA MENYALA 

SEBUAH KEPUTUSAN 

Hakim-hakim 8:4 (TB) Ketika Gideon sampai ke sungai Yordan, menyeberanglah ia dan ketiga ratus orang yang bersama-sama dengan dia, meskipun masih lelah, namun mengejar juga.

Setelah Kita Menerima Penetapan Sumpah kita bukan masuk masa tenang tetapi kita Memasuki Masa Perang Besar 

Kita Harus Punya Tekad Tidak Satu detik pun kita mundur tidak satu detik pun kita berhenti berperang 

Memberi Lebih Berperang Lebih dari Yang Kita Mau Ini harus menjadi Habit

Menjadi Orang Yang Dipilih atau Orang Yang Terpilih 

Ditulis oleh Joshua Ivan Sudrajat 

Komentar

Postingan Populer